SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Tiroidektomi
Pendahuluan
 Kata tiroid berasal  bahasa yunani thyreos perisai.
 23.500 kasus kanker tiroid  tiap tahun di Amerika
Serikat
DEFINISI
Tiroidektomi : tindakan bedah untuk mengangkat kelenjar
tiroid baik sebagian ataupun seluruhnya.
Tahun 1872 berhasil
menurunkan angka
kematian operasi tiroid dari
>75% menjadi < 13% dan
menjadi < 0.5% ditahun
1912 dengan manajemen
antiseptik dan tehnik
operasi baru (minimal
blood loss)
ANATOMI
 Terletak di anterior kartilago tiroidea di bawah
laring
 Topografi mulai dari Vc 5 sampai Vt 1
 Dua lobus : dekstra dan sinistra, yang
dihubungkan oleh isthmus. 33% memiliki lobus
piramidalis (ekstensi kelenjar yang meluas
hingga ke permukaan krikoid)
 Beratnya ± 20-25 gram, uk tiap lobus ±
3x2x1.5 cm
 Digantung oleh ligamentum berry ke os krikoid.
 Dibungkus oleh 2 kapsul : true capsule dan false
capsule
ANATOMI
Suplai arterial :
A. tiroidea superior  cabang dari
A.carotis eksterna
A. tiroidea inferior  cabang dari
trunkus tiroservikal A. subklavia
A. tiroidea ima (3-10%)  cabang dari
arkus aorta atau A. brakiosefalika
Aa. tiroidea asesorius  berasal dari
arteri disekitar trakea dan esofagus
• N. Laringeus rekuren adalah cabang dari
N.vagus yang berjalan mengitari
ligamentum arteriosum arkus aorta disisi
kiri dan mengitari A.subklavia disisi kanan.
• Titik anatomis : saraf ini berjalan di sulkus
trakeoesofagus berdekatan dengan
permukaan posteromedial kelenjar tiroid.
• N. Laringeus rekuren mensyarafi seluruh
otot (abduktor, adduktor) laring, kecuali
krikotiroid, dan juga sebagai serabut
sensorik dari laring dibawah plika vokalis.
ANATOMI
ANATOMI
ANATOMI
• Terdiri dari 2 pasang kelenjar yang
berada dibagian posterior tiroid.
• Terletak pada daerah false
• Setiap kelenjar berbentuk lentiform
dengan uk.± 6 × 4 ×2 mm dan berat ±
50 mg
• Berwarana merah kecoklatan
• Suplai darah berasal dari A. tiroidea
inferior (80%) dan anastomosisnya.
ANATOMI
Otot – otot pada bagian anterior leher :
Suprahyoid
Stylohyoid
Geniohyoid
Mylohyoid.
Infrahyoid – Strap muscles
Sternohyoid
Omohyoid
Sternothyroid
Thyrohyoid
INDIKASI TIROIDEKTOMI
 Penderita tirotoksikosis yang tidak responsif
dengan terapi medikamentosa
 Tumor jinak dan ganas tiroid
 Gejala penekanan akibat tonjolan tumor
 Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan
seseorang
 Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan
seseorang
INDIKASI
TIROIDEKTOMI
Tanpa fasilitas PA
PERSIAPAN PREOPERATIF
 Pemeriksaan laboratorium darah, Lab: T3, T4, TSH,
EKG.
 Foto polos toraks, foto polos leher (kalau perlu)
 FNAB, USG tiroid, USG abdomen
 Koordinasi dengan tim PA (VC dan histopatologi),
tim bedah TKV (untuk kasus retrosternal)
 Persiapan bila pasien dalam keadaan hipertiroid
(lugolisasi, obat anti tiroid)
 Informed consent dan informed to consent
 Tidak diperlukan pemberian antibiotika profilaksis
PERSIAPAN PREOPERATIF
Peralatan hemostasis :
Kauter  menggunakan bipolar 
untuk mencegah kerusakan NLR dan
suplai darah paratiroid.
JENIS OPERASI TIROIDEKTOMI
 Isthmektomi  Mengambil bagian isthmus tiroid
 Lobektomi subtotal  Mengambil salah satu lobus lateral tiroid dan
isthmus dengan menyisakan sedikit jaringan lobus tersebut (5 gram)
 Lobektomi total/hemitiroidektomi  Mengambil salah satu lobus
lateral dan isthmus
 Tiroidektomi near total  Mengambil seluruh bagian tiroid dan
menyisakan sedikit jaringan (pada sisi kontralateral)
 Tiroidektomi total  Mengambil seluruh bagian tiroid
 Completion tiroidektomi total  Mengambil seluruh sisa jaringan
tiroid yang pernah dilakukan pembedahan sebelumnya.
Macam operasi struma
1. Subtotal lobektomi (a)
2. Total lobektomi / hemitiroidektomi (a+b)
3. Subtotal tiroidektomi (a+c)
4. Near total tiroidektomi (a+b+c)
5. Total tiroidektomi (a+b+c+d)
a
b
c
d
TEHNIK OPERASI
POSISI PASIEN
Posisi kepala penderita
hiperekstensi dengan bantal di
bawah pundak penderita.
Pasien berada dalam posisi
head up 15º  mengurangi
kongesti vena leher dan
mengurangi oozing
TEHNIK OPERASI
DESINFEKSI
Desinfeksi dengan alkohol 70%, kemudian dipersempit
dengan linen steril.
Desinfeksi dilakukan pada daerah wajah, leher, hingga dada
sebatas puting susu.
TEHNIK OPERASI
INSISI
Insisi collar dua jari di
atas jugulum, diperdalam
memotong m. platisma
sampai foscia kolli
superfisialis
Insisi dengan skalpel no.15
Plane diseksi : fasia kolli superfisialis
TEHNIK OPERASI
MEMBUAT FLAP
Dibuat flap keatas sampai kartilago tiroid dan kebawah sampai
jugulum, kedua flap di teugel keatas dan kebawah pada linen.
TEHNIK OPERASI
MEMBUKA M.PRETRACHEALIS (STRAP
MUSCLE)
 Fascia kolli superfisial hingga
profunda dibuka pada garis
tengah (midline/median
raphe) dari kartilago hioid
sampai jugulum secara
vertikal.
 Strap muscles diretraksi
(sternohyoid dan omohyoid
dibagian luar; sternothyroid
dibagian luar).
Proxim
al
TEHNIK OPERASI
IDENTIFIKASI TIROID Kapsul tiroid dibebaskan
dari strap muscle.
Tiroid memiliki 2 kapsul :
•True capsule : yang langsung
bersinggungan dengan kelenjar
•False capsule : yang merupakan
lanjutan dari fascia pretrachealis Plane diseksi avaskular : antara
true capsule dan false capsule
TEHNIK OPERASI
LIGASI PEMBULUH DARAH
 Tonjolan tiroid diluksir keluar dan
dievaluasi mengenai ukuran,
konsistensi, nodularitas dan
adanya lobus piramidalis.
 Ligasi dan pemotongan v. tiroidea
media, dan a. tiroidea inferior
sedikit proksimal dari tempat
masuk ke tiroid, hati‑hati jangan
mengganggu vaskularisasi dari
kel. paratiroid.
TEHNIK OPERASI
LIGASI PEMBULUH DARAH
Kutub atas kel. tiroid
dibebaskan dari kartilago
tiroid mulai dari posterior
dengan identifikasi cabang
eksterna n. laringikus
superior dengan
memisahkannya dari a. & v.
tiroidea superior. Kedua
pembuluh darah tersebut
diligasi dan dipotong.
TEHNIK OPERASI
IDENTIFIKASI N.REKUREN
 Identifikasi N. rekuren
pada sulkus
trakeoesofagikus. Syaraf
ini diikuti sampai
menghilang pada daerah
krikotiroid.
 Identifikasi kel. paratiroid
pada permukaan
posterior kel. tiroid
berdekatan dengan
tempat a. tiroidea inferior
masuk ke tiroid.
TEHNIK OPERASI
BEBASKAN JARINGAN TIROID DARI DASAR
Kemudian lobus
tiroid dapat
dibebaskan dari
dasarnya dengan
meninggalkan intak
kelenjar paratiroid
beserta
vaskularisasinya dan
n. rekuren.
TEHNIK OPERASI
PASANG DRAIN
Prosedur yang sama
dilakukan juga pada
satu lobus tiroid
kontralateral.
Perdarahan yang
masih ada dirawat,
kemudian luka
pembedahan ditutup
lapis demi lapis
dengan
meninggalkan  drain
Redon.
POST OPERATIF
 Pascabedah penderita dirawat di ruangan selama 1‑2 hari,
diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang
membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan dan
obstruksi jalan nafas.
 Drain Redon dilepas setelah 24 jam dan produksi < 10
cc/24 jam, dan jahitan luka pembedahan diangkat pada
hari ke 7.
KOMPLIKASI OPERASI
TIROID
Perdarahan – Hematoma
Edema laring : Bila terjadi  Trakeostomi
Trakeomalasia : Bila terjadi  Trakeostomi
Cedera N. laringeus rekuren dan N. laringeus eksterna
superior
Hipoparatiroidisme
Hipotiroidisme
Seroma
Infeksi luka operasi
Keloid dan scar hipertrofik
Granuloma akibat benang jahit
TERIMA KASIH
LESI N.LARINGEUS
REKUREN
 Dapat bersifat transien atau permanen
 Pada lesi transien, perbaikan akan terjadi
dalam waktu antara 3 minggu sampai 3 bulan
 Preoperatif  perlu KIE pasien mengenai
kemungkinan terjadi lesi
 Bila lesi/putusnya saraf teridentifikasi durante
operasi, saraf harus dijahit kembali dengan
jahitan menggunakan benang polipropilen 9.0
(primary neuroraphy)
LESI N.LARINGEUS
REKURENTipe Lesi
Palsi NLR bilateral Sangat berbahaya
Kombinasi palsi NLR dan
NLS
Berbahaya
Palsi NLR unilateral Tidak berbahaya
Kombinasi palsi unilateral Tidak berbahaya
• Palsi NLR unilateral menyebabkan posisi plika vokalis permanen dibagian
median atau paramedian karena semua otot laring pada sisi lesi mengalami
paralisis. Untuk mengeluarkan suara, plika vokalis kontralateral
mengkompensasi gerakan saat keadaan bersuara. Keadaan ini menyebabkan
perubahan suara menjadi parau  Bila keadaan ini terjadi pasien diberikan
kortikosteroid dan dibutuhkan terapi wicara. Aspirasi dan obstruksi jalan
nafas tidak pernah terjadi dalam keadaan ini.
• Kombinasi palsi NLR dan NLS menyebabkan seluruh otot laring pada satu sisi
mengalami paralisis. Plika vokalis akan berada pada titik yang disebut
sebagai posisi kadaverik plika vokalis (3.5 mm dari midline). Keadaan ini
menyebabkan suara parau, glottis menjadi inefektif  aspirasi, refleks
batuk yang inadekuat, dan kongesti saluran nafas  Bila keadaan ini terjadi
diterapi dengan terapi wicara dan injeksi teflon, pemasangan implan otot
LESI N.LARINGEUS
REKUREN
 Palsi NLR bilateral menyebabkan otot laring mengalami paralisis
kecuali otot krikotiroid pada kedua sisi, sehingga kedua plika
vokalis berada pada posisi median atau paramedian. Keadaan
ini menyebabkan perubahan suara, sesak yang berat, obstruksi
jalan nafas, hingga keadaan henti nafas  Terapi : trakeostomi
emergency, lateralisasi plika dengan aritenoidektomi, koredektomi
plika, implantasi sternohyoid, maupun tiroplasti.
 Kombinasi palsi NLR dan NLS menyebabkan paralisis total otot
intrinsik laring dan anestesia pada laring, afonia (suara hilang),
inkompetensi glottis yang menyebabkan aspirasi, refleks batuk
menghilang, retensi sputum yang menyebabkan distress nafas.
 Terapi : trakeostomi emergency, menjahit epiglottis ke otot
aritenoid, plikasi plika vokalis, bahkan laringektomi.
HIPOPARATIROIDISME
Akibat cedera kelenjar paratiroid, terangkatnya kelenjar paratiroid, maupun cedera
vaskularisasi kelenjar paratiroid durante operasi.
Fungsi hormon paratiroid : meningkatkan kadar
kalsium serum melalui
•Resorpsi tulang
•Meningkatkan absorbsi kalsium ginjal
•Stimulasi sintesis bentuk aktif vitamin D (1, 25-
dihydroxy vitamin D)  meningkatkan absorbsi
kalsium di intestin
•Meningkatkan ekskresii fosfat di ginjal
Hipoparatiroidisme dapat bersifat transien atau permanen
HIPOPARATIROIDISME
Iskemia reversibel terhadap kelenjar
paratiroid, hipotermia kelenjar, dan
pelepasan endotelin – 1 (mediator radang
fase akut yang menekan produksi HPT)
Pelepasan calcitonin oleh sel C tiroid
yang menghambat proses breakdown
tulang saat ekskresi kalsium di ginjal
(antagonis HPT)
Hipokalsemia
Hungry bone Syndrome
Saat preoperatif, pasien dengan hipertiroidisme mengalami peningkatan
breakdown tulang. Pasca operatif terjadi penurunan kadar hormon tiroid
serum. Terjadi keadaan “lapar” kalsium
HIPOPARATIROIDISME
Gejala :
Kesemutan
Parestesia/perasaan lemah
Perubahan status mental
Tetani
Spasme karpopedal
Tanda Chvostek’s (mengetuk daerah
N.fasialis, gnatum bergerak ke depan dan
terjadi kontraksi otok mimik)
Tanda Trousseau’s (spasme karpal ketika
dilakukan penekanan dengan manset
tensimeter pada lengan atas)
Laringospasme
Kejang
Pemanjangan gelombang QT pada EKG
Cardiac arrest
Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram,
kejang, perlu diberi terapi dengan pemberian
pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak
10 ml, disertai kalsium per‑oral.
Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel.
paratiroid terambil sebanyak 2 buah atau lebih,
atau terjadi kerusakan vaskularisasinya. Untuk
mencegah hal ini dianjurkan untuk melakukan
autotransplantasi kel. paratiroid pada m.
sternokleidomastoideus.
 Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu
dilakukan re‑open. Jika perdarahan arterial, drain
Redon kurang cepat menampung perdarahan dan
darah mengumpul pada leher membentuk hematoma
dan menekan trakea sehingga penderita sesak napas.
 Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12
perkutan  menembus membran krikotiroid.
 Luka operasi dibuka dan evakuasi bekuan darah
 Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari
sumber perdarahan dan dihentikan, dipasang drain
Redon.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidester linav
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikumilove
 
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetri
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetriKuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetri
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetrihidayatulnessa
 
2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasiharry christama
 
HERNIA.pptx
HERNIA.pptxHERNIA.pptx
HERNIA.pptxmoli100
 
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroidsohapi
 

What's hot (20)

Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
Manajemen Luka Bakar
Manajemen Luka BakarManajemen Luka Bakar
Manajemen Luka Bakar
 
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroidPpt hipotiroid dan hipertiroid
Ppt hipotiroid dan hipertiroid
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Traksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedikTraksi dalam ortopedik
Traksi dalam ortopedik
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetri
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetriKuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetri
Kuliah penyegaran parturition, 7 cardinal movements, pelvimetri
 
2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi2.pemeriksaan ginekologi
2.pemeriksaan ginekologi
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Atresia ileum
Atresia  ileumAtresia  ileum
Atresia ileum
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi2 fertilisasi dan implantasi
2 fertilisasi dan implantasi
 
HERNIA.pptx
HERNIA.pptxHERNIA.pptx
HERNIA.pptx
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid
 

Similar to Teknik operasi gondongentomy

TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptx
TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptxTO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptx
TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptxbedahunand0723
 
Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)AnneSaputra
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksikflo tupen
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomiShandy VP
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomenQumairy Lutfiyah
 
Trakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomiTrakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomimita1304
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2rakkas
 
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskular
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskularPatologi sistem respiratorik dan kardiovaskular
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskularHari Subagiyo
 
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptx
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptxTiroid RND geriatri hipertensi.pptx
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptxMeghanHodges2
 
KANKER KELENJAR TIROID ITO.ppt
KANKER KELENJAR TIROID  ITO.pptKANKER KELENJAR TIROID  ITO.ppt
KANKER KELENJAR TIROID ITO.pptssuserd88f2d
 
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptx
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptxKOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptx
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptxreginasuatan
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxulfahulkarimah21
 
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036mzainulfikri
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptx
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptxMRM dr. Ridho Prasetiawan.pptx
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptxKahfiRakhmadian
 
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdfarifamanullah1
 

Similar to Teknik operasi gondongentomy (20)

TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptx
TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptxTO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptx
TO Isthffrrffrfrfrfrmolobectomy dani.pptx
 
Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)
 
Laparotomi
LaparotomiLaparotomi
Laparotomi
 
121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik121591453 struma-nodular-non-toksik
121591453 struma-nodular-non-toksik
 
total tiroidektomi
total tiroidektomitotal tiroidektomi
total tiroidektomi
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
Penanganan  cedera_tumpul_abdomenPenanganan  cedera_tumpul_abdomen
Penanganan cedera_tumpul_abdomen
 
Trakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomiTrakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomi
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2
 
Kelompok 6 kardio
Kelompok 6 kardioKelompok 6 kardio
Kelompok 6 kardio
 
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskular
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskularPatologi sistem respiratorik dan kardiovaskular
Patologi sistem respiratorik dan kardiovaskular
 
Trauma thorax
Trauma thoraxTrauma thorax
Trauma thorax
 
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptx
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptxTiroid RND geriatri hipertensi.pptx
Tiroid RND geriatri hipertensi.pptx
 
KANKER KELENJAR TIROID ITO.ppt
KANKER KELENJAR TIROID  ITO.pptKANKER KELENJAR TIROID  ITO.ppt
KANKER KELENJAR TIROID ITO.ppt
 
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptx
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptxKOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptx
KOREKSI JAGA 3 - MR 120223 OPEN Hemathothorax.pptx
 
CRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptxCRS Hidropneumotoraks.pptx
CRS Hidropneumotoraks.pptx
 
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
Ppt referat hipertiroid nanda yunita af 22004101036
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptx
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptxMRM dr. Ridho Prasetiawan.pptx
MRM dr. Ridho Prasetiawan.pptx
 
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Teknik operasi gondongentomy

  • 2. Pendahuluan  Kata tiroid berasal  bahasa yunani thyreos perisai.  23.500 kasus kanker tiroid  tiap tahun di Amerika Serikat
  • 3. DEFINISI Tiroidektomi : tindakan bedah untuk mengangkat kelenjar tiroid baik sebagian ataupun seluruhnya. Tahun 1872 berhasil menurunkan angka kematian operasi tiroid dari >75% menjadi < 13% dan menjadi < 0.5% ditahun 1912 dengan manajemen antiseptik dan tehnik operasi baru (minimal blood loss)
  • 5.  Terletak di anterior kartilago tiroidea di bawah laring  Topografi mulai dari Vc 5 sampai Vt 1  Dua lobus : dekstra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. 33% memiliki lobus piramidalis (ekstensi kelenjar yang meluas hingga ke permukaan krikoid)  Beratnya ± 20-25 gram, uk tiap lobus ± 3x2x1.5 cm  Digantung oleh ligamentum berry ke os krikoid.  Dibungkus oleh 2 kapsul : true capsule dan false capsule
  • 7. Suplai arterial : A. tiroidea superior  cabang dari A.carotis eksterna A. tiroidea inferior  cabang dari trunkus tiroservikal A. subklavia A. tiroidea ima (3-10%)  cabang dari arkus aorta atau A. brakiosefalika Aa. tiroidea asesorius  berasal dari arteri disekitar trakea dan esofagus
  • 8. • N. Laringeus rekuren adalah cabang dari N.vagus yang berjalan mengitari ligamentum arteriosum arkus aorta disisi kiri dan mengitari A.subklavia disisi kanan. • Titik anatomis : saraf ini berjalan di sulkus trakeoesofagus berdekatan dengan permukaan posteromedial kelenjar tiroid. • N. Laringeus rekuren mensyarafi seluruh otot (abduktor, adduktor) laring, kecuali krikotiroid, dan juga sebagai serabut sensorik dari laring dibawah plika vokalis.
  • 12. • Terdiri dari 2 pasang kelenjar yang berada dibagian posterior tiroid. • Terletak pada daerah false • Setiap kelenjar berbentuk lentiform dengan uk.± 6 × 4 ×2 mm dan berat ± 50 mg • Berwarana merah kecoklatan • Suplai darah berasal dari A. tiroidea inferior (80%) dan anastomosisnya.
  • 14. Otot – otot pada bagian anterior leher : Suprahyoid Stylohyoid Geniohyoid Mylohyoid. Infrahyoid – Strap muscles Sternohyoid Omohyoid Sternothyroid Thyrohyoid
  • 15. INDIKASI TIROIDEKTOMI  Penderita tirotoksikosis yang tidak responsif dengan terapi medikamentosa  Tumor jinak dan ganas tiroid  Gejala penekanan akibat tonjolan tumor  Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan seseorang  Tonjolan tiroid yang menimbulkan kecemasan seseorang
  • 17. PERSIAPAN PREOPERATIF  Pemeriksaan laboratorium darah, Lab: T3, T4, TSH, EKG.  Foto polos toraks, foto polos leher (kalau perlu)  FNAB, USG tiroid, USG abdomen  Koordinasi dengan tim PA (VC dan histopatologi), tim bedah TKV (untuk kasus retrosternal)  Persiapan bila pasien dalam keadaan hipertiroid (lugolisasi, obat anti tiroid)  Informed consent dan informed to consent  Tidak diperlukan pemberian antibiotika profilaksis
  • 18. PERSIAPAN PREOPERATIF Peralatan hemostasis : Kauter  menggunakan bipolar  untuk mencegah kerusakan NLR dan suplai darah paratiroid.
  • 19. JENIS OPERASI TIROIDEKTOMI  Isthmektomi  Mengambil bagian isthmus tiroid  Lobektomi subtotal  Mengambil salah satu lobus lateral tiroid dan isthmus dengan menyisakan sedikit jaringan lobus tersebut (5 gram)  Lobektomi total/hemitiroidektomi  Mengambil salah satu lobus lateral dan isthmus  Tiroidektomi near total  Mengambil seluruh bagian tiroid dan menyisakan sedikit jaringan (pada sisi kontralateral)  Tiroidektomi total  Mengambil seluruh bagian tiroid  Completion tiroidektomi total  Mengambil seluruh sisa jaringan tiroid yang pernah dilakukan pembedahan sebelumnya.
  • 20. Macam operasi struma 1. Subtotal lobektomi (a) 2. Total lobektomi / hemitiroidektomi (a+b) 3. Subtotal tiroidektomi (a+c) 4. Near total tiroidektomi (a+b+c) 5. Total tiroidektomi (a+b+c+d) a b c d
  • 21. TEHNIK OPERASI POSISI PASIEN Posisi kepala penderita hiperekstensi dengan bantal di bawah pundak penderita. Pasien berada dalam posisi head up 15º  mengurangi kongesti vena leher dan mengurangi oozing
  • 22. TEHNIK OPERASI DESINFEKSI Desinfeksi dengan alkohol 70%, kemudian dipersempit dengan linen steril. Desinfeksi dilakukan pada daerah wajah, leher, hingga dada sebatas puting susu.
  • 23. TEHNIK OPERASI INSISI Insisi collar dua jari di atas jugulum, diperdalam memotong m. platisma sampai foscia kolli superfisialis Insisi dengan skalpel no.15 Plane diseksi : fasia kolli superfisialis
  • 24. TEHNIK OPERASI MEMBUAT FLAP Dibuat flap keatas sampai kartilago tiroid dan kebawah sampai jugulum, kedua flap di teugel keatas dan kebawah pada linen.
  • 25. TEHNIK OPERASI MEMBUKA M.PRETRACHEALIS (STRAP MUSCLE)  Fascia kolli superfisial hingga profunda dibuka pada garis tengah (midline/median raphe) dari kartilago hioid sampai jugulum secara vertikal.  Strap muscles diretraksi (sternohyoid dan omohyoid dibagian luar; sternothyroid dibagian luar). Proxim al
  • 26. TEHNIK OPERASI IDENTIFIKASI TIROID Kapsul tiroid dibebaskan dari strap muscle. Tiroid memiliki 2 kapsul : •True capsule : yang langsung bersinggungan dengan kelenjar •False capsule : yang merupakan lanjutan dari fascia pretrachealis Plane diseksi avaskular : antara true capsule dan false capsule
  • 27. TEHNIK OPERASI LIGASI PEMBULUH DARAH  Tonjolan tiroid diluksir keluar dan dievaluasi mengenai ukuran, konsistensi, nodularitas dan adanya lobus piramidalis.  Ligasi dan pemotongan v. tiroidea media, dan a. tiroidea inferior sedikit proksimal dari tempat masuk ke tiroid, hati‑hati jangan mengganggu vaskularisasi dari kel. paratiroid.
  • 28. TEHNIK OPERASI LIGASI PEMBULUH DARAH Kutub atas kel. tiroid dibebaskan dari kartilago tiroid mulai dari posterior dengan identifikasi cabang eksterna n. laringikus superior dengan memisahkannya dari a. & v. tiroidea superior. Kedua pembuluh darah tersebut diligasi dan dipotong.
  • 29. TEHNIK OPERASI IDENTIFIKASI N.REKUREN  Identifikasi N. rekuren pada sulkus trakeoesofagikus. Syaraf ini diikuti sampai menghilang pada daerah krikotiroid.  Identifikasi kel. paratiroid pada permukaan posterior kel. tiroid berdekatan dengan tempat a. tiroidea inferior masuk ke tiroid.
  • 30. TEHNIK OPERASI BEBASKAN JARINGAN TIROID DARI DASAR Kemudian lobus tiroid dapat dibebaskan dari dasarnya dengan meninggalkan intak kelenjar paratiroid beserta vaskularisasinya dan n. rekuren.
  • 31. TEHNIK OPERASI PASANG DRAIN Prosedur yang sama dilakukan juga pada satu lobus tiroid kontralateral. Perdarahan yang masih ada dirawat, kemudian luka pembedahan ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan  drain Redon.
  • 32. POST OPERATIF  Pascabedah penderita dirawat di ruangan selama 1‑2 hari, diobservasi kemungkinan terjadinya komplikasi dini yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan dan obstruksi jalan nafas.  Drain Redon dilepas setelah 24 jam dan produksi < 10 cc/24 jam, dan jahitan luka pembedahan diangkat pada hari ke 7.
  • 33. KOMPLIKASI OPERASI TIROID Perdarahan – Hematoma Edema laring : Bila terjadi  Trakeostomi Trakeomalasia : Bila terjadi  Trakeostomi Cedera N. laringeus rekuren dan N. laringeus eksterna superior Hipoparatiroidisme Hipotiroidisme Seroma Infeksi luka operasi Keloid dan scar hipertrofik Granuloma akibat benang jahit
  • 35.
  • 36. LESI N.LARINGEUS REKUREN  Dapat bersifat transien atau permanen  Pada lesi transien, perbaikan akan terjadi dalam waktu antara 3 minggu sampai 3 bulan  Preoperatif  perlu KIE pasien mengenai kemungkinan terjadi lesi  Bila lesi/putusnya saraf teridentifikasi durante operasi, saraf harus dijahit kembali dengan jahitan menggunakan benang polipropilen 9.0 (primary neuroraphy)
  • 37. LESI N.LARINGEUS REKURENTipe Lesi Palsi NLR bilateral Sangat berbahaya Kombinasi palsi NLR dan NLS Berbahaya Palsi NLR unilateral Tidak berbahaya Kombinasi palsi unilateral Tidak berbahaya • Palsi NLR unilateral menyebabkan posisi plika vokalis permanen dibagian median atau paramedian karena semua otot laring pada sisi lesi mengalami paralisis. Untuk mengeluarkan suara, plika vokalis kontralateral mengkompensasi gerakan saat keadaan bersuara. Keadaan ini menyebabkan perubahan suara menjadi parau  Bila keadaan ini terjadi pasien diberikan kortikosteroid dan dibutuhkan terapi wicara. Aspirasi dan obstruksi jalan nafas tidak pernah terjadi dalam keadaan ini. • Kombinasi palsi NLR dan NLS menyebabkan seluruh otot laring pada satu sisi mengalami paralisis. Plika vokalis akan berada pada titik yang disebut sebagai posisi kadaverik plika vokalis (3.5 mm dari midline). Keadaan ini menyebabkan suara parau, glottis menjadi inefektif  aspirasi, refleks batuk yang inadekuat, dan kongesti saluran nafas  Bila keadaan ini terjadi diterapi dengan terapi wicara dan injeksi teflon, pemasangan implan otot
  • 38. LESI N.LARINGEUS REKUREN  Palsi NLR bilateral menyebabkan otot laring mengalami paralisis kecuali otot krikotiroid pada kedua sisi, sehingga kedua plika vokalis berada pada posisi median atau paramedian. Keadaan ini menyebabkan perubahan suara, sesak yang berat, obstruksi jalan nafas, hingga keadaan henti nafas  Terapi : trakeostomi emergency, lateralisasi plika dengan aritenoidektomi, koredektomi plika, implantasi sternohyoid, maupun tiroplasti.  Kombinasi palsi NLR dan NLS menyebabkan paralisis total otot intrinsik laring dan anestesia pada laring, afonia (suara hilang), inkompetensi glottis yang menyebabkan aspirasi, refleks batuk menghilang, retensi sputum yang menyebabkan distress nafas.  Terapi : trakeostomi emergency, menjahit epiglottis ke otot aritenoid, plikasi plika vokalis, bahkan laringektomi.
  • 39. HIPOPARATIROIDISME Akibat cedera kelenjar paratiroid, terangkatnya kelenjar paratiroid, maupun cedera vaskularisasi kelenjar paratiroid durante operasi. Fungsi hormon paratiroid : meningkatkan kadar kalsium serum melalui •Resorpsi tulang •Meningkatkan absorbsi kalsium ginjal •Stimulasi sintesis bentuk aktif vitamin D (1, 25- dihydroxy vitamin D)  meningkatkan absorbsi kalsium di intestin •Meningkatkan ekskresii fosfat di ginjal Hipoparatiroidisme dapat bersifat transien atau permanen
  • 40. HIPOPARATIROIDISME Iskemia reversibel terhadap kelenjar paratiroid, hipotermia kelenjar, dan pelepasan endotelin – 1 (mediator radang fase akut yang menekan produksi HPT) Pelepasan calcitonin oleh sel C tiroid yang menghambat proses breakdown tulang saat ekskresi kalsium di ginjal (antagonis HPT) Hipokalsemia Hungry bone Syndrome Saat preoperatif, pasien dengan hipertiroidisme mengalami peningkatan breakdown tulang. Pasca operatif terjadi penurunan kadar hormon tiroid serum. Terjadi keadaan “lapar” kalsium
  • 41. HIPOPARATIROIDISME Gejala : Kesemutan Parestesia/perasaan lemah Perubahan status mental Tetani Spasme karpopedal Tanda Chvostek’s (mengetuk daerah N.fasialis, gnatum bergerak ke depan dan terjadi kontraksi otok mimik) Tanda Trousseau’s (spasme karpal ketika dilakukan penekanan dengan manset tensimeter pada lengan atas) Laringospasme Kejang Pemanjangan gelombang QT pada EKG Cardiac arrest Bila timbul gejala klinis seperti parestesi, kram, kejang, perlu diberi terapi dengan pemberian pelan intravena kalsium glukonat 10 % sebanyak 10 ml, disertai kalsium per‑oral. Terjadinya hipoparatiroidism permanen bila kel. paratiroid terambil sebanyak 2 buah atau lebih, atau terjadi kerusakan vaskularisasinya. Untuk mencegah hal ini dianjurkan untuk melakukan autotransplantasi kel. paratiroid pada m. sternokleidomastoideus.
  • 42.  Bila darah di botol Redon > 300 ml per 1 jam, perlu dilakukan re‑open. Jika perdarahan arterial, drain Redon kurang cepat menampung perdarahan dan darah mengumpul pada leher membentuk hematoma dan menekan trakea sehingga penderita sesak napas.  Lakukan intubasi. Atau tusukkan Medicut no.12 perkutan  menembus membran krikotiroid.  Luka operasi dibuka dan evakuasi bekuan darah  Penderita dibawa ke kamar pembedahan untuk dicari sumber perdarahan dan dihentikan, dipasang drain Redon.

Editor's Notes

  1. Varian posisi N. laringeus rekuren terhadap A. tiroidea inferior