Audit dan Internal control sangatlah penting buat perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang beretika yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Konsep Bisnis Etik pada perusahaan sangat melekat pada hubungan perusahaan dengan stakeholders dimana perusahaan yang baik harus senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan dengan masyarakat, pemerintah, pemegang saham, pekerja dan pemasok sebagai stakeholders perusahaaan.
Be&gg, basrizal, hapzi ali, audit & internal control, universitas mercu buana, 2017
1. Nama : BASRIZAL
NIM : 55117110002
Dosen : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
Mata Kuliah : Business Ethic and Good Governance
“Audit & Internal Control “
Apa hubungan atau pengaruh antara Business Ethics dan Good Corporete Governance.
[Hapzi Ali, 2017] Etika bisnis adalah salah satu yang terpenting dalam upaya
penerapan GCG tersebut. Menerapkan etika bisnis secara konsisten hingga dapat
mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan merupakan salah satu
sumbangsih besar yang dapat diberikan oleh dunia usaha untuk mendorong terciptanya
pasar yang efisien, transparan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi seluruh
stakeholder-nya. Jika etika bisnis yang sehat adalah yang dicapai oleh perusahaan, maka
menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance oleh suatu perusahaan dapat
sebagai salah satu satu alat untuk mencapai etika bisnis yang baik. Sebagai upaya
menjaga kepercayaan stakeholders perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan konsep GCG
yang terdiri dari 5 prinsip dasar, yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas
(accountability), Pertanggungjawaban (responsibility), Kemandirian (independency) dan
Kewajaran (fairness). Kelima prinsip itu diharapkan dapat menciptakan perusahaan yang
baik, memastikan pengurangan tingkat korupsi dan pelanggaran lainnya sehingga dapat
membuat para stakeholders percaya terhadap perusahaan tersebut.
Dalam Good Governance terdapat tiga aspek yaitu pengawasan, pengendalian dan
pemeriksaan. Untuk menjaga prinsip Good Corporate Governance tetap berjalan dengan
baik, setiap perusahaan wajib melakukan audit & internal control, alasan perusahaan
untuk menerapkan sistem pengendalian intern (internal control) adalah untuk membantu
2. manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif.
Bentuk dan tipe dari pengawasan harus mempertimbangkan atau membandingkan
hubungan antara “Cost and Benefit”.
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas
dan fungsi instansi pemerintah. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif,
dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi
bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi,
dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk pemberian
keyakinan [assurance activities] dan konsultansi [consulting activities], yang dirancang
untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah perusahaan. Kegiatan
ini membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan
yang sistematis dan teratur untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses
manajemen risiko, kontrol [pengendalian], dan tata kelola [sektor publik].
[Anonim2, 2017] Pada umumnya, ada empat kategori pengendalian intern yang
dibentuk dalam suatu perusahaan untuk kepentingan manajemen, yaitu :
1. Tersedia Data yang Dapat Dipercaya. Manajemen harus mempunyai sumber
informasi yang akurat atas operasi perusahaan. Beragam informasi dengan area yang
luas akan sangat membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat.
2. Pengamanan Atas Harta Perusahaan dan Sistem Pencatatan. Bentuk fisik
dari harta perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, dan rusak karena kecerobohan,
kecuali hal-hal tersebut dilindungi dengan pengawasan yang cukup memadai. Hal
yang sama akan terjadi dengan harta perusahaan yang tidak berbentuk fisik seperti
piutang, dokumen-dokumen penting, dan catatan lainnya, sehingga harus dilakukan
peningkatan sistem pengamanan harta perusahaan tertentu dan catatan atau
dokumen enting lainnya.
3. 3. Mempromosikan Efisiensi dalam Bidang Operasional. Pengawasan yang
berada dalam organisasi perusahaan bertujuan untuk menghindari duplikasi
pekerjaan, melindungi segala hal yang mempengaruhi bidang usaha, dan hal-hal lain
atas penggunaan sumber-sumber dalam perusahaan yang tidak efisien.
4. Menyarankan Dipatuhinya Semua Kebijaksanaan Tertulis. Manajemen
mempunyai suatu misi yang ingin dicapai dengan sistem dan prosedur, serta
peraturan-peraturan perusahaan. Sistem pengendalian intern diciptakan agar dapat
dilakukan oleh semua karyawan perusahaan.
Pemahaman Sistem Pengendalian Internal (SPI)
[Anonim3, 2017] Sistem Pengendalian Internal (SPI) adalah suatu sistem usaha
atau sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak
sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya
kebijakan manajemen. Sistem Pengendalian Internal berfungsi sebagai pengatur
sumberdaya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh
pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang
menggunakan asas Cost-Benefit.
Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya
penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat
dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku
dan tujuan adanya pengendalian intern antara lain:
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls). Pengendalian Intern Akuntansi
dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga
4. kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya
pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. dan Pengendalian
Intern Administratif (Feedback Controls).
2. Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya
pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan
yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha untuk
menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem. Secara struktural pihak-pihak
yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan
Sistem Pengendalian Internal meliputi :Chief Executive Officer (CEO), Chief Financial
Officer (CFO), Controller / Director Of Accounting & Financial dan Internal Audit Comitee
Elemen-elemen Pengendalian Intern
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO)
memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan
Pengendalian (Control Environment), Penilaian Risiko (Risk Assesment), Aktivitas
Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan
Komunikasi (Information and Communication).
1. Lingkungan Pengendalian (control Environment)
Lingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai
macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur
pengendalian.
a. Filosofi dan Gaya Operasional Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi
perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan
dan yang tidak dikerjakan) dan Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi perusahaan
dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)
5. b. Struktur Organisasi
Salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi.
Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada
dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)
c. Dewan Komisaris Dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak
manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas
manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan
komisaris) dan Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.
d. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang
penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu
bagan organisasi.
e. Metode Pengendalian Manajemen
Lingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen.
Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan
pertanggung jawaban dan audit internal.
f. Kebijakkan dan praktik kepegawaian
Kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi,
penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam
mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan
resiko.
g. Pengaruh Ekstern
Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun
pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh
pada pengendalian intern perusahaan.
6. 2. Penilaian Resiko (Risk Assesment).
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti
ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non
profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan
evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat
meminimalkannya.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja sehingga
menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya
pengelapan dan penyalahgunaan.
4. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan
serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor
dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha
pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan
atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian secara
khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi
manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar,
auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem
pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas
pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago
pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar
perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar
7. eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan
dan pelaporan eksternal.
Ada 6 prinsip dari aktivitas pengendalian, antara lain:
1. Establishment of responsibility (pembentukan tanggung jawab)
Sebuah prinsip penting dari pengendalian internal adalah dengan menetapkan
tanggung jawab kepada karyawan tertentu. Pengendalian menjadi efektif ketika hanya
seorang yang ditugaskan untuk tanggung jawab tertentu. Pembentukan tanggung jawab
sering mengharuskan pembatasan akses kepada karyawan yang memiliki otorisasi.
2. Segregation of duties (pemisahan tugas)
Pemisahan tugas sangat penting dalam sistem pengendalian internal. Contohnya,
karyawan yang merancang sistem komputer tidak boleh ditugaskan untuk pekerjaan yang
menggunakan sistem tersebut, kaerena mereka bisa saja merancang sistem yang
menguntungkan mereka secara pribadi dan melakukan kecurangan.
3. Documentation procedures (prosedur dokumentasi)
Perusahaan harus membangun prosedur untuk mendokumentasi setiap transaksi.
Perusahaan seharusnya menomorkan setiap dokumen transaksi sehingga kejadian
transaksi dicatat dua kali dapat terhindar.
4. Physical controls (pengendalian secara fisik)
Pengendalian secara fisik berhubungan dengan penjagaan aset dan memastikan
ketepatan dan reliabilitas catatan akuntansi. Beberapa pengendalian secara fisik seperti
safety deposit boxes untuk penempatan kas, fasilitas komputer dengan password,
pemantauan dengan TV, penggunaan alarm, time clock untuk mencatat waktu kerja.
5. Independent internal verification (verifikasi internal yang independen)
Prinsip ini melibatkan pemeriksaan data yang diperiksa oleh karyawan. Pemeriksaan
catatan secara berkala atau secara mendadak seharusnya dilakukan oleh perusahaan.
8. 6. Human resource controls (pengendalian sumber daya manusia)
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sehubungan dengan pengendalian sumber
daya manusia antara lain adalah memantau karyawan yang memegang kas, merotasi
pekerjaan karyawan dan memberikan karyawan kesempatan untuk berlibur, melakukan
pemeriksaan latar belakang. Yang dimakudkan dengan pemeriksaan latar belakang adalah
mengecek apakah pelamar kerja merupakan lulusan dari sekolah yang terdaftar di list
perusahaan.
Pengendalian Internal pada Lingkungan Pemrosesan Data Elektronik
Sistem pengendalian intern dalam perusahaan yang menggunakan manual system
dalam akuntansinya lebih menitikberatkan pada orang yang melaksanakan sistem tersebut
(People Oriented). Jika komputer yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan data,
akan terjadi pergeseran dari sistem yang berorientasi pada orang ke sistem yang
berorientasi pada komputer (Computer Oriented). Pengendalian Intern Akuntansi dalam
lingkungan Pemrosesan Data Elektronik dibagi menjadi Pengendalian Umum dan
Pengendalian Aplikasi
Pengendalian Umum
[Anonim2, 2017] Pengendalian umum merupakan standart dan panduan yang
digunakan oleh karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur pengendalian umum ini
meliputi : Organisasi, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan
sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.
Hubungan Audit dan Internal Control dengan Business Ethic dan Good
Corporate Governance
Audit dan Internal control sangatlah penting buat perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya yang beretika yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
yaitu: transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. Konsep
Bisnis Etik pada perusahaan sangat melekat pada hubungan perusahaan dengan
stakeholders dimana perusahaan yang baik harus senantiasa menjaga hubungan yang
9. baik dengan dengan masyarakat, pemerintah, pemegang saham, pekerja dan pemasok
sebagai stakeholders perusahaaan. Untuk mewujudkan hubungan yang baik dengan
stakeholders diperlukan beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan salah
satunya adalah menjaga kepercayaan stakeholders. Suatu pengendalian intern bisa
dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu
dengan kondisi :
a) Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan
perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk
juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan
b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang
meliputi laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk
pengambilan keputusan.
c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan
dipatuhi dengan semestinya.
Apabila pengendalian intern yang diterapkan oleh sebuah perusahaan tersebut baik dan
memenuhi standar, maka dapat dipastikan tujuan dan sasaran perusahaan tersebut
tercapai secara maksimal. Sehingga resiko kecurangan manajemen dan resiko audit bagi
seorang auditor dapat diminimalisir. Pengendalian intern ini sangat penting bagi
perusahaan. Dan pemahaman auditor mengenai pengendalian intern perusahaan sangat
dibutuhkan sebelum menyimpulkan suatu keputusan atau penilaian. Sebelum kesimpulan
penilaian mengenai pengendalian tersebut diungkapkan, hendaknya auditor menguji
terlebih dahulu. Namun ada kalanya muncul masalah semacam defisiensi pengendalian
internal yang bisa menimbulkan salah saji yang material dalam laporan keuangan. Karena
, bisa jadi pengendalian internal tidak bisa efektif 100%. Keefektifan pengendalian internal
tergantung pada kompetensi dan orang-orang yang menggunakannya.
10. DAFTAR PUSTAKA
Hapzi Ali, 2017, Audit & Internal Control, Modul Perkuliahan, Universitas Mercu Buana,
Jakarta
Anonim1, 2017, http://keuanganlsm.com/pengendalian-intern-internal-control-audit-
internal/
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO)
Anonim2, 2017
http://jdih.itjen.esdm.go.id/peraturan/Standar%20Audit%20Intern%20Pemerintah%20Ind
onesia.pdf
Anonim3, 2017, http://indahjewel.blogspot.co.id/2012/09/sistem-pengendalian-internal-
spi.html