Pembangunan ekonomi daerah membutuhkan strategi multi dimensi untuk mengurangi ketimpangan antar daerah, termasuk pengembangan fisik, dunia usaha, sumber daya manusia, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini penting untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
2. Pembangunan Ekonomi Daerah
“Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan
perubahan”. Artinya, ada tidaknya pembangunan ekonomi dalam suatu Negara pada
saat tertentu tidak saja diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku
dari tahun ketahun, tetapi juga harus diukur dari perubahan lain yang berlaku
dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan,
perkembangan teknologi, penigkatan dalam kesehatan, peningkatan dalam
infrastuktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran
masyarakat. Oleh karena pembangunan ekonomi meliputi berbagai aspek
perubahan dalam kegiatan ekonomi, maka sampai dimana taraf pembangunan
ekonomi yang dicapai suatu Negara telah meningkat, tidak mudah diukur secara
kuantitatif. Berbagai jenis data perlu dikemukakan untuk menunjukan prestasi
pembangunan yang dicapai suatu Negara.
3. Permasalahan dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
a. Ketimpangan Pembangunan Sektor Industri
Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan antar
daerah. Pertumbuhan ekonomi di daerah dengan konsentrasi ekonomi yang
tinggi cenderung pesat, sedangkan daerah yang konsentrasi ekonominya rendah
ada kecenderungan tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonominya juga
rendah.
Industri manufaktur merupakan sektor ekonomi yang secara potensial sangat
produktif, hal ini dapat dilihat dari sumbangan terhadap pembentukan PDB atau
PDBR. Terjadinya ketimpangan pembangunan sektor industri atau tingkat
industrialisasi antar daerah adalah sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya
ketimpangan ekonomi antar daerah. Kurang berkembangnya sektor industri di
luar Jawa merupakan salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ekonomi
antara Jawa dengan wilayah di luar Jawa. Pada daerah di luar Jawa, seperti
sumatera, kalimantan timur, papua, bisa menjadi wilayah-wilayah yang sangat
potensial untuk pengembangan sektor industri manufaktur. Hal ini dapat dilihat
dari dua hal yaitu (1) Ketersediaan bahan baku, (2) Letak Geografis yang dekat
dengan negara tetangga yang bisa menjadi potensi pasar yang besar yang baru di
samping pasar domestik.
4. b. Kurang Meratanya Investasi
Harrod-Domar ada korelasi positif antara tingkat investasi dengan
laju pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan kurangnya investasi
dengan laju pertumbuhan ekonomi, sehingga dengan kurangnya
investasi di suatu daerah membuat pertumbuhan dan tingkat
pendapatan perkapita masyarakat di daerah tersebut rendah. Hal
ini dikarenakan tidak adanya kegiatan-kegiatan ekonomi yang
produktif seperti industri manufaktur.
Terhambatnya perkembangan investasi di daerah disebabkan
banyak faktor, diantaranya kebijakan dan birokrasi yang selama
orde baru terpusat, keterbatasan infrastruktur dan sumber daya
manusia di daerah-daerah luar jawa.
5. c. Tingkat Mobilitas Faktor Produksi yang Rendah
Kurang lancarnya mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan
kapitas antar daerah juga merupakan penyebab terjadinya ketimpangan
ekonomi regional. Hal ini karena perbedaan laju pertumbuhan ekonomi
antar daerah membuat terjadinya perbedaan tingkat pendapatan
perkapita antar daerah, dengan asumsi bahwa mekanisme pasar output
dan input bebas (tanpa distorsi yang direkayasa, misalnya kebijakan
pemerintah) memengaruhi mobilitas faktor produksi antar daerah.
Menurut A. Lewis, jika perpindahan faktor produksi antar daerah tidak
ada hambatan, maka pada akhirnya pembangunan ekonomi yang
optimal antar daerah akan tercapai dan semua daerah akan menjadi lebih
baik (dalam pengertian pareto optimal: semua daerah mengalami better
off).
6. d. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)
Pemikiran klasik yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi daerah yang
kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan
dengan daerah yang miskin SDA. Hingga tingkat tertentu pendapat tersebut
dapat dibenarkan, dalam arti sumber daya manusia dilihat hanya sebagai modal
awal untuk pembangunan, dan selanjutnya harus dikembangkan terus-
menerus. Dan untuk itu diperlukan faktor-faktor lain, di antaranya adalah
faktor teknologi dan sumber daya manusia.
Dengan penguasaa teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
maka lambat laun factor endowment tidak relevan lagi. Hal ini dapat kita lihat
negara-negara maju seperti Jepang, Korea selatan, Taiwan, dan Singapura yang
sangat miskin SDA.
7. e. Perbedaan Demografis
Ketimpangan ekonomi regional di Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan
kondisi geografis antar daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap jumlah dan
pertumbuhan penduduk, tingkat kepadatan penduduk, pendidikan, kesehatan,
kedisiplinan, dan etos kerja. Faktor-fator ini mempengaruhi tingkat
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan dan penawaran.
Di sisi permintaan jumlah penduduk yang besar merupakan potensi besar bagi
pertumbuhan pasar, yang berarti faktor pendorong bagi pertumbuhan kegiatan
ekonomi. Dari sisi penawaran, jumlah penduduk yang besar dengan pendidikan
dan kesehatan yang baik, disiplin dan etos kerrja yang tinggi merupakan aset
penting bagi produksi.
f. Kurang lancarnya Perdagangan antar Daerah
Kurang lancarnya perdagangan antara daerah (intra-trade) juga merupakan
faktor yang turut menciptakan ketimpangan ekonomi regional Indonesia.
Tidak lancarnya intra trade disebabkan oleh keterbatasan transportasi dan
komunikasi. Jadi, tidak lancarnya arus barang dan jasa antar daerah
mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah
dari sisi permintaan dan penawaran
8. Tujuan Strategi Pembangunan Ekonomi
Secara umum strategi pembangunan ekonomi adalah mengembangkan kesempatan kerja bagi
penduduk yang ada searang dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta
mengembangan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembangunan ekonomi
akan berhasil bila mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kesempatan kerja.
Dampak positif dari pembangunan ekonomi adalah:
1. kegiatan perekonomian dapat berjalan dengan lancar
2. pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat
3. terdapat lapangan pekerjaan bagi pengangguran karena banyak pabrik
4. kemiskinan semakin berkurang
5. kualitas sumber daya manusia semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya teknologi
Dampak negatif dari pembangunan ekonomi adalah :
1. lingkungan hidup bisa rusak karena pembangunan ekonomi yang tidak direncanakan
2. semakin banyak industri maka pertanian akan semakin berkurang
3. habitat alami untuk hewan dan tumbuhan semakin punah karena tempat mereka hidup
semakin sedikit karena lahan tereksploitasi untuk perindurstrian maupun perluasan
pertanian.
9. Strategi dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
a. Strategi Pengembangan Fisik (Locality Or Physical Development
Strategy)
Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditujukan
untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan, pemerintah daerah akan
berpengaruh positif bagi pembangunan dunia usaha di daerah. Secara khusus, tujuan strategi
pembangunan fisik ini adalah untukmenciptakan identitas daerah/kota, memperbaiki pesona
(amenity base) atau kualitas hidup masayarakat, dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic
center) dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah.
Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antara
lain : Ø Pembuatan bank tanah (landbanking), dengan tujuan agar memiliki data tentang
tanah yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan, atau salah
dalam penggunaannya, dan sebagainya.
Ø Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim
investasi di daerah dan memperbaiki citra pemerintah daerah.
Ø Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan
pusat-pusat pertokoan, dan penataan standar fisik suatu bangunan.
Ø Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk meragsang perrtumbuhan dan
pembangunan ekonomi daerah.
Ø Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif bagi dunia
usaha, di samping menciptakan lapangan kerja
Ø Penyadiaan infrastruktur seperti: sarana air bersih, listrik, taman, sarana parkir, tempat
olahraga, dan sebagainya.
10. b. Strategi Pengembangan Dunia Usaha (Bussines Development Strategi)
Pengembangan dunia usaha meruakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi
daerah, karena daya tarik, kreativitas atau daya tahan kegiatan dunia usaha merupakan cara
terbaik untuk menciptakan perekonomian daerah yang sehat.
Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antaa
lain :
Ø Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kebijakan
yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang sama mencegah
penurunan kualitas lingkungan.
Ø Pembuatan informasi terpadu yang dapat memudahkan masyarakat dan dunia usaha
untuk berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan dengan peirjinan
dan informasi rencana pembangunan ekonomi daerah.
Ø Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha kecil perannya
sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumberdorongan memajukan
kewirausahaan.
Ø Pembuatan sistem pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak ekonomis
dala produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, serta sikap
kooperatif sesama pelaku bisnis.
Ø Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang). Lembaga ini diperlukan
untuk melakukan kajian tentang pengembangan produk baru, teknologi baru, dan
pencarian pasar baru.
11. c. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resources
Development Strategy)
Strategi pengembangan sumber daya manusia merupakan aspek paling penting
dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi
tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan keterampilan sumber daya
manusia adalah suatu keniscayaaan.
Pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara :
Ø Pelatihan dengan sistem customized training, yaitu sistem pelatihan yang
dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan siemberi
kerja.
Ø Pembuatan bank keahlian (skillbanks), sebagai bank informasi yang berisi
data tentang keahlian dan latar belakang oarng yang menganggur di daerah.
Ø Penciptaan iklim yang mendukung bai perkembangan lembaga-lembaga
pendidikan dan keterampilan di darah.
Ø Pengenmbangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.
12. d. Strategi Pengembangan Masyarakat (Community-Based Development
Strategy)
Startegi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk memberdayakan (empowerment) suatu kelompok masyarakat tertentu
pada suatu daerah. Kegiatan-kegiatan ini berkembang baik di Idonesia
belakangan ini, karena ternyata kebijakan umum ekonomi tidak mampu
membetikan manfaat begi kelompok-kelompok tetentu.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat sosial, seperti
mislanya dengan menciptakan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi
kebutuhan hidupatau untuk memperoleh keuntungan dari usahanya