Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
unsur unsur halogen
1. Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada
golongan 17 (VII atau VIIA) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri
dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan
unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan.
Halogen menandakan unsur - unsur yang menghasilkan
garam jika bereaksi dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah
ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari
bahasa Yunani. Halogen juga merupakan golongan dengan
keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan
paling non-logam.
Flour ( F )
Klor ( Cl )
Brom ( Br )
Yodium ( I )
Astatin ( At )
3. Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius
mengistilahkan "halogen" yang dibentuk dari kata-kata
Yunani (háls), yang berarti "garam" atau "laut", dan (gen), dari (gígnomai), yakni "membentuk” sehingga berarti
"unsur yang membentuk garam". Halogen akan
membentuk garam jika direaksikan dengan logam.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk
molekul dwiatom (misalnya Cl2). Mereka membutuhkan
satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron
terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif
bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
4. Wujud Halogen
Wujud Halogen Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa
gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin
berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat
pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi
langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat
pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.
5. Titik Leleh Dan Titik Didih
Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat nonpolar yaitu
senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama., dengan
demikian gaya tarik-menarik antar molekul halogen merupakan gaya dispersi
yaitu gaya tarik-menarik sementara yang dihasilkan ketika elektron dua atom
yang berdekatan menempati posisi yang membuat atom membentuk dipol
sementara Sehingga gaya dispersi akan bertambah besar sesuai dengan
pertambahan massa molekul (Mr) tersebut. Sehingga titik leleh dan titik didih
halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.
6. Warna Dan Aroma
Warna dan Aroma Halogen. Halogen
mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin
berwarna kuningmuda, klorin berwarna hijau muda,
bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna
hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua
halogen berbau rangsang dan menusuk, serta
bersifat racun.
7. Kelarutan
Molekul halogen yang bersifat nonpolar sehingga
mereka akan lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar
daripada dalam pelarut polar contohnya larutan CCl4 Atau
CCl3-CH3 tetapi unsur halogen juga bisa larut dalam air
.Kelarutan halogen dalam air akan berkurang dari atas
kebawah dalam tabel periodik unsur.Kelarutan halogen
disertai reaksinya. Misal fluorin ( F2 ) akan bereaksi
membentuk HF dan O2.
2F2(g) + H2O(l)
4HF + O2(g)
8. Struktur Halogen
Dalam bentuk unsur, halogen ( x ) terdapat
sebagai molekul diatomik ( x2 ).Molekul diatomik
dapat mengalami disosiasi (pemecahan molekul)
menjadi atom-atomnya .
X2 (g)
2X(g)
9. a. Kereaktifan
Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti
keberadaan halogen di alam sebagai senyawa. Kereaktifan halogen
dipengaruhi oleh keelektronegatifan-nya. Semakin tinggi keelektronegatifan
maka semakin reaktif unsur halogen karena semakin mudah menarik
elektron untuk membentuk ion negatif.
Besaran yang menunjukan sifat tersebut yaitu afinitas elektron
yaitu energi yang menyertai penyerapan suatu elektron oleh suatu atom
netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion bermuatan negatif satu.
Afinitas elektron unsur halogen akan semakin berkurang dari atas kebawah
hal ini terjadi karena bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik inti
terhadap elektron luar makin rendah.Akan tetapi afinitas elektron fluorin
lebih rendah daripada klorin karena kecilnya atom fluorin sehingga
kepadatan elektron lebih besar sehingga terdapat gaya tolak-menolak antar
elektron yang cukup besar akibatnya penurunan energi potensial ketika
fluorin menyerap elektron menjadi lebih kecil.
10. Tetapi fluorin lebih reaktif daripada klorin, karena reaktivitas unsur
halogen terkait pula dengan energi ikatan. semakin kecil energi ikatan
halogen, semakin mudah di putuskan ikatan tersebut sehingga semakin
reaktif halogen. Energi ikatan halogen semakin besar dari bawah ke atas
pada sistem unsur periodiknya.
11.
12. 1.
Reaksi halogen dengan non logam
Halogen bereaksi dengan hampir semanya non logam.
Jenis senyawa yang terbentuk sebagian besar adalah
senyawa kovalen. Beberapa contoh reaksi halogen yang
banyak ditemukan senyawanya adalah hydrogen halida atau
biasa disebut asam halida jika dilarutkan dalam air dan non
logam halida (reaksi halogen dengan unsur-unsur penting
seperti O, P, C, maupun S)
13.
14. Non logam halida
Halogen bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti C, P, O, dan S
membentuk senyawa non logam halida. Contoh non logam halida adalah CCl4, PCl3,
PF3, OF2, SCl2, dan S2Cl2.
•
Contoh reaksi non logam dengan halida adalah sebagai berikut:
Reaksi karbon dengan Clor : reaksi memerlukan panas (bersifat endotermik)
C(s) + 2Cl2(g) --> CCl4(l)
Reaksi fosfor dengan clor : pemanasan bertahap fosfor dalam aliran lambat klorin
menghasilkan PCl3.
2P(s) + 3Cl2(g) --> 2PCl3(l)
Jika klorin yang direaksikan berlebih, maka akan dihasilkan padatan PCl 5 dengan warna
kuning pucat.
2P(s) + 5Cl2(g) --> 2PCl5(s)
15.
16. 4. Reaksi halogen dengan basa
Halogen bereaksi dengan basa membentuk senyawa halida yang kemudian
mengalami reaksi disproporsionasi membentuk senyawa oksihalogen.
Berikut contoh reaksi halogen dengan basa:
Fluorin bereaksi dengan basa membentuk oksigen difluorida OF2 dan ion fluoride F, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2(g) + OH-(aq) --> OF2(g) + 2F-(aq) + H2O(l)
Sedangkan klorin, bromine, dan iodine bereaksi dengan basa membentuk ion
hipohalit OX- dan ion halida X- dengan reaksi sebagai berikut:
X2(g) + 2OH-(aq) --> OX-(aq) + X-(aq) + H2O(l)
Ion OX- yang terbentuk mengalami reaksi disproporsionasi membentuk ion halat XO3dan ion halida X-, dengan reaksi sebagai berikut:
3OX-(aq) --> XO3-(aq) + 2X-(aq)
17. Contoh reaksi halogen dengan basa adalah sebagai berikut:
Chlorine dan basa : ion OCl- yang stabil pada suhu ruang akan terdisproporsionasi
menjadi ClO3- jika dipanaskan, reaksinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2OH-(aq) --> OCl-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
3OCl-(aq) --> ClO3-(aq) + 2Cl-(aq)
Bromine dan basa : ion OBr- terdisproporsionasi dengan cepat pada suhu
ruang, reaksinya adalah sebagai berikut:
Br2(g) + 2OH-(aq) --> OBr-(aq) + Br-(aq) + H2O(l)
3OBr-(aq) --> BrO3-(aq) + 2Br-(aq)
Iodine dan basa : ion OI- bereaksi sangat cepat, sehingga sulit untuk
diamati, reaksinya adalah sebagai berikut:
I2(g) + 2OH-(aq) --> OI-(aq) + I-(aq) + H2O(l)
3OI-(aq) --> IO3-(aq) + 2I-(aq)
18. 5. Reaksi antar halogen
Reaksi antar halogen termasuk reaksi substitusi, membentuk senyawa antar
halogen, dengan reaksi sebagai berikut:
X2 + Y2 --> 2XY
Contoh reaksi antar halogen adalah sebagai berikut:
Cl2 + F2 --> 2ClF
I2 + Cl2 --> 2ICl
At2 + Br2 --> 2AtBr
Unsur halogen dengan periode 3 ke atas (Cl, Br, I, At) dapat bereaksi menurut
persamaan reaksi berikut:
X2 + nY2 --> 2XYn
Reaksi ini menghasilkan senyawa halogen dengan beberapa bilangan oksidasi.
Contoh reaksinya adalah sebagai berikut:
Biloks +3
Cl2 + 3F2 --> 2ClF3
Biloks +5
Br2 + 5F2 --> 2BrF5
Biloks +7
I2 + 7F2 --> 2IF7
19. 1.Fluorine
Fluor Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670
dan baru padatahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur
paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul
diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning muda dan bersifat sangat korosif.
Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala
terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat
menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit
Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan
diperoleh HF dan garam Calsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam florida di
elektrolisis untuk menghasilkan gas F2.
CaF2 + H2SO4 --> CaSO4 + 2HF
20. 2.Klorin
Klor Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai
oleh Davy pada tahun1810. Klor ditemukan di alam dalam
keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawadan mineral
seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning
kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur
lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput
lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2.
Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam batu/endapan
garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu.
Setiap 1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses
untuk mendapatkan unsure klorin adalah melalui elektrolisis
larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode
dan gas H2, dan NaOH pada katode.
21. 3. Bromin
Brom Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826.
merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak
mudah menguap pada temperature kamar, uapnya
berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat
menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan.
Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan
berwarna merah, bersifa tkurang aktif dibandingkan
dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Terdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini
juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air
mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar
4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh
dari Arkansas.
22. 4.Iodine
Iodium Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur
nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap
pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak
enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll.
Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali
larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I
yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya
dapat melukai mata dan selaput lendir.
Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam
jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah
di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh
iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium
bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut :
2IO3- + 5HSO3- --> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O
23. 5. Astatine
Astatin Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat
sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel
alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson,K.R.
Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari
astatin, dan isotop At(210)mempunyai waktu paruh 8,3 jam
(terpanjang). Astatin lebih logam disbandingiodium. Sifat
kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar
halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah
At dapat membentuk molekul diatomseperti unsur halogen
lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan
CH 3At.6
Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari
30 gram.
24. PEMBUATAN HALOGEN
Pembuatan halogen
Unsur-unsur halogen dapat dibuat dengan jalan oksidasi, reduksi, dan elektrolisis.
Klor (Cl)
1. Oksidasi, Dengan memanaskan campuran MnO2, NaCl, dan H2SO4 pekat.
2. Elektrolisis lebur NaCl menghasilkan gas klor di anode.
3. Elektrolisis lebur NaCl, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan Na pada katode.
4. Elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan diafragma, dihasilkan gas Cl2 pada
anode dan NaOH pada katode.
Brom (Br)
·
Oksidasi, Dengan mengalirkan gas Cl2 ke dalam air laut.
Cl2(g) + 2 Br–(aq) —> 2 Cl–(aq) + Br2(aq)
Iodium (I)
·
Reduksi
Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO3
2 IO3–(aq) + 5 HSO3 –(aq) —>3 HSO4 –(aq) +2 SO42–(aq) + H2O(l) + I2(aq)
25. 1. Fluorin
1. Membuat senyawa CFC (CCl2F2)sebagai pendingin ruangan, lemari es, dan
mesin-mesin pendingin lainnya.
2. Untuk memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui difusi gas dalam teknologi
nuklir
3. Garam fluorida (NaF) untuk mencegah kerusakan gigi pada pasta gigi
4. Hidrogen Fluorida (HF) untuk membuat tulisan/lukisan di atas kaca (mengetsa)
5. Magnesium Fluorida (MgF2) digunakan dalam bidang optik, seperti pembuatan
lensa.
6. Lithium Fluorida (LiF) digunakan sebagai katode untuk PLED (LED organik),
sebagai reaktor nuklir, pendeteksi radiasi, dalam optik, dan lelehan garam.
7. Ammonium Bifluorida (NH4HF2) sebagai salah satu komponen mengetsa
8. Berillium Fluorida (BeF2), dalam biokimia, ADP dan BeF2 akan mengikat ATP
26. 2. Klorin
1. Membuat garam dapur NaCl
2. Klorinasi hidrokarbon untuk bahan baku industri plastik serta karet sintesis
3. Pembuatan tetraklormetana (CCl4) dan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan
untuk membuat TEL
4. Desinfektan (Cl2) dan kaporit (CaCl(OCl))
5. HCl untuk membersihkan permukaan logam dari karat
6. KCl sebagai pupuk
7. MgCl2 sebagai penghancur es
8. CaCl2 untuk menambah massa jenis zat padat yang bebas air garam
9. NH4Cl, sebagai bahan pembuatan kembang api dan obat batuk
10. ZnCl2 untuk membuat bom asap
11. BaCl2 untuk menguji ion sulfat
12. HClO4 untuk bahan bakar roket
13. HClO sebagai sanitizer aktif dalam penanganan air
14. NaClO sebagai pemutih
15. PbCl2 untuk memproduksi gelas infrared transmis
27. 3. Bromin
1. Untuk membuat etil bromida (C2H5Br) yang dicampurkan ke dalam bensin
bertimbel
2. AgBr sebagai bahan sensitif terhadap cahaya pada film fotografi
3. HBr untuk produksi bromida alkil
4. LiBr digunakan untuk pengondisian udara
5. NaBr sebagai desinfektan pada kolam renang
6. KBr untuk menahan resep-resep pengembangan hitam-putih pada fotografi
7. MgBr2 sebagai katalis untuk beberapa reaksi
8. BaBr2 untuk pemurnian radium
9. NH4Br untuk fotografi
4. Iodin
•
•
•
Asam Iodida (HI) untuk mensintesis NaI dan KI
KI untuk fotografi
NH4I untuk fotografi dan medis