SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
Dosen : Bapak Ade Fauji, SE, MM.
Disusun oleh :
Nama : khairut tamimi
NIM : 11150603
Kelas : 6L-MKP
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jalan Raya Serang - Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan) Serang-Banten, Indonesia
No Telpon/HP : 0254-220158 Fax : 0254-220157
Email : universitas@binabangsa.ac.id
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ekonomi Internasional”.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi.
Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE, MM. selaku dosen mata kuliah Ekonomi
Internasional yang telah memeberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Internasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang Ekonomi
Internasional.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat
berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta memahami
lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional.
Sekian dan terima kasih.
Serang, 26 Maret 2018
Penyusun
iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Identifikasi Masalah..............................................................................................1
D .Maksud dan Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
1.1 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional..........................................................3
1.1.1 Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional....3
1.1.2 Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional ...............................4
1.1.3 Pengaruh Positif Perdagangan Internasional ................................................5
1.1.4 Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional...............................................7
1.1.5 Ciri utama perdagangan Internasional: .........................................................7
1.1.6 Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional: ..............................8
1.2 Konsep Teori Perdagangan Internasional.......................................................8
1.2.1 Teori Investasi............................................................................................10
1.2.2 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi .......................................11
1.2.3 Kerangka Konseptual Penelitian.................................................................12
1.2.5 Konsep dasar perdagangan internasional....................................................13
1.3 Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme ............16
1.3.1 Pengertian Merkantilisme ...........................................................................16
1.3.2 Sejarah Merkantilisme ................................................................................17
1.3.3 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia ....................................19
1.3.4 Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:................................................19
1.3.5 Jenis Merkantilisme ....................................................................................19
1.4 Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif .......20
iv
1.4.1 Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory) ..........21
1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory).............24
1.4.3 Kelemahan teori klasik................................................................................28
1.5 Teori Modern Perdagangan Internasional .........................................................28
1.5.1 Teori Hecksher-Ohlin .................................................................................28
1.5.2 Teori Opportunity Cost ...............................................................................32
1.5.3 Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) ................................................35
1.6 Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif....................................36
1.6.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional .............................................36
1.6.2 Tujuan Kebijakan Internasional..................................................................37
1.6.3 Tarif.............................................................................................................38
16.4 Kuota............................................................................................................44
1.6.5 Subsidi.........................................................................................................47
1.6.6 Dumping......................................................................................................49
1.6.7 Anti Dumping Code....................................................................................49
BAB III PENUTUP.....................................................................................................51
A. KESIMPULAN ..................................................................................................51
B. SARAN ...............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................52
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan
internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat,
misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri,
sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh
penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutukan teknologi
yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka
panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan
komparatif, dari segi itulah saya mengambil tema tentang pengaruh perdagangaan
internasional terhadap perekonomian dalam negri. Kita selaku Negara sedang
berkembang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan Negara di
bandingkan lingkungan hidup maka dari pada itu perdagangan internasional di bidang
misalkan ekspor impor sangat mempengaruhi perekonomian dalam negri kita ini.
Mengapa demikian karena kita ketahui pajak atau bea cukai dalam melakukan
kegiatan transaksi ekspor impor sangat besar dibandingkan pendapatan Negara
lainya hal tersebut sangat menunjang kesejahteran dalam negeri.
B. Rumusan Masalah
1) Apa definisi, ruang lingkup, dan tujuan dari ekonomi internasional?
2) Apa pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi?
3) Apa definisi, manfaat, faktor-faktor, dan hambatan dalam dari Perdagangan?
C. Identifikasi Masalah
sesuai dengan judul makalah Ekonomi Internasional terkait dengan perumusan
masalah perdagangan internasional terdapat beberapa poin identifikasi masalah
2
seperti adanya faktor-faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional dan beberapa hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perdagangan
internasional.
D .Maksud dan Tujuan
Maksud:
· Untuk memberikan informasi pengetahuan mengenai perdagangan
internasional dari mulai definisi, teori-teori perdagangan internasional sampai kepada
hambatan-hambatan yang timbul dalam perdagangan intenasional yang berguna
untuk pemahaman dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
Tujuan:
· Mampu mengetahui tentang Perdagangan Internasional
· Mampu memberikan wawasan yang lebih luas tentang teori-teori dalam
perdagangan internasional
3
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi, yang
mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi
secara internasional (eksport dan inport) yang meliputi perdagangan, keuangan atau
moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah) dan
kerjasama antara negara.
Atau definisi ekonomi internasional yang lainnya adalah suatu ilmu yang membahas
mengenai akibat saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia, baik
itu dari segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit Internasional.
Maka didalam ekonomi internasional permasalahan utama yang di hadapi umumnya
sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan barang maupun
masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang maupun jasa yang
dihasilkan dan dibutuhkan oleh manusia.
1.1.1 Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional
Adapun faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi internasional salah
satunya dalam perdagangan internasional, diantaranya seperti di bawah ini:
 Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.
 Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan tujuan
meningkatkan pendapatan negara.
 Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
 Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar
baru untuk menjualnya.
4
 Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya perbedaan antara
hasil produksi dan adanya keterbatasan dari produksi.
 Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu
hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain.
 Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.
 Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik dengan
negara lain.
Apa itu ekonomi internasional?
1.1.2 Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi ini adalah untuk dapat mencapai atau meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan
(eksport dan inport), perkreditan, perasuransian, invertasi dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan dalam sifat maupun cara antara perdagangan internasional dengan
perdadangan didalam negri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya
seperti di bawah ini:
5
 Perbedaan dalam hukum peraturan menganai jual-beli, uang, peraturan bea,
dan lain-lain.
 Perbedaan dalam adat-istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan
perbedaan kondisi pasar.
 Perbedaan karena keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Dan inilah ruang lingkup ekonomi internasional:
 Yang pertama, teori dan kebijakan keuangan atau moneter International.
 Yang kedua, teori dan kebijakan perdagangan International.
 Yang ketiga, organisasi dan kerjasama ekonomi International.
 Dan yang keempat, perusahaan dan bisnis International.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud ekonomi internasional yaitu ekonomi yang
membahas mengnai permasalahan ekonomi secara Internasional atau secara global,
misalnya seperti eksport dan import barang.
1.1.3 Pengaruh Positif Perdagangan Internasional
Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya
perdagangan internasional. Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara
pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang
dibutuhkan.Adanya perdagangan internasional juga membawa dampak yang cukup
luas bagi perekonomian suatu negara. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mempererat persahabatan antar bangsa
Perdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling
membutuhkan dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan
internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkutan.
2. Menambah kemakmuran Negara
6
Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini
terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain,
dan negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan.
Dengan meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara.
3. Menambah kesempatan kerja
Dengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah
jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan
memperluas kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak
perlu memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki
dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan.
4. Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil
produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong
negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya
mempunyai keunggulan dalam bersaing.
5. Sumber pemasukan kas Negara
Perdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan,
banyak negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor.
6. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi
Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang
dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara
efisien dibandingkan dengan negara lain.
7. Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara
Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-barang
dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri.
7
1.1.4 Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional
Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara yang
melakukannya. Dampak negatifnya sebagai berikut.
1. Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
2. Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional.
3. Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar.
4. Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju.
5. Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Ini terjadi karena
masyarakat menjadi konsumtif.
6. Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
1.1.5 Ciri utama perdagangan Internasional:
 Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran
barang, dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya
perbedaan di tiap – tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa
karakteristik utama dalam perdagangan Internasional, antara lain :
 Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih
umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga
kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan
domestik.
 Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua
Negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional,
hubungan bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi.
 Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah
pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan,
komoditiinspeksi, adat dan lainnya departemen bekerjasama dengan proses
perdagangan dalam negeri akan semakin kompleks.
8
1.1.6 Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
1. Perbedaan dalam memproduksi barang, satu Negara tidak dapat memproduksi
barang tertentu.
2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat,
Kadangkala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya
sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai
barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai
barang impor dari Negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih
bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang.
(Liang, 1999)
1.2 Konsep Teori Perdagangan Internasional
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu
memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya.
Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada
kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan
tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang
belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara
lain melalui kegiatan perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara
negara-negara yang ada di dunia ini.
Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian
dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya.
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian
dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha
9
peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah
melaksanakan perdagangan internasional.
Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan
internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan
produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai contoh orang
dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui peranan impor
perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain.
Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam proses
perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995) dalam
Purwiyanta (1996) :
“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that
propelled the development of today’s economically advanced nation during
nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export market provided
and additional stimulus to growing local demands that led to establishment of large-
scale manufacturing industries. Together with a relatively stable political structure
and flexible social institutions, these increased export earnings enabled the
developing country in the nineteenth century to borrow fund in the international
capital market at very low interest rate. This capital accumulation in turn stimulated
further production, made possible increased imports, and led to more diversified
industrial structure.”
Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam
literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh negara yang
melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk meningkatkan aktivitas
perekonomiannya.
Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-negara
berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan internasional memperluas
pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan produktivitas; (1) perdagangan
internasional meningkatkan tabungan dan akumulasi kapital; (3) perdagangan
internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap
10
hal-hal yang baru maupun selera baru dan transfer teknologi, skill dan
enterpreneurship.
Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk
mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of international
inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara
berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam hal tingkat pembangunan ekonomi
maupun pendapatan perkapita.
Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor, sering
disebut juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-development)
artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses
pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali adalah pengalaman
beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor yang tinggi dalam beberapa
dekade dan kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar.
Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui
pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun
bukan komersial. Sedangkan yang dimaksud impor adalah pengiriman barang dagang
dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah indonesia kecuali wilayah bebas
yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial.
Anonim, (1003)
Menurut Winardi (1999), ekspor adalah benda-benda (termasuk jasa-jasa) yang dijual
kepada penduduk negara lain.
1.2.1 Teori Investasi
Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika
pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari penurunan
itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Para ekonom mempelajari
investasi untuk memahami fluktuasi dalam output barang dan jasa perekonomian.
11
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.
Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli
barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi.
Menurut Sadono (1994), investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.
1.2.2 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan
meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam pertumbuhan ekonomi biasanya
ditelaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk dengan
menggunakan sejumlah sarana produksi tertentu. Dalam hubungan ini ditunjukkan
hubungan perimbangan kuantitatif antara sejumlah sarana produksi di satu pihak
dengan hasil seluruh produksi di pihak lain satu sama lain. Hal itu dapat dinyatakan
dalam kerangka format matematika. Model-model mengenai pertumbuhan ekonomi
harus bias diuji dengan pengukuran empiris kuantitatif.
Pertumbuhan ekonomi dalam arti terbatas menurut Sumitro Djojohadikusumo
(1995), yaitu peningkatan produksi dan pendapatan, bisa saja berlangsung tanpa
terwujudnya pembangunan.
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering diukur
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Sumitro Djojohadikusumo (1995), Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah
12
menambah pendapatan perkapita dan menaikkan preoduktivitas perkapita dalam
waktu yang secepat-cepatnya. Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya
pertambahan pendapatan kenaikan produktivitas yang pada pokoknya hanya dapat
tercipta dengan menambah peralatan modal dan skill.
Dengan demikian bisa di katakan bahwa modal dan skill merupakan sarana
alternatif suatu jalan untik merubah keadaan sebelumnya tidak berkembang sehingga
menjadi berkembang yang kemudian mengalami suatu peningkatan, dan dalam suatu
proses produksi yang selanjutnya mendorong peningkatan pendapatan perkapita
dalam suatu proses yang berkelanjutan dari pembangunan ekonomi.
1.2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Dari sekian banyak
sumber-sumber yang menjadi penerimaan sumber penerimaan negara, maka kegiatan
ekspor termasuk yang paling penting dan dominan dalam membentuk jalannya
pembangunan ekonomi di Indonesia.
Dengan anggapan bahwa kegiatan ekspor itu berfungsi sebagai engine of
growth, yang didasarkan pada sumbangan dan peranannya dalam mempercepat
proses pertumbuhan ekonomi, terutama sumbangannya dalam mempertinggi efisiensi
penggunaan faktor-faktor produksi, memperluas pasar produksi dalam negeri dan
mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.
Untuk meningkatkan perekonomian suatu negara diperlukan dana yang cukup besar,
baik bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang berupa investasi
(PMA dan PMDN) guna menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah digambarkan dalam bentuk Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai tambah atau jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
pada satu tahun.
13
Semakin besar jumlah ekspor dan investasi (PMA dan PMDB) secara tidak langsung
mempercepat proses pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya investasi yang
digunakan untuk pembentukan modal dan meningkatnya ekspor untuk peningkatan
pendapatan (devisa).
1.2.5 Konsep dasar perdagangan internasional
A. Kompetensi Dan Indikator
Setelah peserta mempelajari materi dalam buku ajar ini diharapkan mampu
memahami perdagangan internasional, yang meliputi faktor-faktor pendorong
perdagangan internasional, perbandingan antara teori keunggulan mutlak dan
komparatif, manfaat perdagangan internasional, dan mengenal kebijakan perdagangan
internasional. memahami globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, yang meliputi
pengertian globalisasi, perdagangan bebas, dan pengaruh globalisasi.
B. Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau
lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu
memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara
lain. Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih
mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia
mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan
industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung
pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara,
diantaranya . (a) Keanekaragaman kondisi produksi, (b) penghematan biaya
produksi/spesialisasi, dan (c) perbedaan selera.
14
Keterangan:
(a) Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor
produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar
dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya
di dalam negeri.
(b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya
produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi
semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang
tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
(c) Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan
memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.
D. Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang tertentu
apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan biaya lebih murah
dibandingkan negara lain. Manfaat perdagangan internasional dapat dijelaskan
dengan dua teori, yaitu keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif,yaitu :
15
1. Teori Keunggulan Mutlak (absolute advantage)
2. Contoh dua negara, Indonesia dan Jepang, sama-sama memproduksi beras dan
. Kombinasi jumlah kedua barang yang dihasilkan berdasarkan banyaknya
sumber daya yang digunakan.
3. Menurut teori keunggulan komparatif
Dua negara masih bisa melakukan perdagangan meskipun salah satunya mempunyai
keunggulan mutlak dalam memproduksi barang, asalkan biaya relatif untuk
memproduksi barang di kedua negara tersebut berbeda.
E. Manfaat Perdagangan Internasional
1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua
kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan
cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian,
akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.
1. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi
penduduk suatu negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan
berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap
unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut.
5. Sumber penerimaan negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara
dari pajak-pajak ekspor dan impor.
16
1.3 Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme
1.3.1 Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh
negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat
sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata
dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya)
yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan
meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan
dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa
pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan
perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak
insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar).
Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan
dengan sistem ekonomi merkantilisme.
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal
periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara
sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu
negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem
kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori
merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara
Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme
mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi
baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika
sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara
industri terbesar di dunia.
17
1.3.2 Sejarah Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa
Barat. Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut
dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum
dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti,
marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada
tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris,
Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk
mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan
rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan
negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme
memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur
perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam
perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan
dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.
Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya.
Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume
perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1)peningkatan
produksi dan (1)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang
menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai
bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode
ini menandai kemunculan Masyarakat Pasar (Market Society). Saat merkantilisme
berkembang, Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of
exchange (uang), sehingga kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu
18
negara dengan jumlah logam mulia yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia,
maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan
produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan
surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah
perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu
aspek penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam
rangka mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara
diukur dari perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada
dalam suatu timbangan, di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan
dianggap untung. Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan
negara yang harus dibayar dan diimbangi secara tunai dengan emas. Perpanjangan
tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi,
dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import
dengan tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme ini
adalah dengan penjelajahan samudra, membuka wilayah-wilayah baru untuk di
eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya membawa ketamakan untuk
menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya.
Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka.
Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri
dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
1. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
19
1.3.3 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia
Merkantilisme melahirkan kapitalisme. Kapitalisme melahirkan imprealisme.
Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris
memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian,
merkantilisme mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan
dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris
memanfaatkan daerah-daerah koloninya, membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda,
Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme semakin memperluas peperangan
antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-daerah koloni di penjuru
dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya persekutuan
dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
Dengan perkembangan teknologi, merkantilisme mampu mendukung perubahan
bentuk usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan
demikian politik ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi
industri yang berkembang di negara Inggris. Revolusi industri ini juga kemudian
mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah manusia.
1.3.4 Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:
1.Lahirnya kolonialisme imprealisme
1. Aktifnya perdagangan internasional.
3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang
sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi
produksi membawa Inggris pada revolusi industry
1.3.5 Jenis Merkantilisme
Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara.
Namun pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan
cara mencapai kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:
20
A. Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok
merkantilist murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan
kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam
mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah dan berkuasa negara tersebut.
Kebijakan kelompok ini adalah
o mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia)
o melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
o surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia
B. Merkantilist Murni
Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah
akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan
ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus
meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar
meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan
perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh
neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade).
Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris),
Colbert (Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
1.4 Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif
Prinsip Adam Smith tentang “Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage
Theory)” dan prinsip David Ricardo tentang “ keunggulan Komparatif (Comparative
Advantage Theory)” secara umum didasarkan pada keunggulan teknologi dari sauatu
Negara dalam memproduksi suatu komuditas. Keunggulan absolute mengacu pada
Negara yang memiliki keunggulan absolute yang tinggi atau biaya yang lebih rendah
dalam memproduksi komoditas di banding dengan Negara lain.
21
1.4.1 Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory)
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang
membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta
akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa
manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta
konsumsi barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka
masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-
barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan
alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan
keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara
memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas
maupun kuantitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah:
Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang
diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai
berikut.
a. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara
dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah disbanding negara lain,
sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan
mutlak.
22
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang
yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga
keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam
memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang
dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat
barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam
produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Contoh keuntungan mutlak:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk
memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik,
sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah
dan Negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian,
seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor,
maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah
akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan
rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar
3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
23
b. Untuk Negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,15 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika Negara Jepang
mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan
memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempah rempah – 0,15 elektronik).
Contoh lainnya
Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanMutlak)
Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar
(Term of Trade)Tekstil Beras
Indonesia 40 m 10 ton 1 tekstil = ½ beras
Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras
Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak
menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan
beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki
keunggulan mutlak dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan
mutlak dalam produksi beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan
Thailand dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan
sebaliknya, Thailand mengekspor beras ke Indonesia.
Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu
Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah
input dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara
lain.
24
1. Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan
barang yang mempunyai keunggulan mutlak
2. Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih
murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien
3. Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor
1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith
yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali
tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap
negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah
maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo
membedakan perdagangan menjadi dua keadaanyaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga
kerja, karena adanya persaingan bebas dankebebasan bergerak dari faktor-faktor
produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan
spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos
tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan
atau ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam perdagangan luar negeri
tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu
Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun
ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagaiberikut:
25
Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih
efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. ( Budiono,
1990:35)
Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada
tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ( Charles
P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahanBurhanuddin
Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang
menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara
tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif
dibandingkan Negara lainnya.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan
oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
disbanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor produksi
tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding dengan negara lain,
sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan
barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam
memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu
Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat
mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan)
yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya
tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif
26
melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih
menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo
sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta
dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang
dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Negara Jepang unggul terhadap
kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan
tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap
kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan
terkecilnya pada produksi rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya Negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara
Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua Negara
tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,615 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1
unit elektronik = 1 kg rempah rempah. Jika Negara Jepang menukarkan elektronik
dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar
0,375, yang diperoleh dari (1 rempah rempah – 0,615 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg
rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-
rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar
0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik)
Contoh lainnya
27
Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanKomparatif)
Negara Jam Kerja Per Satuan
Output
Dasar Tukar Dalam Negeri
Rempah Permadani
Indonesia 150 kg 100 unit 1 permadani = 1,15 rempah 1 rempah = 0,8
permadani
Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 1 permadani
Berdasarkan Tabel 1. Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua
produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia
dan Mesir. Namun, secara komparatif masih memungkinkan dengan melihat dasar
tukar Negara masing-masing. Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus
mengorbankan 1,15 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan
0,8 permadani. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena
pengorbanannya lebihkecil. Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani harus
mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 1
permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada permadani karena
pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian, masih dimungkinkan
terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Mesir.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikutini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
28
f. Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
1.4.3 Kelemahan teori klasik
Teori kelasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional
itu timbul karena adanya comperativ advantage yang berbeda antara dua Negara,
mengapa terjadi perbedaan dalam comperativ advantage? Itu karena adanya
perbedaan di dalam fungsi produksi antar dua Negara atau lebih. Jika fungsi
produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya
sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat
timbulnya perdagangan antar Negara adalah perbedaan fungsi produk diantara dua
Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan fungsi produksi antara dua Negara.
1.5 Teori Modern Perdagangan Internasional
1.5.1 Teori Hecksher-Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan
mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori
Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat
terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang
secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak
memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.
29
Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan
komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut,
yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki
secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ).
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab
terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab
perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya
menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu
teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya
negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor
barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam
memproduksinya.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva
isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant
yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan
bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan
ditemukan titik optimal. Sehingga dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara
akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya dengan biaya yang minimal
suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu.
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui
bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan
dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa
barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive)
30
sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang
dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive).
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-
masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan
kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:
1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan
Jepang).
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja
dan kapital.
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from
trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut:
Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
2 Negara Indonesia Jepang
2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio
2 F.
produksi
TK K TK K
Proses
Produksi
Labor
intensive
Capital
intensive
Labor
intensive
Capital
intensive
Proporsi F.
produksi
60 unit
(banyak)
15 unit
(sedikit)
30 unit
(sedikit)
60 unit
(banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
31
Unit cost $ 4
(murah)
$ 30
(mahal)
$ 6
(mahal)
$ 20
(murah)
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost
dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat
digambarkan dengan grafik dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:
1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A
dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit
pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan
jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan
murah, sehingga unit costnya hanya $4.
b) Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi
20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian
yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan
mahal, sehingga unit cost adalah $6.
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan
kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio
yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi
faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30.
32
b) Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit
TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat
karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi
yang dimiliki oleh masing-masing negara.
2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang
dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimiliki.
3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan
murah untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
1.5.2 Teori Opportunity Cost
Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost
adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production
possibility curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini
dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan
sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full
employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan
(asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau
biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama.
33
1) Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar
dibawah ini.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu
NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan
perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Sebelum perdagangan
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan
terjadi dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan
konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva
IC.
o Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-
putus yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan
negara lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen
kekanan atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B
Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan
masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva
indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O
(origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat.
2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik)
Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan
PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC
increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang
sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda.
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang
ini akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain
merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing
cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan
34
faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada
kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi
konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan
memperhatikan gambar berikut ini :
Keterangan:
X : barang X
Y : barang Y
PP : kurva kemungkinan Produksi
ICa : kurva indiferen negara A
ICb : kurva indiferen negara B
DTI : Dasar Tukar Internasional
Analisis perdagangan adalah sebagai berikut :
3) Sebelum perdagangan
Negara A
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang
X sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan
konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada
persinggungan PP dan ICa.
Negara B
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang
X sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi
tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb.
4) Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan
dasar tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan
berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X
sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan
(gain from trade) internasional dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang
35
dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva IC negara
A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi
ICb’ ).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan
Y sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan
melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor
(sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu
mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan produksi barang Y akan
diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan
mengimpor (sebesar X5X4).
Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan
kesejahteraan dimasing-masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada
menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi
negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya. Prinsip ini juga
dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya terbatas pada dua
negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat dillakukan
analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya.
1.5.3 Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall
dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan
suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya
pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu
produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
36
advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya
manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat
bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah
teori modern yaitu teori Offer Curve.
1.6 Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan
ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi
juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung
mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti
misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah
tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
1.6.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap
rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran
internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini
misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah
terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang
berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap
lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal
jangka panjang.
37
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk
membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
1.6.2 Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain
baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu
akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena
itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan
Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan
melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-
mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan
barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP);
negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah
mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak
menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara
yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah
mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa
(exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan
ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
38
6. Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan
(Infant Industries).
7. Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan
mendorong impor barang barang yang esensial.
8. Mendorong ekspor dll.
1.6.3 Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang
melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk
member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan
tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan
APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang
pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi
pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri
dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor
yang terkena tarif.
A. Tarif digolongkan menjadi:
 Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang
keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area
adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea
pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu
Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area
disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
39
trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu
Negara.
 Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa
barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
 Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa
Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
B. Pembedaan tariff menurut jenisnya
 Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
 Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
 Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
C. System tarif:
 Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan
Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan
Negara lain disebut conventional tariff.
40
 Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian
autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general
and conventional form”.
 Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column
tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-
negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan
nama “preferential system”.
D. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tariff tersebut adalah:
 efek terhadap harga (price effect)
 efek terhadap konsumsi (consumption effect)
 efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
 efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
E. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff
terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva
penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff
terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection”
yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang
jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of
protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
41
F. Alasan pembebanan tariff
 Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
 Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya
melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini
berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih
besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran
tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu
mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau
permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis
permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga
pembebanan tariff dapat lebih effective.
 Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi
serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu
pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat
sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini
untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.
 Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan
mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia
42
goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang,
sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin
banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena
penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga
barang lain.
 Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi
dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam
hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.
 Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam
negeri.
 Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
 To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara
tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila
membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri.
Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan
mencegah larinya uang ke luar negeri.
 The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang
tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah.
Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk
43
melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang
upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu
membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya
rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam
negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya
berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
 Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang
akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif
tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk
melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva
berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
44
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor.
Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri
meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi
konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah
dan tarif barang-barang impor.
16.4 Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah
barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah
biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang
dengan jumlah yang dibatasi.
A. Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
 Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
 Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan
berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam
perdagangan.
 Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang
tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi
dikenakan tarif yang tinggi.
45
 Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor
dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir.
Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal
tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing.
Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya
kuota.
46
B. Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara
lain :
 mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang
dianggap berbahaya;
 menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
 mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga
stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.
C. Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang
tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu
negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena
menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.
D. Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan
dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk
melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan
mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas)
tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian
yang besar.
47
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga
barang akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor
di pasar (impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih
banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
1.6.5 Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat
terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen
48
dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa
bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa :
1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
2. subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat
digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran
bergeser dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga
tetap sebesar OQ2.
49
1.6.6 Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di
bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan
dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen
mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis
sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih
tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk
menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu
perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn
menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri.
2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar
negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt
menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah
dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit
maksimum.
3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar
negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam
negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.
1.6.7 Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization
suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti
Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code
50
(ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila
telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah
terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan
kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
 Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan
di luar negeri.
 Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak
dapat membeli barang dari luar negeri.
51
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memenuhi kebutuhan akan
produk-produk yang tidak diproduksi dalam negeri dan dapat mengefesiensi biaya
produksi dalam negeri.
Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memperluas
pasar atau menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang modern. Dengan adanya perdagangan
internasional maka pendapatan negara dari kegiatan ekspor dapat menghasilkan
keuntungan bagi negara yang lebih tinggi.
B. SARAN
Di tinjau dari seluruh pembahasan mengenai makalah berjudul perdagangan
internasional, maka kami dapat menyimpulkan berapa saran mengenai hal tersebut.
Perdagangan internasional hendaknya dapat menamabah penghasilan yang lebih bagi
negara dan negara tersebut harus mampu pula dalam mengelola hasil pajak dari
kegiatan ekspor tersebut.
52
DAFTAR PUSTAKA
Afiff, Faisal. 1994. Menuju Pemasaran Global. Badung: PTEresco.Bank Indonesia. 2004.
Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia Semarang.
Donald A. Ball. 2004. International Business (Tantangan Persaingan Global). Jakarta:
SalembaEmpat
Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.

More Related Content

What's hot

Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalciciliya11
 
Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7aryaninovi
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2ciciliya11
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...jevrihardian
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docx
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docxKel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docx
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docxHarizlord
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)SuryadiSurya3
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalThomasmalua Thomasmalua
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 

What's hot (20)

Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
Makalah resume ekonomi internasional tugas 1. jevri hardian (11160901) 6k mkp...
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Tugas resume 1
Tugas resume 1Tugas resume 1
Tugas resume 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docx
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docxKel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docx
Kel 3 EKONOMI KEUANGAN DAN PERBANKAN.docx
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 

Similar to Ekonomi Internasional

Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Rizki Safarina
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]oppi novitasari
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeTeuku Tik-Tok
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiMujiono Tdl
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaRuri1139
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )Triadirama
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaDadang Solihin
 

Similar to Ekonomi Internasional (18)

Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroe
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politikMakalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 
Makalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesiaMakalah perekonomian indonesia
Makalah perekonomian indonesia
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
 
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian IndonesiaEkonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Ekonomi Internasional

  • 1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL Dosen : Bapak Ade Fauji, SE, MM. Disusun oleh : Nama : khairut tamimi NIM : 11150603 Kelas : 6L-MKP UNIVERSITAS BINA BANGSA Jalan Raya Serang - Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan) Serang-Banten, Indonesia No Telpon/HP : 0254-220158 Fax : 0254-220157 Email : universitas@binabangsa.ac.id
  • 2. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Internasional”. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi. Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE, MM. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional yang telah memeberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Internasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang Ekonomi Internasional. Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional. Sekian dan terima kasih. Serang, 26 Maret 2018 Penyusun
  • 3. iii Daftar Isi KATA PENGANTAR....................................................................................................ii Daftar Isi........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1 A.Latar Belakang.......................................................................................................1 B.Rumusan Masalah..................................................................................................1 C. Identifikasi Masalah..............................................................................................1 D .Maksud dan Tujuan..............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3 1.1 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional..........................................................3 1.1.1 Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional....3 1.1.2 Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional ...............................4 1.1.3 Pengaruh Positif Perdagangan Internasional ................................................5 1.1.4 Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional...............................................7 1.1.5 Ciri utama perdagangan Internasional: .........................................................7 1.1.6 Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional: ..............................8 1.2 Konsep Teori Perdagangan Internasional.......................................................8 1.2.1 Teori Investasi............................................................................................10 1.2.2 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi .......................................11 1.2.3 Kerangka Konseptual Penelitian.................................................................12 1.2.5 Konsep dasar perdagangan internasional....................................................13 1.3 Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme ............16 1.3.1 Pengertian Merkantilisme ...........................................................................16 1.3.2 Sejarah Merkantilisme ................................................................................17 1.3.3 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia ....................................19 1.3.4 Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:................................................19 1.3.5 Jenis Merkantilisme ....................................................................................19 1.4 Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif .......20
  • 4. iv 1.4.1 Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory) ..........21 1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory).............24 1.4.3 Kelemahan teori klasik................................................................................28 1.5 Teori Modern Perdagangan Internasional .........................................................28 1.5.1 Teori Hecksher-Ohlin .................................................................................28 1.5.2 Teori Opportunity Cost ...............................................................................32 1.5.3 Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) ................................................35 1.6 Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif....................................36 1.6.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional .............................................36 1.6.2 Tujuan Kebijakan Internasional..................................................................37 1.6.3 Tarif.............................................................................................................38 16.4 Kuota............................................................................................................44 1.6.5 Subsidi.........................................................................................................47 1.6.6 Dumping......................................................................................................49 1.6.7 Anti Dumping Code....................................................................................49 BAB III PENUTUP.....................................................................................................51 A. KESIMPULAN ..................................................................................................51 B. SARAN ...............................................................................................................51 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................52
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat, misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutukan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip keunggulan komparatif, dari segi itulah saya mengambil tema tentang pengaruh perdagangaan internasional terhadap perekonomian dalam negri. Kita selaku Negara sedang berkembang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan Negara di bandingkan lingkungan hidup maka dari pada itu perdagangan internasional di bidang misalkan ekspor impor sangat mempengaruhi perekonomian dalam negri kita ini. Mengapa demikian karena kita ketahui pajak atau bea cukai dalam melakukan kegiatan transaksi ekspor impor sangat besar dibandingkan pendapatan Negara lainya hal tersebut sangat menunjang kesejahteran dalam negeri. B. Rumusan Masalah 1) Apa definisi, ruang lingkup, dan tujuan dari ekonomi internasional? 2) Apa pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi? 3) Apa definisi, manfaat, faktor-faktor, dan hambatan dalam dari Perdagangan? C. Identifikasi Masalah sesuai dengan judul makalah Ekonomi Internasional terkait dengan perumusan masalah perdagangan internasional terdapat beberapa poin identifikasi masalah
  • 6. 2 seperti adanya faktor-faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional dan beberapa hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan perdagangan internasional. D .Maksud dan Tujuan Maksud: · Untuk memberikan informasi pengetahuan mengenai perdagangan internasional dari mulai definisi, teori-teori perdagangan internasional sampai kepada hambatan-hambatan yang timbul dalam perdagangan intenasional yang berguna untuk pemahaman dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Tujuan: · Mampu mengetahui tentang Perdagangan Internasional · Mampu memberikan wawasan yang lebih luas tentang teori-teori dalam perdagangan internasional
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN 1.1 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi, yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional (eksport dan inport) yang meliputi perdagangan, keuangan atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah) dan kerjasama antara negara. Atau definisi ekonomi internasional yang lainnya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit Internasional. Maka didalam ekonomi internasional permasalahan utama yang di hadapi umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang maupun jasa yang dihasilkan dan dibutuhkan oleh manusia. 1.1.1 Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional Adapun faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi internasional salah satunya dalam perdagangan internasional, diantaranya seperti di bawah ini:  Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.  Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara.  Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.  Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar baru untuk menjualnya.
  • 8. 4  Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya perbedaan antara hasil produksi dan adanya keterbatasan dari produksi.  Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain.  Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.  Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik dengan negara lain. Apa itu ekonomi internasional? 1.1.2 Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional Tujuan dari ekonomi ini adalah untuk dapat mencapai atau meningkatkan kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan (eksport dan inport), perkreditan, perasuransian, invertasi dan di bidang yang lainnya. Perbedaan dalam sifat maupun cara antara perdagangan internasional dengan perdadangan didalam negri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya seperti di bawah ini:
  • 9. 5  Perbedaan dalam hukum peraturan menganai jual-beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.  Perbedaan dalam adat-istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar.  Perbedaan karena keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural. Dan inilah ruang lingkup ekonomi internasional:  Yang pertama, teori dan kebijakan keuangan atau moneter International.  Yang kedua, teori dan kebijakan perdagangan International.  Yang ketiga, organisasi dan kerjasama ekonomi International.  Dan yang keempat, perusahaan dan bisnis International. Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud ekonomi internasional yaitu ekonomi yang membahas mengnai permasalahan ekonomi secara Internasional atau secara global, misalnya seperti eksport dan import barang. 1.1.3 Pengaruh Positif Perdagangan Internasional Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya perdagangan internasional. Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara pengimpor memperoleh kemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan.Adanya perdagangan internasional juga membawa dampak yang cukup luas bagi perekonomian suatu negara. Dampak tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Mempererat persahabatan antar bangsa Perdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkutan. 2. Menambah kemakmuran Negara
  • 10. 6 Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara. 3. Menambah kesempatan kerja Dengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah jumlah produksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatan kerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak perlu memproduksi barang yang dibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih menguntungkan. 4. Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negara pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya mempunyai keunggulan dalam bersaing. 5. Sumber pemasukan kas Negara Perdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan, banyak negara yang mengandalkan sumber pendapatan dari pajak impor dan ekspor. 6. Menciptakan efisiensi dan spesialisasi Perdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang melakukan perdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang dibutuhkan. Akan tetapi hanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara efisien dibandingkan dengan negara lain. 7. Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-barang dengan kualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri.
  • 11. 7 1.1.4 Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara yang melakukannya. Dampak negatifnya sebagai berikut. 1. Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain. 2. Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional. 3. Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar. 4. Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju. 5. Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Ini terjadi karena masyarakat menjadi konsumtif. 6. Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju. 1.1.5 Ciri utama perdagangan Internasional:  Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran barang, dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di tiap – tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam perdagangan Internasional, antara lain :  Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan domestik.  Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua Negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi.  Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditiinspeksi, adat dan lainnya departemen bekerjasama dengan proses perdagangan dalam negeri akan semakin kompleks.
  • 12. 8 1.1.6 Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional: 1. Perbedaan dalam memproduksi barang, satu Negara tidak dapat memproduksi barang tertentu. 2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat, Kadangkala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari Negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk. 3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar. Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang, 1999) 1.2 Konsep Teori Perdagangan Internasional Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia ini. Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya. Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha
  • 13. 9 peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah melaksanakan perdagangan internasional. Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui peranan impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain. Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam proses perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995) dalam Purwiyanta (1996) : “International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that propelled the development of today’s economically advanced nation during nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export market provided and additional stimulus to growing local demands that led to establishment of large- scale manufacturing industries. Together with a relatively stable political structure and flexible social institutions, these increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth century to borrow fund in the international capital market at very low interest rate. This capital accumulation in turn stimulated further production, made possible increased imports, and led to more diversified industrial structure.” Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh negara yang melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk meningkatkan aktivitas perekonomiannya. Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan produktivitas; (1) perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap
  • 14. 10 hal-hal yang baru maupun selera baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship. Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of international inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita. Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor, sering disebut juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-development) artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang besar. Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial. Sedangkan yang dimaksud impor adalah pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Anonim, (1003) Menurut Winardi (1999), ekspor adalah benda-benda (termasuk jasa-jasa) yang dijual kepada penduduk negara lain. 1.2.1 Teori Investasi Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar dari penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. Para ekonom mempelajari investasi untuk memahami fluktuasi dalam output barang dan jasa perekonomian.
  • 15. 11 Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Menurut Sadono (1994), investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang- barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. 1.2.2 Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam pertumbuhan ekonomi biasanya ditelaah proses produksi yang melibatkan sejumlah jenis produk dengan menggunakan sejumlah sarana produksi tertentu. Dalam hubungan ini ditunjukkan hubungan perimbangan kuantitatif antara sejumlah sarana produksi di satu pihak dengan hasil seluruh produksi di pihak lain satu sama lain. Hal itu dapat dinyatakan dalam kerangka format matematika. Model-model mengenai pertumbuhan ekonomi harus bias diuji dengan pengukuran empiris kuantitatif. Pertumbuhan ekonomi dalam arti terbatas menurut Sumitro Djojohadikusumo (1995), yaitu peningkatan produksi dan pendapatan, bisa saja berlangsung tanpa terwujudnya pembangunan. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (1995), Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah
  • 16. 12 menambah pendapatan perkapita dan menaikkan preoduktivitas perkapita dalam waktu yang secepat-cepatnya. Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya pertambahan pendapatan kenaikan produktivitas yang pada pokoknya hanya dapat tercipta dengan menambah peralatan modal dan skill. Dengan demikian bisa di katakan bahwa modal dan skill merupakan sarana alternatif suatu jalan untik merubah keadaan sebelumnya tidak berkembang sehingga menjadi berkembang yang kemudian mengalami suatu peningkatan, dan dalam suatu proses produksi yang selanjutnya mendorong peningkatan pendapatan perkapita dalam suatu proses yang berkelanjutan dari pembangunan ekonomi. 1.2.3 Kerangka Konseptual Penelitian Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Dari sekian banyak sumber-sumber yang menjadi penerimaan sumber penerimaan negara, maka kegiatan ekspor termasuk yang paling penting dan dominan dalam membentuk jalannya pembangunan ekonomi di Indonesia. Dengan anggapan bahwa kegiatan ekspor itu berfungsi sebagai engine of growth, yang didasarkan pada sumbangan dan peranannya dalam mempercepat proses pertumbuhan ekonomi, terutama sumbangannya dalam mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, memperluas pasar produksi dalam negeri dan mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi. Untuk meningkatkan perekonomian suatu negara diperlukan dana yang cukup besar, baik bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang berupa investasi (PMA dan PMDN) guna menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah digambarkan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah pada satu tahun.
  • 17. 13 Semakin besar jumlah ekspor dan investasi (PMA dan PMDB) secara tidak langsung mempercepat proses pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya investasi yang digunakan untuk pembentukan modal dan meningkatnya ekspor untuk peningkatan pendapatan (devisa). 1.2.5 Konsep dasar perdagangan internasional A. Kompetensi Dan Indikator Setelah peserta mempelajari materi dalam buku ajar ini diharapkan mampu memahami perdagangan internasional, yang meliputi faktor-faktor pendorong perdagangan internasional, perbandingan antara teori keunggulan mutlak dan komparatif, manfaat perdagangan internasional, dan mengenal kebijakan perdagangan internasional. memahami globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, yang meliputi pengertian globalisasi, perdagangan bebas, dan pengaruh globalisasi. B. Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini. C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya . (a) Keanekaragaman kondisi produksi, (b) penghematan biaya produksi/spesialisasi, dan (c) perbedaan selera.
  • 18. 14 Keterangan: (a) Keanekaragaman Kondisi Produksi Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri. (b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun. (c) Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat. D. Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan biaya lebih murah dibandingkan negara lain. Manfaat perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif,yaitu :
  • 19. 15 1. Teori Keunggulan Mutlak (absolute advantage) 2. Contoh dua negara, Indonesia dan Jepang, sama-sama memproduksi beras dan . Kombinasi jumlah kedua barang yang dihasilkan berdasarkan banyaknya sumber daya yang digunakan. 3. Menurut teori keunggulan komparatif Dua negara masih bisa melakukan perdagangan meskipun salah satunya mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi barang, asalkan biaya relatif untuk memproduksi barang di kedua negara tersebut berbeda. E. Manfaat Perdagangan Internasional 1. Efisiensi Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia. 1. Perluasan konsumsi dan produksi Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara. 3. Peningkatan produktifitas Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut. 5. Sumber penerimaan negara Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari pajak-pajak ekspor dan impor.
  • 20. 16 1.3 Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme 1.3.1 Pengertian Merkantilisme Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme. Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.
  • 21. 17 1.3.2 Sejarah Merkantilisme Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat. Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations. Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional. Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya. Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1)peningkatan produksi dan (1)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme. Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini menandai kemunculan Masyarakat Pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang, Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu
  • 22. 18 negara dengan jumlah logam mulia yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan surplus perdagangan. Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung. Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan samudra, membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk. Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme : 1. Raja Karel V dari negara Spanyol 1. Ratu Elizabeth dari Inggris 3. Prinsmaurits berasal dari Belanda 4. Louis XIV dari Prancis
  • 23. 19 1.3.3 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia Merkantilisme melahirkan kapitalisme. Kapitalisme melahirkan imprealisme. Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya, membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme semakin memperluas peperangan antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-daerah koloni di penjuru dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia. Dengan perkembangan teknologi, merkantilisme mampu mendukung perubahan bentuk usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian politik ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di negara Inggris. Revolusi industri ini juga kemudian mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah manusia. 1.3.4 Dampak dari merkantilisme dalam sejarah: 1.Lahirnya kolonialisme imprealisme 1. Aktifnya perdagangan internasional. 3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi produksi membawa Inggris pada revolusi industry 1.3.5 Jenis Merkantilisme Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara. Namun pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan cara mencapai kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:
  • 24. 20 A. Kelompok Bullionist Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah dan berkuasa negara tersebut. Kebijakan kelompok ini adalah o mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia) o melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia) o surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia B. Merkantilist Murni Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade). Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert (Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria). 1.4 Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif Prinsip Adam Smith tentang “Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory)” dan prinsip David Ricardo tentang “ keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)” secara umum didasarkan pada keunggulan teknologi dari sauatu Negara dalam memproduksi suatu komuditas. Keunggulan absolute mengacu pada Negara yang memiliki keunggulan absolute yang tinggi atau biaya yang lebih rendah dalam memproduksi komoditas di banding dengan Negara lain.
  • 25. 21 1.4.1 Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory) Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang- barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut. a. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah disbanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
  • 26. 22 b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Contoh keuntungan mutlak: Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan Negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
  • 27. 23 b. Untuk Negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,15 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika Negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempah rempah – 0,15 elektronik). Contoh lainnya Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanMutlak) Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar (Term of Trade)Tekstil Beras Indonesia 40 m 10 ton 1 tekstil = ½ beras Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya, Thailand mengekspor beras ke Indonesia. Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah input dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara lain.
  • 28. 24 1. Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan mutlak 2. Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien 3. Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor 1.4.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaanyaitu: 1. Perdagangan dalam negeri. 2. Perdagangan luar negeri. Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dankebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagaiberikut:
  • 29. 25 Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. ( Budiono, 1990:35) Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut: Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ( Charles P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahanBurhanuddin Abdullah,1991:30) Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan Negara lainnya. David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut. a. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang disbanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding dengan negara lain, sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. b. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional? Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif
  • 30. 26 melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya. Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-rempah. Jadi, sebaiknya Negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,615 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempah rempah. Jika Negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempah rempah – 0,615 rempah-rempah). b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah- rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik) Contoh lainnya
  • 31. 27 Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanKomparatif) Negara Jam Kerja Per Satuan Output Dasar Tukar Dalam Negeri Rempah Permadani Indonesia 150 kg 100 unit 1 permadani = 1,15 rempah 1 rempah = 0,8 permadani Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 1 permadani Berdasarkan Tabel 1. Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara komparatif masih memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing. Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,15 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8 permadani. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena pengorbanannya lebihkecil. Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 1 permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada permadani karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian, masih dimungkinkan terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikutini. a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara. b. Tidak ada perubahan teknologi. c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja. d. Ongkos produksi dianggap konstan. e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
  • 32. 28 f. Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara. g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi h. Distribusi pendapatan tidak berubah. i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. 1.4.3 Kelemahan teori klasik Teori kelasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena adanya comperativ advantage yang berbeda antara dua Negara, mengapa terjadi perbedaan dalam comperativ advantage? Itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antar dua Negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antar Negara adalah perbedaan fungsi produk diantara dua Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua Negara. 1.5 Teori Modern Perdagangan Internasional 1.5.1 Teori Hecksher-Ohlin Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.
  • 33. 29 Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ). Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu. Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut: Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive)
  • 34. 30 sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive). Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing- masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki. Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut: 1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang). 2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio). 3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan kapital. Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut: Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis 2 Negara Indonesia Jepang 2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio 2 F. produksi TK K TK K Proses Produksi Labor intensive Capital intensive Labor intensive Capital intensive Proporsi F. produksi 60 unit (banyak) 15 unit (sedikit) 30 unit (sedikit) 60 unit (banyak) Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
  • 35. 31 Unit cost $ 4 (murah) $ 30 (mahal) $ 6 (mahal) $ 20 (murah) Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini. Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb: 1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK a) Di Indonesia Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4. b) Di Jepang 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6. 2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal a) Di Indonesia Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30.
  • 36. 32 b) Di Jepang 20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20. Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut: 1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara. 2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki. 3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya. 1.5.2 Teori Opportunity Cost Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama.
  • 37. 33 1) Kurva indiferen dan PPC constant cost Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar dibawah ini. Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut : o Sebelum perdagangan Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC. o Setelah perdagangan Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus- putus yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat. 2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik) Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda. Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan
  • 38. 34 faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini : Keterangan: X : barang X Y : barang Y PP : kurva kemungkinan Produksi ICa : kurva indiferen negara A ICb : kurva indiferen negara B DTI : Dasar Tukar Internasional Analisis perdagangan adalah sebagai berikut : 3) Sebelum perdagangan Negara A Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa. Negara B Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb. 4) Setelah perdagangan Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang
  • 39. 35 dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ). Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4). Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasing-masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya. 1.5.3 Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
  • 40. 36 advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve. 1.6 Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. 1.6.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
  • 41. 37 Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain. 1.6.2 Tujuan Kebijakan Internasional 1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer. 2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . 3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen- mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. 4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. 5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
  • 42. 38 6. Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries). 7. Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial. 8. Mendorong ekspor dll. 1.6.3 Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. A. Tarif digolongkan menjadi:  Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
  • 43. 39 trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.  Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.  Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir. B. Pembedaan tariff menurut jenisnya  Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.  Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.  Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. C. System tarif:  Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.
  • 44. 40  Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang- undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.  Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara- negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. D. Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:  efek terhadap harga (price effect)  efek terhadap konsumsi (consumption effect)  efek terhadap produk (protective/import substitution effect)  efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect) E. Effective rate of protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
  • 45. 41 F. Alasan pembebanan tariff  Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan  Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.  Infant-industri Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah perlindungan tariff.  Diversifikasi Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia
  • 46. 42 goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.  Employment Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.  Anti dumping Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.  Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan  To Keep Money at Home Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.  The Low-wage Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk
  • 47. 43 melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya rendah. Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.  Home market Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri. Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut : Keterangan : OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
  • 48. 44 Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor. 16.4 Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. A. Kuota Impor Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :  Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
  • 49. 45  Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota.
  • 50. 46 B. Kuota Ekspor Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :  mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;  menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;  mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting. C. Larangan Ekspor Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara. D. Larangan Impor Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar.
  • 51. 47 Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan tampak seperti berikut : Keterangan : OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar (impor = 0) OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi. 1.6.5 Subsidi Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen
  • 52. 48 dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa : 1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah); 2. subsidi per unit produksi. Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut. Keterangan : QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari So ke S OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap sebesar OQ2.
  • 53. 49 1.6.6 Dumping Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb : 1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri. 2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum. 3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri. 1.6.7 Anti Dumping Code Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code
  • 54. 50 (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:  Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.  Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
  • 55. 51 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memenuhi kebutuhan akan produk-produk yang tidak diproduksi dalam negeri dan dapat mengefesiensi biaya produksi dalam negeri. Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memperluas pasar atau menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang modern. Dengan adanya perdagangan internasional maka pendapatan negara dari kegiatan ekspor dapat menghasilkan keuntungan bagi negara yang lebih tinggi. B. SARAN Di tinjau dari seluruh pembahasan mengenai makalah berjudul perdagangan internasional, maka kami dapat menyimpulkan berapa saran mengenai hal tersebut. Perdagangan internasional hendaknya dapat menamabah penghasilan yang lebih bagi negara dan negara tersebut harus mampu pula dalam mengelola hasil pajak dari kegiatan ekspor tersebut.
  • 56. 52 DAFTAR PUSTAKA Afiff, Faisal. 1994. Menuju Pemasaran Global. Badung: PTEresco.Bank Indonesia. 2004. Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia Semarang. Donald A. Ball. 2004. International Business (Tantangan Persaingan Global). Jakarta: SalembaEmpat Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.