SlideShare a Scribd company logo
1 of 116
Tata Laksana Terkini
Nodul Tiroid
STASE BEDAH
ONKOLOGI
November 2020
PENDAHULUAN
Anatomi
• Kelenjar tiroid
merupakan organ
endokrin dengan berat
sekitar 15-20 gram,
panjang 4-5cm, lebar 2
cm, tebal 2-4cm. Tebal
isthmus 2-6 mm.
• Terdiri dari 2 lobus dan
1 isthmus, kadang
terdapat lobus
pyramidalis
• Terletak profunda
m.sternohyoid, setinggi
VC5 - VT1 atau
setinggi cincin trakhea
kedua dan ketiga.
• Kelenjar tiroid melekat
dengan ligamentum
suspensorium Berry.
Posterior medialnya terdapat kelenjar
paratiroid, n.rekuren laringeus dan
esofagus.
Esofagus terletak di belakang trakea
dan laring, sedang n. rekuren
laringeus terletak pd sulkus trakeo-
esofagus.
Pada sisi posterior melekat erat pada
trakea dan laring (Lig.suspensorium
dari Berry).
Batas
• Ventral : platysma, Strap muscles
(sternothyroid,
sternohyoid, omohyoid, thyrohyoid).
• Superior : kartilago tiroid.
• Posterolateral : carotid sheath dan
m.sternocleidomastoid.
• Posterior : menempel dengan
membrana cricothyroid dan
cartilago cricoid melalui Ligamentum
of Berry.
Fascia :
• Fascia Superficialis : membungkus platysma.
• Fascia Cervicalis profunda
1. Lapisan superfisial (anterior) : membungkus
m.trapezius & SCM, strap muscles.
2. Pretracheal (lapisan media) : membungkus
kelenjar Thyroid & trachea, a.v. thyroidea.
3. Prevertebral (lapisan Posterior)
• Carotid Sheath
Vaskularisasi
VASKULARISASI : Arteri
• Arteri Tirodea Superior
cabang dari a.karotis
eksterna dan memberi darah
sebesar 15-20%.
• Arteri Tiroidea Inferior
lanjutan dari trunkus
tiroservikalis yg berasal dari
a.subklavia, dan memberikan
darah yaitu 76-78%.
• A.tiroidea ima
arteri ini berjalan ke arah
isthmus, cabang dari
a.brakiosefalika /anonyma
memberi darah 1-2%.
1 = a. thyroidea ima
2 = a. thyroidea inferior
3 = a. thyroidea superior
4 = a. laryngea superior
5 = a. thyroidea superior
(cabang media)
6 = a. thyroidea superior
(cabang posterior)
7 = a. thyroidea superior
(cabang lateral)
8 = a. cricothyroid
Arteri
1
VASKULARISASI : Vena
• Drainase vena dari kelenjar
tiroid berawal dari pleksus
venosus yg kemudian
bergabung menjadi tiga
percabangan yaitu :
– V. Tiroidea superior  v.
Jugularis interna
– V. Tiroidea media  v. Jugularis
interna
– V. Tiroidea inferior  v.
Brachiocephalica/anonyma
- Isthmus : Delphian
nodes (prelaryngeal)
dan mediastinal
- Bagian tengah dan
bawah tiap lobus :
llnn
tracheoesophagial
sepanjang RLN
- Pole superior :
sepanjang a.v.
thyroidea superior
Drainase limfatik
1
Persarafan
• Simpatis
Mendapat inervasi saraf
simpatis dari ganglion
servikalis yang berjalan
bersama dengan arteri
• Saraf ini mengatur aliran
darah sesuai kebutuhan
produksi hormon dan
perangsangan aktivitas
sekresi kelenjar tiroid.
Parasimpatis
N. Laringeus Superior
 terdiri dari :
• Cabang eksterna yg
menginervasi
m.krikotiroid & m.
constrictor pharyngeal
inferior, yg akan
menegangkan korda
vokalis dg mendorong bgn
depan kartilago tiroid.
• Cabang interna yg masuk
membran tirohioid dan
menginervasi mukosa
laring (diatas plika
vokalis).
Parasimpatis
N. Laringeus Inferior (REKUREN)
• Menginervasi semua
otot-otot laring kecuali
m. Krikotiroid.
• Sensorik untuk mukosa
laring dibawah level
plika vokalis.
• Cedera denervasi
m.cricoarytenoid
posterior.
 Pada sisi kanan
langsung melingkari a.
Subclavia
 Pada sisi kiri turun
sampai arkus aorta
kemudian kembali ke
kranial melalui sulkus
trakeoesofageal
KELENJAR PARATIROID
• Berwarna kekuning- kecoklatan, diameter 4-7 mm, mirip
jaringan lemak, biasanya ditemukan 4 buah, 2 di kutub atas
tiroid dan 2 di kutub bawah, berat keseluruhan 120-140mgr
• Suplai darah dari a. tiroidea inferior.
• Drainase vena  vena tiroidea superior, media, & inferior.
• Bila vaskularisasi terganggu, dapat dilakukan autograft kedalam
m. SCM, strap muscles atau lengan bawah.
Lokasi Paratiroid Superior Lokasi Paratiroid Inferior
Thyroid Cancer
Epidemiology
• Paling sering diantara keganasan endokrin
– 1% of all malignancies
– 0.5-1 per 100000
• Prognosis yang baik
• Insidensi tahunan 3.7 per 100,000
• Sex Ratio 3:1 (Wanita : Pria)
• Dapat terjadi pada semua kelompok usia
Faktor Risiko
• Genetics:
– Abnormalitas dari RET oncogene dapat menyebabkan
MTC.
• Family History:
– Riwayat gondok meningkatkan risiko Papillary Ca.
– Gardner’s Syndrome dan FAP meningkatkan risiko
Papillary Ca.
• Paparan Radioaktif:
– Radioterapi area kepala dan leher
– Paparan radioactive Iodine pada saat usia muda, atau
substansi radioactive lainnya (Chernobyl) ↑ risiko Papillary
carcinoma.
Faktor Risiko
• Defisiensi Iodin kronis ↑ risiko
Follicular carcinoma.
• Gender:
– Female > Males.
• Umur :
– Sering pada dewasa muda
– MTC seringnya didiagnosis diatas usia 60thn
• Ras:
– Kulit putih > Kulit hitam.
Thyroid Neoplasm
Benign Malignant
Secondary
Primary
Follicular
Cells
Parafollicular Cells Lymphoid
Cells
Lymphoma
Medullary
Differentiated Undifferentiated
Anaplastic
Follicular
Papillary
Hurthle Cell
Gejala klinis
• Solitary or Multiple thyroid nodules
• Neck Nodes
• Hoarse voice of recent onset
• Mediastinal adenopathy
• Bone or lung metastasis
• Brain metastasis
Riwayat yang penting
• Paparan radiasi pada kepala / leher
• MEN syndrome
– Family history
– Diarrhoea
– Adrenal tumour
• Perubahan dini pada penyakit gondok yang sudah
ada
– Size change/nodularityPerubahan ukuran /
– Kelemahan pita suaraVocal cord palsy
Pemeriksaan Penunjang
• Thyroid profile
• Serum Thyroglobulin
• Serum Calcitonin
• Thyroid scan
– Hot/warm/cold nodule 20% malignant
• Serum Ca++
Diagnosis
• Laboratory:
– TSH
– T3, T4
– Serum Thyroglobulin
– Serum Thyroid
Antibodies
– FNA
• Imaging
– U/S
– C.T
– MRI
– Scintigraphy
Indikator Prognosis
• AGES score:
• Age
• Hisological Grade
• Extrathyroidal invasion
• Metastasis
• MACIS score (post-operative):
• Distant Metastasis
• Age
• Completeness of original surgical resection
• Extrathyroidal Invasion
• Size of original lesion
Management
• Medical
– Radioactive Iodine ablation therapy.
– Chemotherapy (Adriamycin, Cisplatin).
– Post-operative Thyroid hormone.
• Replacement therapy.
• Suppression of TSH release. (↓ recurrence)
• Surgical
• Treatment of choice.
• Extent of resection is still controversial.
Prognosis
Tumor Prognosis
Papillary Ca. 74-93% long-term survival rate
Follicular Ca. 43-94% long-term survival rate
Hurthle Cell Ca. 20% mortality rate at 10 years
Medullary Ca.
80% 10-year survival rate
45% with LN involvement
Anaplastic Tumor
Median survival of 4 to 5 months at time of
diagnosis
Alur
Penatalaksanaan
pada pasien
dengan Nodul
Tiroid
Sumber
Nodul
Nodul tiroid adalah lesi diskrit pada
glandula tiroid yang secara radiologis dapat
dibedakan dari parenkim di sekitarnya
Beberapa lesi yang dapat dipalpasi, bisa
jadi pada akhirnya tidak serta merta dapat
dibedakan secara radilogis. Sehingga tidak
dapat dianggap sebagai nodul tiroid
Nodul yang dideteksi secara USG atau dari
pencitraan radiologi lain, dianggap sebagai
nodul yang ditemukan secara incidental,
atau insidentaloma
Nodul
• Umumnya, hanya nodul dengan
ukuran >1 cm yang harus dievaluasi,
karena secara signifikan memiliki
potensi lebih tinggi untuk menjadi
kanker
• Kadang, terdapat nodul <1 cm yang
perlu dievaluasi karena:
– Temuan sonografi yang
mencurigakan
– Adanya limfadenopati, atau
– Faktor risiko klinis yang ada:
• Riwayat radiasi kepala leher
saat anak
• Riwayat kanker tiroid pada
salah satu keluarga dekat
Nodul
• Setelah penemuan nodul
tiroid, lakukan penggalian
riwayat dan pemeriksaan
fisik komplit yang terfokus
pada glandula tiroid dan
limfonodi servikal di
sekitarnya
Anamnesis
• Faktor dari anamnesis yang menunjukkan kemungkinan
keganasan:
– Riwayat iradiasi leher dan kepala saat muda
– Iradiasi seluruh badan akibat transplantasi sumsum
tulang
– Paparan radiasi pengion saat muda atau remaja
– Riwayat keganasan tiroid familial pada saudara
tingkat pertama
– Pertumbuhan nodul yang cepat dan / atau serak
Pemeriksaan
Fisik
• Temuan Pemeriksaan Fisik yang mengarah ke
kemungkinan keganasan meliputi:
– Paralisis pita suara
– Limfadenopati servikal, dan
– Fiksasi nodul pada jaringan sekitar
Rekomendasi
• Apa pemeriksaan
laboratorium dan
penunjang yang tepat untuk
mengevaluasi pasien
dengan nodul tiroid klinis
ataupun yang ditemukan
secara incidental?
Pemeriksaan
Penunjang
• Kadar TSH Serum
– Jika TSH subnormal, scan
radionulide tiroid harus
dilakukan
– Jika TSH normal atau
meningkat, scan radionuclide
tak boleh dilakukan sebagai
evaluasi awal
• USG pada leher
• Ambilan tiroid dengan 18-
FDG-PET scan
• FNAC
Directional Changes in Thyroid
Function Tests
Clinical
State
Total T4 T3RU FT4I Free T4 TSH
Euthyroid N N N N N
Hyper-
thyroid
Hypothyroid
High TBG N N N
Low TBG N N N
Nonthyroid
Illness N or N or N or N or
(N = Normal)
TSH dan
Scan
• Kadar Serum TSH yang lebih tinggi,
meskipun dalam rentang atas batas
normal, dikaitkan dengan
peningkatan risiko keganasan pada
sebuah nodul tiroid, dan juga
dikaitkan dengan stadium kanker
yang lebih tinggi
• Jika TSH rendah, risiko keganasan
tergantung pada scan ambilan tiroid:
– Tracer uptake meningkat  nodul
panas hiperfungsional jarang
ganas
– Tracer uptake sama dengan tiroid
sekitar  nodul hangat
– Uptake turun  nodul dingin
non-fungsional
Ultrasonografi
USG tiroid dengan survei limfadenopati
servikal harus dilakukan pada semua pasien
dengan nodul tiroid (termasuk suspek)
USG tiroid dapat menjawab
•Apakah benar-benar ada nodul?
•Seberapa besar nodulnya?
•Bagaimana pola nodul menurut karakteristik
pencitraan USG?
•Apakah ada limfadenopati servikal yang
mencurigakan?
•Apakah >50% nodul bersifat kistik?
•Apakah nodul terletak di posterior tiroid?
USG
• Fitur USG yang dikatikan dengan
kanker tiroid:
– Mikrokalsifikasi
– Hipoekogenositas nodul
dibandingkan dengan tiroid
atau strap muscles
sekitarnya
– Tepi ireguler (infiltrative,
microlobulated atau
spiculated)
– Pada pandangan transversal,
ukuran tiggi > lebar
• Fitur dengan spesifisitas yang
tertinggi (median >90%) untuk
kanker tiroid adalah
mikrokalsifikasi, tepi ireguler,
dan tinggi
FNA
• Diagnostik dengan FNA pada nodul tiroid
direkomendasikan untuk:
– Nodul >1 cm dengan pola sonografi
kecurigaan tinggi
– Nodul > 1 cm dengan sonografi
kecurigaan menengah
– Nodul >1,5 cm dengan kecurigaan
rendah
(Weak recommendation, low-quality of
evidence)
FNA
• FNA bisa direkomendasikan pada:
– Nodul > 2 cm dengan pola kecurigaan
sangat rendah (missal spongiform),
masih bisa diobservasi tanpa FNA
• FNA tak diperlukan pada nodul tiroid:
– Yang tak masuk dalam kriteria-kriteria
di atas
– Nodul yang murni kistik
FNAB:
interpretasi
• Sitologi FNAB pada nodul tiroid
harus dilaporkan menggunakan
kelompok diagnostic sesuai:
BETHESDA SYSTEM FOR
REPORTING THYROID
CYTOPATHOLOGY
Kategori
Bethesda
i. Nondiagnostik / unsatisfactory
ii. Benigna
iii. Atipia dengan signifikansi yang tak
dapat ditetapkan (AUS) / lesi
folikuler dengan signifikansi yang
tak dapat ditetapkan (FLUS)
iv. Neoplasma folikuler/kecurigaan
untuk neoplasma folikuler (FN),
kategori yang termasuk juga
neoplasma sel Hurthle /
kecurigaan neoplasma sel Hurthle
v. Kecurigaan malgina (SUSP), dan
vi. maligna
Rekomendasi
• Sitologi non-diagnostic
– FNA harus diulang dengan panduan USG, dan jika bisa
diperiksa secara on-site
– Nodul non-diagnostic yang berulang tanpa pola
sonografi kecurigaan tinggi, memerlukan observasi ketat
atau eksisi bedah untuk diagnostic histopatologi
– Operasi harus direkomendasikan untuk diagnosis
histopatologi jika nodul yang non-diagnostic secara
sitopatologi memiliki pola sonografi kecurigaan tinggi,
laju pertumbuhan yang tinggi atau adanya faktor risiko
klinis untuk keganasan
Rekomendasi
• Sitologi benigna
– Tidak memerlukan
pemeriksaan lanjutan
Rekomendasi
• Sitologi AUS/FLUS
– Jika pemeriksaan sitologi
FNA dan/atau uji molecular
tak dilakukan atau
inkonklusif
– Eksisi bedah untuk surveilans
atau diagnostic dapat
dilakukan untuk nodul
AUS/FLUS
– Bergantung pada faktor risiko
klinis, pola sonografi, dan
keinginan pasien
Rekomendasi
• Sitologi SUSP
– Tindakan bedah serupa dengan
sitologi maligna, bergantung pada
faktor risiko klinis, pola sonografi,
dan keinginan pasien
– Ketika bedah dipertimbangkan
untuk pasien dengan nodul soliter
yang secara sitologi tidak jelas,
lobektomi tiroid adalah
pendekatan bedah awal yang
direkomendasikan.
– Pendekatan ini bisa disesuaikan
dengan karakteristik klinis dan
sonografi, dan keinginan pasien
Rekomendasi
• Sitologi Maligna
– Jika sitologi memberi
hasil keganasan primer
tiroid, disarankan untuk
dilakukan pembedahan
• Surveilans aktif, bisa menjadi
alternatif untuk:
– Pasien dengan risiko
tumor sangat rendah
– Pasien dengan risiko
bedah tinggi karena
kondisi komorbid
– Pasien yang diperkirakan
memiliki sisa usia yang
relative pendek
18FDG-
PET Scan
• 18FDG-PET Scan tak direkomendasikan
sebagai evaluasi terhadap nodul tiroid
yang baru saja ditemukan atau pada
penyakit tiroid, karena bisa memberi
hasil deteksi incidental uptake tiroid
yang abnormal
• Uptake 18FDG-PET Scan fokal pada nodul
tiroid yang sudah terbukti secara USG
memberi peningkatan risiko untuk
kanker tiroid, dan FNA
direkomendasikan pada nodul >1 cm
• Uptake 18FDG-PET scan difus, dengan
bukti secara USG dan klinis tiroiditis
limfositik kronis, tak memerlukan
pencitraan atau FNA lebih lanjut
Thyroid Surgeries
• Relates to the management of contralateral
lobe.
• Types
Ipsilateral lobectomy
Subtotal Thyroidectomy
Near-total Thyroidectomy
Total Thyroidectomy
Bagaimana
dengan
kondisi
multinodular?
Pasien dengan nodul tiroid multiple
> 1cm, harus dievaluasi dengan cara
yang sama dengan pasien nodul
soliter > 1 cm, karena setiap nodul >
1m membawa risiko ganas yang
independent, maka FNA diperlukan
pada setiap nodul
Ketika nodul multiple > 1 cm
ditemukan, maka masing-masing
harus diaspirasi sesuai risikonya.
FNA harus dilakukan dengan
memperhatikan pola pada USG dan
cut-off ukuran
Bagaimana
dengan
kondisi
multinodular?
Konsentrasi TSHs yang rendah atau
normal-rendah pada pasien dengan
nodul multiple, mungkin menunjukkan
bahwa beberapa nodul bisa otonom
Pada kondisi ini, scan tiroid radionuklid
harus dipertimbangkan dan secara
langsung dibandingkan dengan citra
USG untuk menentukan fungsionalitas
setiap nodul > 1cm
FNA harus dipertimbangkan hanya
untuk nodul isofungsional atau
nonfungsional dengan kecurigaan tinggi
Follow Up
pasien nodul
tiroid
• Rekomendasi untuk follow-up pasien
dengan nodul tiroid dengan FNA benigna
– Nodul dengan kecurigaan USG tinggi:
ulang USG dan FNA dengan panduan
USG dalam 12 bulan
– Nodul dengan pola USG kecurigaan
rendah-menengah: ulang USG dalam
12-24 bulan. Jika bukti USG
menunjukkan pertumbuhan cepat atau
kemunculan fitur mencurigakan baru,
FNA atau USG berulang
– Nodul kecurigaan USG sangat rendah,
ulangi USG > 24 bulan
Apa metode terbaik untuk Follow Up jangka
panjang pada pasien dengan nodul tiroid?
• Rekomendasi untuk follow-up awal bagi
nodul dengan FNA benigna
– Nodul dengan pola USG
berkecurigaan rendah (termasuk
nodul spongiform: manfaat dari
surveilans belum diketahui
– Jika nodul telah menjalani FNA
dengan panduan USG berulang
dengan hasil sitologi kedua benigna,
maka tak lagi perlu surveilans USG
pada nodul ini untuk penentuan risiko
keganasan
Follow up
bagi nodul
yang tak
memenuhi
kriteria FNA
Nodul dengan pola
USG kecurigaan tinggi:
ulang USG dalam 6-12
bulan
Nodul dengan fitur
kecurigaan rendah
hingga intermediate
secara USG: ulang USG
dalam 12-24 bulan
Nodul > 1cm dengan
fitur kecurigaan sangat
rendah secara USG
(termasuk spongiform)
dam kistik murni: risiko
tak diketahui. ulang
USG >24 bulan
Nodul < 1cm dengan
fitur kecurigaan sangat
rendah secara USG
(termasuk spongiform)
dam kistik murni tak
perlu USG ulang
Apa peran
terapi obat
dan bedah
bagi nodul
tiroid
benigna?
• Terapi supresi TSH rutin tidak
direkomendasikan untuk nodul tiroid benigna
pada populasi dengan kecukupan iodium
• Pasien dengan nodul benigna yang solid atau
sebagian besar solid harus memiliki asupan
iodium yang cukup. Suplementasi diberikan bila
tidak mencukupi (150 mcg iodium)
• Bedah dapat dipertimbangkan bagi nodul yang
terus tumbuh dengan temuan FNA berulang
benigna jika berukuran besar (> 4cm),
menyebabkan gejala kompresi atau struktural
lain, atau didasarkan pada perhatian klinis lain.
Apa peran
terapi obat
dan bedah
bagi nodul
tiroid
benigna?
• Pasien dengan nodul bertumbuh yang
benigna secara FNA, harus dimonitor secara
rutin. Sebagian besar nodul asimtomatik
yang menunjukkan pertumbuhan yang
moderat harus diikuti tanpa intervensi.
• Nodul tiroid kistik rekuren dengan sitologi
benigna, harus dipertimbangkan untuk
diangkat secara bedah atau injeksi ethanol
perkutan (PEI) bila ada dampak secara klinis
ataupun kosmetik. Nodul kistik
asimtomatik, bisa dipantau secara
konservatif
• Tak ada data untuk memandu rekomendasi
penggunaan terapi hormon pada pasien
dengan nodul bertumbuh bersitologi
benigna
Nodul tiroid pada kehamilan?
• FNA untuk nodul tiroid yang ditemukan saat hamil:
– FNA pada nodul yang relevan secara klinis harus dilakukan
pada wanita hamil eutiroid dan hipotiroid
– Untuk wanita hamil dengan kadar TSHs rendah yang
menetap hingga lebih dari 16 minggu usia kehamilan, FNA
dapat ditunda hingga setelah hamil dan selesai laktasi, yang
bisa disertai dengan scan radionuklid untuk mengevaluasi
fungsi nodul jika TSHs masih rendah
Nodul tiroid pada kehamilan?
• Pendekatan untuk pasien hamil dengan sitologi maligna atau tak
dapat ditentukan
– Ca Tiroid papiler yang ditemukan pada awal kehamilan harus
dimonitor secara USG
– Jika tumbuh drastic sebelum 24-26 minggu kehamilan, atau
jika USG menunjukkan adanya limfonodi servikal yang
dicurigai metastasis, operasi harus dipertimbangkan selama
kehamilan
– Namun, apabila penyakit tetap stabil hingga pertengahan
kehamilan, atau terdiagnosis pada paruh kedua kehamilan,
operasi bisa ditunda hingga setelah kehamilan
– Pada wanita hamil dengan FNA yang dicruiga maligna,
direkomendasikan untuk mendapat terapi hormone tiroid
agar TSHs berada di angka 0,1-1,0 mU/L
PEMBACAAN
JURNAL
Fine-Needle Aspiration Versus Frozen
Section dalam Evaluasi Nodul Tiroid
Malignansi pada Pasien dengan
Diagnosis Kecurigaan Malignansi atau
Malignansi oleh Fine-Needle Aspiration
Abstrak
• Konteks.—Sistem Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid merekomendasikan
penggunaan bagian beku intraoperatif (FS) selama lobektomi nodul tiroid dengan
diagnosis aspirasi jarum halus (FNA) ganas. Rekomendasi Bethesda untuk FS dalam
kategori FNA yang mencurigakan untuk keganasan (SFM) kurang terdefinisi dengan baik.
Di beberapa institusi di Cina, pemeriksaan FS dilakukan selama lobektomi bahkan untuk
kasus keganasan yang terbukti FNA.
• Tujuan.--Untuk membandingkan kemanjuran FNA versus FS dalam evaluasi lesi tiroid
ganas.
• Desain.—Analisis retrospektif 3 tahun dari satu institusi dilakukan pada kasus
dengan diagnosis FNA SFM atau ganas dengan pemeriksaan FS berikutnya selama
tiroidektomi. Hasil temuan FNA dan FS dibandingkan dengan patologi tiroidektomi akhir.
• Hasil.—Sebanyak 5832 prosedur tiroidektomi dilakukan: 1265 kasus memiliki hasil
FNA dan FS yang tersedia. Fine needle aspiration memberikan diagnosis SFM pada 306
kasus dan diagnosis keganasan pada 821 kasus. Kasus SFM, 10,5% (32 dari 306) memiliki
hasil FS jinak/tidak pasti, 4,6% (14 dari 306) mencurigakan, dan 84,9% (260 dari 306)
ganas. Patologi akhir menunjukkan angka keganasan masing-masing 56,3% (18 dari 32),
64,3% (9 dari 14), dan 100% (260 dari 260). Kelompok FNA ganas, 10,0% (82 dari 821)
memiliki hasil FS jinak/tidak pasti, 4,4% (36 dari 821), dan 85,6% (703 dari 821) ganas.
Patologi akhir menunjukkan 96,4% (79 dari 82), 97,2% (35 dari 36), dan 99,9% (702 dari
703) tingkat keganasan.
• Kesimpulan.—Frozen section tidak boleh dilakukan untuk kategori FNA ganas karena
evaluasi FS dapat menghasilkan 10% temuan negatif palsu. Melakukan FS untuk SFM
mungkin lebih dibenarkan; namun, lebih dari setengah kasus FS yang dianggap jinak dalam
kategori ini memiliki patologi akhir yang ganas. Oleh karena itu, kehati-hatian harus
diambil untuk hasil FS bahkan dalam kelompok SFM.
(Arch Pathol Lab Med. 2017;14:684–689; doi: 10.5858/arpa.2016-0305-OA)
Pengantar
Nodul tiroid adalah temuan klinis yang
umum, dengan prevalensi yang dilaporkan
4% sampai 7% pada populasi umum.1
Kondisi ini lebih sering terjadi pada:
• wanita
• lebih sering dengan bertambahnya
usia
• penurunan asupan yodium
Pengantar
Karsinoma tiroid yang paling
sering adalah karsinoma tiroid
papiler (PTC), yang terdiri dari
80% hingga 85% dari
keganasan tiroid.
Aspirasi jarum halus (FNA)
dianggap sebagai tes yang
paling andal dan hemat biaya
untuk diagnosis nodul tiroid
ganas, dengan sensitivitas dan
spesifisitas yang sangat baik.
Pengantar
Saat ini, pelaporan FNA tiroid didasarkan pada Kriteria
Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid, yang mengatur
lesi tiroid ke dalam 6 kategori diagnostik umum:
1. nondiagnostik/tidak memuaskan,
2. jinak,
3. atypia/lesi folikular dengan signifikansi yang belum
ditentukan (AUS/FLUS),
4. neoplasma folikular /kecurigaan untuk neoplasma folikular
(FN/SFN),
5. mencurigakan untuk keganasan (SFM), dan
6. ganas
Pengantar
Menurut American Thyroid Association, pengobatan PTC mencakup
tiroidektomi total atau hampir total. jika salah satu dari berikut ini
hadir: nodul tiroid kontralateral, metastasis regional atau jauh,
riwayat pribadi radiasi kepala dan leher, atau riwayat keluarga
tingkat pertama kanker tiroid. Pemeriksan FS intraoperative tidak
dianjurkan
Pengantar
Meskipun diagnosis SFM merupakan indikasi untuk pembedahan,
manajemen bedah termasuk lobektomi atau tiroidektomi total,
dengan atau tanpa FS intraoperatif. Utilitas FS intraoperatif untuk
kasus dengan SFM diagnostik oleh FNA tidak jelas; namun, bila
dibandingkan dengan FS, FNA telah terbukti memiliki sensitivitas
yang sebanding dan nilai prediksi positif untuk PTC
Pengantar
Pada akhir 2010, sebagai dari proyek kolaborasi luas antara rumah sakit
akademik besar di Amerika Serikat dan rumah sakit akademik besar di China,
FNA tiroid pertama kali diperkenalkan sebagai standar perawatan di institusi
China.
Ahli patologi Amerika melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk membantu
melatih staf Tiongkok, termasuk ahli patologi dan ahli endokrin.
Namun, ahli bedah Cina merasa tidak nyaman mengandalkan sepenuhnya
pada diagnosis FNA, karena kurangnya pengalaman dengan FNA tiroid. Oleh
karena itu, pemeriksaan FS tetap diminta secara rutin, bahkan untuk kasus
keganasan yang terbukti FNA
Pengantar
Dalam analisis retrospektif ini, kami membandingkan hasil kasus dengan FNA dan FS
dengan patologi akhir spesimen tiroidektomi selama periode 3 tahun, untuk mengatasi
kemanjuran modalitas FNA versus FS dalam evaluasi nodul tiroid.
Material dan
Metode
Kohort Pasien dan Ekstraksi Data
Penelitian dilakukan di Second Affiliate Hospital of Zhejiang University, Hangzhou,
Zhejiang, China, yang memiliki lebih dari 2000 tempat tidur rumah sakit.
Penelitian retrospektif dari 5832 pasien berturut-turut yang menjalani tiroidektomi
total selama periode 3 tahun (2011-2013).
Data klinis lengkap, termasuk:
• demografi,
• temuan radiologis, presentasi klinis,
• riwayat pengobatan,
Material dan Metode
Definisi dan Kategori Diagnostik untuk FNA dan FS
Diagnosis FNA mengikuti Kriteria Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid, yang mencakup 6
kategori
Diagnosis FS dikelompokkan menjadi 3 kategori, termasuk:
• jinak/tidak pasti,
• mencurigakan, dan
• ganas.
Material dan Metode
Analisis Statistikal
Ukuran hasil utama dari penelitian ini adalah
tingkat keganasan yang ditentukan oleh patologi
akhir spesimen tiroidektomi.
Peneliti menggunakan uji eksak Fisher untuk
membandingkan tingkat keganasan masing-masing
kelompok. Semua analisis dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer SAS (SAS
Institute Inc, Cary, North Carolina).
Hasil
Sebanyak 5.832 pasien menjalani
tiroidektomi dari 2011 hingga 2013 (inklusif).
• Perempuan 4.300 (73,73%)
• Laki-laki 1532 (26,27%)
• Usia subjek berkisar antara 10 hingga 90
tahun.
• Distribusi usia tercantum dalam Tabel 1.
• Dari 5832 total pasien, 1265 pasien (22%)
memiliki diagnosis FNA pra operasi
dengan Kriteria Bethesda dan
pemeriksaan FS pada saat operasi
Hasil
Berdasarkan FNA terdapat: (Tabel 2)
• 326 pasien (24,2%) dengan diagnosis SFM
• 821 pasien (64,9%) dengan diagnosis keganasan
Pasien yang tersisa memiliki diagnosis
• Nondiagnostik/tidak memuaskan (n=56; 4,4%),
• Jinak (n=30; 2,4%),
• AUS/FLUS (n=36; 2,8%)
• FN/SFN (n=16 ; 1.3%).
Dalam kategori SFM, patologi akhir adalah ganas pada 287
dari 306 pasien (93,8%). Pada kategori maligna, patologi
akhir adalah maligna pada 816 dari 821 pasien (99,4%).
Hasil
Dari kasus FNA dengan diagnosis SFM, 32 (10,5%) memiliki hasil FS jinak atau tidak pasti, 14
(4,6%) terbaca mencurigakan, dan 260 (84,9%) terbaca ganas (Gambar 1). Patologi akhir
menunjukkan 56,3% (18 dari 32), 64,3% (9 dari 14), dan 100% (260 dari 260) tingkat
keganasan, masing-masing (P = 0,02 dengan uji eksak Fisher; Gambar 2).
Hasil
Fitur klinikopatologi, termasuk
usia dan ukuran nodul tiroid,
diperiksa untuk semua pasien
yang menjalani analisis FS (Tabel
3).
Pasien dengan hasil FS negatif
palsu (n = 186) memiliki ukuran
nodul rata-rata 0,5 ± 0,5 cm,
sedangkan pasien dengan hasil FS
positif benar (n = 2617) memiliki
ukuran nodul rata-rata 0,9 ± 0,5
cm (P = .001).
Hasil
Pasien dengan hasil FS
negatif palsu memiliki
usia rata-rata 46,3 ±
12,0 tahun, sedangkan
pasien dengan hasil FS
benar-positif memiliki
usia rata-rata 44,6 ±
12,0 tahun. (P = 0,06).
Diskusi
Di Amerika Serikat, karsinoma tiroid
terdiri dari sekitar 1% dari semua kanker,
terhitung 0,2% dari kematian akibat
kanker. Selama 30 tahun terakhir, insiden
keseluruhan karsinoma tiroid telah
meningkat 3 kali lipat.
Diperkirakan peningkatan insiden pada
karsinoma tiroid dikaitkan dengan
peningkatan deteksi nodul tiroid sekunder
karena penggunaan ultrasonografi leher
dan modalitas pencitraan lainnya.
Meskipun kejadian karsinoma tiroid
meningkat, sebagian besar karsinoma
tiroid lamban dan menunjukkan
prognosis yang sangat baik (tingkat
kelangsungan hidup . 95% pada 25
tahun)
Diskusi
Aspirasi jarum halus dianggap yang
paling dapat diandalkan, hemat biaya,
dan bersifat invasif minimal untuk
diagnosis nodul tiroid ganas.
Indikasi yang masuk akal untuk
FNA:
• Riwayat keluarga dengan
karsinoma tiroid
• Riwayat pajanan terhadap
iradiasi kepala/leher
sebelumnya
• Ukuran nodul tiroid (1 cm)
• Peningkatan ukuran nodul pada
follow-up klinis
• Karakteristik USG nodul tiroid,
termasuk mikrokalsifikasi dan
peningkatan sentral.
vaskularisasi.
Diskusi
Aspirasi jarum halus dianggap yang paling dapat diandalkan, hemat biaya, dan
bersifat invasif minimal untuk diagnosis nodul tiroid ganas.
Indikasi yang masuk akal untuk FNA:
• Riwayat keluarga dengan karsinoma tiroid
• Riwayat pajanan terhadap iradiasi kepala/leher sebelumnya
• Ukuran nodul tiroid (1 cm)
• Peningkatan ukuran nodul pada follow-up klinis
• Karakteristik USG nodul tiroid, termasuk mikrokalsifikasi dan peningkatan
sentral. vaskularisasi.
Diskusi
Melakukan FS dalam pengaturan keganasan yang terbukti FNA
telah terbukti memiliki sedikit manfaat tambahan dalam
manajemen klinis pasien dengan nodul tiroid pada penelitian
lainnya yang lebih kecil
Penggunaan FNA pra operasi telah terbukti meningkatkan hasil
bedah pada pasien dengan kanker tiroid, terutama di antara
pasien dengan diagnosis keganasan praoperasi.
Diskusi
Ketika FS dilakukan pada kasus dengan diagnosis keganasan FNA, 10% kasus
dibaca sebagai jinak pada FS, menyebabkan salahnya manajemen klinis.
Penelitian kami menunjukkan bahwa dengan diagnosis FNA keganasan, ada
tingkat keganasan 99,4%, mirip dengan tingkat yang terlihat sebelumnya.
Studi kami mendapat manfaat dari ukuran sampel besar pasien dengan diagnosis
FNA pra operasi dan pemeriksaan FS pada saat operasi.
Diskusi
Alasan untuk FS negatif palsu mungkin termasuk:
Kesalahan pengambilan sampel, terutama untuk
nodul kecil (Gambar 4). Dimana terdapat perbedaan
ukuran yang signifikan secara statistik antara FS
negatif palsu dan positif sejati, dengan nodul yang
lebih kecil dikaitkan dengan FS negatif palsu.
Temuan khusus ini menimbulkan masalah
pengambilan sampel yang tidak tepat pada saat FS,
karena pengambilan sampel lesi subsentimeter
dapat menguras jaringan
Diskusi
Alasan untuk FS negatif palsu mungkin:
• Kesalahan pengambilan sampel,
terutama untuk nodul kecil (Gambar
4). Dimana terdapat perbedaan
ukuran yang signifikan secara statistik
antara FS negatif palsu dan positif
sejati, dengan nodul yang lebih kecil
dikaitkan dengan FS negatif palsu.
Temuan khusus ini menimbulkan masalah
pengambilan sampel yang tidak tepat
pada saat FS, karena pengambilan sampel
lesi subsentimeter dapat menguras
jaringan
Diskusi
Secara keseluruhan,
penelitian kami lebih
lanjut memvalidasi
rekomendasi bahwa FS
tidak membantu dengan
diagnosis keganasan FNA
pra operasi. Kami juga
menyarankan bahwa FS
mungkin berbahaya bagi
pasien karena potensi
risiko perawatan yang
kurang dari pasien
Diskusi
Berbeda dengan diagnosis FNA keganasan, manajemen klinis
pasien dengan diagnosis FNA SFM kurang terdefinisi dengan
baik. Karena diagnosis SFM memerlukan risiko tinggi keganasan,
dengan laporan terbaru menyebutkan nilai prediksi positif mulai
dari 72% hingga 90%, 22-25 manajemen bedah baik dengan
lobektomi atau tiroidektomi total direkomendasikan. Di Amerika
Serikat
Setelah dikonfirmasi, ahli bedah dapat melanjutkan dengan
tiroidektomi penyelesaian sewa yang setuju. Namun, kegunaan
klinis FS dengan diagnosis FNA pra operasi SFM tidak konsisten.
Diskusi
Ketika membandingkan FNA
saja versus FS saja, temuan
kami juga menunjukkan
bahwa diagnosis SFM oleh
FNA lebih cenderung ganas
daripada FS yang dibaca
sebagai mencurigakan (P =
0,02 oleh uji eksak Fisher).
Tingkat keganasan untuk FNA
maligna dan FS maligna tidak
signifikan secara statistik
(P=.10 dengan uji eksak Fisher)
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, kami menunjukkan bahwa:
• Diagnosis FNA keganasan sesuai dengan
diagnosis keganasan pada patologi akhir di
lebih dari 96% kasus terlepas dari diagnosis FS.
• FS tidak boleh dilakukan dengan diagnosis
keganasan FNA sebelumnya karena sebanyak
10% kasus dapat dibaca sebagai jinak selama
waktu FS.
• Diagnosis FNA dari SFM, FS dapat membantu
untuk mengkonfirmasi diagnosis keganasan.
• FS jinak tidak sepenuhnya mengecualikan
kemungkinan keganasan, karena lebih dari
setengah FS jinak menunjukkan keganasan
pada pemeriksaan patologis akhir.
Oleh karena itu, FS harus ditafsirkan dengan hati-
hati dengan diagnosis SFM sebelumnya.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx

Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036mzainulfikri
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksikflo tupen
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomiShandy VP
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidKampus-Sakinah
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) gerasimoos
 
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.ppt
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.pptcupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.ppt
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.pptagliadhitya1
 
bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50Ratih Arfa
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomiboby-nugroho
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Epidemiologi dan etiologi goiter
Epidemiologi  dan etiologi goiterEpidemiologi  dan etiologi goiter
Epidemiologi dan etiologi goiterRAJAASEAN1
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxZweyChan
 
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.pptwidarma atmaja i komang
 

Similar to Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx (20)

Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
 
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomi
 
anatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroidanatomi dan fisiologis tiroid
anatomi dan fisiologis tiroid
 
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan) Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
Cbd angiofibroma nasofaring belia (Gerasimos Hasiholan)
 
325375268 tiroid
325375268 tiroid325375268 tiroid
325375268 tiroid
 
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.ppt
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.pptcupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.ppt
cupdf.com_tumor-mediastinum-5608d1d3a04a2.ppt
 
Tumor abdomen
Tumor abdomenTumor abdomen
Tumor abdomen
 
bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Kanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdfKanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdf
 
Tumor Ginjal
Tumor GinjalTumor Ginjal
Tumor Ginjal
 
Epidemiologi dan etiologi goiter
Epidemiologi  dan etiologi goiterEpidemiologi  dan etiologi goiter
Epidemiologi dan etiologi goiter
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
 
tumor tiroid
tumor tiroidtumor tiroid
tumor tiroid
 
tumor tiroid
tumor tiroidtumor tiroid
tumor tiroid
 
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
240011282-PPT-Anatomi-sistem-endokrin.ppt
 
Teknik operasi gondongentomy
Teknik operasi gondongentomy Teknik operasi gondongentomy
Teknik operasi gondongentomy
 

Recently uploaded

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 

Recently uploaded (20)

Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 

Tumor Tiroid - Teori dan Tata Laksana Terkini (new).pptx

  • 1. Tata Laksana Terkini Nodul Tiroid STASE BEDAH ONKOLOGI November 2020
  • 3. Anatomi • Kelenjar tiroid merupakan organ endokrin dengan berat sekitar 15-20 gram, panjang 4-5cm, lebar 2 cm, tebal 2-4cm. Tebal isthmus 2-6 mm. • Terdiri dari 2 lobus dan 1 isthmus, kadang terdapat lobus pyramidalis • Terletak profunda m.sternohyoid, setinggi VC5 - VT1 atau setinggi cincin trakhea kedua dan ketiga. • Kelenjar tiroid melekat dengan ligamentum suspensorium Berry.
  • 4. Posterior medialnya terdapat kelenjar paratiroid, n.rekuren laringeus dan esofagus. Esofagus terletak di belakang trakea dan laring, sedang n. rekuren laringeus terletak pd sulkus trakeo- esofagus. Pada sisi posterior melekat erat pada trakea dan laring (Lig.suspensorium dari Berry).
  • 5. Batas • Ventral : platysma, Strap muscles (sternothyroid, sternohyoid, omohyoid, thyrohyoid). • Superior : kartilago tiroid. • Posterolateral : carotid sheath dan m.sternocleidomastoid. • Posterior : menempel dengan membrana cricothyroid dan cartilago cricoid melalui Ligamentum of Berry.
  • 6. Fascia : • Fascia Superficialis : membungkus platysma. • Fascia Cervicalis profunda 1. Lapisan superfisial (anterior) : membungkus m.trapezius & SCM, strap muscles. 2. Pretracheal (lapisan media) : membungkus kelenjar Thyroid & trachea, a.v. thyroidea. 3. Prevertebral (lapisan Posterior) • Carotid Sheath
  • 7.
  • 8.
  • 10. VASKULARISASI : Arteri • Arteri Tirodea Superior cabang dari a.karotis eksterna dan memberi darah sebesar 15-20%. • Arteri Tiroidea Inferior lanjutan dari trunkus tiroservikalis yg berasal dari a.subklavia, dan memberikan darah yaitu 76-78%. • A.tiroidea ima arteri ini berjalan ke arah isthmus, cabang dari a.brakiosefalika /anonyma memberi darah 1-2%.
  • 11. 1 = a. thyroidea ima 2 = a. thyroidea inferior 3 = a. thyroidea superior 4 = a. laryngea superior 5 = a. thyroidea superior (cabang media) 6 = a. thyroidea superior (cabang posterior) 7 = a. thyroidea superior (cabang lateral) 8 = a. cricothyroid Arteri 1
  • 12. VASKULARISASI : Vena • Drainase vena dari kelenjar tiroid berawal dari pleksus venosus yg kemudian bergabung menjadi tiga percabangan yaitu : – V. Tiroidea superior  v. Jugularis interna – V. Tiroidea media  v. Jugularis interna – V. Tiroidea inferior  v. Brachiocephalica/anonyma
  • 13. - Isthmus : Delphian nodes (prelaryngeal) dan mediastinal - Bagian tengah dan bawah tiap lobus : llnn tracheoesophagial sepanjang RLN - Pole superior : sepanjang a.v. thyroidea superior Drainase limfatik 1
  • 14.
  • 15.
  • 16. Persarafan • Simpatis Mendapat inervasi saraf simpatis dari ganglion servikalis yang berjalan bersama dengan arteri • Saraf ini mengatur aliran darah sesuai kebutuhan produksi hormon dan perangsangan aktivitas sekresi kelenjar tiroid.
  • 17. Parasimpatis N. Laringeus Superior  terdiri dari : • Cabang eksterna yg menginervasi m.krikotiroid & m. constrictor pharyngeal inferior, yg akan menegangkan korda vokalis dg mendorong bgn depan kartilago tiroid. • Cabang interna yg masuk membran tirohioid dan menginervasi mukosa laring (diatas plika vokalis).
  • 18.
  • 19. Parasimpatis N. Laringeus Inferior (REKUREN) • Menginervasi semua otot-otot laring kecuali m. Krikotiroid. • Sensorik untuk mukosa laring dibawah level plika vokalis. • Cedera denervasi m.cricoarytenoid posterior.
  • 20.  Pada sisi kanan langsung melingkari a. Subclavia  Pada sisi kiri turun sampai arkus aorta kemudian kembali ke kranial melalui sulkus trakeoesofageal
  • 21.
  • 22. KELENJAR PARATIROID • Berwarna kekuning- kecoklatan, diameter 4-7 mm, mirip jaringan lemak, biasanya ditemukan 4 buah, 2 di kutub atas tiroid dan 2 di kutub bawah, berat keseluruhan 120-140mgr • Suplai darah dari a. tiroidea inferior. • Drainase vena  vena tiroidea superior, media, & inferior. • Bila vaskularisasi terganggu, dapat dilakukan autograft kedalam m. SCM, strap muscles atau lengan bawah. Lokasi Paratiroid Superior Lokasi Paratiroid Inferior
  • 24. Epidemiology • Paling sering diantara keganasan endokrin – 1% of all malignancies – 0.5-1 per 100000 • Prognosis yang baik • Insidensi tahunan 3.7 per 100,000 • Sex Ratio 3:1 (Wanita : Pria) • Dapat terjadi pada semua kelompok usia
  • 25. Faktor Risiko • Genetics: – Abnormalitas dari RET oncogene dapat menyebabkan MTC. • Family History: – Riwayat gondok meningkatkan risiko Papillary Ca. – Gardner’s Syndrome dan FAP meningkatkan risiko Papillary Ca. • Paparan Radioaktif: – Radioterapi area kepala dan leher – Paparan radioactive Iodine pada saat usia muda, atau substansi radioactive lainnya (Chernobyl) ↑ risiko Papillary carcinoma.
  • 26. Faktor Risiko • Defisiensi Iodin kronis ↑ risiko Follicular carcinoma. • Gender: – Female > Males. • Umur : – Sering pada dewasa muda – MTC seringnya didiagnosis diatas usia 60thn • Ras: – Kulit putih > Kulit hitam.
  • 27. Thyroid Neoplasm Benign Malignant Secondary Primary Follicular Cells Parafollicular Cells Lymphoid Cells Lymphoma Medullary Differentiated Undifferentiated Anaplastic Follicular Papillary Hurthle Cell
  • 28. Gejala klinis • Solitary or Multiple thyroid nodules • Neck Nodes • Hoarse voice of recent onset • Mediastinal adenopathy • Bone or lung metastasis • Brain metastasis
  • 29. Riwayat yang penting • Paparan radiasi pada kepala / leher • MEN syndrome – Family history – Diarrhoea – Adrenal tumour • Perubahan dini pada penyakit gondok yang sudah ada – Size change/nodularityPerubahan ukuran / – Kelemahan pita suaraVocal cord palsy
  • 30. Pemeriksaan Penunjang • Thyroid profile • Serum Thyroglobulin • Serum Calcitonin • Thyroid scan – Hot/warm/cold nodule 20% malignant • Serum Ca++
  • 31. Diagnosis • Laboratory: – TSH – T3, T4 – Serum Thyroglobulin – Serum Thyroid Antibodies – FNA • Imaging – U/S – C.T – MRI – Scintigraphy
  • 32. Indikator Prognosis • AGES score: • Age • Hisological Grade • Extrathyroidal invasion • Metastasis • MACIS score (post-operative): • Distant Metastasis • Age • Completeness of original surgical resection • Extrathyroidal Invasion • Size of original lesion
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Management • Medical – Radioactive Iodine ablation therapy. – Chemotherapy (Adriamycin, Cisplatin). – Post-operative Thyroid hormone. • Replacement therapy. • Suppression of TSH release. (↓ recurrence) • Surgical • Treatment of choice. • Extent of resection is still controversial.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44. Prognosis Tumor Prognosis Papillary Ca. 74-93% long-term survival rate Follicular Ca. 43-94% long-term survival rate Hurthle Cell Ca. 20% mortality rate at 10 years Medullary Ca. 80% 10-year survival rate 45% with LN involvement Anaplastic Tumor Median survival of 4 to 5 months at time of diagnosis
  • 45.
  • 48. Nodul Nodul tiroid adalah lesi diskrit pada glandula tiroid yang secara radiologis dapat dibedakan dari parenkim di sekitarnya Beberapa lesi yang dapat dipalpasi, bisa jadi pada akhirnya tidak serta merta dapat dibedakan secara radilogis. Sehingga tidak dapat dianggap sebagai nodul tiroid Nodul yang dideteksi secara USG atau dari pencitraan radiologi lain, dianggap sebagai nodul yang ditemukan secara incidental, atau insidentaloma
  • 49. Nodul • Umumnya, hanya nodul dengan ukuran >1 cm yang harus dievaluasi, karena secara signifikan memiliki potensi lebih tinggi untuk menjadi kanker • Kadang, terdapat nodul <1 cm yang perlu dievaluasi karena: – Temuan sonografi yang mencurigakan – Adanya limfadenopati, atau – Faktor risiko klinis yang ada: • Riwayat radiasi kepala leher saat anak • Riwayat kanker tiroid pada salah satu keluarga dekat
  • 50. Nodul • Setelah penemuan nodul tiroid, lakukan penggalian riwayat dan pemeriksaan fisik komplit yang terfokus pada glandula tiroid dan limfonodi servikal di sekitarnya
  • 51. Anamnesis • Faktor dari anamnesis yang menunjukkan kemungkinan keganasan: – Riwayat iradiasi leher dan kepala saat muda – Iradiasi seluruh badan akibat transplantasi sumsum tulang – Paparan radiasi pengion saat muda atau remaja – Riwayat keganasan tiroid familial pada saudara tingkat pertama – Pertumbuhan nodul yang cepat dan / atau serak
  • 52. Pemeriksaan Fisik • Temuan Pemeriksaan Fisik yang mengarah ke kemungkinan keganasan meliputi: – Paralisis pita suara – Limfadenopati servikal, dan – Fiksasi nodul pada jaringan sekitar
  • 53. Rekomendasi • Apa pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang tepat untuk mengevaluasi pasien dengan nodul tiroid klinis ataupun yang ditemukan secara incidental?
  • 54. Pemeriksaan Penunjang • Kadar TSH Serum – Jika TSH subnormal, scan radionulide tiroid harus dilakukan – Jika TSH normal atau meningkat, scan radionuclide tak boleh dilakukan sebagai evaluasi awal • USG pada leher • Ambilan tiroid dengan 18- FDG-PET scan • FNAC
  • 55. Directional Changes in Thyroid Function Tests Clinical State Total T4 T3RU FT4I Free T4 TSH Euthyroid N N N N N Hyper- thyroid Hypothyroid High TBG N N N Low TBG N N N Nonthyroid Illness N or N or N or N or (N = Normal)
  • 56. TSH dan Scan • Kadar Serum TSH yang lebih tinggi, meskipun dalam rentang atas batas normal, dikaitkan dengan peningkatan risiko keganasan pada sebuah nodul tiroid, dan juga dikaitkan dengan stadium kanker yang lebih tinggi • Jika TSH rendah, risiko keganasan tergantung pada scan ambilan tiroid: – Tracer uptake meningkat  nodul panas hiperfungsional jarang ganas – Tracer uptake sama dengan tiroid sekitar  nodul hangat – Uptake turun  nodul dingin non-fungsional
  • 57. Ultrasonografi USG tiroid dengan survei limfadenopati servikal harus dilakukan pada semua pasien dengan nodul tiroid (termasuk suspek) USG tiroid dapat menjawab •Apakah benar-benar ada nodul? •Seberapa besar nodulnya? •Bagaimana pola nodul menurut karakteristik pencitraan USG? •Apakah ada limfadenopati servikal yang mencurigakan? •Apakah >50% nodul bersifat kistik? •Apakah nodul terletak di posterior tiroid?
  • 58. USG • Fitur USG yang dikatikan dengan kanker tiroid: – Mikrokalsifikasi – Hipoekogenositas nodul dibandingkan dengan tiroid atau strap muscles sekitarnya – Tepi ireguler (infiltrative, microlobulated atau spiculated) – Pada pandangan transversal, ukuran tiggi > lebar • Fitur dengan spesifisitas yang tertinggi (median >90%) untuk kanker tiroid adalah mikrokalsifikasi, tepi ireguler, dan tinggi
  • 59.
  • 60.
  • 61. FNA • Diagnostik dengan FNA pada nodul tiroid direkomendasikan untuk: – Nodul >1 cm dengan pola sonografi kecurigaan tinggi – Nodul > 1 cm dengan sonografi kecurigaan menengah – Nodul >1,5 cm dengan kecurigaan rendah (Weak recommendation, low-quality of evidence)
  • 62. FNA • FNA bisa direkomendasikan pada: – Nodul > 2 cm dengan pola kecurigaan sangat rendah (missal spongiform), masih bisa diobservasi tanpa FNA • FNA tak diperlukan pada nodul tiroid: – Yang tak masuk dalam kriteria-kriteria di atas – Nodul yang murni kistik
  • 63. FNAB: interpretasi • Sitologi FNAB pada nodul tiroid harus dilaporkan menggunakan kelompok diagnostic sesuai: BETHESDA SYSTEM FOR REPORTING THYROID CYTOPATHOLOGY
  • 64. Kategori Bethesda i. Nondiagnostik / unsatisfactory ii. Benigna iii. Atipia dengan signifikansi yang tak dapat ditetapkan (AUS) / lesi folikuler dengan signifikansi yang tak dapat ditetapkan (FLUS) iv. Neoplasma folikuler/kecurigaan untuk neoplasma folikuler (FN), kategori yang termasuk juga neoplasma sel Hurthle / kecurigaan neoplasma sel Hurthle v. Kecurigaan malgina (SUSP), dan vi. maligna
  • 65.
  • 66. Rekomendasi • Sitologi non-diagnostic – FNA harus diulang dengan panduan USG, dan jika bisa diperiksa secara on-site – Nodul non-diagnostic yang berulang tanpa pola sonografi kecurigaan tinggi, memerlukan observasi ketat atau eksisi bedah untuk diagnostic histopatologi – Operasi harus direkomendasikan untuk diagnosis histopatologi jika nodul yang non-diagnostic secara sitopatologi memiliki pola sonografi kecurigaan tinggi, laju pertumbuhan yang tinggi atau adanya faktor risiko klinis untuk keganasan
  • 67. Rekomendasi • Sitologi benigna – Tidak memerlukan pemeriksaan lanjutan
  • 68. Rekomendasi • Sitologi AUS/FLUS – Jika pemeriksaan sitologi FNA dan/atau uji molecular tak dilakukan atau inkonklusif – Eksisi bedah untuk surveilans atau diagnostic dapat dilakukan untuk nodul AUS/FLUS – Bergantung pada faktor risiko klinis, pola sonografi, dan keinginan pasien
  • 69. Rekomendasi • Sitologi SUSP – Tindakan bedah serupa dengan sitologi maligna, bergantung pada faktor risiko klinis, pola sonografi, dan keinginan pasien – Ketika bedah dipertimbangkan untuk pasien dengan nodul soliter yang secara sitologi tidak jelas, lobektomi tiroid adalah pendekatan bedah awal yang direkomendasikan. – Pendekatan ini bisa disesuaikan dengan karakteristik klinis dan sonografi, dan keinginan pasien
  • 70. Rekomendasi • Sitologi Maligna – Jika sitologi memberi hasil keganasan primer tiroid, disarankan untuk dilakukan pembedahan • Surveilans aktif, bisa menjadi alternatif untuk: – Pasien dengan risiko tumor sangat rendah – Pasien dengan risiko bedah tinggi karena kondisi komorbid – Pasien yang diperkirakan memiliki sisa usia yang relative pendek
  • 71. 18FDG- PET Scan • 18FDG-PET Scan tak direkomendasikan sebagai evaluasi terhadap nodul tiroid yang baru saja ditemukan atau pada penyakit tiroid, karena bisa memberi hasil deteksi incidental uptake tiroid yang abnormal • Uptake 18FDG-PET Scan fokal pada nodul tiroid yang sudah terbukti secara USG memberi peningkatan risiko untuk kanker tiroid, dan FNA direkomendasikan pada nodul >1 cm • Uptake 18FDG-PET scan difus, dengan bukti secara USG dan klinis tiroiditis limfositik kronis, tak memerlukan pencitraan atau FNA lebih lanjut
  • 72.
  • 73. Thyroid Surgeries • Relates to the management of contralateral lobe. • Types Ipsilateral lobectomy Subtotal Thyroidectomy Near-total Thyroidectomy Total Thyroidectomy
  • 74. Bagaimana dengan kondisi multinodular? Pasien dengan nodul tiroid multiple > 1cm, harus dievaluasi dengan cara yang sama dengan pasien nodul soliter > 1 cm, karena setiap nodul > 1m membawa risiko ganas yang independent, maka FNA diperlukan pada setiap nodul Ketika nodul multiple > 1 cm ditemukan, maka masing-masing harus diaspirasi sesuai risikonya. FNA harus dilakukan dengan memperhatikan pola pada USG dan cut-off ukuran
  • 75. Bagaimana dengan kondisi multinodular? Konsentrasi TSHs yang rendah atau normal-rendah pada pasien dengan nodul multiple, mungkin menunjukkan bahwa beberapa nodul bisa otonom Pada kondisi ini, scan tiroid radionuklid harus dipertimbangkan dan secara langsung dibandingkan dengan citra USG untuk menentukan fungsionalitas setiap nodul > 1cm FNA harus dipertimbangkan hanya untuk nodul isofungsional atau nonfungsional dengan kecurigaan tinggi
  • 76.
  • 77. Follow Up pasien nodul tiroid • Rekomendasi untuk follow-up pasien dengan nodul tiroid dengan FNA benigna – Nodul dengan kecurigaan USG tinggi: ulang USG dan FNA dengan panduan USG dalam 12 bulan – Nodul dengan pola USG kecurigaan rendah-menengah: ulang USG dalam 12-24 bulan. Jika bukti USG menunjukkan pertumbuhan cepat atau kemunculan fitur mencurigakan baru, FNA atau USG berulang – Nodul kecurigaan USG sangat rendah, ulangi USG > 24 bulan
  • 78. Apa metode terbaik untuk Follow Up jangka panjang pada pasien dengan nodul tiroid? • Rekomendasi untuk follow-up awal bagi nodul dengan FNA benigna – Nodul dengan pola USG berkecurigaan rendah (termasuk nodul spongiform: manfaat dari surveilans belum diketahui – Jika nodul telah menjalani FNA dengan panduan USG berulang dengan hasil sitologi kedua benigna, maka tak lagi perlu surveilans USG pada nodul ini untuk penentuan risiko keganasan
  • 79. Follow up bagi nodul yang tak memenuhi kriteria FNA Nodul dengan pola USG kecurigaan tinggi: ulang USG dalam 6-12 bulan Nodul dengan fitur kecurigaan rendah hingga intermediate secara USG: ulang USG dalam 12-24 bulan Nodul > 1cm dengan fitur kecurigaan sangat rendah secara USG (termasuk spongiform) dam kistik murni: risiko tak diketahui. ulang USG >24 bulan Nodul < 1cm dengan fitur kecurigaan sangat rendah secara USG (termasuk spongiform) dam kistik murni tak perlu USG ulang
  • 80. Apa peran terapi obat dan bedah bagi nodul tiroid benigna? • Terapi supresi TSH rutin tidak direkomendasikan untuk nodul tiroid benigna pada populasi dengan kecukupan iodium • Pasien dengan nodul benigna yang solid atau sebagian besar solid harus memiliki asupan iodium yang cukup. Suplementasi diberikan bila tidak mencukupi (150 mcg iodium) • Bedah dapat dipertimbangkan bagi nodul yang terus tumbuh dengan temuan FNA berulang benigna jika berukuran besar (> 4cm), menyebabkan gejala kompresi atau struktural lain, atau didasarkan pada perhatian klinis lain.
  • 81. Apa peran terapi obat dan bedah bagi nodul tiroid benigna? • Pasien dengan nodul bertumbuh yang benigna secara FNA, harus dimonitor secara rutin. Sebagian besar nodul asimtomatik yang menunjukkan pertumbuhan yang moderat harus diikuti tanpa intervensi. • Nodul tiroid kistik rekuren dengan sitologi benigna, harus dipertimbangkan untuk diangkat secara bedah atau injeksi ethanol perkutan (PEI) bila ada dampak secara klinis ataupun kosmetik. Nodul kistik asimtomatik, bisa dipantau secara konservatif • Tak ada data untuk memandu rekomendasi penggunaan terapi hormon pada pasien dengan nodul bertumbuh bersitologi benigna
  • 82. Nodul tiroid pada kehamilan? • FNA untuk nodul tiroid yang ditemukan saat hamil: – FNA pada nodul yang relevan secara klinis harus dilakukan pada wanita hamil eutiroid dan hipotiroid – Untuk wanita hamil dengan kadar TSHs rendah yang menetap hingga lebih dari 16 minggu usia kehamilan, FNA dapat ditunda hingga setelah hamil dan selesai laktasi, yang bisa disertai dengan scan radionuklid untuk mengevaluasi fungsi nodul jika TSHs masih rendah
  • 83. Nodul tiroid pada kehamilan? • Pendekatan untuk pasien hamil dengan sitologi maligna atau tak dapat ditentukan – Ca Tiroid papiler yang ditemukan pada awal kehamilan harus dimonitor secara USG – Jika tumbuh drastic sebelum 24-26 minggu kehamilan, atau jika USG menunjukkan adanya limfonodi servikal yang dicurigai metastasis, operasi harus dipertimbangkan selama kehamilan – Namun, apabila penyakit tetap stabil hingga pertengahan kehamilan, atau terdiagnosis pada paruh kedua kehamilan, operasi bisa ditunda hingga setelah kehamilan – Pada wanita hamil dengan FNA yang dicruiga maligna, direkomendasikan untuk mendapat terapi hormone tiroid agar TSHs berada di angka 0,1-1,0 mU/L
  • 84.
  • 85.
  • 87. Fine-Needle Aspiration Versus Frozen Section dalam Evaluasi Nodul Tiroid Malignansi pada Pasien dengan Diagnosis Kecurigaan Malignansi atau Malignansi oleh Fine-Needle Aspiration
  • 88.
  • 89. Abstrak • Konteks.—Sistem Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid merekomendasikan penggunaan bagian beku intraoperatif (FS) selama lobektomi nodul tiroid dengan diagnosis aspirasi jarum halus (FNA) ganas. Rekomendasi Bethesda untuk FS dalam kategori FNA yang mencurigakan untuk keganasan (SFM) kurang terdefinisi dengan baik. Di beberapa institusi di Cina, pemeriksaan FS dilakukan selama lobektomi bahkan untuk kasus keganasan yang terbukti FNA. • Tujuan.--Untuk membandingkan kemanjuran FNA versus FS dalam evaluasi lesi tiroid ganas. • Desain.—Analisis retrospektif 3 tahun dari satu institusi dilakukan pada kasus dengan diagnosis FNA SFM atau ganas dengan pemeriksaan FS berikutnya selama tiroidektomi. Hasil temuan FNA dan FS dibandingkan dengan patologi tiroidektomi akhir. • Hasil.—Sebanyak 5832 prosedur tiroidektomi dilakukan: 1265 kasus memiliki hasil FNA dan FS yang tersedia. Fine needle aspiration memberikan diagnosis SFM pada 306 kasus dan diagnosis keganasan pada 821 kasus. Kasus SFM, 10,5% (32 dari 306) memiliki hasil FS jinak/tidak pasti, 4,6% (14 dari 306) mencurigakan, dan 84,9% (260 dari 306) ganas. Patologi akhir menunjukkan angka keganasan masing-masing 56,3% (18 dari 32), 64,3% (9 dari 14), dan 100% (260 dari 260). Kelompok FNA ganas, 10,0% (82 dari 821) memiliki hasil FS jinak/tidak pasti, 4,4% (36 dari 821), dan 85,6% (703 dari 821) ganas. Patologi akhir menunjukkan 96,4% (79 dari 82), 97,2% (35 dari 36), dan 99,9% (702 dari 703) tingkat keganasan. • Kesimpulan.—Frozen section tidak boleh dilakukan untuk kategori FNA ganas karena evaluasi FS dapat menghasilkan 10% temuan negatif palsu. Melakukan FS untuk SFM mungkin lebih dibenarkan; namun, lebih dari setengah kasus FS yang dianggap jinak dalam kategori ini memiliki patologi akhir yang ganas. Oleh karena itu, kehati-hatian harus diambil untuk hasil FS bahkan dalam kelompok SFM. (Arch Pathol Lab Med. 2017;14:684–689; doi: 10.5858/arpa.2016-0305-OA)
  • 90. Pengantar Nodul tiroid adalah temuan klinis yang umum, dengan prevalensi yang dilaporkan 4% sampai 7% pada populasi umum.1 Kondisi ini lebih sering terjadi pada: • wanita • lebih sering dengan bertambahnya usia • penurunan asupan yodium
  • 91. Pengantar Karsinoma tiroid yang paling sering adalah karsinoma tiroid papiler (PTC), yang terdiri dari 80% hingga 85% dari keganasan tiroid. Aspirasi jarum halus (FNA) dianggap sebagai tes yang paling andal dan hemat biaya untuk diagnosis nodul tiroid ganas, dengan sensitivitas dan spesifisitas yang sangat baik.
  • 92. Pengantar Saat ini, pelaporan FNA tiroid didasarkan pada Kriteria Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid, yang mengatur lesi tiroid ke dalam 6 kategori diagnostik umum: 1. nondiagnostik/tidak memuaskan, 2. jinak, 3. atypia/lesi folikular dengan signifikansi yang belum ditentukan (AUS/FLUS), 4. neoplasma folikular /kecurigaan untuk neoplasma folikular (FN/SFN), 5. mencurigakan untuk keganasan (SFM), dan 6. ganas
  • 93. Pengantar Menurut American Thyroid Association, pengobatan PTC mencakup tiroidektomi total atau hampir total. jika salah satu dari berikut ini hadir: nodul tiroid kontralateral, metastasis regional atau jauh, riwayat pribadi radiasi kepala dan leher, atau riwayat keluarga tingkat pertama kanker tiroid. Pemeriksan FS intraoperative tidak dianjurkan
  • 94. Pengantar Meskipun diagnosis SFM merupakan indikasi untuk pembedahan, manajemen bedah termasuk lobektomi atau tiroidektomi total, dengan atau tanpa FS intraoperatif. Utilitas FS intraoperatif untuk kasus dengan SFM diagnostik oleh FNA tidak jelas; namun, bila dibandingkan dengan FS, FNA telah terbukti memiliki sensitivitas yang sebanding dan nilai prediksi positif untuk PTC
  • 95. Pengantar Pada akhir 2010, sebagai dari proyek kolaborasi luas antara rumah sakit akademik besar di Amerika Serikat dan rumah sakit akademik besar di China, FNA tiroid pertama kali diperkenalkan sebagai standar perawatan di institusi China. Ahli patologi Amerika melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk membantu melatih staf Tiongkok, termasuk ahli patologi dan ahli endokrin. Namun, ahli bedah Cina merasa tidak nyaman mengandalkan sepenuhnya pada diagnosis FNA, karena kurangnya pengalaman dengan FNA tiroid. Oleh karena itu, pemeriksaan FS tetap diminta secara rutin, bahkan untuk kasus keganasan yang terbukti FNA
  • 96. Pengantar Dalam analisis retrospektif ini, kami membandingkan hasil kasus dengan FNA dan FS dengan patologi akhir spesimen tiroidektomi selama periode 3 tahun, untuk mengatasi kemanjuran modalitas FNA versus FS dalam evaluasi nodul tiroid.
  • 97. Material dan Metode Kohort Pasien dan Ekstraksi Data Penelitian dilakukan di Second Affiliate Hospital of Zhejiang University, Hangzhou, Zhejiang, China, yang memiliki lebih dari 2000 tempat tidur rumah sakit. Penelitian retrospektif dari 5832 pasien berturut-turut yang menjalani tiroidektomi total selama periode 3 tahun (2011-2013). Data klinis lengkap, termasuk: • demografi, • temuan radiologis, presentasi klinis, • riwayat pengobatan,
  • 98. Material dan Metode Definisi dan Kategori Diagnostik untuk FNA dan FS Diagnosis FNA mengikuti Kriteria Bethesda untuk Pelaporan Sitopatologi Tiroid, yang mencakup 6 kategori Diagnosis FS dikelompokkan menjadi 3 kategori, termasuk: • jinak/tidak pasti, • mencurigakan, dan • ganas.
  • 99. Material dan Metode Analisis Statistikal Ukuran hasil utama dari penelitian ini adalah tingkat keganasan yang ditentukan oleh patologi akhir spesimen tiroidektomi. Peneliti menggunakan uji eksak Fisher untuk membandingkan tingkat keganasan masing-masing kelompok. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer SAS (SAS Institute Inc, Cary, North Carolina).
  • 100. Hasil Sebanyak 5.832 pasien menjalani tiroidektomi dari 2011 hingga 2013 (inklusif). • Perempuan 4.300 (73,73%) • Laki-laki 1532 (26,27%) • Usia subjek berkisar antara 10 hingga 90 tahun. • Distribusi usia tercantum dalam Tabel 1. • Dari 5832 total pasien, 1265 pasien (22%) memiliki diagnosis FNA pra operasi dengan Kriteria Bethesda dan pemeriksaan FS pada saat operasi
  • 101. Hasil Berdasarkan FNA terdapat: (Tabel 2) • 326 pasien (24,2%) dengan diagnosis SFM • 821 pasien (64,9%) dengan diagnosis keganasan Pasien yang tersisa memiliki diagnosis • Nondiagnostik/tidak memuaskan (n=56; 4,4%), • Jinak (n=30; 2,4%), • AUS/FLUS (n=36; 2,8%) • FN/SFN (n=16 ; 1.3%). Dalam kategori SFM, patologi akhir adalah ganas pada 287 dari 306 pasien (93,8%). Pada kategori maligna, patologi akhir adalah maligna pada 816 dari 821 pasien (99,4%).
  • 102. Hasil Dari kasus FNA dengan diagnosis SFM, 32 (10,5%) memiliki hasil FS jinak atau tidak pasti, 14 (4,6%) terbaca mencurigakan, dan 260 (84,9%) terbaca ganas (Gambar 1). Patologi akhir menunjukkan 56,3% (18 dari 32), 64,3% (9 dari 14), dan 100% (260 dari 260) tingkat keganasan, masing-masing (P = 0,02 dengan uji eksak Fisher; Gambar 2).
  • 103. Hasil Fitur klinikopatologi, termasuk usia dan ukuran nodul tiroid, diperiksa untuk semua pasien yang menjalani analisis FS (Tabel 3). Pasien dengan hasil FS negatif palsu (n = 186) memiliki ukuran nodul rata-rata 0,5 ± 0,5 cm, sedangkan pasien dengan hasil FS positif benar (n = 2617) memiliki ukuran nodul rata-rata 0,9 ± 0,5 cm (P = .001).
  • 104. Hasil Pasien dengan hasil FS negatif palsu memiliki usia rata-rata 46,3 ± 12,0 tahun, sedangkan pasien dengan hasil FS benar-positif memiliki usia rata-rata 44,6 ± 12,0 tahun. (P = 0,06).
  • 105. Diskusi Di Amerika Serikat, karsinoma tiroid terdiri dari sekitar 1% dari semua kanker, terhitung 0,2% dari kematian akibat kanker. Selama 30 tahun terakhir, insiden keseluruhan karsinoma tiroid telah meningkat 3 kali lipat. Diperkirakan peningkatan insiden pada karsinoma tiroid dikaitkan dengan peningkatan deteksi nodul tiroid sekunder karena penggunaan ultrasonografi leher dan modalitas pencitraan lainnya. Meskipun kejadian karsinoma tiroid meningkat, sebagian besar karsinoma tiroid lamban dan menunjukkan prognosis yang sangat baik (tingkat kelangsungan hidup . 95% pada 25 tahun)
  • 106. Diskusi Aspirasi jarum halus dianggap yang paling dapat diandalkan, hemat biaya, dan bersifat invasif minimal untuk diagnosis nodul tiroid ganas. Indikasi yang masuk akal untuk FNA: • Riwayat keluarga dengan karsinoma tiroid • Riwayat pajanan terhadap iradiasi kepala/leher sebelumnya • Ukuran nodul tiroid (1 cm) • Peningkatan ukuran nodul pada follow-up klinis • Karakteristik USG nodul tiroid, termasuk mikrokalsifikasi dan peningkatan sentral. vaskularisasi.
  • 107. Diskusi Aspirasi jarum halus dianggap yang paling dapat diandalkan, hemat biaya, dan bersifat invasif minimal untuk diagnosis nodul tiroid ganas. Indikasi yang masuk akal untuk FNA: • Riwayat keluarga dengan karsinoma tiroid • Riwayat pajanan terhadap iradiasi kepala/leher sebelumnya • Ukuran nodul tiroid (1 cm) • Peningkatan ukuran nodul pada follow-up klinis • Karakteristik USG nodul tiroid, termasuk mikrokalsifikasi dan peningkatan sentral. vaskularisasi.
  • 108. Diskusi Melakukan FS dalam pengaturan keganasan yang terbukti FNA telah terbukti memiliki sedikit manfaat tambahan dalam manajemen klinis pasien dengan nodul tiroid pada penelitian lainnya yang lebih kecil Penggunaan FNA pra operasi telah terbukti meningkatkan hasil bedah pada pasien dengan kanker tiroid, terutama di antara pasien dengan diagnosis keganasan praoperasi.
  • 109. Diskusi Ketika FS dilakukan pada kasus dengan diagnosis keganasan FNA, 10% kasus dibaca sebagai jinak pada FS, menyebabkan salahnya manajemen klinis. Penelitian kami menunjukkan bahwa dengan diagnosis FNA keganasan, ada tingkat keganasan 99,4%, mirip dengan tingkat yang terlihat sebelumnya. Studi kami mendapat manfaat dari ukuran sampel besar pasien dengan diagnosis FNA pra operasi dan pemeriksaan FS pada saat operasi.
  • 110. Diskusi Alasan untuk FS negatif palsu mungkin termasuk: Kesalahan pengambilan sampel, terutama untuk nodul kecil (Gambar 4). Dimana terdapat perbedaan ukuran yang signifikan secara statistik antara FS negatif palsu dan positif sejati, dengan nodul yang lebih kecil dikaitkan dengan FS negatif palsu. Temuan khusus ini menimbulkan masalah pengambilan sampel yang tidak tepat pada saat FS, karena pengambilan sampel lesi subsentimeter dapat menguras jaringan
  • 111. Diskusi Alasan untuk FS negatif palsu mungkin: • Kesalahan pengambilan sampel, terutama untuk nodul kecil (Gambar 4). Dimana terdapat perbedaan ukuran yang signifikan secara statistik antara FS negatif palsu dan positif sejati, dengan nodul yang lebih kecil dikaitkan dengan FS negatif palsu. Temuan khusus ini menimbulkan masalah pengambilan sampel yang tidak tepat pada saat FS, karena pengambilan sampel lesi subsentimeter dapat menguras jaringan
  • 112. Diskusi Secara keseluruhan, penelitian kami lebih lanjut memvalidasi rekomendasi bahwa FS tidak membantu dengan diagnosis keganasan FNA pra operasi. Kami juga menyarankan bahwa FS mungkin berbahaya bagi pasien karena potensi risiko perawatan yang kurang dari pasien
  • 113. Diskusi Berbeda dengan diagnosis FNA keganasan, manajemen klinis pasien dengan diagnosis FNA SFM kurang terdefinisi dengan baik. Karena diagnosis SFM memerlukan risiko tinggi keganasan, dengan laporan terbaru menyebutkan nilai prediksi positif mulai dari 72% hingga 90%, 22-25 manajemen bedah baik dengan lobektomi atau tiroidektomi total direkomendasikan. Di Amerika Serikat Setelah dikonfirmasi, ahli bedah dapat melanjutkan dengan tiroidektomi penyelesaian sewa yang setuju. Namun, kegunaan klinis FS dengan diagnosis FNA pra operasi SFM tidak konsisten.
  • 114. Diskusi Ketika membandingkan FNA saja versus FS saja, temuan kami juga menunjukkan bahwa diagnosis SFM oleh FNA lebih cenderung ganas daripada FS yang dibaca sebagai mencurigakan (P = 0,02 oleh uji eksak Fisher). Tingkat keganasan untuk FNA maligna dan FS maligna tidak signifikan secara statistik (P=.10 dengan uji eksak Fisher)
  • 115. Kesimpulan Sebagai kesimpulan, kami menunjukkan bahwa: • Diagnosis FNA keganasan sesuai dengan diagnosis keganasan pada patologi akhir di lebih dari 96% kasus terlepas dari diagnosis FS. • FS tidak boleh dilakukan dengan diagnosis keganasan FNA sebelumnya karena sebanyak 10% kasus dapat dibaca sebagai jinak selama waktu FS. • Diagnosis FNA dari SFM, FS dapat membantu untuk mengkonfirmasi diagnosis keganasan. • FS jinak tidak sepenuhnya mengecualikan kemungkinan keganasan, karena lebih dari setengah FS jinak menunjukkan keganasan pada pemeriksaan patologis akhir. Oleh karena itu, FS harus ditafsirkan dengan hati- hati dengan diagnosis SFM sebelumnya.