Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
PENGENDALIAN INTERNAL SMA
1. PENGENDALIAN INTERNAL DAN PENERAPANNYA DI
SMA NEGERI 3 BEKASI
Disusun oleh:
Wawan Dwi (55517120062). Mahasiswa Universitas Mercubuana
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA. Dosen Universitas Mercubuana
Pascasarjana, Magister Akuntansi
Universitas Mercubuana
Jakarta
2018
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL
Setiap organisasi memiliki sebuah seperangkat pedoman yang berisikan
kebijakan-kebijakan dan prosedur pengelolaan aktivitas operasional organisasi
supaya organisasi berjalan sesuai yang telah direncanakan sehingga dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Dengan memliki pengendalian internal yang baik,
kegiatan operasional organisasi atau perusahaan akan terarah sesuai dengan
tujuannya. Dijelaskan oleh Harold Koontz (2008), pengendalian adalah pengukuran
dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana yang
telah dibuat untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan dapat terselenggara.
Randal J Elder (2013) berpendapat bahwa, sebuah sistem pengendalian internal
terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan
keyakinan yang memadai bahwa perusahaaan mencapai tujuan dan sasarannya.
Kebijakann dan prosedur teresebut sering kali disebut sebagai pengendalian, dan
secara kolektif akan membentuk suatu pengendalian internal. Dengan pengendalian
2. internal yang baik, berisikan kebijakan dan prosedur yang mendukung kegiatan
perusahaan memberikan keyakinan bahwa perusahaan akan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dijelaskan lebih luas oleh Romney pengendalian internal tidak hanya sebatas
dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Romney (2015),
pengendalian internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan
memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah dicapai; Mengamankan
aset, mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan
secara akurat dan wajar, memberikan informasi yang akurat dan reliabel,
menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,
mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional, mendorong ketaatan terhadap
kebijakan manajerial yang telah ditentukan, mematuhi hukum dan peraturan yang
berkala.
Pengendalian internal memiliki arti sempit dan luas yang dijelaskan oleh
Hartanto (2011), dalam arti sempit, pengendalian disamakan dengan internal check
yang merupakan mekasnisme pemeriksaan ketelitian data administrasi. Sedangkan
dalam arti luas, pengendalian internal disamakan dengan management control, yaitu
suatu sistem yang meliputi semua cara yang digunakan pleh pimpinan perusahaan
untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas pengendalian internal adalah kebijakan,
prosedur dan aturan yang terdapat pada sebuah organisasi yang dilaksanakan agar
rencana yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah sehingga
dapat mencapai tujuan perusahaan serta dapat mengamankan aset-aset perusahaan,
3. memberikan informasi yang akurat dan mendorong efisiensi dari kegiatan
operasional perusahaan.
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL (COSO)
Committe of Sponsoring Organizations (COSO) menerbitkan kerangka
terintegrasi pengendalian internal yang diterima secara luas sebagai otoritas untuk
pengendalian internal yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturan dan
regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Kerangka
pengendalian internal ini telah diadopsi secara luas sebagai cara untuk
mengevaluasi pengendalian internal. Model kerangka pengendalian internal COSO
memiliki 5 komponen, yaitu: lingkungan internal, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan.
1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal di sebuah organisasi meliputi cara organisasi
menetapkan strategi dan tujuannya, membuat struktur aktivitas bisnis, dan
mengidentifikasi, menilai, serta merespons risiko (Romney, 2015).
Sementara itu Elder (2013) menjelaskan lingkungan internal merupakan
tindakan, kebijakan dan prosedur yang menggambarkan keseluruhan sikap
manajemen, direksi dan pemilik entitas. Dan lingkungan internal juga dapat
diartikan sebagai suatu hal yang menciptakan suasana pengendalian dalam
suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang
pengendalian (Pahala, 2015). Berdasarkan penjelasan tersebut maka
lingkungan internal merupakan tindakan-tindakan organisasi yang
menggambarkan sikap manajemen dalam aktivitas operasional perusahaan.
4. Lingkungan pengendalian mencangkup filosofi manajemen, nilai
integrtitas, struktur organisasi, dan wewenang serta tanggung jawab
2. Penilaian Risiko
Romney (2015) menjelaskan penilaian penilaian dan respon risiko
adalah menganalisis risiko untuk menentukan cara risiko-risiko seharusnya
dikelola. Sementara itu penilaian risiko juga dapat diartikan sebagai
perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan
kesalahan dan kecurangan (Elder, 2013). Dan Pahala (2015) mengartikan
penilaian risiko sebagai tindakan identifikasi, analisis, dan pengelolaan
risiko entitas yang berkaitan dengan sesuatu dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Berdasarkan pendapat tersebut, penilaian risiko berkaitan
dengan tindakan perusahaan dalam mengidentifikasi, menganalisis dan
mengelola risiko untuk meminimalkan risiko terjadi. Seperti
memperkirakan dan menentukan efektivitas biaya dan manfaat. Infomasi
dan komunikasi mengatur dan memproses tindakan pencatatan,
pengelompokkan dan pelaporan informasi terkait dengan kegiatan
perusahaan.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian didefinisikan sebagai kebijakan, prosedur dan
aturan yang memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian
telah dicapai dan respons risiko dilakukan (Romney, 2015). Sementara itu
Elder (2013) menjelaskan bahwa aktivitas pengendalian merupakan
kebijakan dan prosedur yang membantu untuk menyakinkan bahwa
5. tindakan-tindakan yang penting telah dilakukan untuk mengatasi risiko-
risiko dalam mencapai tujuan organisasi. Aktivitas pengendalian juga dapat
diartikan sebagai kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan
keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan
(Pahala, 2015). Sehingga aktivitas pengendalian sebagai seluruh kebijakan
dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko
sehingga memberikan keyakinan dalam pelakasnaan kegiatan operasional
perusahaan dijalankan dengan baik. Prosedur tersebut berisikan pemisahan
tugas, otorisasi transaksi, penggunaan dan pengamanan dokumen serta
catatan. Dan pengawasan merupakan tindakan yang menentukan bahwa
pendalian internal berjalan dengan baik dengan cara menilai dan
mengevaluasi pengendalian internal.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi meliputi pertukaran aktivas dan jasa antara
entitas dengan pihak luar dan transfer atau penggunaan aktivas dan jasa
dalam entitas (Pahala, 2015). Informasi dan komunikasi digunakan untuk
memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi-transaksi yang
terjadi dalam suatu entitas dan untuk menjaga akuntabilitas aset-aset yang
terkait (Elder, 2013). Informasi dan komunikasi juga dapat diartikan dalam
memperoleh dan mempertukarkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengatur, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan (Romney,
2015). Sehingga sistem informasi dan komunikasi haruslah memperoleh
6. dan mempertukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur,
mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan.
5. Pengawasan
Pengawasan meliputi menentukan apakah pengendalain internal
beroperasi sebagai mana yang diharapkan (Pahala, 2015). Elder (2013)
menjelaskan pengawasan merupakan penilaian yang berjalan atau penilaian
berkala atas kualitas pengendalian internal oleh manajemen. Sementara itu
Romney (2015) berpendapat bahwa pengendalian internal diawasi secara
berkelanjutan, dievaluasi, dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Berdasarkan
penjelasan diatas maka sistem pengendalian internal yang dipilih atau
dikembangkan harus diawasi secara berkelanjutan, dievaluasi, dan
dimodifikasi sesuai kebutuhan sebagai bagian dari proses pengawasan,
penilaian dan pemantauan.
PENGENDALIAN INTERNAL DI SMA NEGERI 3 BEKASI
1. Lingkungan Pengendalian
a. Nilai Etika
Nilai etika yang diterapkan pada SMA negeri 3 Bekasi dituangkan
secara tertulis, Kepala Sekolah memberikan penjelasan terinci dan
terttulis terkait aturan yang harus dipatuhi tiap warga sekolah termasuk
pentingnya kejujuran dalam menjalankan pekerjaan dan dijelaskan pula
terkait sanksi bagi yang melanggar.
b. Kompetensi
7. Setiap periode Kepala Sekolah telah menyelenggarakan pelatihan
dan pembimbingan untuk membantu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan mempertahankan dan meningkatkan kompetensi
pekerjannya. Mengenai standar kompetensi untuk setiap tugas dan
fungsi pada masing-masing posisi dilihat dari mampu tidaknya
melakukan pekerjaan yang telah dibebankan dari manajemen. Begitu
dalam perekrutan pegawai juga berdasarkan kompetensi yang
dimilikinya.
c. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Manajemen SMA Negeri 3 Bekasi mengutamakan sistem disiplin
kepada setiap warga sekolah serta menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran. Namun interaksi secara intensif dengan pengurus tingkatan
yang lebih rendah sangat rendah. Dan tidak diberlakukannya sistem
reward dan punishment kepada warga sekolah yang telah melakukan
pekerjaannya dengan baik.
d. Struktur Organisasi
Fungsi-fungsi yang ada pada setiap bagiannya memiliki wewenang
dan tanggung jawab yang jelas. Contohnya terdapat wakil kepala
sekolah bagian kesiswaam, sarana dan prasarana, kurikulum yang
memiliki wewenang dan tugas yang jelas serta pada bagian tata usaha
pemisahan fungsi, tugas dan tanggung jawab secara jelas terdapat
bagian kepegawaian, administrasi, informasi teknologi dan bendahara.
8. 2. Penilaian Risiko
Terdapat berbagai macam risiko dalam kegiatan operasional antara lain
sebagai berikut:
a. Terjadinya defisit dalam penganggaran laporan keuangan. Hal ini
disebabkan penerimaan kas dari siswa yang tidak tentu sehingga dapat
menghambat kegiatan operasional seperti pembayaran gaji pegawai non
pns.
b. Kemungkinan kehilangan data dalam sistem komputer sekolah. Untuk
mengatasi kemungkinan terjadinya kehilangan data, pihak sekolah telah
mengantisipasinya dengan hanya mengizinkan orang tertentu yang
dapat mengakses komputer tersebut dan menggunakan id user dan
password yang hanya diketahui penggunanya.
3. Aktivitas Pengendalian
Kas yang diterima SMA Negeri 3 Bekasi berasal dari dua sumber utama
yaitu dana bos dan iuran orang tua siswa berupa sumbangan awal tahun dan
iura bulanan. Dana bos diterima pada setiap periode setelah sekolah
mengajukan RKAS tahunan, jika RKAS disetujui oleh pemerintah maka
dana cair yang langsung masuk ke rekening sekolah. Pengecekan dilakukan
oleh Kepala Sekolah dan Bendahara, lalu Bendahara mencatat bukti
penerimaan kas tersebut ke dalam sistem informasi sekolah dalam hal ini
menggunakan program spreadsheet.
Sementara itu untuk dana yang berasal dari iuran orang tua siswa
mengambil kebijakan dan menetapkan sumbangan awal tahun dan iuran
9. bulanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sumbangan awal tahun
dapat dibayarkan secara bertahap dalam jangka waktu 6 bulan. Dan untuk
iuran bulanan menggunakan kartu bulanan sebagai bentuk
pengendaliannya. Pencataan penerimaan kas dengan kartu dikumpulkan dan
rekapitulasi dalam jangka waktu tertentu lalu dimasukkan ke dalam sistem
akuntansi. Sehingga sekolah juga dapat mengetahui siswa yang belum
melakukan pembyaran iuran bulanan.
4. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi akuntansi memudahkan kegiatan operasional sekolah
terutama dalam alur informasi dan komunikasi terkait dengan keuangan
sekolah. Sistem informasi dibentuk mulai dari pemrosesan transaksi bisnis
harian sampai tahap pelaporan keuangan secara periodik. Sehingga
informasi terkait dengan keuangan dapat diketahui dan mudah digunakan
untuk mengambil kebijakan kegiatan dan operasional sekolah.
5. Pengawasan
Pemeriksaan dan pengawasan serta pengendalian internal yang
dilakukan oleh pihak manajemen masih rendah. Sehingga dapat
memungkinkan terjadinya penyelewangan terhadap kas sekolah yang
dilakukan oleh bendahara sekolah. Hal ini terbukti dengan adanya kasus
penyalahgunaan peraturan terhadap gaji karyawan yang dipotong 5%
sebagai potongan pph 21 padahal karyawan tersebut memiliki gaji dibawah
ptkp.
10. DAFTAR PUSTAKA
Malayu, Hasibuan, 2008. Dasar-dasar perbankan, Bumi Aksara, Jakarta
Mardi, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Ghalia Indonesia, Bogor
Pahala, Indra dkk, 2015. Pemeriksaan Akuntansi 1, LPP UNJ, Jakarta
Randal J. Elder dkk, 2013. Jasa Audit dan Assurance, Salemba Empat, Jakarta
Romney, Marshall B, 2015. Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta
Wijayanti, Tri, 2016. Evaluasi Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Sistem
Penerimaan Kas Pada Organisasi Nirlaba, UNY, Yogyakarta.