SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Chapter 41
Abdominal Surgery
(Mengenal beberapa irisan abdomen pada anak)
Nicholas Sy Chao, David A Lloyd and HookLim Tan
Book Reading: Adi Saputra
Operative Pediatric Surgery
Seventh Edition, 2013
Edited by LewisSpitz and Arnold G Coran
Prinsip-prinsip umum insisi
Terdapat perbedaan anatomi penting antara perut bayi baru lahir dan anak
yang lebih tua atau orang dewasa. Berikut ini adalah karakteristik dari bayi.
Bentuk abdomen lebih persegi empat dibandingkan dengan anak yang lebih tua
dimana lebih berbentuk persegi panjang .
Insisi transversal mid abdominal pada bayi akan memberikan akses ke rongga
peritoneal secara keseluruhan, dengan kemungkinan pengecualian dari pelvis.
Compliant dan sudut subkostal yang lebar memudahkan akses ke organ-organ perut
bagian atas dan diafragma.
Otot rektus lebih lebar dan meluas ke lateral.
Hepar relatif besar dan memanjang dari bawah batas kosta di sebelah kiri ke kuadran
kanan bawah.
Umbilikus relatif rendah dan lebih dekat simfisis pubis, dan VU meluas sampai ke
umbilicus. Terdapat ruang yang terbatas untuk insisi di bawah umbilikus
pada neonatus.
Prinsip-prinsip umum insisi
Prinsip-prinsip umum insisi
Tempat dan Ukuran Insisi
Insisi harus direncanakan untuk memberikan ekspose optimal bagi ahli
bedah dengan meminimalkan kerusakan pada otot perut.
Saat ini, walapun pada pasien yang tidak stabil, dokter bedah sudah
mampu untuk memperhatikan aspek kosmetik dari insisi dibanding
masa lalu
Meskipun begitu, alasan umum dokter bedah untuk mengalami
kesulitan adalah ekspose yang tidak adekuat karena insisi terlalu kecil,
retraksi yang kurang oleh asisten, pencahayaan yang kurang dan
relaksasi otot yang tidak optimal.
Insisi Transversal
(Transverse abdominal incision)
Irisan ini cocok untuk banyak jenis
operasi pada bayi, kecuali pada
kasus yang memerlukan akses
pada kolon distal dan rektum
Irisan terbatas pada satu sisi
abdomen, atau dapat dilebarkan
melewati midline, memisahkan
kedua otot rektus
Pada kasus reduksi intusussepsi,
irisan ini dari lateral ke arah
m.rectus dekstra sudah memberi
akses yang cukup
Insisi Transversal
(Transverse abdominal incision)
Insisi dan posisi pasien
Pasien posisi supine. Dimulai irisan kulit pada midline, 1-2 cm di atas umbilikus, dan
meluas ke lateral melalui otot rektus.
Selubung rektus anterior diekspose dengan insisi secara transversal. Fasia kemudian
dipotong dengan diathermy. Pembuluh diidentifikasi dan dicauter sebelum dipotong.
Selubung rektus posterior diambil dengan dua pasang forsep arteri ditempatkan
sekitar 1 cm, dan insisi kecil dibuat di antaranya, hati-hati jangan sampai merusak
usus yang terletak di bawahnya, insisi dilebarkan dengan aman menggunakan
gunting.
Pada neonatus, otot transversalis telah berkembang dengan baik dan vaskuler, dan
dipotong hati-hati dengan menggunakan diathermy.
Insisi juga dapat diperpanjang ke medial melewati garis tengah. Ligamentum
falsiforme dipotong dengan gunting dan ligamentum teres diikat dengan benang
yang diserap dan dipotong.
Insisi Transversal
(Transverse abdominal incision)
Penutupan luka
Abdomen ditutup lapis demi lapis menggunakan jahitan absorbable
(4/0 atau 3/0 untuk bayi dan 2/0 untuk anak-anak).
Pada anak yang lebih besar, jika insisi memisahkan kedua sarung rektus,
penutupan midline (linea alba) diperkuat dengan satu jahitang angka 8.
Tidak ada jahitan pada otot rektus, yang melekat pada selubung rektus
dan jangan ditarik.
Selubung rektus anterior juga dijahit dengan jahitan kontinyu. Dari
lateral sampai selubung rektus, MOE dan MOI dijahit secara terpisah.
Pada bayi yang prematur atau kurang gizi, perut bisa ditutup dalam satu
lapisan dengan jahitan menggabungkan semua otot dan peritoneum.
Kulit ditutup sebagai lapisan yang terpisah.
Insisi Transversal
(Transverse abdominal incision)
Pada sebagian besar bayi, lemak subkutan tidak perlu dijahit, dan kulit
didekati dengan strip perekat.
Pada anak-anak yang lebih tua, fasia profunda dijahit dengan benang
4/0 atau 3/0 dari bahan yang diserap. Untuk mengurangi ketegangan
dari kulit, digunakan strip perekat atau jahitan subkutikular dengan
benang 5/0 diserap.
Insisi ditutup dengan dressing, terutama untuk menghilangkan
kecemasan pada anak.
Insisi Median
(Midline abdominal incision)
Akses yang ditawarkan insisi median pada
abdomen atas pada bayi dibatasi oleh
hepar yang relatif besar, namun kerugian
ini diimbangi dengan sudut kosta yang
lebar dan scar kosmetik.
Insisi berguna untuk piloromiotomi,
gastrostomy, dan fundoplikasi.
Pada anak yang lebih besar, ini adalah insisi
pilihan untuk trauma tumpul abdomen.
Insisi Median
(Midline abdominal incision)
Penutupan luka
Ligamen falsiforme/ peritoneum bisa dijahit, tapi ini tidak penting.
Linea alba didekatkan dengan jahitan kontinyus yang kuat dari bahan
diserap perlahan seperti polydioxanone (PDS), atau dengan jahitan
nilon (3/0 untuk bayi, 2/0 untuk anak-anak).
Simpul di setiap akhir jahitan harus ditanam untuk menghindari nodul
yang tidak enak diliat. Jahitan subkutan mungkin diperlukan.
Kulit ditutup dengan pita perekat atau jahitan subkutikular yang
diserap dengan benang 5/0 kontinyus.
Insisi Subcosta
(Subcostal incision)
Insisi subkosta kiri untuk akses ke diafragma
(hernia diafragma kongenital), esophagus
(fundoplikasi), atau lien. Di kanan, insisi
digunakan untuk operasi pada vesica fellea dan
traktus bilier; jika hepar harus diekspose, insisi
diperluas ke daerah subkosta kiri.
Tergantung usia pasien, irisan kulit dibuat 1,5-3
cm di bawah dan sejajar dengan batas kosta.
Insisi jangan menutupi batas costa saat dijahit.
Digaris tengah, insisi dapat diperpanjang ke
arah kranial ke xipoideus untuk akses yang lebih
baik ke esofagus atau diafragma.
Lapisan-lapisan yang dipisahkan sama seperti
pada insisi transversal tapi dengan arah
oblique/ miring.
Insisi Subcosta
(Subcostal incision)
Penutupan luka
Penutupan luka seperti pada insisi transversal.
Jika gastrostomy tube telah dimasukkan, idealnya harus dibawa keluar
melalui insisi terpisah. Pada setiap sisi gastrostomi, lambung harus
dipastikan aman menempel ke dinding perut dengan jahitan
nonabsorbable
Insisi Subcosta Bilateral
(Bilateral subcostal incision)
Insisi yang disukai untuk operasi hepar dan
struktur Portal.
Untuk memulai eksplorasi dari hepar, dibuat
insisi subkostal kanan; insisi ini kemudian
diperluas ke kiri melewati midline.
Jika diperlukan perpanjangan insisi lebih lanjut
dapat dilakukan ke kranial di midline untuk
masuk ke mediastinum.
Insisi Subcosta Bilateral
(Bilateral subcostal incision)
Penutupan luka
Penutupan luka seperti pada insisi subkostal dan insisi midline. Jahitan
tunggal pada 3-titik ditempatkan di midline pada pertemuan dari dua
insisi sebelum menutup peritoneum.
Insisi Grid-Iron
(Grid-Iron incision)
Insisi McBurney yang dimodifikasi adalah insisi
yang ideal untuk kasus apendektomi pada
anak-anak.
Insisi klasik dibuat pada titik McBurney, 2/3
dari jarak umbilikus ke SIAS dekstra, dan sejajar
dengan lipatan kulit, yang terletak di arah yang
sedikit miring.
Insisi harus lateral dari otot rektus, yang relatif
luas pada anak. Insisi yang lebih rendah
mungkin lebih disukai untuk alasan kosmetik,
tetapi ekspose apendiks mungkin sulit jika insisi
yang terlalu rendah atau terlalu ke medial.
Jika massa dapat diraba ketika anak pada
kondisi teranestesi, dapat mempengaruhi
penentuan dari insisi.
Insisi Grid-Iron
(Grid-Iron incision)
Melebarkan insisi
Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan insisi yang diperpanjang ke
lateral; ini dilakukan dengan memisahkan otot abdomen menggunakan
diatermi.
Untuk memperpanjang insisi ke medial, irisan pada MOE dilanjutkan ke
dalam selubung anterior dari rektus. M.rektus diretraksi ke medial.
MOI dan transversalis dipotong ke medial dan diinsisi ini diperluas
untuk membuka selubung posterior rektus dan peritoneum. Jika perlu,
otot rektus juga dipisahkan.
Insisi Grid-Iron
(Grid-Iron incision)
Penutupan luka
Tepi peritoneum dipegang dengan forcep arteri dan ditutup dengan
jahitan yang diserap secara kontinyus. Serabut dari m. transversus dan
MOI ditutup sebagai satu lapisan, menggunakan dua atau tiga jahitan
terputus, yang terikat longgar untuk menghindari iskemia. MOE ditutup
dengan jahitan yang diserap secara kontinyus. Lemak subkutan jarang
membutuhkan jahitan.
Untuk penutupan kulit, jika strip perekat saja tidak memadai, dibuat
jahitan subkutikular dengan benang 5/0 yang diserap. Pada anak-anak,
kulit selalu ditutup setelah operasi apendektomi, terlepas dari derajat
kontaminasi; antibiotik profilaksis yang tepat harus diberikan.
Insisi Pfannenstiel
(Pfannenstiel incision)
Insisi pada abdomen bawah menyediakan akses
ke organ pelvis, khususnya VU, uterus, dan
ovarium, tanpa memisahkan otot rektus.
Kulit dan jaringan subkutan diinsisi secara
transversal diantara batas lateral dari kedua otot
rektus.
Selubung rektus anterior dipisahkan secara
transversal dan otot rektus didiseksi secara
tumpul dan tajam, diperpanjang ke arah kranial
bisa sampai umbilikus dan ke kaudal ke simfisis
pubis.
Otot-otot rektus dipisahkan secara vertikal di
median dan diretraksi ke lateral. Fascia
transversalis dan peritoneum kemudian dibuka
secara vertikal, hati-hati untuk menghindari
cedera VU.
Insisi Pfannenstiel
(Pfannenstiel incision)
Penutupan luka
Irisan ditutup lapis demi lapis, seperti pada irisan transversal pada
abdomen atas.
Otot-otot rektus didekatkan di median dengan jahitan terputus.
Insisi Lanz
(Oblique muscle-cutting incision)
Di fossa iliaka kiri, irisan ini digunakan
untuk membuat kolostomi
Irisan ini dapat dilebarkan secara medial
sebagai 'hockeystick' insisi untuk memberi
akses ke panggul.
Kulit diinsisi dengan arah miring pada titik
tengah dari garis dari umbilikus ke SIAS.
MOE diinsisi sepanjang arah dari serabut
otot, seperti pada insisi grid-iron. MOI dan
transversus dipotong miring ke arah yang
sama dengan MOE menggunakan cauter
Untuk insisi yang dilebarkan seperti 'hoki-
stick', insisi diteruskan ke medial, sejajar
dengan lipatan kulit. Otot-otot rektus dan
peritoneum dipotong melintang.
Insisi Lanz
(Oblique muscle-cutting incision)
Penutupan luka
Irisan ditutup lapis demi lapis seperti pada irisan transversal
abdomen.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converteddr. Bobby Ahmad
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Nona Zesifa
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomiboby-nugroho
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanHendrik Sutopo
 
Bedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapBedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapDVP Nugroho
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumDokter Tekno
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahfikri asyura
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 

What's hot (20)

Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
VAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEPVAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEP
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Bedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flapBedah plastik: skin graft & skin flap
Bedah plastik: skin graft & skin flap
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggulPemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 

Similar to Cara Memilih Insisi Abdomen yang Tepat untuk Operasi pada Anak

PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxBonySimbolon
 
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapanazwararifki1993
 
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxPendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxphindomawardinata
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAAyu Insafi Mulyantari
 
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxTEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxazwararifki1993
 
Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomyrudzkaka
 
Modul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoModul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoDewaHerryOka
 
Modul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxModul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxDewaHerryOka
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxqweqweqw3
 
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxPendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxDaryGunawan
 
bab sistem reproduktif female
bab sistem reproduktif femalebab sistem reproduktif female
bab sistem reproduktif femalenuratiqahrahim
 

Similar to Cara Memilih Insisi Abdomen yang Tepat untuk Operasi pada Anak (20)

Insisi
InsisiInsisi
Insisi
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
 
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptxPendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
Pendekatan Anatomi pada Radikal Histerektomi.pptx
 
Jenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptxJenis laparotomi.pptx
Jenis laparotomi.pptx
 
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREAHISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
 
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxTEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
 
Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomy
 
Modul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoModul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dho
 
Modul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxModul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptx
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
 
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptxPendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
Pendekatan dan Plating untuk Fraktur Poros Femoralis.pptx
 
Abdominal block
Abdominal blockAbdominal block
Abdominal block
 
bab sistem reproduktif female
bab sistem reproduktif femalebab sistem reproduktif female
bab sistem reproduktif female
 
Jurnal reading
Jurnal readingJurnal reading
Jurnal reading
 
Histerektomi postpartum
Histerektomi postpartumHisterektomi postpartum
Histerektomi postpartum
 
Mastektomi.pptx
Mastektomi.pptxMastektomi.pptx
Mastektomi.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Laparotomy
LaparotomyLaparotomy
Laparotomy
 

Recently uploaded

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 

Recently uploaded (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 

Cara Memilih Insisi Abdomen yang Tepat untuk Operasi pada Anak

  • 1. Chapter 41 Abdominal Surgery (Mengenal beberapa irisan abdomen pada anak) Nicholas Sy Chao, David A Lloyd and HookLim Tan Book Reading: Adi Saputra Operative Pediatric Surgery Seventh Edition, 2013 Edited by LewisSpitz and Arnold G Coran
  • 2. Prinsip-prinsip umum insisi Terdapat perbedaan anatomi penting antara perut bayi baru lahir dan anak yang lebih tua atau orang dewasa. Berikut ini adalah karakteristik dari bayi. Bentuk abdomen lebih persegi empat dibandingkan dengan anak yang lebih tua dimana lebih berbentuk persegi panjang . Insisi transversal mid abdominal pada bayi akan memberikan akses ke rongga peritoneal secara keseluruhan, dengan kemungkinan pengecualian dari pelvis. Compliant dan sudut subkostal yang lebar memudahkan akses ke organ-organ perut bagian atas dan diafragma. Otot rektus lebih lebar dan meluas ke lateral. Hepar relatif besar dan memanjang dari bawah batas kosta di sebelah kiri ke kuadran kanan bawah. Umbilikus relatif rendah dan lebih dekat simfisis pubis, dan VU meluas sampai ke umbilicus. Terdapat ruang yang terbatas untuk insisi di bawah umbilikus pada neonatus.
  • 4. Prinsip-prinsip umum insisi Tempat dan Ukuran Insisi Insisi harus direncanakan untuk memberikan ekspose optimal bagi ahli bedah dengan meminimalkan kerusakan pada otot perut. Saat ini, walapun pada pasien yang tidak stabil, dokter bedah sudah mampu untuk memperhatikan aspek kosmetik dari insisi dibanding masa lalu Meskipun begitu, alasan umum dokter bedah untuk mengalami kesulitan adalah ekspose yang tidak adekuat karena insisi terlalu kecil, retraksi yang kurang oleh asisten, pencahayaan yang kurang dan relaksasi otot yang tidak optimal.
  • 5. Insisi Transversal (Transverse abdominal incision) Irisan ini cocok untuk banyak jenis operasi pada bayi, kecuali pada kasus yang memerlukan akses pada kolon distal dan rektum Irisan terbatas pada satu sisi abdomen, atau dapat dilebarkan melewati midline, memisahkan kedua otot rektus Pada kasus reduksi intusussepsi, irisan ini dari lateral ke arah m.rectus dekstra sudah memberi akses yang cukup
  • 6. Insisi Transversal (Transverse abdominal incision) Insisi dan posisi pasien Pasien posisi supine. Dimulai irisan kulit pada midline, 1-2 cm di atas umbilikus, dan meluas ke lateral melalui otot rektus. Selubung rektus anterior diekspose dengan insisi secara transversal. Fasia kemudian dipotong dengan diathermy. Pembuluh diidentifikasi dan dicauter sebelum dipotong. Selubung rektus posterior diambil dengan dua pasang forsep arteri ditempatkan sekitar 1 cm, dan insisi kecil dibuat di antaranya, hati-hati jangan sampai merusak usus yang terletak di bawahnya, insisi dilebarkan dengan aman menggunakan gunting. Pada neonatus, otot transversalis telah berkembang dengan baik dan vaskuler, dan dipotong hati-hati dengan menggunakan diathermy. Insisi juga dapat diperpanjang ke medial melewati garis tengah. Ligamentum falsiforme dipotong dengan gunting dan ligamentum teres diikat dengan benang yang diserap dan dipotong.
  • 7. Insisi Transversal (Transverse abdominal incision) Penutupan luka Abdomen ditutup lapis demi lapis menggunakan jahitan absorbable (4/0 atau 3/0 untuk bayi dan 2/0 untuk anak-anak). Pada anak yang lebih besar, jika insisi memisahkan kedua sarung rektus, penutupan midline (linea alba) diperkuat dengan satu jahitang angka 8. Tidak ada jahitan pada otot rektus, yang melekat pada selubung rektus dan jangan ditarik. Selubung rektus anterior juga dijahit dengan jahitan kontinyu. Dari lateral sampai selubung rektus, MOE dan MOI dijahit secara terpisah. Pada bayi yang prematur atau kurang gizi, perut bisa ditutup dalam satu lapisan dengan jahitan menggabungkan semua otot dan peritoneum. Kulit ditutup sebagai lapisan yang terpisah.
  • 8. Insisi Transversal (Transverse abdominal incision) Pada sebagian besar bayi, lemak subkutan tidak perlu dijahit, dan kulit didekati dengan strip perekat. Pada anak-anak yang lebih tua, fasia profunda dijahit dengan benang 4/0 atau 3/0 dari bahan yang diserap. Untuk mengurangi ketegangan dari kulit, digunakan strip perekat atau jahitan subkutikular dengan benang 5/0 diserap. Insisi ditutup dengan dressing, terutama untuk menghilangkan kecemasan pada anak.
  • 9. Insisi Median (Midline abdominal incision) Akses yang ditawarkan insisi median pada abdomen atas pada bayi dibatasi oleh hepar yang relatif besar, namun kerugian ini diimbangi dengan sudut kosta yang lebar dan scar kosmetik. Insisi berguna untuk piloromiotomi, gastrostomy, dan fundoplikasi. Pada anak yang lebih besar, ini adalah insisi pilihan untuk trauma tumpul abdomen.
  • 10. Insisi Median (Midline abdominal incision) Penutupan luka Ligamen falsiforme/ peritoneum bisa dijahit, tapi ini tidak penting. Linea alba didekatkan dengan jahitan kontinyus yang kuat dari bahan diserap perlahan seperti polydioxanone (PDS), atau dengan jahitan nilon (3/0 untuk bayi, 2/0 untuk anak-anak). Simpul di setiap akhir jahitan harus ditanam untuk menghindari nodul yang tidak enak diliat. Jahitan subkutan mungkin diperlukan. Kulit ditutup dengan pita perekat atau jahitan subkutikular yang diserap dengan benang 5/0 kontinyus.
  • 11. Insisi Subcosta (Subcostal incision) Insisi subkosta kiri untuk akses ke diafragma (hernia diafragma kongenital), esophagus (fundoplikasi), atau lien. Di kanan, insisi digunakan untuk operasi pada vesica fellea dan traktus bilier; jika hepar harus diekspose, insisi diperluas ke daerah subkosta kiri. Tergantung usia pasien, irisan kulit dibuat 1,5-3 cm di bawah dan sejajar dengan batas kosta. Insisi jangan menutupi batas costa saat dijahit. Digaris tengah, insisi dapat diperpanjang ke arah kranial ke xipoideus untuk akses yang lebih baik ke esofagus atau diafragma. Lapisan-lapisan yang dipisahkan sama seperti pada insisi transversal tapi dengan arah oblique/ miring.
  • 12. Insisi Subcosta (Subcostal incision) Penutupan luka Penutupan luka seperti pada insisi transversal. Jika gastrostomy tube telah dimasukkan, idealnya harus dibawa keluar melalui insisi terpisah. Pada setiap sisi gastrostomi, lambung harus dipastikan aman menempel ke dinding perut dengan jahitan nonabsorbable
  • 13. Insisi Subcosta Bilateral (Bilateral subcostal incision) Insisi yang disukai untuk operasi hepar dan struktur Portal. Untuk memulai eksplorasi dari hepar, dibuat insisi subkostal kanan; insisi ini kemudian diperluas ke kiri melewati midline. Jika diperlukan perpanjangan insisi lebih lanjut dapat dilakukan ke kranial di midline untuk masuk ke mediastinum.
  • 14. Insisi Subcosta Bilateral (Bilateral subcostal incision) Penutupan luka Penutupan luka seperti pada insisi subkostal dan insisi midline. Jahitan tunggal pada 3-titik ditempatkan di midline pada pertemuan dari dua insisi sebelum menutup peritoneum.
  • 15. Insisi Grid-Iron (Grid-Iron incision) Insisi McBurney yang dimodifikasi adalah insisi yang ideal untuk kasus apendektomi pada anak-anak. Insisi klasik dibuat pada titik McBurney, 2/3 dari jarak umbilikus ke SIAS dekstra, dan sejajar dengan lipatan kulit, yang terletak di arah yang sedikit miring. Insisi harus lateral dari otot rektus, yang relatif luas pada anak. Insisi yang lebih rendah mungkin lebih disukai untuk alasan kosmetik, tetapi ekspose apendiks mungkin sulit jika insisi yang terlalu rendah atau terlalu ke medial. Jika massa dapat diraba ketika anak pada kondisi teranestesi, dapat mempengaruhi penentuan dari insisi.
  • 16. Insisi Grid-Iron (Grid-Iron incision) Melebarkan insisi Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan insisi yang diperpanjang ke lateral; ini dilakukan dengan memisahkan otot abdomen menggunakan diatermi. Untuk memperpanjang insisi ke medial, irisan pada MOE dilanjutkan ke dalam selubung anterior dari rektus. M.rektus diretraksi ke medial. MOI dan transversalis dipotong ke medial dan diinsisi ini diperluas untuk membuka selubung posterior rektus dan peritoneum. Jika perlu, otot rektus juga dipisahkan.
  • 17. Insisi Grid-Iron (Grid-Iron incision) Penutupan luka Tepi peritoneum dipegang dengan forcep arteri dan ditutup dengan jahitan yang diserap secara kontinyus. Serabut dari m. transversus dan MOI ditutup sebagai satu lapisan, menggunakan dua atau tiga jahitan terputus, yang terikat longgar untuk menghindari iskemia. MOE ditutup dengan jahitan yang diserap secara kontinyus. Lemak subkutan jarang membutuhkan jahitan. Untuk penutupan kulit, jika strip perekat saja tidak memadai, dibuat jahitan subkutikular dengan benang 5/0 yang diserap. Pada anak-anak, kulit selalu ditutup setelah operasi apendektomi, terlepas dari derajat kontaminasi; antibiotik profilaksis yang tepat harus diberikan.
  • 18. Insisi Pfannenstiel (Pfannenstiel incision) Insisi pada abdomen bawah menyediakan akses ke organ pelvis, khususnya VU, uterus, dan ovarium, tanpa memisahkan otot rektus. Kulit dan jaringan subkutan diinsisi secara transversal diantara batas lateral dari kedua otot rektus. Selubung rektus anterior dipisahkan secara transversal dan otot rektus didiseksi secara tumpul dan tajam, diperpanjang ke arah kranial bisa sampai umbilikus dan ke kaudal ke simfisis pubis. Otot-otot rektus dipisahkan secara vertikal di median dan diretraksi ke lateral. Fascia transversalis dan peritoneum kemudian dibuka secara vertikal, hati-hati untuk menghindari cedera VU.
  • 19. Insisi Pfannenstiel (Pfannenstiel incision) Penutupan luka Irisan ditutup lapis demi lapis, seperti pada irisan transversal pada abdomen atas. Otot-otot rektus didekatkan di median dengan jahitan terputus.
  • 20. Insisi Lanz (Oblique muscle-cutting incision) Di fossa iliaka kiri, irisan ini digunakan untuk membuat kolostomi Irisan ini dapat dilebarkan secara medial sebagai 'hockeystick' insisi untuk memberi akses ke panggul. Kulit diinsisi dengan arah miring pada titik tengah dari garis dari umbilikus ke SIAS. MOE diinsisi sepanjang arah dari serabut otot, seperti pada insisi grid-iron. MOI dan transversus dipotong miring ke arah yang sama dengan MOE menggunakan cauter Untuk insisi yang dilebarkan seperti 'hoki- stick', insisi diteruskan ke medial, sejajar dengan lipatan kulit. Otot-otot rektus dan peritoneum dipotong melintang.
  • 21. Insisi Lanz (Oblique muscle-cutting incision) Penutupan luka Irisan ditutup lapis demi lapis seperti pada irisan transversal abdomen.