2. A. DAMPAK PENGEMBANGAN
INDUSTRI PARIWISATA
■ Pengembangan sektor pariwisata pada suatu daerah akan selalu diikuti oleh dampak
ikutan yang menyertainya. Tidak dapat dihindari bahwa akibat dari datangnya
wisatawan ke suatu wilayah tertentu dengan kondisi sosio-kultur dan sosio-ekonomi
yang berbeda pasti akan menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu di wilayah
tersebut. Pengaruh tersebut adakalanya sampai berdampak pada terjadinya
pergeseran konstruksi ekonomi, sosial, budaya bahkan sampai pada bergesernya
pranata sosial di daerah tersebut. Memang harus diakui, di era globalisasi saat ini,
dimana kebebasan beraktifitas, berusaha dan berekspresi adalah mutlak merupakan
hak asasi setiap orang, maka akulturasi dan asimilasi sangat mungkin bahkan mudah
terjadi antara wisatawan sebagai pendatang dan penduduk pribumi sebagai tuan
rumah.
3. ■ John Naisbitt dan Patricia Aburdene, dalam buku Megatrends 2000, telah
memperkirakan bahwa pariwisata dunia akan menjadi industri terbesar pada abad ke-
21. Hal ini didasarkan pada riset yang dilakukan terhadap 400 orang pemimpin
perusahaan besar di 20 negara besar dunia.
■ Bagaimanapun, pengaruh akibat dari kegiatan pengembangan pariwisata itu adalah
sebuah keniscayaan, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat di daerah tujuan
wisata membuat sebuah kesepakatan sosial untuk menanggulangi pengaruh atau
dampak negatif yang berlebih akibat dari kegiatan ini. Dalam buku Pegangan Penatar
dan Penyuluh Kepariwisataan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, disebutkan bahwa manfaat dan dampak yang
ditimbulkan akibat dari pengembangan pariwisata dapat ditinjau dari empat aspek:
4. 1. Aspek Ekonomi
Dampak Positif
• Menambah devisa atau PAD
• Membuka kesempatan berusaha
• Menambah lapangan kerja
• Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
• Mendorong pembangunan daerah.
Dampak Negatif
• Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena
banyaknya pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu
membawa uang banyak.
• Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang
memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana
penunjang industri pariwisata.
5. 2. Aspek Sosial Budaya
Dampak Positif
• Pelestarian budaya dan adat
• Meningkatkan kecerdasan masyarakat
• Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
• Mengurangi konflik social.
Dampak Negatif
Penduduk khususnya remaja seringkali terpengaruh pola
hidup para wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan
kepribadian bangsa kita sendiri (degradasi moral).
6. 3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
Dampak Positif
• Mempererat persatuan dan kesatuan.
• Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap
tanah air.
• Memelihara hubungan baik secara internasional
Dampak Negatif
• Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga
mengundang perilaku yang tidak bertanggungjawab misalnya:
pemerasan, perjudian, prostitusi, pencurian, pengedaran barang
barang terlarang, penipuan dan lain sebagainya.
7. 4. Aspek Lingkungan
Dampak Positif
• Melestarikan lingkungan.
• Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih.
• Meningkatkan kesegaran fisik dan mental.
• Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan pisik
dan mental dengan demikian pengembangan pariwisata
merupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan
lingkungan.
• Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan
yang ada
Dampak Negatif
Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan
prasarana dan sarana pariwisata, maupun karena ulah
pengunjung atau tangan-tangan jahil orang yang tidak
bertanggungjawab.
8. B. Kondisi Industri Pariwisata
Indonesia
■ Meskipun Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata
- wilayah pedalaman yang indah, reruntuhan budaya dan sejarah yang
menarik, pantai-pantai, kehidupan malam (Jakarta dan Bali), dan
banyak lagi - negara ini gagal menarik jumlah turis asing yang besar.
Memang betul bahwa Indonesia mungkin mencapai targetnya untuk
menyambut 10 juta turis asing di 2015, namun angka ini jauh lebih
rendah dari jumlah turis yang mengunjungi negara-negara tetangga
Singapura (15 juta) atau Malaysia (27 juta). Indonesia tidak kalah cantik
ataupun menarik. Jadi, apa yang telah menghambat pertumbuhan yang
lebih cepat di sektor pariwisata Indonesia?
9. ■ Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total
perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini
dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu
ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah
pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka
mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur
Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses,
kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online
(marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015
(untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing.
■ Seperti anda ketahui, meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara
menunjukan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan
pembangunannya dan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan per
kapita penduduk negara.
11. ■ Sebagaimana yang terjadi pada setiap proses yang tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar,
terdapt factor-faktor yang menghambat berkombangnya pariwisata, baik dalam negeri maupun luar
negeri.
■ Hambatan-hambatan yang terjadi pada proses perkembangan pariwisata justru menjadi pemicu agar
lebih giat dan serius dalam upaya meningkatkan pembangunan pariwisata. Jika dilihat dari sumber
datangnya hambatan, factor penghambat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Hambatan dari luar negri ( Internasional )
Faktor penghambat perkembangan periwisata yang dating dari luar negeri dapat berupa :
a) Lemahnya citra dan promosi di luar negri karena belum mantapnya keterpaduan upaya
promosi
b) Kempetisi antarnegara yang semakin kuat dengan strategi kegiatan promosi besar-besaran
yang ditunjang fasilitas dan dana yang memadai.
2. Hambatab yang datang dari dalam negeri ( Domestik )
Faktor penghambat terhadap perkembangan pariwisata dari dalam negeri dapat berupa :
a) Adanya prasangka yang kurang baik terhadap wisatawan mancanegara
b) Kurangnya kordinasi antar lembaga yang terkait
c) Tingkat kesadaran pariwisata di masyarakat masih rendah
d) Kualitas produk dan pelayanan yang masih rendah
e) Kurang mematuhi peraturan dan Undang-undang Kepariwisataan Indonesia