SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Download to read offline
HISTEREKTOMI POSTPARTUM
Oleh:
Pebri WP (LUG)
Pembimbing:
Dr. dr. Bambang Rahardjo, Sp.OG-K
1
Indikasi
 post SC (0.7%), post partum (0.02%)
 karena kalainan plasentasi (64%), atonia uteri (21%)
 histerektomi hanya setelah dilakukan terapi medikamentosa maupun
ligasi arteri hipogastik dan uterina tidak mengatasi perdarahan
2
Penyulit histerectomi postpartum
• Peningkatan kehilangan darah
• Kerusakan saluran kemih
Penyulit Histerectomi pascapartum
Elektif (n= 189) Darurat (n=184)
Transfusi darah 18% 91%
Cedera kandung kemih 3 9
Cedera ureter Tidak ada 3
Infeksi bedah 22% 29%
Kematian 0 3
3
William obs vol 1, ed 21th
Tipe Histerektomi
4
• Supracervical (subtotal atau parsial )
• Amputasi korpus uterus setinggi ini. Puntung serviks dapat ditutup
dengan jahitan jelujur atau intrerrupted dg benang kromik
• Total Hysterectomy
• Pengambilan seluruh uterus, termasuk serviks
5
6
Pilihan dilakukan Histerektomi
Bila seorang wanita memiliki indikasi dilakukan
histerektomi, setelah dilakukan pilihan terapi
yang lain tidak responsif dan kehamilan tidak lagi
diinginkan.
Sehingga diperlukan penjelasan dan KIE pada
pasien mengenai pilihan dan efek samping
7
Routes for Hysterectomy
• Abdominal Hysterectomy (AH)
• Total
• Subtotal
• Vaginal Hysterectomy (VH)
• Laparoscopic Hysterectomy
• Laparoscopically-assisted vaginal (LAVH)
• Totally laparoscopic hysterectomy
8
Total Abdominal
Hysterectomy
9
1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan posisi supine
2. Antisepsi dengan betadin dan demarkasi lapangan operasi
3. Dibuat incisi kulit pada line mediana, mulai suprasimfisis sampai ±
2 cm diatas umbilicus. Incisi diperdalam secara tajam kecuali otot
secara tumpul sampai cavum abdomen terbuka
4. Ligamentum rotundum dekstra dan sinistra diklem, dipotong dan
diligasi, dipisahkan antar lembar depan dan lembar belakang
ligamentum latum
5. Dibuat bladder flap dilebarkan ke tunggul ligementum rotundum
dekstra sinistra, vesika urinaria disisihkan ke caudal
6. Ruang paravesica dibuka dengan penster
10
7. Membuka ruang paracolika, identifikasi ureter dekstra dan sinistra
8. Dibuat tunnel avascular, ligamentum infundibulo pelvicum dekstra dan sinistra
diklem, dipotong dan diligasi
9. Ureter ditelusuri ke caudal sinistra bertemu dengan arteri uterine dekstra dan
sinistra, arteri uterine dekstra dan sinistra di klem, dipotong dan diligasi
10. Plica retrouterina dibuka, ligamentum sacrouterina dekstra dan sinistra di klem,
dipotong dan di ligasi
11. Sisi lateral uterus dipotong, diligasi hingga sejauh ± 2 cm dari serviks.
Ligamentum cerdinale dekstra sinistra di klem, dipotong, dan diligasi.
12. Uterus diamputasi pada ± 2 cm pada serviks
13. Dibuat jahitan sudut stomp dekstra dan sinistra, dilanjutkan jelujur feston
14. Reperitonelisasi
15.Evaluasi dan rawat perdarahan
16. Cavum abdomen dicuci dengan NS hangat 1000 cc
17. Luka operasi dijahit lapis demi lapis
18. Operasi selesai
11
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
Abdominal Hysterectomy
UpToDate®
21
22
23
24
TAH
25
26
27
28
29
30
31
• Setelah cavum abdomen terbuka, sebaiknya dilakukan eksplorasi
termasuk : hati, ginjal, gallbladder, limfe aorta
• Retraktor abdomen diletakkan pada incisi abdomen, dan usus
dikesampingkan menggunakan packing kassa yang dibasahi oleh air
hangat.
• Benang sintetik absorbable ukuran 0 diletakkan di fundus uterus dan
digunakan sebagai traksi uterus. Uterus dideviasi ke arah kanan
pasien. Ligamen rotundum sinistra kemudian diincisi diantara klem
32
• Stomp distal ligamen rotundum diligasi dengan benang absorbable
ukuran 0
• Stomp proksimal dipegang menggunakan klem Ochsner
• Pada saat ini, jendela ligamen rotundum dibuka menjadi bagian
anterior dan posterior dengan menggunakan gunting Metzenbaum
secara perlahan
33
• Sambil menarik uterus cephalad, bagian jendela anterior dari broad
ligamen ke arah lipatan vesicouterina
• Dilakukan hal yang sama pada sebelah kanan.
34
• Lipatan vesicouterina diangkat, akan terlihat fascia tipis yang
melekatkan bladder pada pubovesical.
• Bladder bisa dipisahkan dari bagian bawah uterus dengan diseksi
tajam maupun tumpul
• Apabila didapatkan penyakit pada uterus bagian bawah yang
ekstensif, bekas SC, atau irradiasi pelvis, diseksi tumpul untuk
memisahkan bladder dari serviks sangat berbahaya, dan dianjurkan
untuk melakukan diseksi tajam
•
35
• Apabila ovarium tidak ikut diangkat, uterus diretraksi ke arah simfisis pubis
dan dideviasi ke satu arah dengan ligamen infundibulopelvic, tuba dan
ovarium ditarik.
• Jari tangan sebaiknya dimasukkan melalui peritoneum dari jendela
posterior broad ligamaen dibawah suspensory ligamen ovarium dan tuba
fallopi. Tuba dan ligamen suspensory diklem dua, diincisi,dan diikat
dengan benang absorbable ukuran 0.
• Bagian distal sebaiknya diikat dua kali, pertama dengan single tie dan
kedua dengan ligature.
• Hal yang sama dilakukan pada sisi kontralateral
•
36
37
• Uterus kemudian ditarik keatas dan dideviasi ke satu sisi pelvis dan
bagian bawah broad ligamen ditarik
• Jaringan disekitar pembuluh darah uterus dipisahkan dengan
mengelevasi round ligamen dan jaringan didiseksi menjauh dari
pembuluh darah uterus
• Klem Ochsner diletakkan di junction antara bagiah bawah uterus
dengan pembuluh darah uterus.
38
• Sebuah incisi dilakukan diantara klem Oschner paling atas dengan
kedua klem dibawahnya. Diligasi menggunakan dua benang sintetik
absorable ukuran 0, dengan benang pertama pada ujung dari klem
Oschenr paling bawah dan diikat dibelakang dasar klem
• Hal yang sama dilakukan pada sisi kontralateral
39
• Sebuah incisi melintang dilakukan pada fascia pubovesikal servikal
diatas segmen bawah uterus.
• Pemisahan fascia pubovesikal servikal dari servikal stroma dilakukan
dengan meletakkan traksi pada uterus pada posisi cephalad
•
40
41
• Uterus dipegang ke arah cephalad, gagang scalpel digunakan untuk
melakukan diseksi bagian inferior fascia pubovesikal servikal . Hal ini
memobilisasi ureter ke lateral dan caudal
42
43
• Klem Oschner lurus sebanyak dua buah diletakkan pada ligamen
cardinal dengan jarak ± 2cm.
• Ligamen cardinal diincisi diantara 2 klem, dan bagian stomp distal
diligasi dengan benang absorable ukuran 0. benang diikat didasar
klem.
• Prosedur yang sama dilakukan pada ligamen cardinal kontralateral
44
45
• Jendela posterior dari broad
ligamen diincisi ke bawah
sampai ligamen uterosacral
dan melintasi bagian posterior
segmen bawah uterus
diantara rektum dan serviks
46
• Ligamen uterosacral
pada kedua sisi di
klem diantara klem
Oschner lurus, diincisi
dan diligasi
47
• Uterus ditarik keatas, dan
segmen bawah uterus dan
bagian atas vagina dipalpasi
diantara ibu jari dan jari
telunjuk untuk meyakinkan
bahwa seluruh ligamen telah
dipotong
• Vagina dibuka dengan incisi
scalpel
• Uterus diangkat
• Bagian ujung vagina diangkat
dengan klem lurus Oschner
kearah atas, bawah, kiri dan
kanan
48
• Ujung mukosa vagina
dijahit dengan jahitan
jelujur menggunakan
benang sintetik absorable
ukuran 0 dimulai dari
midpoint vagina, dibawah
bladder samapi ke bagian
stopm dari ligamen
cardinal dan uterosacral,
yang dijahit pada ujung
vagina
49
• Jahitan jelujur dilanjutkan sampai ke dinding posterior
vagina untuk meyakinkan bahwa ruang rectovagina
terobliterasi
50
• Ligamen cardinal dan uterosacral dari sisi kontralateral juga
dilakukan jahitan jelujur sampai ke bagian anterior dinding
vagina.
• Pada saat ini, harus diyakinkan bahwa sudut lateral vagina sudah
terjahit dengan baik dan hemostasis antara sudut lateral vagina
dan stomp dari ligamen cardinal dan uterosacral sudah terjadi.
Tempat inilah yang dapat terjadi pendarahan
• Pelvis dicuci secara menyeluruh dengan larutan steril.
51
• Dilakukan
reperitonealisasi
dengan benang
sintetik absorable
ukuran 2-0 dimulai
dari jendela anterio ke
posterior dari broad
ligamen
52
• Pemasangan drain
jarang sekali
diperlukan. Apabila
didapatkan indikasi,
dipasang melalui
vaginal cuff yang
terbuka dan melalu
lateral dinding pelvis
secara retroperitoneal
53
54

More Related Content

What's hot

4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak satyadr25
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitaldr. Bobby Ahmad
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)adefelia_91
 
ekstraksi forceps-Kelompok iii
ekstraksi forceps-Kelompok iii ekstraksi forceps-Kelompok iii
ekstraksi forceps-Kelompok iii youngmidwife93
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fharry christama
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasDarwis Yang Terbuang
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULTha Niya
 
Ketuban pecah dini dan kelahiran preterm
Ketuban pecah dini dan kelahiran pretermKetuban pecah dini dan kelahiran preterm
Ketuban pecah dini dan kelahiran pretermyoungdoctorsnote
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanamel015
 
Epidural Hematoma
Epidural HematomaEpidural Hematoma
Epidural HematomaDVP Nugroho
 

What's hot (20)

4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak Insisi abdomen pada anak
Insisi abdomen pada anak
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenitalAnatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
Anatomi hepar, lien, pankreas, vaskularisasi abdomen dan kelainan kongenital
 
Panggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalamPanggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalam
 
Partus lama
Partus lamaPartus lama
Partus lama
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
ekstraksi forceps-Kelompok iii
ekstraksi forceps-Kelompok iii ekstraksi forceps-Kelompok iii
ekstraksi forceps-Kelompok iii
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Solusio placenta
Solusio placentaSolusio placenta
Solusio placenta
 
Persalinan Normal
Persalinan NormalPersalinan Normal
Persalinan Normal
 
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan AtasAnatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
Anatomi Terapan Pada Bahu dan Lengan Atas
 
Barthel index
Barthel indexBarthel index
Barthel index
 
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGULDISPROPORSI KEPALA PANGGUL
DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
 
Ketuban pecah dini dan kelahiran preterm
Ketuban pecah dini dan kelahiran pretermKetuban pecah dini dan kelahiran preterm
Ketuban pecah dini dan kelahiran preterm
 
Diabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilanDiabetes dalam kehamilan
Diabetes dalam kehamilan
 
Epidural Hematoma
Epidural HematomaEpidural Hematoma
Epidural Hematoma
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 

Similar to HISTEREKTOMI POSTPARTUM

Anatomi pelvik untuk laparaskopi
Anatomi pelvik untuk laparaskopiAnatomi pelvik untuk laparaskopi
Anatomi pelvik untuk laparaskopiReza Tiansah
 
Ca recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation AbdominalperinealresectionCa recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation AbdominalperinealresectionAzis Aimaduddin
 
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapanazwararifki1993
 
Kerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirKerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirNova Ci Necis
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxqweqweqw3
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumEvan Permana
 
Modul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoModul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoDewaHerryOka
 
Modul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxModul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxDewaHerryOka
 
Retensi urin
Retensi urinRetensi urin
Retensi urinankdutgha
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomiShandy VP
 
Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomyrudzkaka
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumIsma Nur'aini
 
Hirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxHirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxAnestesi21FKUB
 

Similar to HISTEREKTOMI POSTPARTUM (20)

Anatomi pelvik untuk laparaskopi
Anatomi pelvik untuk laparaskopiAnatomi pelvik untuk laparaskopi
Anatomi pelvik untuk laparaskopi
 
Perdarahan pada Kehamilan.pdf
Perdarahan pada Kehamilan.pdfPerdarahan pada Kehamilan.pdf
Perdarahan pada Kehamilan.pdf
 
Ca recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation AbdominalperinealresectionCa recti Miles operation Abdominalperinealresection
Ca recti Miles operation Abdominalperinealresection
 
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan PersiapanAppendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
Appendectomy - Teknik Operasi dan Persiapan
 
Kerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirKerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahir
 
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptxRetroperitoneal approach of abdomen.pptx
Retroperitoneal approach of abdomen.pptx
 
AMNIOTOMI.ppt
AMNIOTOMI.pptAMNIOTOMI.ppt
AMNIOTOMI.ppt
 
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdfHirschprung-Disease-ppt.pdf
Hirschprung-Disease-ppt.pdf
 
Pendarahan Post Partum
Pendarahan Post PartumPendarahan Post Partum
Pendarahan Post Partum
 
Modul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dhoModul gastrostomy dho
Modul gastrostomy dho
 
Modul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptxModul Gastrostomy DHO.pptx
Modul Gastrostomy DHO.pptx
 
Retensi urin
Retensi urinRetensi urin
Retensi urin
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomi
 
Appendektom1
Appendektom1Appendektom1
Appendektom1
 
Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomy
 
Insisi
InsisiInsisi
Insisi
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
Hirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptxHirschsprung Disease.pptx
Hirschsprung Disease.pptx
 
Neuro
NeuroNeuro
Neuro
 

Recently uploaded

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

HISTEREKTOMI POSTPARTUM

  • 1. HISTEREKTOMI POSTPARTUM Oleh: Pebri WP (LUG) Pembimbing: Dr. dr. Bambang Rahardjo, Sp.OG-K 1
  • 2. Indikasi  post SC (0.7%), post partum (0.02%)  karena kalainan plasentasi (64%), atonia uteri (21%)  histerektomi hanya setelah dilakukan terapi medikamentosa maupun ligasi arteri hipogastik dan uterina tidak mengatasi perdarahan 2
  • 3. Penyulit histerectomi postpartum • Peningkatan kehilangan darah • Kerusakan saluran kemih Penyulit Histerectomi pascapartum Elektif (n= 189) Darurat (n=184) Transfusi darah 18% 91% Cedera kandung kemih 3 9 Cedera ureter Tidak ada 3 Infeksi bedah 22% 29% Kematian 0 3 3 William obs vol 1, ed 21th
  • 4. Tipe Histerektomi 4 • Supracervical (subtotal atau parsial ) • Amputasi korpus uterus setinggi ini. Puntung serviks dapat ditutup dengan jahitan jelujur atau intrerrupted dg benang kromik • Total Hysterectomy • Pengambilan seluruh uterus, termasuk serviks
  • 5. 5
  • 6. 6
  • 7. Pilihan dilakukan Histerektomi Bila seorang wanita memiliki indikasi dilakukan histerektomi, setelah dilakukan pilihan terapi yang lain tidak responsif dan kehamilan tidak lagi diinginkan. Sehingga diperlukan penjelasan dan KIE pada pasien mengenai pilihan dan efek samping 7
  • 8. Routes for Hysterectomy • Abdominal Hysterectomy (AH) • Total • Subtotal • Vaginal Hysterectomy (VH) • Laparoscopic Hysterectomy • Laparoscopically-assisted vaginal (LAVH) • Totally laparoscopic hysterectomy 8
  • 10. 1. Pasien dibaringkan di atas meja operasi dengan posisi supine 2. Antisepsi dengan betadin dan demarkasi lapangan operasi 3. Dibuat incisi kulit pada line mediana, mulai suprasimfisis sampai ± 2 cm diatas umbilicus. Incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum abdomen terbuka 4. Ligamentum rotundum dekstra dan sinistra diklem, dipotong dan diligasi, dipisahkan antar lembar depan dan lembar belakang ligamentum latum 5. Dibuat bladder flap dilebarkan ke tunggul ligementum rotundum dekstra sinistra, vesika urinaria disisihkan ke caudal 6. Ruang paravesica dibuka dengan penster 10
  • 11. 7. Membuka ruang paracolika, identifikasi ureter dekstra dan sinistra 8. Dibuat tunnel avascular, ligamentum infundibulo pelvicum dekstra dan sinistra diklem, dipotong dan diligasi 9. Ureter ditelusuri ke caudal sinistra bertemu dengan arteri uterine dekstra dan sinistra, arteri uterine dekstra dan sinistra di klem, dipotong dan diligasi 10. Plica retrouterina dibuka, ligamentum sacrouterina dekstra dan sinistra di klem, dipotong dan di ligasi 11. Sisi lateral uterus dipotong, diligasi hingga sejauh ± 2 cm dari serviks. Ligamentum cerdinale dekstra sinistra di klem, dipotong, dan diligasi. 12. Uterus diamputasi pada ± 2 cm pada serviks 13. Dibuat jahitan sudut stomp dekstra dan sinistra, dilanjutkan jelujur feston 14. Reperitonelisasi 15.Evaluasi dan rawat perdarahan 16. Cavum abdomen dicuci dengan NS hangat 1000 cc 17. Luka operasi dijahit lapis demi lapis 18. Operasi selesai 11
  • 21. 21
  • 22. 22
  • 23. 23
  • 24. 24
  • 26. 26
  • 27. 27
  • 28. 28
  • 29. 29
  • 30. 30
  • 31. 31
  • 32. • Setelah cavum abdomen terbuka, sebaiknya dilakukan eksplorasi termasuk : hati, ginjal, gallbladder, limfe aorta • Retraktor abdomen diletakkan pada incisi abdomen, dan usus dikesampingkan menggunakan packing kassa yang dibasahi oleh air hangat. • Benang sintetik absorbable ukuran 0 diletakkan di fundus uterus dan digunakan sebagai traksi uterus. Uterus dideviasi ke arah kanan pasien. Ligamen rotundum sinistra kemudian diincisi diantara klem 32
  • 33. • Stomp distal ligamen rotundum diligasi dengan benang absorbable ukuran 0 • Stomp proksimal dipegang menggunakan klem Ochsner • Pada saat ini, jendela ligamen rotundum dibuka menjadi bagian anterior dan posterior dengan menggunakan gunting Metzenbaum secara perlahan 33
  • 34. • Sambil menarik uterus cephalad, bagian jendela anterior dari broad ligamen ke arah lipatan vesicouterina • Dilakukan hal yang sama pada sebelah kanan. 34
  • 35. • Lipatan vesicouterina diangkat, akan terlihat fascia tipis yang melekatkan bladder pada pubovesical. • Bladder bisa dipisahkan dari bagian bawah uterus dengan diseksi tajam maupun tumpul • Apabila didapatkan penyakit pada uterus bagian bawah yang ekstensif, bekas SC, atau irradiasi pelvis, diseksi tumpul untuk memisahkan bladder dari serviks sangat berbahaya, dan dianjurkan untuk melakukan diseksi tajam • 35
  • 36. • Apabila ovarium tidak ikut diangkat, uterus diretraksi ke arah simfisis pubis dan dideviasi ke satu arah dengan ligamen infundibulopelvic, tuba dan ovarium ditarik. • Jari tangan sebaiknya dimasukkan melalui peritoneum dari jendela posterior broad ligamaen dibawah suspensory ligamen ovarium dan tuba fallopi. Tuba dan ligamen suspensory diklem dua, diincisi,dan diikat dengan benang absorbable ukuran 0. • Bagian distal sebaiknya diikat dua kali, pertama dengan single tie dan kedua dengan ligature. • Hal yang sama dilakukan pada sisi kontralateral • 36
  • 37. 37
  • 38. • Uterus kemudian ditarik keatas dan dideviasi ke satu sisi pelvis dan bagian bawah broad ligamen ditarik • Jaringan disekitar pembuluh darah uterus dipisahkan dengan mengelevasi round ligamen dan jaringan didiseksi menjauh dari pembuluh darah uterus • Klem Ochsner diletakkan di junction antara bagiah bawah uterus dengan pembuluh darah uterus. 38
  • 39. • Sebuah incisi dilakukan diantara klem Oschner paling atas dengan kedua klem dibawahnya. Diligasi menggunakan dua benang sintetik absorable ukuran 0, dengan benang pertama pada ujung dari klem Oschenr paling bawah dan diikat dibelakang dasar klem • Hal yang sama dilakukan pada sisi kontralateral 39
  • 40. • Sebuah incisi melintang dilakukan pada fascia pubovesikal servikal diatas segmen bawah uterus. • Pemisahan fascia pubovesikal servikal dari servikal stroma dilakukan dengan meletakkan traksi pada uterus pada posisi cephalad • 40
  • 41. 41
  • 42. • Uterus dipegang ke arah cephalad, gagang scalpel digunakan untuk melakukan diseksi bagian inferior fascia pubovesikal servikal . Hal ini memobilisasi ureter ke lateral dan caudal 42
  • 43. 43
  • 44. • Klem Oschner lurus sebanyak dua buah diletakkan pada ligamen cardinal dengan jarak ± 2cm. • Ligamen cardinal diincisi diantara 2 klem, dan bagian stomp distal diligasi dengan benang absorable ukuran 0. benang diikat didasar klem. • Prosedur yang sama dilakukan pada ligamen cardinal kontralateral 44
  • 45. 45
  • 46. • Jendela posterior dari broad ligamen diincisi ke bawah sampai ligamen uterosacral dan melintasi bagian posterior segmen bawah uterus diantara rektum dan serviks 46
  • 47. • Ligamen uterosacral pada kedua sisi di klem diantara klem Oschner lurus, diincisi dan diligasi 47
  • 48. • Uterus ditarik keatas, dan segmen bawah uterus dan bagian atas vagina dipalpasi diantara ibu jari dan jari telunjuk untuk meyakinkan bahwa seluruh ligamen telah dipotong • Vagina dibuka dengan incisi scalpel • Uterus diangkat • Bagian ujung vagina diangkat dengan klem lurus Oschner kearah atas, bawah, kiri dan kanan 48
  • 49. • Ujung mukosa vagina dijahit dengan jahitan jelujur menggunakan benang sintetik absorable ukuran 0 dimulai dari midpoint vagina, dibawah bladder samapi ke bagian stopm dari ligamen cardinal dan uterosacral, yang dijahit pada ujung vagina 49
  • 50. • Jahitan jelujur dilanjutkan sampai ke dinding posterior vagina untuk meyakinkan bahwa ruang rectovagina terobliterasi 50
  • 51. • Ligamen cardinal dan uterosacral dari sisi kontralateral juga dilakukan jahitan jelujur sampai ke bagian anterior dinding vagina. • Pada saat ini, harus diyakinkan bahwa sudut lateral vagina sudah terjahit dengan baik dan hemostasis antara sudut lateral vagina dan stomp dari ligamen cardinal dan uterosacral sudah terjadi. Tempat inilah yang dapat terjadi pendarahan • Pelvis dicuci secara menyeluruh dengan larutan steril. 51
  • 52. • Dilakukan reperitonealisasi dengan benang sintetik absorable ukuran 2-0 dimulai dari jendela anterio ke posterior dari broad ligamen 52
  • 53. • Pemasangan drain jarang sekali diperlukan. Apabila didapatkan indikasi, dipasang melalui vaginal cuff yang terbuka dan melalu lateral dinding pelvis secara retroperitoneal 53
  • 54. 54