Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana operasi total tiroidektomi, yang meliputi prosedur operasi, anatomi tiroid, komplikasi dan monitoring pasca operasi.
2. Prosedur operasi total tiroidektomi meliputi 25 langkah mulai dari insisi, identifikasi pembuluh darah dan saraf laringeal, hingga penutupan luka.
3. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain perdarahan, c
3. ANATOMI TIROID
Kelenjar tiroid
dihubungkan oleh
istmus yang menutupi
cincin trakea 2 dan 3.
Setiap lobus tiroid
yang berbentuk lonjong
berukuran panjang 2,5
- 4 cm, lebar 1,5 – 2 cm
dan tebal 1 – 1,5 cm.
Pada orang dewasa
beratnya bervariasi
sekitar 25 –30 gram
4. ANATOMI TIROID
Kelenjar tiroid dilapisi oleh
fasia viseralis yang
membagi lapisan tengah
dari fasia servikal bagian
dalam
Bagian postero-medial dari
kelenjar melekat pada
samping dari kartilago
krikoid, cincin trakea
pertama dan kedua oleh
ligamentum suspensorium
posterior (ligamentum
Berry)
PF mobilisasi tiroid
laterolateral.
5. ANATOMI TIROID
Batas
• Lateral :
• M. Sternokleidomastoideus
• Anterior -superficial
• M. Sternotiroid
• M. sternohyoid
• Posterior :
-- Trakea
• Superior :
-- Kartilago tiroid
• Inferior :
-- Cincin trakea ke-4
6. ARTERI
• A. Tiroidea Superior
• Cabang pertama dari a.carotis eksterna, pada level bifurcatio dari
a.carotis kominis.
• Berjalan ke inferio-medial, memasuki tiroid dari permukaan
anteromedial.
• n. Superio laringeal, yg belok ke arah medial dari a.tiroidea
superior sekitar 1 cm dari pole tiroid.
• A. Tiroidea Inferior
• Dari trunkus tyrocervical.
• Berjalan ke superior, dibelakang v.jugularis dan a.carotis, sampai
ke tiroid lobus posterior. Lalu membentuk loop ke arah bawah-
medial, dan memasuki tiroid bagian tengah.
• Sebelum memasuki tiroid, terbagi beberapa cabang, yg berkaitan
dgn n.laringeus rekuren.
• A. Tiroidea Ima
• Sangat jarang. Berasal dari aorta, atau a.innominata.
• Berjalan di depan trakea, masuk di batas bawah isthmus
9. VENA TIROID DALAM
• V. Tiroidea Superior
• Meninggalkan tiroid pada
pole superior, letak
anteriolateral dari a.tirodea
sup. Drainase ke
cricothyroid tributary lalu
ke v.jugularis interna.
• V. Tiroidea media / lateral
• Jumlah beragam. Berjalan
dari batas lateral dan
memasuki v.jugularis int.
• V. Tiroidea inferior
• Meninggalkan pole inferior,
dgn lebih dari 1 cabang
pleksus.
• Tidak berdekatan dgn
10. • V. Jugularis superficial
• Berada dibawah platisma
• V. Jugularis eksterna
• Pada lateral, dan menyilang
m.sternokleidomastoideus.
• Di sisihkan ke lateral
• V. Jugularis anterior
• diatas dari
m.sternokleidomastoideus
• Diligasi dan dipotong saat
memotong strep muscle.
V.Jugularis Anterior
V.Jugularis
Eksterna
12. NERVUS
•N.Laringeus
Rekuren
• Berasal dari n.Vagus. Berbeda level
pada tiap sisi.
• Kanan : menyilang pada bagian pertama
dari a.subclavia, nervus mengait bagian
bawah dan posterior dari a.subclavia,
naik scr lateral ke trakea, memasuki
laring posteior ke tiroid pada artikulasi
cricotiroid
• Kiri : menyilang pada arkus aorta,
kemudian naik scr lateral ke trakea ,
masuk ke tiroid sama seperti yg kanan.
• Letak : jalur naik tracheoesophageal
groove, pada tiroid pole bawah.
• Berdekatan dgn a.tiroidea inferior.
Cabang-nya saling berkaitan daerah
rawan cidera.
13. • N. Laringeus Superior
• Berasal dari n.vagus. Terbagi pada level hyoid menjadi 2 cabang :
• Cabang interna : sensoris, penetrasi membran thyrohioid, dapat
beranastomosis dgn cabang sensoris n.lar.rekuren (loop of Galen)
• Cabang eksterna : motoris. pada lateral dari m.pharingeal inferior
konstriktor, menginervasi m.krikotiroid.
• Kedua cabang berdekatan dgn a.tiroidea superior. Dapat terligasi.
15. PARATIROID
• Secara anatomis dari dua
pasang kelenjar paratiroid,
sepasang kelenjar paratiroid
menempel dibelakang lobus
superior tiroid dan sepasang
lagi di lobus medius
19. Tipe operasi yang dilakukan di RSCM :
• Tiroidektomi total
Pengangkatan semua lobus tiroid kanan dan kiri, beserta isthmus.
• Tiroidektomi subtotal
Pengangkatan lobus tiroid kanan/kiri dan isthmus dengan
menyisahkan sebagian kecil lobus kanan/kiri sebanyak 2-4 gr dari
jaringan tiroid yang masih sehat
• Isthmolobektomi
Pengangkatan satu lobus tiroid dengan isthmus
20. TINDAKAN OPERASI &
OBSERVASI
• Pemeriksaan Fisik menentukan nodul suspek maligna atau
suspek benigna
• Nodul suspek maligna dibedakan apakah operabel atau
inoperabel
• Nodul suspek maligna inoprabel dilakukan biopsi insisi untuk
pemeriksaan histopatologi, dilanjutkan radiasi eksterna
21. TINDAKAN OPERASI &
OBSERVASI
• Modul suspek maligna operabel dilakukan istmolobektomi
dengan potong beku, hasil yang didapat :
• 1.Lesi ganas : total tiroidektomi, kecuali karsinoma papiler
risiko rendah
• 2.Anaplastik : Total tiroidektomi (bila mungkin), debulking
kemudian radiasi eksterna
• 3. Lesi jinak : observasi
• 4.lesi folikuler : observasi, bila hasil PA lesi ganas dilakukan
Completion total thyroidektomi
22. PROSEDUR OPERASI
TOTAL TIROIDEKTOMI
1. Pasien terlentang dalam
narkose, posisi kepala hiper
ekstensi, sampai submental
sejajar jugular notch, pundak
diganjal dengan bantal kecil
23. 2. Dilakukan asepsis
dan antisepsis
meliputi daerah
dengan batas:
• Kranial : melewati
margo inferior
mandibula
• Kaudal : mencapai ICS
4 dengan meliputi regio
bahu dan lengan atas
• Latero posterior :
melewati tepi lateral
otot trapezius kanan
dan kiri
24. 3. Lapangan operasi di batasi
dengan duk steril,
dilakukan fiksasi dengan
jahitan ke kulit.
25. 4. Insisi collar , sesuai
garis Langer, 2 jari
superior dari sternal
notch
26. • 5. Insisi sesuai desain
menembus kulit, lemak
subkutis, fascia colli
superfisialis, otot
platisma dan jaringan
ikat longgar di
bawahnya
27. 6. Dibuat flap menyusuri
fasia profundus, dengan
bantuan traksi klem oleh
asisten, dan kontra traksi
jari operator pada dasar
flap.
Ke arah kranial sampai
setinggi os hyoid. Ke
kaudal sampai margo
superior klavikula kanan
dan kiri dan sternal notch
28. •
7. Flap di buka ke arah
cranial dan kaudal
dengan jahitan
(gantung) pada duk
steril
29. 8. Fascia pada tepi medial
m. SCM dibebaskan
secara tajam dari strap
muscle.
30. 9. Dicari garis median
strap muscle, diseksi
tajam , dgn bantuan
splitting. Otot di
sisihkan ke arah
lateral.
31. 10. Bagian posterior Strap
muscle dipisahkan dari
false capsule/surgical
capsule /perithyroid
sheath
32. 11. Surgical capsule
dibuka secara tajam
dengan pengaman
klem/pinset di
bawahnya, sehingga
tampak kapsul
thyroid (true
capsule)
34. 12. Dicari arteri tiroidea
superior
• Dicari vena tiroidea
superior kanan pada sisi
anterolateral dari arteri
tiroidea superior.
• Dilakukan klem dan
ligasi arteri dan vena
tiroidea superior
35. 13. Preservasi n. laringeus
superior berjalan
berdekatan dengan
a.tiroidea superior.
Untuk mencegah cedera
nervus, ligasi pembuluh
darah tidak boleh
dilakukan terlalu tinggi,
klem diarahkan ke
lateral dan tiroid ditarik
sedikit ke lateral.
36. 14. Kelenjar paratiroid
superior dicari dan
dipreservasi (dikenali
dari tampilannya yang
seperti jaringan lemak
berwarna kekuningan
berlokasi pada derah
masuknya arteri
tiroidea superior ke pole
atas lobus tiroid)
37. 15. Vena thyroidea media
dicari pada sisi
mediolateral lobus,
dilakukan ligasi dan
dipotong.
38. 16. Identifikasi nervus
laringeus rekuren
dengan mencari
sulkus
trakheoesofagus pada
posterolateral
trakhea, dimana
arteri tiroidea inferior
bersilangan dengan
nervus, lalu nervus
ditelusuri ke kranial
sampai memasuki
crycothyroid junction
39. 17. Dicari arteri
thyroidea inferior
kanan
• Dicari vena
thyroidealis inferior
kanan
• Arteri dan vena
thyroidea inferior
kanan diklem, diligasi
dan di potong.
40. 18. Dicari kelenjar
paratiroid inferior
kanan pada daerah
masuknya arteri
inferior kanan ke
dalam lobus tiroid,
kelenjar paratiroid
di preservasi.
41. 19. Pole atas dan media
thyroid kanan
dibebaskan kearah
medial dengan cara
tajam
42. 20. Prosedur diulang pada tiroid
lobus kontralateral
• Tiroid dikeluarkan secara utuh /
in toto
21. Kontrol perdarahan
22. Pencucian luka operasi, tidak
dilakukan suction secara
langsung untuk mencegah
paratiroid tersedot
Sebelum menutup, perhatikan
keadaan trakea, apakah ada
trakeamalasia dengan cara
meminta TS anestesi untuk
mengempeskan balon ETT
43. 23. Dilakukan penutupan
m sternohyoid muscle
dengan meninggalkan
drain vakum pada bed
tiroid
24. Otot
sterkleidomastoideus
didekatkan kembali ke
strap muscle
44. • 25. Lemak subkutis
diaproksimasikan
dengan vicryl no 3.0,
jahitan satu demi satu.
Kulit di tutup dengan
prolene no 4.0, jahitan
jelujur subkutikuler.
45. MONITORING/EVALUASI PADA
FOLLOW UP PASCA TIROIDEKTOMI
• Evaluasi produksi drain perdarahan
• Obstruksi jalan nafas
• Evaluasi cedera saraf
• Evaluasi terangkatnya kelenjar paratiroid
46. • Komplikasi luka
• Edema flap : sekunder akibat trauma dan pembelahan dari otot
pretiroid. Paling sering terjadi pd kasus tiroiditis kronik.
• akumulasi serum : pada hari ke 4-5 post op, terdapat
pembengkakan. Dapat dilakukan aspirasi atau pembukaan tepi
luka.
• hematoma
• Infeksi : jarang terjadi. Kecuali bila terpasang trakeostomi
Antibiotik
47. • Perdarahan
• Komplikasi serius
• Bahaya : Kompresi trakhea respiratory
compromise. Akibat darah yang mengumpul pada
otot pretiroid.
• Timbul pada 3-4 jam pertama setelah pembedahan
observasi ketat
• Gejala :
• Stridor, Hipoksia, Distensi atau bulging pada
flap kulit
• Th/:
• Reexplorasi
• Evakuasi hematoma segera di ruang rawat
• Bila diperlukan : Emergency tracheostomy or
endotracheal intubation
48. • Obstruksi jalan nafas :
• Dapat disebabkan : perdarahan, edema laring, paralisis pita
suara airway tidak adekuat
• Tatalaksana : trakeostomi
49. • Cedera saraf
Repair segera intra operatif penjahitan
perineurium dgn 1 jahitan interrupted
50. • Cedera nervus laringeal rekuren
Menimbulkan komplikasi yang lebih serius karena
dapat menyebabkan paralisis vocal cord
• Tanda dan gejala:
• Suara yang lemah serak
• Pasien tidak bisa menutup glottis
sempurna untuk bicara atau batuk
• Vocal cord ipsilateral tidak bergerak
pada posisi paramedian
51. • Mencegah cedera :
• Identifikasi syaraf dan diseksi bagian terbawah tiroid
sampai masuk menuju laring
• Tidak ada struktur pada lateral tiroid sampai yakin
betul nervus sudah tervisualisasi
• Prinsip bila terjadi cidera
• Proteksi jalan nafas
• Th/: tracheostomy
• Bila cedera bilateral
• Bahaya karena dapat menyebabkan obstruksi
• bila terjadi sedikit paralisis pada vocal cord, pasien dapat
berbicara relatif normal, namun tidak dapat untuk batuk
52. HIPOPARATIROIDISME
• Tergantung derajat dan onset hipokalsemia
• Hipokalsemia akut: baal diekstremitas distal, parestesia
disekitar mulut dan atau carpopedal spasm; confusion,
delirium dan atau kejang
• Laryngospasm dan bronchospasm gangguan respirasi;
gangguan kardiovaskular: gagal jantung kongesti, aritmia
(pemanjangan interval QT)
• Kronik hipokalsemia dapat asimptomatik