SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
POKOK REFORMASI ATURAN BEA METERAI
Th 1817 : De Heffing Van Het Recht Van Het Klien Zegel
Th 1885 : Op de heffing van het zegel rech in nederlands
Indie
Th. 1921 : Aturan Bea Materai (ABM 1921)
Hakekatnya rumit sehingga
sulit dipahami dan dilaksanakan
Undang-Undang No. 13 Tahun 1985
Berlaku pada tanggal 1 Januari 1986
1. Penggunaan Bea Meterai untuk
keabsahan suatu dokumen.
2. Sifatnya sederhana sehingga mudah
dipahami dan dilaksanakan.
3. Fungsi budgeter kurang diperhatikan
PP No.13 Th. 1989
tentang perubahan besarnya tarif Bea Meterai
dan besarnya batas harga nominal yang dikenakan
bea meterai atas cek dan bilyet giro.
Berlaku sejak 22 September 1989
PP No.7 Th. 1995
tentang perubahan tarif Bea Meterai
Berlaku sejak 21 April 1995
Fungsi budgeter mulai diperhatikan
PP No.24 Th. 2000
tentang perubahan tarif Bea Meterai
Berlaku sejak 1 Mei 2000
Adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud
tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau
pihak-pihak yang berkepentingan.
PEMAHAMAN ISTILAH
Adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia
Adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk
pula paraf, teraan, atau cap tanda tangan atau cap paraf, teraan cap
nama atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan
DOKUMEN
BENDA
METEREI
TANDA
TANGAN
PEMETERAIAN
KEMUDIAN
PEJABAT
POS
Adalah suatu cara pelunasan bea meterai yang dilakukan oleh pejabat
pos atas permintaan pemegang dokumen yang bea meterainya belum
dilunasi sebagaimana mestinya.
Adalah pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahi tugas
melayani permintaan pemeteraian kemudian.
OBYEK BEA METERAI
Pasal 2
Dokumen yang tidak dikaitkan
dengan besarnya harga nominal
dalam dokumen.
A. Surat Perjanjian dan Surat lainnya
sebagai alat pembuktian
mengenai perbuatan, kenyataan
atau keadaan yang bersifat perdata.
B. Akta notaris termasuk salinannya.
C. Akta PPAT termasuk angkapannya
Dokumen yang dikaitkan dengan
besarnya harga nominal dalam
dokumen.
D. Surat yang memuat uang :
q Lebih dari Rp. 250.000,- s/d 1 juta
( PP No. 24/2000 )
q Lebih dari Rp. 1 juta
E. Surat berharga seperti wesel promes,
aksep, dan cek.
F. Efek dengan nama dalam bentuk apapun
Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika
digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan, maka terlebih dahulu
dilakukan pemeteraian kemudian
A. Dokumen berupa :
1. Surat Penyimpanan Barang
2. Konosemen
3. Surat Angkutan Penumpang & Barang
4. Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen no. 1,2, dan 3
5. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang
6. Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengiriman.
7. Surat-surat lainnya yang disampaikan dengan surat-surat seperti no 1 s/d 6.
B. Segala bentuk ijazah
C. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada
kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran
itu.
D. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank.
E. Kwitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu
dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank.
F. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi.
G. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank,
koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut.
H. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian.
I. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
DI KECUALIKAN
NO OBYEK UU No. 13/1985 PP No. 07/1995 PP No. 24/2000
1 Surat perjanjian & surat lainnya 1.000 2.000 6.000
untuk alat pembuktian
2 Akta notaris termasuk salinannya 1.000 2.000 6.000
3 Akta PPAT termasuk rangkapnya 1.000 2.000 6.000
4 Surat yang memuat > 1 juta 1.000 2.000 6.000
(termasuk kuitansi lelang)
5 Risalah Lelang 1.000 2.000 6.000
6 Surat berharga bernilai lebih 1.000 2.000 6.000
dari Rp. 1 juta.
7 Cek dan Bilyet Giro tanpa batas 1.000 2.000 3.000
8 Efek dengan harga nominal
q s/d Rp. 1 juta - - 3.000
q Lebih dari Rp. 1 juta 1.000 2.000 6.000
9 Dokumen sebagai alat pembuktian 1.000 2.000 6.000
10 Idem no 4 s/d 6
Harga nominal > Rp. 100,000 500 1.000 3.000
s/d Rp. 1 juta ( > Rp. 250.000 (> Rp. 250.000
S/d Rp. 1 juta ) S/d Rp. 1 juta)
11 Sekumpulan efek dalam bentuk apapun
q s/d Rp. 1 juta - - 3.000
q Lebih dari Rp. 1 juta - - 6000
TARIF BEA MATERAI
q Dibuat oleh satu
pihak
q Kuitansi cek dan
sejenisnya
q Terhutang pada
saat dokumen
diserahkan dan
diterima oleh
pihak untuk
siapa dokumen
dibuat
SAAT TERHUTANG BEA METERAI
Pasal 5
Dari Segi pembuatan
dokumen
Dari Segi penggunaan
dokumen
q Dibuat oleh lebih
dari satu pihak
q Perjanjian jual
beli, sewa
menyewa, dsb
q Terhutang pada
saat selesai
dibuat dalam arti
selesai di tanda
tangani
Dalam hal dokumen
dibuat di Luar
Negeri, saat
terhutang Bea
Meterai yaitu pada
saat digunakan di
Indonesia.
PELUNASAN BEA METERAI
Pasal 7 (2)
BENDA METERAI CARA LAIN
Meterai Tempel Kertas Meterai Mesin Teraan Pencetakan Tanda
“Lunas Bea Meterai”
Penyetoran tunai ke :
1. Kantor pos dan giro memakai formulir
Giro atau SSP formulir KP PDIP S-1
2. Bank persepsi memakai SSP formulir KP
PDIP S-1
Bea Materai merupakan pajak atas Dokumen tertentu, Namun apabila kemudian ternyata dijadikan alat bukti
di Pengadilan maka dokumen wajib bermaterai.
Putusan Mahkamah Agung tgl.28-8-1975 No.983K/Sip/1972 menegaskan bahwa kuitansi yang diajukan oleh
tergugat sebagai bukti, karena tidak bermaterai oleh Hakim dikesampingkan.

More Related Content

What's hot

Pengertian saham dan jenis saham
Pengertian saham dan jenis sahamPengertian saham dan jenis saham
Pengertian saham dan jenis saham
Reza Baskoro
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
Ye Si
 

What's hot (20)

Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Pengertian saham dan jenis saham
Pengertian saham dan jenis sahamPengertian saham dan jenis saham
Pengertian saham dan jenis saham
 
Mengenal pajak
Mengenal pajakMengenal pajak
Mengenal pajak
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Pasar Uang
Pasar UangPasar Uang
Pasar Uang
 
Uas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasionalUas ekonomi internasional
Uas ekonomi internasional
 
Laba rugi
Laba rugiLaba rugi
Laba rugi
 
Bab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasiBab 3 perilaku organisasi
Bab 3 perilaku organisasi
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
STRUKTUR ORGANISASI DAN JABATAN DI BIDANG ADMINISTRASI ( Administrasi Umum S...
STRUKTUR ORGANISASI DAN JABATAN DI BIDANG  ADMINISTRASI ( Administrasi Umum S...STRUKTUR ORGANISASI DAN JABATAN DI BIDANG  ADMINISTRASI ( Administrasi Umum S...
STRUKTUR ORGANISASI DAN JABATAN DI BIDANG ADMINISTRASI ( Administrasi Umum S...
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
Anggaran Biaya
Anggaran BiayaAnggaran Biaya
Anggaran Biaya
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Pengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publikPengukuran kinerja sektor publik
Pengukuran kinerja sektor publik
 

Similar to Materi bea-materai

surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
daffa448091
 

Similar to Materi bea-materai (18)

Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Bea Materai
Bea MateraiBea Materai
Bea Materai
 
Bea+meterai
Bea+meteraiBea+meterai
Bea+meterai
 
Pertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjkPertemuan 12 pjk
Pertemuan 12 pjk
 
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan PemungutanPBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutan
 
PBB dan Bea Materai
PBB dan Bea MateraiPBB dan Bea Materai
PBB dan Bea Materai
 
Materi Bea Meterai pajak indonesia .pptx
Materi Bea Meterai pajak indonesia .pptxMateri Bea Meterai pajak indonesia .pptx
Materi Bea Meterai pajak indonesia .pptx
 
Hukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat BerhargaHukum tentang Surat Berharga
Hukum tentang Surat Berharga
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
surat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.pptsurat-surat-berharga-ppt.ppt
surat-surat-berharga-ppt.ppt
 
SURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.pptSURAT BERHARGA.ppt
SURAT BERHARGA.ppt
 
Bab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berhargaBab 5 surat surat berharga
Bab 5 surat surat berharga
 
Undang undang meterai
Undang undang meteraiUndang undang meterai
Undang undang meterai
 
Mendokumentasikan Bukti-bukti Kas Kecil
Mendokumentasikan Bukti-bukti Kas KecilMendokumentasikan Bukti-bukti Kas Kecil
Mendokumentasikan Bukti-bukti Kas Kecil
 
Modul dana Kas Kecil
Modul dana Kas Kecil Modul dana Kas Kecil
Modul dana Kas Kecil
 
Uu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materaiUu 13 1985 bea materai
Uu 13 1985 bea materai
 
Surat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdfSurat Berharga.pdf
Surat Berharga.pdf
 
Nur fadhilah novianti
Nur fadhilah noviantiNur fadhilah novianti
Nur fadhilah novianti
 

More from IAIN Ponorogo

More from IAIN Ponorogo (20)

Analisis komparatif konsep mahar dan nafkah ramah gender
Analisis komparatif konsep mahar dan nafkah ramah genderAnalisis komparatif konsep mahar dan nafkah ramah gender
Analisis komparatif konsep mahar dan nafkah ramah gender
 
Sumber perikatan
Sumber perikatanSumber perikatan
Sumber perikatan
 
Perjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominatPerjanjian nominat dan anominat
Perjanjian nominat dan anominat
 
Perjanjian di era modern
Perjanjian di era modernPerjanjian di era modern
Perjanjian di era modern
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Penyelesaian sengeketa
Penyelesaian sengeketaPenyelesaian sengeketa
Penyelesaian sengeketa
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 
Macam perikatan
Macam perikatanMacam perikatan
Macam perikatan
 
Kedudukan hukum perikatan islam
Kedudukan hukum perikatan islamKedudukan hukum perikatan islam
Kedudukan hukum perikatan islam
 
Keadaan hukum
Keadaan hukumKeadaan hukum
Keadaan hukum
 
Keabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjianKeabsahan perjanjian
Keabsahan perjanjian
 
Hak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolutHak relatif dan absolut
Hak relatif dan absolut
 
Berakhirnya perjanjian
Berakhirnya perjanjianBerakhirnya perjanjian
Berakhirnya perjanjian
 
Asas perjanjian
Asas perjanjianAsas perjanjian
Asas perjanjian
 
Rukun dan syarat akad
Rukun dan syarat akadRukun dan syarat akad
Rukun dan syarat akad
 
Macam perikatan
Macam perikatanMacam perikatan
Macam perikatan
 
Kedudukan hukum perikatan islam
Kedudukan hukum perikatan islamKedudukan hukum perikatan islam
Kedudukan hukum perikatan islam
 
Asas perjanjian
Asas perjanjianAsas perjanjian
Asas perjanjian
 
Macam akad dalam islam
Macam akad dalam islamMacam akad dalam islam
Macam akad dalam islam
 
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copyPengertian dan ruang lingkup hukum perikatan   copy
Pengertian dan ruang lingkup hukum perikatan copy
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 

Materi bea-materai

  • 1. POKOK REFORMASI ATURAN BEA METERAI Th 1817 : De Heffing Van Het Recht Van Het Klien Zegel Th 1885 : Op de heffing van het zegel rech in nederlands Indie Th. 1921 : Aturan Bea Materai (ABM 1921) Hakekatnya rumit sehingga sulit dipahami dan dilaksanakan Undang-Undang No. 13 Tahun 1985 Berlaku pada tanggal 1 Januari 1986 1. Penggunaan Bea Meterai untuk keabsahan suatu dokumen. 2. Sifatnya sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan. 3. Fungsi budgeter kurang diperhatikan PP No.13 Th. 1989 tentang perubahan besarnya tarif Bea Meterai dan besarnya batas harga nominal yang dikenakan bea meterai atas cek dan bilyet giro. Berlaku sejak 22 September 1989 PP No.7 Th. 1995 tentang perubahan tarif Bea Meterai Berlaku sejak 21 April 1995 Fungsi budgeter mulai diperhatikan PP No.24 Th. 2000 tentang perubahan tarif Bea Meterai Berlaku sejak 1 Mei 2000
  • 2. Adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan. PEMAHAMAN ISTILAH Adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Adalah tanda tangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula paraf, teraan, atau cap tanda tangan atau cap paraf, teraan cap nama atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan DOKUMEN BENDA METEREI TANDA TANGAN PEMETERAIAN KEMUDIAN PEJABAT POS Adalah suatu cara pelunasan bea meterai yang dilakukan oleh pejabat pos atas permintaan pemegang dokumen yang bea meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya. Adalah pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahi tugas melayani permintaan pemeteraian kemudian.
  • 3. OBYEK BEA METERAI Pasal 2 Dokumen yang tidak dikaitkan dengan besarnya harga nominal dalam dokumen. A. Surat Perjanjian dan Surat lainnya sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. B. Akta notaris termasuk salinannya. C. Akta PPAT termasuk angkapannya Dokumen yang dikaitkan dengan besarnya harga nominal dalam dokumen. D. Surat yang memuat uang : q Lebih dari Rp. 250.000,- s/d 1 juta ( PP No. 24/2000 ) q Lebih dari Rp. 1 juta E. Surat berharga seperti wesel promes, aksep, dan cek. F. Efek dengan nama dalam bentuk apapun Surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan, maka terlebih dahulu dilakukan pemeteraian kemudian
  • 4. A. Dokumen berupa : 1. Surat Penyimpanan Barang 2. Konosemen 3. Surat Angkutan Penumpang & Barang 4. Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen no. 1,2, dan 3 5. Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang 6. Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengiriman. 7. Surat-surat lainnya yang disampaikan dengan surat-surat seperti no 1 s/d 6. B. Segala bentuk ijazah C. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu. D. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank. E. Kwitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah dan bank. F. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi. G. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut. H. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian. I. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun. DI KECUALIKAN
  • 5. NO OBYEK UU No. 13/1985 PP No. 07/1995 PP No. 24/2000 1 Surat perjanjian & surat lainnya 1.000 2.000 6.000 untuk alat pembuktian 2 Akta notaris termasuk salinannya 1.000 2.000 6.000 3 Akta PPAT termasuk rangkapnya 1.000 2.000 6.000 4 Surat yang memuat > 1 juta 1.000 2.000 6.000 (termasuk kuitansi lelang) 5 Risalah Lelang 1.000 2.000 6.000 6 Surat berharga bernilai lebih 1.000 2.000 6.000 dari Rp. 1 juta. 7 Cek dan Bilyet Giro tanpa batas 1.000 2.000 3.000 8 Efek dengan harga nominal q s/d Rp. 1 juta - - 3.000 q Lebih dari Rp. 1 juta 1.000 2.000 6.000 9 Dokumen sebagai alat pembuktian 1.000 2.000 6.000 10 Idem no 4 s/d 6 Harga nominal > Rp. 100,000 500 1.000 3.000 s/d Rp. 1 juta ( > Rp. 250.000 (> Rp. 250.000 S/d Rp. 1 juta ) S/d Rp. 1 juta) 11 Sekumpulan efek dalam bentuk apapun q s/d Rp. 1 juta - - 3.000 q Lebih dari Rp. 1 juta - - 6000 TARIF BEA MATERAI
  • 6. q Dibuat oleh satu pihak q Kuitansi cek dan sejenisnya q Terhutang pada saat dokumen diserahkan dan diterima oleh pihak untuk siapa dokumen dibuat SAAT TERHUTANG BEA METERAI Pasal 5 Dari Segi pembuatan dokumen Dari Segi penggunaan dokumen q Dibuat oleh lebih dari satu pihak q Perjanjian jual beli, sewa menyewa, dsb q Terhutang pada saat selesai dibuat dalam arti selesai di tanda tangani Dalam hal dokumen dibuat di Luar Negeri, saat terhutang Bea Meterai yaitu pada saat digunakan di Indonesia.
  • 7. PELUNASAN BEA METERAI Pasal 7 (2) BENDA METERAI CARA LAIN Meterai Tempel Kertas Meterai Mesin Teraan Pencetakan Tanda “Lunas Bea Meterai” Penyetoran tunai ke : 1. Kantor pos dan giro memakai formulir Giro atau SSP formulir KP PDIP S-1 2. Bank persepsi memakai SSP formulir KP PDIP S-1
  • 8. Bea Materai merupakan pajak atas Dokumen tertentu, Namun apabila kemudian ternyata dijadikan alat bukti di Pengadilan maka dokumen wajib bermaterai. Putusan Mahkamah Agung tgl.28-8-1975 No.983K/Sip/1972 menegaskan bahwa kuitansi yang diajukan oleh tergugat sebagai bukti, karena tidak bermaterai oleh Hakim dikesampingkan.