1. Perikatan dalam KUHPerdata mencakup berbagai jenis perikatan seperti perikatan untuk memberikan sesuatu, berbuat atau tidak berbuat sesuatu, perikatan bersyarat, dengan ketetapan waktu, alternatif, tanggung renteng, dapat dibagi dan tidak dapat dibagi, serta perikatan ancaman hukuman.
2. Perikatan untuk memberikan sesuatu membebankan kewajiban kepada debitur untuk menyerahkan barang dan
1. 2018Perikatan Yang di Atur dalam KUHPerdata
SOLEH HASAN WAHID, M.H.
NIP. 199101112018011002
MACAM PERIKATAN
FAKULTAS SYARIAH IAIN PONOROGO 2020
2. MACAM PERIKATAN
PERIKATAN
MEMBERIKAN SESUATU
Dalam tiap-tiap perikatan untuk memberikan sesuatu adalah
termaktub kewajiban diberi utang untuk menyerahkan kebendaan
yang bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai seorang bapak
rumah yang baik sampai pada saat penyerahan (Pasal 1235)
Memberikan
Kekuasaan Nyata Kekuasaan Nyata
Hak Milik
Seorang bapak rumah yg baik
Merawat benda sebelum
diserahkan.
Apabila debitor dalam keadaan tidak untuk menyerahkan kebendaan yang dijanjikan
atau telah tidak merawat sepatutnya guna menyelamatkannya, maka debitor wajib
rnemberikan ganti biaya, ganti rugi atau bunga kepada kreditor (Pasal 1236 KUH
Perdata)
1
3. PERIKATAN BERBUAT
SESUATU, TIDAK
BERBUAT SESUATU
Berbuat sesuai yang telah ditentukan dalam perjanjian. Debitor
harus mematuhi apa yang ditentukan dalam perikatan, walau tidak
diperjanjikan.
Asas kepatutan
Masyarakat Sebagai pekerja
yang baik
Contoh
Membangun rumah, membuat
lukisan
2
Tiap-tiap perbuaatan untuk berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu,
apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan
penyelesaiannya dalam kewajiban, memberikan penggantian biaya, rugi dan
bunga (1239 KUHPerdata)
Pada saat itu si berpiutang adalah berhak menuntut akan penghapusan
segala sesuatu yang telah dibuat berlawanan dengan perikatan dan
bolehlah ia minta supaya dikuasakan oleh Hakim untuk menyuruh
menghapuskan segala sesuatu yang telah dibuat tadi atas biaya si
berutang; dengan tidak mengurangi hak menuntut penggantian biaya, rugi
dan bunga jika ada alasan untuk itu (1240 KUHPerdata).
4. PERIKATAN BERSYARAT
Suatu perikatan adalah bersyarat manakala ia digantungkan pada
suatu peristiwa yang masih akan datang dan yang masih belum
tentu akan terjadi, baik secara menangguhkan perikatan hingga
terjadinya peristiwa semacam itu, maupun secara membatalkan
perikatan menurut terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa tersebut.
Menangguhkan
Peristiwa akan
datang
Masih belum tentu
Menghapuskan
pasal 1265 KUH Perdata: Suatu syarat batal adalah syarat yang
apabila dipenuhi, menghentikan perikatan, dan membawa
segala sesuatu kembali, pada keadaan semula, seolah-olah
tidak pernah ada suatu perikatan.
4
Contoh: X berjanji akan menjual rumahnya kepada Y, jika X pindah tugas ke
kota lain. Jika syarat tersebut dipenuhi (X pindah tugas ke kota lain), maka
persetujuan jual-beli mulai berlaku. Sehingga X harus menyerahkan rumahnya
dan Y membayar harganya.
Contoh: X berjanji dengan Y, supaya Y menunggu rumahnya dengan
syarat bahwa Y harus mengosongkan kembali rumah tersebut apabila
adiknya vang studi di luar negeri selesai dan kembali ke tanah air.
Selain itu suatu perikatan akan hapus apabila: (1) syarat tidak mungkin
akan terjadi (Pasal 1254 KUH Perdata); (2) syarat yang tidak mungkin
terlaksana (Pasal 1255 KUH Perdata); dan (3) syarat digantungkan pada
salah satu pihak (Pasal 1256 KUH Perdata).
Lawannya adalah perikatan Murni
5. PERIKATAN DENGAN
KETETAPAN WAKTU
Menurut Pasal 1268 KUH Perdata, bahwa suatu ketetapan waktu
tidak tidak menangguhkan perikatan, melainkan hanya
menangguhkan pelaksanaannya.
Peristiwa sudah pasti terjadi
5
Contoh: Hibah yang
disandarkan kepada
kelahiran anak di
kandungan
Dalam perikatan dengan ketetapan waktu, maka
kreditor tidak berhak untuk menagih pembayaran
sebelum waktu yang diperjanjikan itu tiba (tetapi
apa yang telah dibayar sebelum waktu itu tiba
tidak dapat diminta kembali). Oleh sebab itu,
perikatan dengan ketetapan waktu itu selalu
dianggap dibuat untuk kepentingan debitor,
kecuali kalau dari sifat dan tujuan perikatan
sendiri ternyata ketetapan waktu tersebut dibuat
untuk kepentingan kreditor;
6. PERIKATAN
ALTERNATIF/MANA SUKA
Pasal 1272 KUH Perdata menyebutkan: Dalam perikatan-perikatan
manasuka yang berutang dibebaskan jika ia menyerahkan salah
satu dari 2 (dua) barang yang disebutkan dalam perikatan, tetapi ia
tidak dapat memaksa si berpiutang untuk menerima sebagian dari
barang yang satu dan sebagian dari barang yang lainnya.
Objek 2 barang
6
Debitorr yang memilih
Pada perikatan alternatif, hak memilih prestasi itu
ada pada debitor jika hak ini tidak secara tegas
diberikan kepada kreditor. Contoh: Perjanjian
antara X dan Y, X berhutang kepada Y sejumlah
uang RP. 10 juta, tetapi ternyata ia tidak dapat
mengembalikan dan ia menjanjikan kepada Y
untuk menyerahkan barang yaitu sebuah sepeda
motor seharga Rp. 10 juta, dan ada juga barang
berupa LCD yang dinilainya seharga Rp. 10 juta.
Di sini X boleh memilih apakah mau menyerahkan
sepeda motor atau LCD.
Bagaimana jika salah satu dari barang
tersebut hilang atau musnah atau tidak dapat
diserahkan?
Jika hanya salah satu berubah menjadi perikatan murni. Jika dua2
nya dan yg salah adalah debitor, maka ia wajib mengganti dengan
uang cukup senilai 1 barang.
7. PERIKATAN TANGGUNG
RENTENG
Dapat terjadi apabila seorang debitor berhadapan dengan beberapa
orang kreditor; atau seorang kreditor berhadapan dengan beberapa
orang debitor.
TANGGUNG RENTENG AKTIF
7
Pasal 1279 KUH Perdata, menyebutkan: Adalah terserah kepada yang
berpiutang untuk memilih apakah ia akan membayar utang kepada yang 1
(satu) atau kepada yang lainnya di antara orang-orang yang berpiutang,
selama ia belum digugat oleh salah satu.
Meskipun demikian pembebasan yang diberikan oleh salah satu orang
berpiutang dalam suatu perikatan tanggung menanggung, tidak dapat
membebaskan si berutang untuk selebihnya dari bagian orang yang
berpiutang tersebut.
Kreditor Kreditor Kreditor
Debitor
Bayar cukup kepada
satu saja
8. PERIKATAN TANGGUNG
RENTENG
Dapat terjadi apabila seorang debitor berhadapan dengan beberapa
orang kreditor; atau seorang kreditor berhadapan dengan beberapa
orang debitor.
TANGGUNG RENTENG PASIF
7
Perikatan tanggung menanggung pasif terjadi apabila pihak debitor terdiri dari
beberapa orang pada perikatan tanggung menanggung, setiap debitor
berkewajiban untuk memenuhi prestasi seluruh hutang dan jika sudah
dipenuhi oleh seorang debitor saja, membebaskan debitor-debitor lainnya dari
tuntutan kreditor dan perikatannya terhapus.
Debitor Debitor Debitor
Kreditor
Bisa mengih
kepada semua
kreditor
9. PERIKATAN DAPAT
DIBAGI DAN TIDAK
DAPAT DIBAGI
Menurut Abdulkadir Muhammad, sifat dapat atau tidak dapat dibagi
itu didasarkan pada dua hal, yaitu: (1) sifat barang yang menjadi
objek; dan (2) maksud perikatannya (strekhing) apakah itu dapat
atau tidak dapat dibagi. Memiliki arti penting apabila ada lebih dari
seorang debitor dan kreditor
HAKIKAT PRESTASI PERIKATAN
ADALAH TIDAK DAPAT DIBAGI
8
Menurut ketentuan Pasal 1390 KUH Perdata, tidak ada seorang debitor yang
dapat memaksa kreditornya menerima pembayaran utangnya sebagian
meskipun utang itu dapat dibagi-bagi.
Dasar Pembagian
Sifat barang
Maksud
Perikatan
10. PEMBAGIAN BERDASAR
SIFAT BARANG
Menurut Pasal 1296 KUH Perdata, bahwa perikatan tidak dapat
dibagi-bagi, jika obyek dari pada perikatan tersebut yang berupa
penyerahan sesuatu barang atau perbuatan dalam pelaksanaannya
tidak dapat dibagi-bagi, baik secara nyata ataupun secara
perhitungan
Tidak mengurangi hakikat bendanya
8
Akibat hukum dalam perikatan yang dapat dibagi-bagi, bahwa setiap kreditor
hanya berhak menuntut suatu bagian prestasi rnenurut perimbangannya,
sedangkan setiap debitor hanya berkewajiban memenuhi prestasi untuk
bagiannya saja menurut perimbangan.
Tidak mengurangi harga secara menyolok
11. PEMBAGIAN BERDASAR
MAKSUD PERIKATAN
Menurut Pasal 1296 KUH Perdata, bahwa perikatan tidak dapat
dibagi-bagi, jika obyek dari pada perikatan tersebut yang berupa
penyerahan sesuatu barang atau perbuatan dalam pelaksanaannya
tidak dapat dibagi-bagi, baik secara nyata ataupun secara
perhitungan
PERIKATAN TIDAK DAPAT DIBAGI JIKA
8
Perikatan adalah tidak dapat dibagi-bagi, jika maksud para pihak bahwa
prestasinya harus dilaksanakan sepenuhnya, sekalipun sebenarnya perikatan
tersebut dapat dibagi-bagi. Perikatan untuk menyerahkan hak milik sesuatu
benda menurut maksudnya tidak dapat dibagi-bagi, sekalipun sebenarnya
menurut sifat prestasinya, dapat dibagi-bagi.
Akibat hukum perikatan yang tidak dapat dibagi-bagi
ialah bahwa dalam perikatan yang tidak dapat dibagi-
bagi, setiap kreditor berhak menuntut seluruh prestasi
kepada setiap debitor dan setiap debitor berkewajiban
memenuhi prestasi tersebut seluruhnya.
12. PERIKATAN ANCAMAN
HUKUMAN
Hal ini dijelaskan dalam Pasal 1304 KUH Perdata: Ancaman
hukuman adalah suatu ketentuan sedemikian rupa yang mana
seorang untuk jaminan pelaksanaan suatu perikatan diwajibkan
melakukan sesuatu manakala perikataan itu tidak dipenuhi.
Penetapan hukuman menurut Pasal
1307 KUH Perdata adalah sebagai
ganti kerugian karena tidak
dipenuhinya prestasi.
8
Syarat Ancaman Hukum
Untuk memberikan suatu kepastian atas pelaksanaan isi
perjanjian seperti yang telah ditetapkan dalam perjanjian
yang dibuat para pihak
Usaha untuk menetapkan jumlah
ganti kerugian jika betul-betul
terjadi wanprestasi.