Dokumen tersebut membahas proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang dan kulit singkong. Kedua bahan baku tersebut memiliki kandungan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasikan menjadi bioetanol. Metodologi pembuatan bioetanol dari kedua bahan baku tersebut melibatkan proses hidrolisis, fermentasi, dan distilasi walaupun terdapat perbedaan detail prosesnya. Has
2. Bioetanol pada dasarnya adalah etanol atau senyawa alkohol yang
diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan
mikroorganisme. Bioetanol merupakan cairan hasil proses fermentasi gula
dari sumber kabohidrat (selulosa) menggunakan bantuan mikroba.
Bioetanol ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang diolah
dari tumbuhan, dimana memiliki keunggulan mampu menurunkan
emisi CO2
Apa itu Bioetanol?
3. Bagaimana Proses pembuatan nya?
salah satu sampah organik yang
masih mengandung karbohidrat
khususnya pati. sehingga
berpotensi untuk dijadikan bahan
baku pembuatan Bioetanol
Kulit singkong
B
Mengandung karbohidrat 18,50%
dimana karbohidrat dapat
dikonversi menjadi glukosa yang
selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol
Kulit Pisang Kepok
A
Kedua bahan dasar inilah yang akan kita bandingkan bahan
kimia serta proses pembuatan nya apakah sama-sama dapat
menghasilkan Bioetanol
4. Bahan dan Alat
Jurnal
1
Jurnal
2
Bahan kegiatan yang digunakan yaitu kulit singkong,
HCl, HSO4, (NH4)2SO4, NaOH aquades (H2O) dan
ragi (Saccharomycescereviseae). Sementara Alat yang
digunakan dalam penelitian yaitu neraca analitik,
erlenmeyer, gelas kimia, labu ukur, gelas ukur, pipet
tetes, corong, penangas listrik, pH meter
Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam
penelitian ini diantaranya kulit pisang kepok,
ragi roti, aquades, gula, urea, NPK, CaO,
HCl, NaOH dan seperangkat alat distilasi yaitu
labu destilasi, pemanas, termometer,
pendingin/kondensor, konektor/klem, statif,
adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan
kasa.
5. METODOLOGI JURNAL 1
1.Tahap hidrolisis
Hidrolisis
merupakan proses
pemecahan polisakarida
(gula kompleks) menjadi
polimer yang lebih
sederhana,dilakukan
dengan menghaluskan 300
gr kulit pisang kapok lalu
dipanaskan sampai
mendidih dengan
menambahkan HCl 5%
selama 60 menit.
2.Tahap persiapan starter diawali dengan membuat larutan
gula dengan kadar gula 14% lalu dimasukkan kedalam
tempat pembiakan, ditambahkan pupuk urea sebanyak
0.5% dari kadar gula yang digunakan, ditambahkan
pupuk NPK sebanyak 0.1% dari kadar gula yang
digunakan, ditambahkan ragi roti sebanyak 0,2% dari
kadar gula.
3. lalu ditutup rapat
dan disimpan dalam
ruangan gelap dengan
suhu kamar selama 24
jam.
6. METODOLOGI JURNAL 1
4.Tahap fermentasi diawali
dengan menambahkan
starter sesuai variabel yaitu
(50, 150, 250 dan 350) ml
dengan waktu fermentasi
3,5 dan 7 hari. Hasil
fermentasi disaring untuk
memisahkan ampasnya,
kemudian dilakukan proses
distilasi untuk memisahkan
bioetanol dengan air pada
suhu 80oC selama 60
menit.
5.lalu hasil distilasi
dilakukan analisa yield,
serta kadarbioetanol
yang dihasilkan.
7. METODOLOGI JURNAL 2
Tahap Delignifikasi, Pretreatmen atau delignifikasi
dilakukan dengan mengambil sebanyak 180 gram
serbuk kulit singkong hasil pengayakan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2160 mL
aquades dan 250 mL NaOH 10%, dipanaskan dan
diaduk dengan menggunakan stirer selama 30 menit
pada suhu 160oC.
01
Selanjutnya larutan disaring dengan menggunakan
kertas saring. Residu hasil penyaringan dicuci
dengan aquades sampai diperoleh pH netral lalu
dioven pada suhu 105 oC selama 2 jam kemudian
menggerusnya hingga halus dengan
menggunakan lumping dan alu dan mengayaknya
dengan menggunakan ayakan 40 mesh.
02
8. METODOLOGI JURNAL 2
3.Tahap Hidrolisis, Hasil delignifikasi
selanjutnya dilakukan proses hidrolisis dengan
menimbang 15 gram dari hasil ayakan pada
tahap delignifikasi sebanyak 4 kali perlakuan.
4.dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan dengan larutan HCl 15%,
HCl 7%, H2SO4 15% dan H2SO4 7%
sebanyak 180 mL lalu dipanaskan pada
suhu 100 C selama 2 jam. Larutan
disaring dengan menggunakan kertas
saring. Filtrat yang diperoleh diukur kadar
glukosanya dengan menggunakan
spektrometer UV-vis.
5. Tahap Fermentasi, Proses fermentasi dilakukan
dengan mengambil sebanyak 160 mL filtrat dari
hasil hidrolisis ditambahkan dengan larutan NaOH6
M hingga pH-nya menjadi 4,5. Kemudian
ditambahkan dengan 14 gram ammonium sulfat dan
14 gram NH3SO4 lalu dipasteurisasi pada suhu 80
C selama 15 menit.
9. METODOLOGI JURNAL 2
6.Setelah itu, ditambahkan dengan ragi (Sacharomycescerevisiae)
sebanyak 14 gram lalu larutan dibagi larutan menjadi 4 bagian dan
ditutup dengan aluminium foil kemudian didiamkan selama 4 hari, 6
hari dan 8 hari dan 10 hari pada suhu 27-30oC.
7.Tahap Pemisahan, Proses pemisahan dilakukan dengan memasukkan
hasil fermentasi ke dalam erlenmeyer dan dipasang pada rangkaian alat
evaporator. Pada proses ini dilakukan pemanasan pada suhu 78oC.
Kemudian masing-masing larutan hasil evaporasi ditentukan kadar etanol
dengan menggunakan alkohol meter.
10. HASIL
Dari penelitian yang dilakukan ternyata dapat diketahui kulit
pisang kepok dan kulit singkong dapat menghasilkan
bioetanol. Namun dapati juga bahwa dalam proses nya
ternyata pembuatan bioethanol ini menggunakan bahan
kimia yang sama tetapi terdapat perbedaan dalam proses
metodologi/pembuatan nya. Walaupun proses kedua nya
berbeda namun tetap sama-sama menghasilkan
bioethanol.
11. KESIMPULAN
● Bioetanol dapat terbentuk/dibuat karena pada dasar nya bahan baku dari pembuatan
bioethanol adalah umbi-umbian dengan kandungan kabohidrat dalam umbi dapat
menghasilkan glukosa yang membantu proses pembuatan bioethanol, contohnya seperti
pada singkong, jagung, ubi jalar dan lain-lain. Maka dari itu penelitian mengenai kulit
singkong dan kulit pisang kepok memang dapat menghasilkan bioethanol