SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
OTONOMI DAERAH
Apa itu Otonomi Daerah ?
• Secara bahasa
Otonomi adalah kewenangan. Daerah adalah suatu wilayah.
• Menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 1999 (Pemerintahan
daerah)
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
• Menurut UU pasal 1 no.32 tahun 2004
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
dan masyarakat sekitar.
Apa itu Daerah Otonom ?
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah,
yang berwenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengapa ada Otonomi Daerah ?
Sebagai wujud adanya perubahan
paradigma dalam pelaksanaan pemerintah
di Indonesia yang selama ini (sebelum Era
Reformasi) bersifat sentralistik telah tidak
sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan
masyarakat Indonesia saat ini.
Tujuan Otonomi Daerah
• Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat.
• Pengembangan kehidupan demokrasi.
• Keadilan.
• Pemerataan.
• Pemeliharaan hubungan yang serasi antara
pemerintahan daerah dan pusat.
• Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
• Menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran
serta masyarakat, mengembang peran dan fungsi
DPRD.
Landasan Pelaksanaan Otonomi
Daerah
• Pasal 18 UUD 1945
• Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998
(penyelenggaraan otonomi daerah,
penggunaan dan pengaturan sumber daya
Nasional, perimbangan keuangan pusat dan
daerah)
• UU No.22, 1999 (pemerintahan daerah) diubah
menjadi UU No.32, 2004.
• UU No. 25, 1999 (perimbangan keuangan
pusat dan daerah) diubah menjadi UU No.33,
2004
Berkaitan dengan hubungan keuangan, dalam
undang-undang No 33 Tahun 2004 ditegaskan bahwa
pendanaan penyelenggaran pemerintah agar terlaksana
secara efesien dan efektif serta untuk mencegah
tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan
pada suatu bidang pemerintah, diatur sebagai berikut:
a. Penyelenggaran pemerintah yang menjadi
kewenangan daerah dalam rangka desentralisasi
dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)
b. Penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang
menjadi tanggung jawab pemerintah dibiayai dari
Anggaran Pendapatan Belaja Negara (APBN), baik
kewenagan pusat yang dikonsentrasikan kepada
gubernur atau ditugaskan kepada pemerintah
daerah dan/atau desa atau sebutan lainnya dalam
rangka tugas pembantuan
Asas-asas Otonomi Daerah
• Desentralisasi
Penyerahan wewenang dari pusat ke daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam NKRI
• Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur dan atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu
• Tugas pembantuan
Penugasan dari pemerintah kepada daerah
contoh
1. Desentralisasi
- Dinas pendidikan mengatur pola pendidikan
- Dinas perikanan mengatur potensi perikanan di
daerah
- Pemilihan kepala daerah, dll
2. Dekonsentrasi
- Kantor pelayanan pajak untuk masyarakat
3. Tugas pembantuan
- Kegiatan penanggulangan kemiskinan P2KP
- Kegiatan pengembangan infrastuktur sosial ekonomi
wilayah
- Bantuan Operasional Kesehatan
Asas-asas pelaksanaan otonomi
daerah
1. Otonomi Luas : Yaitu Kekuasaan Daerah Untuk
Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Mencakup
Kewenangan Semua Bidang, Kecuali Kewenangan
Yang Oleh Undang – Undang Ditetapkan Tidak Menjadi
Wewenang Pemerintah Daerah
2. Otonomi nyata : yaitu keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan dibidang tertentu
yang secara nyata ada dan diperlukan untuk tumbuh
dan berkembang di daerah
3. Otonomi yang bertanggung jawab : yaitu perwujudan
pertanggungjawaban sebagai konsekwensi pemberian
hak dan kewenangan kapada daerah sebagai wujud
tugas dan kewajiban daerah dalam mencapai tujuan
otonomi
Hak dan Kewajiban Pemerintah
Daerah
Hak
1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
2. Memilih pimpinan daerah
3. Mengelola aparatur daerah
4. Memungut pajak daerah
5. Mendapatkan bagi hasil dari [engelolaan sumber daya
alam dan sumber daya lainnya yang ada di daerah
6. Mendapatkan sumber – sumber pendapatan lain yang
sah
7. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang – undangan (ps. 21 uu no. 32 th 2004)
Kewajiban
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional serta
keutuhan nkri
2. Meningkatkan kehidupan demokrasi
3. Mengembangkan kualitas kehidupan
masyarakat
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
6. Menyediakan fasilitas keseharan
7. Dan sebagainya (ps. 22 uu no. 32 th 2004)
Kewenangan pemerintah daerah dalam
mengurus kepentingan masyarakatnya
meliputi bidang:
• Pendidikan
• Kesejahteraan
• Kesehatan
• Perumahan
• Pertanian
• Perdagangan, dll
Kewenangan pemerintah yang
tetap menjadi urusan pemerintah
pusat
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan fiskal nasional
6. Agama
Prinsip-prinsip pelaksanaan
otonomi daerah
1. Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan,
potensi, dan keragaman daerah
2. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi nyata, dan bertanggung
jawab
3. Otonomi luas dan utuh diletakkan pada kabupaten / kota,
sedangkan otonomi propinsi merupakan otonomi yang terbatas
4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara
sehingga tetap terjalin hubungan pusat, daerah dan antar
daerah
5. Harus meningkatkan kemandirian daerah otonom serta di
dalam kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administratif
6. Harus meningkatkan peranan dan fungsi legislatif daerah dan
fungsi anggaran dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
7. Asas dekonsentrasi diletakkan pada propinsi sebagai wilayah
adminstrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan
tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur
SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD
MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS
PEMBANTUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI
SELUAS – LUASNYA DALAM SISTEM DAN
PRINSIP NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH
DAERAH
PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH
DAN PERANGKAT DAERAH
UNSUR PERANGKAT DAERAH:
SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
SEKRETARIS DAERAH
LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA DINAS
LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH
KEPALA BADAN DAERAH
KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT
KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH
PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN
YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG
DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN
KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI
/ WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI
KEPALA DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA DPRD
GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU
KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA
DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH
PUSAT DI DAERAH
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
DI DAERAH
• KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN
PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK
MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT
DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
SEHARI - HARI
MACAM KEBIJAKAN PUBLIK
1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN
(TERTULIS):
KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT / NASIONAL :
- UUD 1945
- TAP MPR
- UU / PERPU
- PERATURAN PEMERINTAH
- PERATURAN PRESIDEN
- PERATURAN MENTERI,
KEPUTUSAN MENTERI, DAN
KEPUTUSAN DIREKTORAT.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH:
- PERATURAN DAERAH
- PERATURAN GUBERNUR
- PERATURAN BUPATI / WALIKOTA
- KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI
DAERAH
2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK
TERTULIS (KONVENSI) CONTOHNYA :
- PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA
BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM
- PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN
PENERTIBAN KAWASAN KOTA
- PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN
JALAN DAN SARANA UMUM DLL.
PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN
PUBLIK
1.ISU MASALAH
PUBLIK
2.PERUMUSAN
KEBIJAKANPUBLIK
3.PENERAPAN
KEBIJAKAN PUBLIK
4. EVALUASI KEBIJAKAN
PUBLIK
APA MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN
MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA,
BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT
2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG
PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU
3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU
KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH
SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING
MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA
4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG
TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT
HIDUP SECARA DAMAI
PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK BERPERAN AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
A. FAKTOR INTERNAL :
1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM LAMA
BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH
URUSAN PEMERINTAH.
2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN
UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK
3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH
UNTUK BERPARTISIPASI
4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH
B. FAKTOR EKSTERNAL :
1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK
BERPARTISIPASI
2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI WARGA
TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI
3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG TIDAK
SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI
4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR YANG
TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN
AKIBAT APABILA MASYARAKAT TIDAK AKTIF
DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ?
1. PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK AKAN
MEMENUHI HAK – HAK RAKYAT SECARA
MENYELURUH
2. KEBIJAKAN PUBLIK BISA JADI TIDAK SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN
MASYARAKAT
3. KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK SEJALAN BAHKAN
BERTENTANGAN DENGAN NILAI – NILAI BUDAYA
MASYARAKAT

More Related Content

Similar to pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt

Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
Galuh Musa
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
Galuh Musa
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Lim Othe
 
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerahIsu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Afiif Anshori
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Farid Ma'ruf
 

Similar to pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt (20)

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Otoda
OtodaOtoda
Otoda
 
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
 
perkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerahperkembangan otonomi daerah
perkembangan otonomi daerah
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
 
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerahIsu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
Materi apd-sistem pemerintahan daerah-1314
 
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptxKel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
Kel 3 Konsep Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah desa.pptx
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
MATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxMATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptx
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerah
 
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
14-KWN OTONOMI DAERAH.pptx
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
Pkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerahPkn otonomi daerah
Pkn otonomi daerah
 

Recently uploaded (7)

Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggimateri hukum perbankan di Indonesia  untuk perguruan tinggi
materi hukum perbankan di Indonesia untuk perguruan tinggi
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt

  • 2. Apa itu Otonomi Daerah ? • Secara bahasa Otonomi adalah kewenangan. Daerah adalah suatu wilayah. • Menurut pasal 1 UU Nomor 22 Tahun 1999 (Pemerintahan daerah) Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. • Menurut UU pasal 1 no.32 tahun 2004 Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan masyarakat sekitar.
  • 3. Apa itu Daerah Otonom ? Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 4. Mengapa ada Otonomi Daerah ? Sebagai wujud adanya perubahan paradigma dalam pelaksanaan pemerintah di Indonesia yang selama ini (sebelum Era Reformasi) bersifat sentralistik telah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.
  • 5. Tujuan Otonomi Daerah • Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. • Pengembangan kehidupan demokrasi. • Keadilan. • Pemerataan. • Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintahan daerah dan pusat. • Mendorong untuk memberdayakan masyarakat. • Menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembang peran dan fungsi DPRD.
  • 6. Landasan Pelaksanaan Otonomi Daerah • Pasal 18 UUD 1945 • Ketetapan MPR No. XV/MPR/1998 (penyelenggaraan otonomi daerah, penggunaan dan pengaturan sumber daya Nasional, perimbangan keuangan pusat dan daerah) • UU No.22, 1999 (pemerintahan daerah) diubah menjadi UU No.32, 2004. • UU No. 25, 1999 (perimbangan keuangan pusat dan daerah) diubah menjadi UU No.33, 2004
  • 7. Berkaitan dengan hubungan keuangan, dalam undang-undang No 33 Tahun 2004 ditegaskan bahwa pendanaan penyelenggaran pemerintah agar terlaksana secara efesien dan efektif serta untuk mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintah, diatur sebagai berikut: a. Penyelenggaran pemerintah yang menjadi kewenangan daerah dalam rangka desentralisasi dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) b. Penyelenggaraan kewenangan pemerintah yang menjadi tanggung jawab pemerintah dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belaja Negara (APBN), baik kewenagan pusat yang dikonsentrasikan kepada gubernur atau ditugaskan kepada pemerintah daerah dan/atau desa atau sebutan lainnya dalam rangka tugas pembantuan
  • 8. Asas-asas Otonomi Daerah • Desentralisasi Penyerahan wewenang dari pusat ke daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam NKRI • Dekonsentrasi Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu • Tugas pembantuan Penugasan dari pemerintah kepada daerah
  • 9. contoh 1. Desentralisasi - Dinas pendidikan mengatur pola pendidikan - Dinas perikanan mengatur potensi perikanan di daerah - Pemilihan kepala daerah, dll 2. Dekonsentrasi - Kantor pelayanan pajak untuk masyarakat 3. Tugas pembantuan - Kegiatan penanggulangan kemiskinan P2KP - Kegiatan pengembangan infrastuktur sosial ekonomi wilayah - Bantuan Operasional Kesehatan
  • 10. Asas-asas pelaksanaan otonomi daerah 1. Otonomi Luas : Yaitu Kekuasaan Daerah Untuk Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Mencakup Kewenangan Semua Bidang, Kecuali Kewenangan Yang Oleh Undang – Undang Ditetapkan Tidak Menjadi Wewenang Pemerintah Daerah 2. Otonomi nyata : yaitu keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dibidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan untuk tumbuh dan berkembang di daerah 3. Otonomi yang bertanggung jawab : yaitu perwujudan pertanggungjawaban sebagai konsekwensi pemberian hak dan kewenangan kapada daerah sebagai wujud tugas dan kewajiban daerah dalam mencapai tujuan otonomi
  • 11. Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah Hak 1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah 2. Memilih pimpinan daerah 3. Mengelola aparatur daerah 4. Memungut pajak daerah 5. Mendapatkan bagi hasil dari [engelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang ada di daerah 6. Mendapatkan sumber – sumber pendapatan lain yang sah 7. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang – undangan (ps. 21 uu no. 32 th 2004)
  • 12. Kewajiban 1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan nkri 2. Meningkatkan kehidupan demokrasi 3. Mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat 4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan 5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan 6. Menyediakan fasilitas keseharan 7. Dan sebagainya (ps. 22 uu no. 32 th 2004)
  • 13. Kewenangan pemerintah daerah dalam mengurus kepentingan masyarakatnya meliputi bidang: • Pendidikan • Kesejahteraan • Kesehatan • Perumahan • Pertanian • Perdagangan, dll
  • 14. Kewenangan pemerintah yang tetap menjadi urusan pemerintah pusat 1. Politik luar negeri 2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi 5. Moneter dan fiskal nasional 6. Agama
  • 15. Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah 1. Memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, potensi, dan keragaman daerah 2. Didasarkan atas otonomi luas, otonomi nyata, dan bertanggung jawab 3. Otonomi luas dan utuh diletakkan pada kabupaten / kota, sedangkan otonomi propinsi merupakan otonomi yang terbatas 4. Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjalin hubungan pusat, daerah dan antar daerah 5. Harus meningkatkan kemandirian daerah otonom serta di dalam kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administratif 6. Harus meningkatkan peranan dan fungsi legislatif daerah dan fungsi anggaran dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 7. Asas dekonsentrasi diletakkan pada propinsi sebagai wilayah adminstrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur
  • 16. SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD MENURUT ASAS OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN PRINSIP OTONOMI SELUAS – LUASNYA DALAM SISTEM DAN PRINSIP NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH ADALAH DPRD DAN PEMERINTAH DAERAH
  • 17. PEMERINTAH DAERAH TERDIRI ATAS KEPALA DAERAH DAN PERANGKAT DAERAH UNSUR PERANGKAT DAERAH: SEKRETARIAT DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH SEKRETARIS DAERAH LEMBAGA DINAS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH KEPALA DINAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH YANG DIPIMPIN OLEH KEPALA BADAN DAERAH KECAMATAN YANG DIPIMPIN OLEH CAMAT KELURAHAN YANG DIPIMPIN OLEH LURAH
  • 18. PEMERINTAHAN DAERAH ADA DUA TINGKATAN YAITU PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI YANG DIPIMPIN ULEH GUBERNUR DAN PEMERINTAHAN KABUPATEN / KOTA YANG DIKEPALAI OLEH BUPATI / WALI KOTA YANG BERKEDUDUKAN SEBAGAI KEPALA DAERAH OTONOM DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA DPRD GUBERNUR MEMILIKI PERAN ATAU KEDUDUKAN GANDA YAITU : SEBAGAI KEPALA DAERAH DAN SEKALIGUS WAKIL PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
  • 19. PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK DI DAERAH • KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH PERATURAN PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR TINDAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATUR DAN MELAYANI MASYARAKAT DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN SEHARI - HARI
  • 20. MACAM KEBIJAKAN PUBLIK 1. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN – PERATURAN (TERTULIS): KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT / NASIONAL : - UUD 1945 - TAP MPR - UU / PERPU - PERATURAN PEMERINTAH - PERATURAN PRESIDEN - PERATURAN MENTERI, KEPUTUSAN MENTERI, DAN KEPUTUSAN DIREKTORAT.
  • 21. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH: - PERATURAN DAERAH - PERATURAN GUBERNUR - PERATURAN BUPATI / WALIKOTA - KEPUTUSAN KEPALA DINAS / INSTANSI DAERAH 2. KEBIJAKAN DALAM PERATURAN YANG TIDAK TERTULIS (KONVENSI) CONTOHNYA : - PERATURAN TENTANG PEMBERIAN DANA BANTUAN KORBAN BENCANA ALAM - PERATURAN TENTANG PENGATURAN DAN PENERTIBAN KAWASAN KOTA - PERATURAN TENTANG UPAYA PEMBANGUNAN JALAN DAN SARANA UMUM DLL.
  • 22. PROSES PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK 1.ISU MASALAH PUBLIK 2.PERUMUSAN KEBIJAKANPUBLIK 3.PENERAPAN KEBIJAKAN PUBLIK 4. EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
  • 23. APA MANFAAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ? 1. MEMBENTUK PERILAKU / BUDAYA DEMOKRATIS YAITU KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA, BERORGANISASI, BERKUMPUL DAN MENYATAKAN PENDAPAT 2. MEMBENTUK MASYARAKAT HUKUM YAITU MASYARAKAT YANG PATUH PADA HUKUM YANG BERLAKU 3. MEMBENTUK MASYARAKAT YANG BERETIKA / BERMORAL YAITU KONDISI MSYARAKAT YANG TERBIASA BERSIKAP BAIK DAN TUMBUH SUASANA KEKELUARGAAN, SALING MENGHORMATI, SALING MENGHARGAI HAK – HAK SEBAGAI SESAMA MANUSIA 4. MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI YAITU MASYARAKAT YANG TERDIRI DARI BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA DAN DAPAT HIDUP SECARA DAMAI
  • 24. PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK BERPERAN AKTIF DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ? A. FAKTOR INTERNAL : 1. MASYARAKAT TELAH TERBIASA DENGAN SISTEM LAMA BAHWA PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK ITU ADALAH URUSAN PEMERINTAH. 2. MASYARAKAT TIDAK TAHU ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPERAN SERTA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK 3. MASYARAKAT TIDAK MENGERTI PROSEDUR / LANGKAH UNTUK BERPARTISIPASI 4. MASYARAKAT TIDAK MAU TAHU / ACUH TAK ACUH
  • 25. B. FAKTOR EKSTERNAL : 1. TIDAK DIBUKANYA KEPADA WARGA UNTUK BERPARTISIPASI 2. ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI WARGA TETAPI BELUM BANYAK DIKETAHUI 3. MASIH ADANYA POLA SENTRLALISTIK YANG TIDAK SESUAI DENGAN SEMANGAT OTONOMI 4. ADANYA ANGGAPAN BAHWA BANYAK UNSUR YANG TELIBAT MAKA PERUMUSAN AKAN BERJALAN LAMBAN
  • 26. AKIBAT APABILA MASYARAKAT TIDAK AKTIF DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK ? 1. PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK AKAN MEMENUHI HAK – HAK RAKYAT SECARA MENYELURUH 2. KEBIJAKAN PUBLIK BISA JADI TIDAK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN MASYARAKAT 3. KEBIJAKAN PUBLIK TIDAK SEJALAN BAHKAN BERTENTANGAN DENGAN NILAI – NILAI BUDAYA MASYARAKAT