1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan sistem pengendalian internal dan audit internal serta hubungannya dengan tata kelola perusahaan yang baik. Sistem pengendalian internal dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuan dan mengelola risiko bisnis, sementara audit internal bertujuan untuk meningkatkan tata kelola, manajemen risiko, dan proses organisasi. Keduanya penting untuk mencapai tujuan perusahaan dan menjaga kepentingan
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Pengendalian Intern dan Audit
1. Nama :Febi Nofita Sari
NIM : 5117110128
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai
suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian
intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak
berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Dan upaya untuk memastikan upaya dan rencana organisasi serta prosedur-prosedur dan
catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dengan cara yang
benar. Melalui Statement of Auditing Standar (SAS), AICPA mendefinisikan Internal Control
sama dengan definisi COSO, yaitu suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas Dewan Komisaris,
Manajemen dan Pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar atas (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) ketaatan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku. Berbeda dengan definisi pertama yang hanya mengaitkan
pengendalian hanya dengan perencanaan, metode dan pengukuran, pada definisi berikutnya terkait
dengan “proses yang dipengaruhi oleh aktivitas seluruh komponen organisasi”. Definisi ini
mengandung makna yang lebih luas dari definisi sebelumnya.
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau internal control
didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem
teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau
objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi
penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin
dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka
sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini
merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui
pembinaan dan pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat
suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan
penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan
keuangan lainnya.
Hubungan audit internal control dengan bisnik etik dan good governance sangatlah penting
karena Menjaga kekayaan organisasi, Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
Mendorong efisiensi, Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Selain itu bisnis etik dan
good governance juga dapat berperan untuk
1. Lingkungan Pengendalian
2. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalain orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain:
Integritas dan Nilai Etik
Merupakan etika entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku serta bagaimana
mereka mengkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik.
Komitmen terhadap kompetensi
Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
Dewan Direksi dan Komite Audit
Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen. Komite audit
bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal auditor maupun eksternak auditor.
Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
Pemahaman dan aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gaya operasi memberi auditor suatu
pemahaman mengenai sikap manajemen terhadap pengendalian intern.
Struktur Organisasi
Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor mengenai manajemen dan
elemen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana pengendalian diimplementasikan.
Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberi pemahaman mengenai pengendalaian dan cara-cara yang digunakan untuk pengendalian,
perencanaan formal organisasi dan operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki
entitas
Praktek dan Kebijakan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalm pengendalian intern. Pengendalian intern
yang dikembangkan entitas berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan
manusia dalam entitas.
1.Audit intern adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan kondisi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi dan tujuan organisasi. Audit ini membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin ilmu untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola
Audit Internal telah berkembang dari sekadar profesi yang hanya memfokuskan diri pada
masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa
bernilai tambah bagi manajemen, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-
3. angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang
berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa
yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola
(governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja
dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor pernah dianggap sebagai “lawan” pihak
manajemen, sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien
melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Ancaman terhadap posisi saing perusahaan baik yang muncul dari faktor-faktor lingkungan
eksternal maupun faktor-faktor lingkungan internal merupakan risiko yang dihadapi oleh setiap
perusahaan. Kemampuan untuk memperoleh laba dan kemampuan untuk bertahan suatu
perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas dalam pengelolaan risiko tersebut. Perancangan dan
implementasi Sistem Internal Control Berbasis COSO yang mampu mengelola risiko-risiko
bisnis secara terintegrasi pada dasarnya merupakan bagian dari upaya seluruh komponen
perusahaan di bawah komando Dewan Direksi dalam mengelola perusahaan (corporate
governance), atau dengan kata lain pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate
governance) sangat dipengaruhi oleh apakah system pengendalian intern yang dirancang telah
mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara memadai. GCG memberikan norma-norma dasar
yang dapat dikembangkan kemudian oleh masing-masing perusahaan yang harus dipatuhi oleh
manajemen dalam mengelola perusahaan.
Internal Control adalah suatu proses, melibatkan board of director, manajemen, komite audit,
internal audit dan seluruh anggota organisasi dan memiliki tiga tujuan utama, yaitu: efektivitas
dan efisiensi operasi, mendorong kehandalan laporan keuangan dan dipatuhi hukum dan
peraturan yang ada.”
Good Corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. GCG dimasukan untuk mengatur
hubungan-hubungan ini dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
diperbaiki dengan segera, Atau Corporate governance merupakan suatu sistem terpadu yang
saling berkaitan antara pihak berkepentingan yang dapat menghasilkan tata kelola perusahaan
yang baik bagi perusahaan itu sendiri sehingga mendapatkan keuntungan yang diharapkan bagi
perusahaan. Good Corporate Governance dihasilkan dari sebuah kerjasama yang baik antara
pihak manajemen dan akuntan.
Maka dari itu audit internal dan internal control yang efektif dapat memberikan kepercayaan
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Demi kepentingan pemegang saham maka
perusahaan perlu memastikan kepada mereka bahwa dana-dana tersebut digunakan secara tepat
dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk
kepentingan perusahaan. Kepastian itu diberikan oleh sistem corporate governance.
2. Implementasi Sistem Audit dan Intenal Control pada perusahaan saudara serta bagaimana pula
Sisem Pengendalian Internal (SPI) nya.
Sistem Pengendalian Internal / Intern (SPIN) merupakan suatu mekanisme proses pengawasan
yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis) yang kualitas
4. disain dan pelaksanaannya dipengaruhi oleh Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan
pegawai Bank, dirancang untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan
mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan,
penyimpangan termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta
meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
Beberapa tujuan Sistem Pengendalian Internal / Intern (SPIN) Bank BTN adalah untuk
memastikan:
Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Tujuan
Kepatuhan), yaitu: untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Bank telah
dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik
ketentuan yang dikeluarkan pemerintah otoritas pengawasan Bankmaupun kebijakan,
ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Bank.
Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat waktu
(Tujuan Informasi), yaitu: untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu
dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank (Tujuan Operasional), yaitu: untuk
meningkatkan efektivitas dan efisisiensi dalam menggunakan asset dan sumber daya
lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.
Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi secara menyeluruh
(Tujuan Budaya Risiko), yaitu: untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai
penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang
ada di Bank secara berkesinambungan.
Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan
pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sedangkan, unsur-unsur lingkungan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa
lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, komitmen, perilaku, kepedulian dan
langkah-langkah dari Komisaris dan Direksi, dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
operasional Bank. Sikap terhadap pentingnya pengendalian interen ini terdiri atas unsur-unsur
lingkungan pengendalian yang meliputi:
Struktur organisasi yang memadai.
Gaya kepemimpinan dan filosofi manajemen Bank.
Integritas dan nilai-nilai etika serta kompetensi seluruh pegawai.
Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Bank.
Atensi dan arahan manajemen Bank dan komite lainnya, seperti Komite Manajemen
Risiko.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank dan penerapan manajemen
risiko.
Secara garis besar tentang kegiatan pengendalian Bank BTN dapat disampaikan bahwa
sistem pengendalian melibatkan seluruh pegawai dan pejabat Bank, termasuk Dewan Komisaris
5. dan Direksi. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian terlebih dahulu direncanakan dan diterapkan
guna mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian
Bank. Kegiatan pengendalian mencakup pula penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian
serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara
konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau setiap
kegiatan Bank sehari-hari. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional
sesuai struktur organisasi Bank, yang sekurang-kurangnya meliputi:
Kaji ulang manajemen (Top Level Reviews)
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan laporan kinerja
operasional dari pejabat dan pegawai sehingga memungkinkan untuk mengkaji ulang kemajuan
(realisasi) dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti laporan keuangan dibandingkan
dengan rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kaji ulang tersebut, Direksi segera
mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengendalian, kesalahan laporan keuangan atau
penyimpangan lainnya (fraud).
Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Review)
Kaji ulang ini dilaksanakan oleh Internal Audit Division dengan frekuensi yang lebih
tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan maupun bulanan.
Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko (laporan profil risiko) yang
dihasilkanoleh satuan kerja manajemen risiko.
Menganalisis data operasional, baik data yang terkait dengan risiko maupun data
keuangan, yaitu melakukan verifikasi rincian dan kegiatan transaksi dibandingkan output
(laporan) yang dihasilkan oleh satuan kerja manajemen risiko dan
Melakukan kaji ulang atas realisasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran, guna:
»≫ Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang signifikan.
»≫ Menetapkan persyaratan untuk tindakan dan perbaikan (corrective action).
Pengendalian Sistem Informasi dan Teknologi
Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi dan
melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan interen.
Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam dua kriteria, yaitu
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
»≫ Pengendalian umum (general control) meliputi pengendalian terhadap operasional pusat
data, sistem pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan akses, serta pengembangan dan
pemeliharaan sistem aplikasi yang ada. Pengendalian umum ini diterapkan terhadap mainframe,
server, dan users workstation, serta jaringan internal–eksternal.
»≫ Pengendalian aplikasi (application controls) diterapkan terhadap program yang digunakan
Bank dalam mengolah transaksi dan untuk memastikan bahwa semua transaksi adalah benar,
akurat dan telah diotorisasi secara benar.
Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat memastikan tersedianya proses audit yang
efektif dan untuk mengecek kebenaran proses audit dimaksud.
Pengendalian Aset Fisik (Physical Control)
6. Pengendalian asset fisik dilaksanakan untukmenjamin terselenggaranya pengamananfisik
terhadap asset Bank.
Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan akses terbatas terhadap program
komputer dan file data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva
Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya pengecekan nilai aktiva
secara berkala.
Dokumentasi (Documentation)
Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan kebijakan,prosedur,
sistem dan standar akuntansiserta proses audit secara memadai.
Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan
kegiatanoperasional Bank secara aktual, dandiinformasikan kepada pejabat dan pegawai.
Atas suatu permintaan, dokumen harussenantiasa tersedia untuk kepentingan auditor
interen, akuntan publik dan otoritaspengawasan Bank.
Akurasi dan ketersediaan dokumen harusdinilai oleh auditor interen ketika
melakukanaudit rutin maupun non rutin.
Selain berbagai hal di atas, dapat disampaikanjuga aktivitas pemisahan fungsi yang
merupakan bagian dalam aktifitas pengendalian yang dimaksudkan agar setiap orang dalam
jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan kesalahan atau
penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah
kegiatan operasional yaitu sebagai berikut:
Mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yangdikenal sebagai “Dual Control”.
Menetapkan prosedur (kewenangan),termasuk penetapan daftar petugas yang dapat
mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko tinggi.
Menghindari pemberian wewenang dan tanggung jawab yang dapat
menimbulkanberbagai benturan kepentingan (conflict of interest). Seluruh aspek yang
dapatmenimbulkan pertentangan kepentingan tersebut diidentifikasi, diminimalisir,
dandipantau secara hati-hati oleh pihak lainyang independen.
Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank melakukan langkah-langkah,antara
lain:
»≫ Menetapkan fungsi dan tugas tertentu pada Bank yang dipisahkan atau dialokasikan kepada
beberapa orang dalam rangka mengurangi risiko terjadi manipulasi data keuangan atau
penyalahgunaan aset Bank;
»≫ Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back office,
tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap:
7. -- Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran;
-- Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank;
-- Transaksi dalam pembukuan Bank;
-- Pemberian informasi kepada nasabah Bank;
-- Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan dan pemantauan debitur setelah
pencairan kredit;
-- Kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang signifikan;
-- Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Bank BTN senantiasa melakukan
pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian
interen. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai
bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan
kerja operasional maupun Internal Audit Division. Bank juga memantau dan mengevaluasi
kecukupan sistem pengendalian interen secara terus menerus berkaitan dengan adanya perubahan
kondisi interen dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas SPIN tersebut agar efektivitasnya
dapat ditingkatkan. Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan Bank BTN dalam rangka
memastikan terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain:
Memastikan bahwa fungsi pemantauantelah ditetapkan secara jelas dan terstrukturdengan
baik dalam organisasi Bank;
Menetapkan satuan kerja/pegawai yangditugaskan untuk memantau
efektivitaspengendalian interen;
Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang didasarkan pada risiko
yang melekat pada Bank dan sifat/frekuensi perubahan yang terjadi dalam kegiatan
operasional;
Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan laporan
rutinseperti jurnal pembukuan, management review dan laporan mengenai
persetujuanatas eksepsi/penyimpangan dari kebijakandan prosedur yang ditetapkan
(justifikasi atas irregularities) yang selanjutnya dilakukan kaji ulang;
Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan kerja/pegawai
yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan;
Menetapkan informasi/feed back dalam format dan frekuensi yang tepat.
Pada periode 2013, Internal Audit Division (IAD) dalam melakukan pengujian dan
evaluasi guna meningkatkan/menyempurnakan efektifitas SPIN Bank yang memadai, yang
mencakup lima komponen utama pengendalian yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu
Lingkungan Pengendalian (Control Environtment) termasuk di dalamnya Pengawasan oleh
Manajemen dan Budaya Pengendalian (Management Oversight and Control Culture),
Identifikasi dan Penilaian
Risiko (Risk Recognition & Assesment), Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi
(Control Activities and Segregation of Duties) sistem informasi dan akuntansi serta komunikasi
8. (Accountancy, Information and Communication), kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi
penyimpangan/kelemahan (Monitoring Activities and Correction Deficiencies). Berdasarkan
penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan pertemuan yang telah dilakukan oleh Dewan
Komisaris, Komite-Komite, Internal Audit Division dan beberapa divisi terkait dapat dikatakan
bahwa Bank BTN telah memiliki sistem yang memadai dalam pengendalian internal
Daftar Pustaka
https://ovioktaviadewi.wordpress.com/2012/06/27/internal-control/
http://bankernote.com/sistem-pengendalian-internal-spin-bank-btn/
Narimawati Umi. Fungsi Audit Internal Dalam Pengendalian Internal Dan Pelaksanaan Good
Corporate Governance Pada Bank BUMN. Universitas Komputer Indonesia.
Febry. 2017. “Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal, Dan Komite Audit
Terhadap Penerapan Good Corporate Governance”. Skripsi. Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta.