Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. Teori akuntansi digunakan untuk memecahkan masalah secara beralasan dan berdasarkan penalaran. Perkembangan akuntansi dipengaruhi oleh interaksi antara riset, pengajaran, dan praktik. Akuntansi dapat dikategorikan sebagai teknologi karena bertujuan menghasilkan informasi yang bermanfaat.
1. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
(Wawan Dwi Hadisaputro, S.Pd)
ARTI PENTING TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan
penyusun standar akan sangat mendorong pengembangan serta perbaikan menuju praktik
yang sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi
secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan
praktis (kepentingan jangka pendek). Dengan teori, orang akan melihat masalah dengan
perspektif yang lebih luas dan bebas dari hal-hal yang teknis atau rinci.
Orang membatasi diri dengan menerapkan hasil pengalamannya sampai suatu saat
menemukan cara terbaik yang sebenarnya cara tersebut dapat ditemukan secara lebih efisien
kalau dia menggunakan teori. Dengan kata lain, kemajuan profesi akan menjadi terhambat
kalau praktisi dan profesi akuntansi sudah merasa cukup puas dengan pengalaman
praktiknya. Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori
baik yang melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur,
metode, dan teknik tanpa memperhatikan teori di balik praktik tersebut. Akuntansi dipandang
sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan.
Dari sudut profesi/praktisi ini, akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to
account). Prinsip akuntansi berterima umuum/PABU (generally accepted accounting
principles/GAAP) dianggap sebagai sesuatu yang berian (given). PABU merupakan pedoman
yang lebih luas daripada standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara
eksplisit diatur dalam standar akuntansi. Di lain pihak, sebagai objek pengetahuan di
perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang
praktik dan teori.
2. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap
melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut
teori akuntansi. Teori akuntansi lebih memusatkan perhatian pada aspek mengapa (why to
account the way it is or the way it should be). Misalnya akademisi berkepentingan untuk
menjelaskan mengapa sekelompok perusahaan memilih metode akuntansi tertentu sementara
kelompok perusahaan yang lain memilih metoda akuntansi alternatif atau mengapa
perusahaan seharusnya mengkapitalisasi sewa guna. Kebutuhan untuk menjelaskan (to
explain) dan membenarkan (to justify) praktik dan fenomena akuntansi yang berjalan telah
menumbuhkan berbagai gagasan akademik, teori, dan riset ilmiah di bidang akuntansi yang
dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperbaiki praktik akuntansi.
Sebagai agen pengembangan dan perubahan, perguruan tinggi diharapkan lebih banyak
berperan dalam pengembangan akuntansi. Dengan demikian, pendidikan akuntansi di
perguruan tinggi harus mampu mengubah praktik akuntansi yang berjalan menjadi lebih baik.
Pendidik akuntansi berperan untuk menjembatani praktik dengan teori akuntansi sehingga
praktik akuntansi selaku berkembang menuju ke keadaan yang lebih baik.ini berarti bahwa
pendidikan dan pengajaran akuntansi tidak hanya membatasi pada apa yang nyatanya
dipraktikkan (aspek teknis) tetapi juga memasukkan alternatif-alternatif dan penalarannya
sehingga peserta didik nantinya dapat menerapkan gagasan alternatif yang menuju ke
perbaikan praktik.
Tiga Aspek Pengembangan Akuntansi
Riset
Pengajaran Praktik
Teori deskriptif idea
Aturan dan praktik
Solusi Masalah praktis
Pengetahuan profesional
Sumber: Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Suwardjono, 2005
3. Perkembangan akuntansi akan berkembang apabila terjadi interaksi diantara ketiga aspek
diatas. Kontribusi riset terhadap pengajaran/pendidikan yang pada gilirannya pengajaran
meningkatkan pengetahuan profesional untuk meningkatkan kualitas praktik. Begitupun
dapat sebaliknya, kemampuan pengajar untuk mengevaluasi apa yang nyatanya dipraktikan
dan apa secara normatif atau idealnya harus dipraktikan sehingga timbul gagasan-gagasan
baru untuk pengembangan praktik. Gagasan-gagasan baru ini harus merupakan bahan
penelitian dan pembahasan ditingkat akademik sehingga dihasilkan alternatif yang dapat
menjadi solusi saat terjadi masalah dalam praktik atau bila solusi tersebut lebih baik daripada
apa yang nyatanya dipraktikan.
PENGERTIAN AKUNTANSI
Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi dapat didefinisi sebagai: seperangkat
pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat didefinisi sebagai:
proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian,
penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari kejadian-
kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu
untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Dua kata kunci penting dalam definisi tersebut adalah perekayasaan (engineering) dan cara
tertentu (in a certain manner). Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata kalau informasi
yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan
ekonomik untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara.
Salah satu tujuan ekonomik negara adalah alokasi sumber daya ekonomi secara efisien.
Pelaporan keuangan (financial reporting) sebagai sistem nasional harus direkayasa dengan
seksama untuk pengendalian alokasi tersebut secara otomatis melalui mekanisma pasar yang
berlaku. Kebijakan pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perilaku pengambil
keputusan ekonomik jelas merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam alokasi
4. sumber daya ekonomik. Pengendalian secara otomatis dapat dicapai melalui standar
akuntansi yang merupakan cara tertentu sebagai hasil akhir dari proses perekayasaan.
AKUNTANSI SEBAGAI SENI, SAINS ATAU TEKNOLOGI
Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai kerajinan (art) karena orang
yang akan memperoleh pengetahuan dana keterampilan akuntansi harus terjun langsung
dalam dunia praktik. Dalam perkembangan berikutnya, pengetahuan dan keterampilan
akuntansi dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga membentuk seperangkat pengetahuan
utuh dan dapat diajarkan melalui pendidikan. Sehingga mereka yang menguasai seperangkat
pengetahuan tersebut bahkan dapat menyebut dirinya profesional, maka kurang tepat kalau
akuntansi dimasukkan sebagai bidang kerajinan apalagi kalau art dikaitkan dengan masalah
estetika. Penyebutan akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menujukkan
bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai (value-judgment)
yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan terbaik terhadap suatu
objek transaksi.
Dari penjelasan Suriasumantri dan Torgenson memberikan isyarat bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang berisi penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang bebas dari
pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsikan gejala tersebut apa adanya. Selain
syarat bebas nilai, terdapat kriteria penting lainnya untuk menguji validitas seperangkat
pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai sains, yaitu: Koherensi, Korespondensi,
Keterujian, dan Keuniversalan. Sains adalah salah satu cabang pengetahuan (seperangkat
pengetahuan) yang bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelaskan
tentang suatu fenomena dengan menerapkan metoda ilmiah dan bukan untuk mencapai tujuan
sosial, ekonomik ataupun politik, karena sains harus bebas nilai. Bila akuntansi dipandang
sebagai sains, maka akan banyak membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan
memilih metoda aluntansi tertentu, faktor-faktor apa yang mendorong manajemen
memanipulasi laba dan apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja
manajer divisi. Akuntansi tidak lagi membahas bagaimana tujuan pelaporan dicapai dan
bagaimana memperlakukan (mengukur, mengakui, manyajikan dan mengungkapkan) suatu
objek transaksi yang baik dan dan efektif. Akuntansi juga tidak lagi membahas bagaimana
menciptakan teknik, metoda, prinsip atau perlakuan akuntansi baru yang lebih baik.
5. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum untuk
menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan)
bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan. Prinsip-prinsip umum tersebut dicari unntuk
menjadi dasar penentuan standar, metoda atau teknik yang diharapkan bermanfaat untuk
mempengaruhi atau memperbaiki praktik. Oleh karena kebermanfaatan tersebut, akuntansi
tidak dapat bebas nilai karena faktor lingkungan harus dipertimbangkan.
Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (goods) yang
bermanfaat dan pengertian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis (hard technology)
tetapi juga teknologi lunak (soft technology). Teknologi merupakan sarana untuk
memecahkan masalah nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sudibyo menegaskan bahwa dengan mengenali karakteristik akuntansi, seperangkat
pengetahuan akuntansi sebenarnya lebih merupakan suatu teknologi (paling tidak teknologi
lunak) dan oleh karenanya harus dikembangkan sesuai dengan sifat teknologi agar lebih
bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan sosial tertentu. Teknologi
digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan
tertentu yang lebih baik. Akuntansi masuk dalam bidang teknologi, karena akuntansi dapat
didefinisikan sebagai “rekayasa informasi dan pengendalian keuangan”. Sebagai teknologi,
akuntansi dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan yang dikembangkan dalam
disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa harus mengembangkan teori
tersendiri.
Melekat dalam tiap teknologi adalah masalah penentuan cara yang terbaik untuk mengerjakan
atau mencapai sesuatu. Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan
produk (hasil) terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan. Perekayasaan
adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan
pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep,
metoda, teknik serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk. Yang dimaksud akuntansi
dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan
keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi (tentang struktur, mekanisme,
pihak yang terlibat dan standar pelaporan). Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses
tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus
disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengembilan keputusan
ekonomik.
6. PERSPEKTIF TEORI AKUNTANSI
Akuntansi disamping dapat dibedakan atas dasar taksonomi sains atau teknologi juga dapat
dijelaskan dari perspektif lain, yaitu dari (1) aspek sasaran teori, (2) aspek tataran semiotika,
dan (3) aspek pendekatan penalaran
1. Aspek Sasaran Teori
Berdasarkan pada aspek sasaran atau tujuan akuntansi, maka teori akuntansi dapat
dibedakan dalam 2 jenis, yaitu teori akuntansi positif dan teori akuntansi normative.
Perbedaan unsur dari kedua teori tersebut disajikan pada table berikut:
Penjelesan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau
perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar
pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah
sesuatu pernyataan itu benar atau salah (true or false) atas dasar kriteria ilmiah.
Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakan sesuatu itu
baik atau buruk (good or bad) atau relevan atau tak relevan (relevant or irrelevant)
dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif
diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat
pembuatan kebijakan.
7. 2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi dipandang sebagai kegiatan yang menghasilkan informasi, yang kemudian
informasi tersebut disampaikan pada semua pemangku kepentingan. Dengan
demikian akuntansi berhubungan dengan masalah komunikasi, dan popular
disebutkan bahwa accounting is business language. Akuntansi sebagai Bahasa maka
fakta diubah dalam Bahasa atau symbol (sintataik), dan disampaikan ke pihak lain
sehingga penerima dapat memahani pesan yang disampaikan (semantic), selanjutnya
atas pesan yang diterima maka penerima merespon/ bertindak (pragmatic). Ikhtisar
tataran semiotika disajikan berikut:
Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa
atas dasaar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi.
Tataran Semiotika dalam teori Komunikasi
Informasi
pragmatik
Fungsional,
pemengaruhan
Keefektifan tanda
bahasa (efek
komunikatif)
Pragmatika
Informasi
semantik
Penafsiran,
pelambangan
Aspek isi tanda
bahasa (makna)
Semantika
Informasi sintaktikOperasional,
penandaan
Aspek formal
tanda bahasa
(kosa kata, tata
bahasa)
Sintaktika
Kandungan
pesan
Penekanan
komunikasi
Sasaran
bahasan
Tataran
Sumber : Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Suwardjono: 2005
8. Efek komunikasi yang ingin dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia
menanamkan dana ke kegiatan ekonomik yang dibutuhkan masyarakat melalui
perusahaan. Karena perilaku investor dan kreditor menjadi sasaran pemengaruhan,
pesan yang ingin disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya likuiditas,
solvensi, dan profitabilitas. Dianggap pesan tersebut merupakan masukan dalam
pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan melalui
medium statemen keuangan.
3. Aspek Pendekatan Penalaran
Teori akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis yang memberikan penjelasan
tentang perlakuan/ kebijakan akuntansi tertentu. Berdasarkan penalaran maka
terdapat 2 jenis yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai
simpulan (konklusi). Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk
memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan
akuntansi.
Penalaran Induktif
Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan
berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi (penempatan)
dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori)
terhadap gejala akuntansi tertentu.
9. VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak.
Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori
yang diverivikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis
yang melandasi teori yang diajukan. Teori akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas
dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi.
Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta (tidak mepunyai
kandungan empiris) sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata-
mata. Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung
unsur empiris. Oleh karenanya, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan
pengamatan. Teori akuntansi pragmatik diverifikasi dengan penelitian empiris yang
didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat atau
bertindak seakan-akan menggunakan informasi tersebut.
Daya prediksi sering digunakan sebagai kriteria validitas teori, asumsi atau premis akuntansi.
Suatu teori dikatakan mempunyai daya prediksi yang tinggi bila sesuatu yang diharapkan dari
kebijakan yang disasarkan atas teori tersebut besar kemungkinannya akan terjadi. Karena
teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik tidak berdiri sendiri tetapi saling
mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian biasanya dilakukan untuk
10. memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus diverifikasi validitasnya atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan pertimbangan nilai yang telah
disepakati.
DAFTAR PUSTAKA
Soewarjono. 2010. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE
Utami, Wiwik. 2012. Modul Perkuliahan Teori Akuntansi: Akuntansi dan Perkembangan
Teori. Jakarta: Universitas Mercu Buana