Dokumen tersebut membahas tentang kriteria investasi, motif investasi, dan karakteristik instrumen investasi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi investasi, kriteria penilaian investasi seperti payback period, benefit/cost ratio, net present value, dan internal rate of return beserta contoh perhitungannya. Dokumen ini memberikan gambaran singkat tentang aspek-aspek penting dalam analisis investasi.
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Makalah Entrepreneurship_Nurul Komara_55117010008
1. 1
ENTREPREN EUSR HIP
Kriteria Investasi, Motif Investasi, Dan Karakteristik Instrumen, Metode
Penilaian Investasi, Beserta Contoh Penerapannya
Nurul Komara Fajrin
55117010008
Magister Management
Universitas Mercu Buana
2018
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………...2
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………................3
1.1 Definisi Investas……………………………...……..…………….……………..4
1.2 Kriteria Investasi………………………………….…………………….........….4
BAB 2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLAYBACK PERIOD………………........6
BAB 3 MOTIF INVESTASI……………………………………………………................11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………………………...16
3. 3
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu teori ekonomi pembangunan yang sampai sekarang masih digunakan
adalah teori Tabungan dan Investasi oleh Harrod-Domar. Dalam teori ini mencapai
kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi.
Kalau tabungan dan investasi rendah maka pertumbuhan ekonomi suatu Negara juga akan
rendah. Masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi
modal, masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal dan
modal itu diinvestasikan hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Dewasa ini hampir di
semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal asing. Modal asing itu
merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu negara. Sehingga
kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan
bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara,
seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum. Penanaman modal memberikan
keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi
perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor.
Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan
berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan
perbandingan antara modal nasional dan modal asing.
Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan
untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh
pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau
bahkan penambahan devisa. Menurut Husnan (1996:5) menyatakan bahwa “proyek investasi
merupakan suatu rencana untuk menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa
ataupun proyek kecil untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada
umumnya manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan
uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi pengeluaran investasi
ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana
investasi perlu dianalisis secara seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya
merupakan penelitian tentang dapat tidaknya suatu usaha (baik besar atau kecil) dapat
dilaksanakan dengan berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis
4. 4
tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan. Suatu
proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan
dalam jangka panjang.
1.1 Definisi Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif
selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Sedangkan, menurut Gitman dan Joehnk
(2005:3) investasi adalah suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan harapan hal
tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau meningkatkan nilainya.
Definsi investasi adalah pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aktiva real (tanah,
rumah, mobil, dan lain-lain) atau juga aktiva keuangan mempunyai tujuan untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi dimasa yang mendatang, selanjutnya
dikatakan juga investasi ialah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-
sumber (dana) yang digunakan untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan
dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
(Haming dan Basalamah)
1.2 Kriteria Investasi
Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan dari suatu proyek. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis
finansial. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan
manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek
(Husnan & Muhammad 2005). Kriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan
pengukuran maanfaat yang didapat atau keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan
investasi terhadap suatu usaha. Analisis finansial terdiri dari:
1. Payback Period
Menurut Abdul Choliq dkk (2004) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu
kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu
proyek yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2004) payback
period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Menurut Djarwanto (2003) menyatakan bahwa payback period lamanya waktu yang
diperlukan untuk menutup kembali original cash outlay.
5. 5
Berdasarkan uraian dari beberapa pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa payback
period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar dana yang
tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis payback period
dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa lama usaha/proyek
yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.
Metode analisis payback period bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode)
investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi break even-point (jumlah arus kas
masuk sama dengan jumlah arus kas keluar). Analisis payback period dihitung dengan cara
menghitung waktu yang diperlukan pada saat total arus kas masuk sama dengan total arus kas
keluar. Dari hasil analisis payback period ini nantinya alternatif yang akan dipilih adalah
alternatif dengan periode pengembalian lebih singkat. Penggunaan analisis ini hanya
disarankan untuk mendapatkan informasi tambahan guna mengukur seberapa cepat
pengembalian modal yang diinvestasikan.
Rumus Payback Periode :
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Payback Peiod=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
• Periode pengembalian lebih cepat : layak
• Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
• Jika usulan proyek investasi lebih dari satu, maka periode pengembalian yang lebih cepat
yang dipilih
6. 6
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PAYBACK PERIOD
KELEBIHAN
Metode payback period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk
mennentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi.
Memberikan informasi mengenai lamanya break even project.
Bisa digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback
periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
Dapat digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of
return yang sama dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback
period) apabila payback period-nya lebih pendek itu yang dipilih.
KELEMAHAN
Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang
diperoleh sesudah payback periode tercapai.
Metode ini juga mengabaikan time value of money (nilai waktu uang).
Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.
Payback periods digunakan untuk mengukur kecapatan kembalinya dana, dan tidak
mengukur keuntungan proyek pembangunan yang telah direncanakan.
Contoh Perhitungan Payback Period
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya sama
PT. Maju Terus Pantang Mundur melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per
tahun adalah $ 22.500, maka payback periodnya adalah:
Payback Period=(investasi awal)/(arus kas) x 1 tahun
Payback Period=($ 45.000)/($ 22.500) x 1 tahun
Payback Period=2 tahun
Payback Period dari investasi tersebut adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam
dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun.
Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period yang
paling kecil.
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan proceed
sebagai berikut:
7. 7
Tahun Proceed Proceed Kumulatif
1) $ 50.000 $ 50.000
2) $ 40.000 $ 90.000
3) $ 30.000 $ 120.000
4) $ 20.000 $ 140.000
Maka payback periodnya adalah:
Payback Period=n+(a-b)/(c-b) x 1 tahun
Payback Period=2+($ 100.000-$ 90.000)/($ 120.000-$ 90.000) x 1 tahun
Payback Period=2+($ 10.000)/($ 30.000) x 1 tahun
Payback Period=2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
2. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) digunakan untuk mengukur mana yang lebih besar, biaya yang
dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Jika nilai B/C = 1, output yang
dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Jika nilai B/C < 1 dan B < C artinya output
yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya. Umumnya proposal
investasi diterima jika B/C > 1, sebab output yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang telah
dikeluarkan.
Keterangan :
(Bt-Ct)/(1+i)t, utk (Bt-Ct) > 0 dan (Ct-Bt)/(1+i)t untuk (Bt-Ct) < 0
Net B/C rasio merupakan perbandingan antara present value positif (sebagai pembilang)
dengan jumlah present value negatif (sebagai penyebut).
Indikator NET B/C adalah :
Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
Jika Net B/C < 1 , maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan
8. 8
3. Net Present Value (NPV)
Untuk membuat hasil investasi lebih akurat, akan lebih baik memperhitungkan nilai waktu
dari uang. Karena bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan
B/C > 1, namun nilai sekarangnya sangat kecil. Melalui net present value kita dapat langsung
menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Suatu
proposal akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar
daripada nilai sekarang dari biaya total.
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan
4. Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan
return (satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek =
0.
Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek
tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang
menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus
menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah sebagai
berikut :
1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha.
2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0
3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV
4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka
kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0
9. 9
5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh
NPV yang negatif ( NPV < 0 )
6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi
antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai
NPV = 0.
7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi.
Perhitungan IRR dgn cara interpolasi
Jika diperoleh NPV +, maka carilah NPV – dgn cara meningkatkan discount faktornya
Keterangan :
i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.
i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.
Indikator IRR :
- Jika IRR > TK, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
- Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tidak layak (not go) untuk
dilaksanakan.
Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang
berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan
usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Contoh Penggunaan IRR :
Tuan Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang akan dibangun sebuah usaha yaitu
Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna adalah Rp.640 juta. Proyek penerimaan
untuk kedua usaha adalah sebagai berikut:
Berapakah IRR Pabrik Susu Tersebut ?
Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P1 adalah 19%. Maka nilai C1 adalah:
Besarnya PV dapat dilihat dan tabel Present Value Interest Factor sebagai berikut:
10. 10
NPV = PV Proceed — PV Outlays
NPV = Rp. 640,26 juta — Rp. 640 juta
NPV = Rp. 260.000
Nilai P1 dan C1 telah diketahui yaitu :
P1 adalah 19%
C1 adalah Rp.260.000
Sedangkan untuk mencari nilai C2, kita gunakan P2 misalnya 20%, sehingga nilai P2 dan C2
adalah:
NPV = PV Proceed – PV Outlays
NPV = Rp.619,91 juta – Rp.640 juta
NPV = Rp.20,09 juta
Sehingga IRR dan Pabrik Susu Tuan Yatna adalah 19,01%
5. Gross Benefit Cost Ration (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value
Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1,
proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap
tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present value
positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus
benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar
Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif
semakin layak.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus
benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar
Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif
semakin layak.
11. 11
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
MOTIF INVESTASI
Dari aspek motif dan tujuan investasi terdapat enam motif atau tujuan yang tentunya berbeda
antara satu investor dengan investor Iain. Motif atau tujuan tersebut meliputi keamanan
dana, pertumbuhan dana, pendapatan (dividen), memperoleh fasilitas perpajakan,
spekulasi dan kombinasi dari beberapa tujuan dan motif diatas. Sikap dan preferensi
masing-masing investor akan sangat menentukan dalam menetapkan motif dan tujuan dalam
berinvestasi. Selain itu motif lain dari investasi, yaitu :
1. Investasi untuk berjaga-jaga
Dengan meniatkan investasi untuk berjaga-jaga, berarti investor mengakui
keterbatasannya sebagai makhluk yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Motif
ini digunakan dengan tujuan memberikan keamanan ekonomi atas ketidakpastian di masa
depan, misalnya melalui asuransi pensiun dan asuransi kesehatan.
2. Investasi untuk kemudahan transaksi
Motif investasi ini adalah untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan atau aset
dalam pertukaran dan jual - beli yang sering dilakukan melalui lembaga-lembaga
keuangan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menjadikan transaksi dapat
dilakukan secara online, baik melalui ATM, e-banking, mobile banking, online trading,
maupun melalui fasilitas-fasilitas lain, yang menyebabkan transaksi-transaksi dapat
dilakukan secara global, tidak harus melalui tatap muka yang mengharuskan pihak-pihak
yang bertransaksi melakukan pertemuan secara fisik.
12. 12
JENIS DAN KARAKTERISTIK INSTRUMEN
JENIS INSTRUMEN
Investasi merupakan penanaman modal berupa uang atau barang berharga lainnya dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan menambah kekayaan. Selain untuk menambah
kekayaan, investasi juga bermanfaat untuk meminimalkan tekanan inflasi. Dengan
berinvestasi, nilai kekayaan yang dimiliki seseorang dapat lebih menyesuaikan dengan nilai
inflasi. Bentuk-bentuk investasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu Investasi pada Aktiva Riil
dan Investasi pada Aktiva Finansial.
INVESTASI PADA AKTIVA RIIL
Investasi pada Aktiva Riil yaitu investasi yang bentuk fisiknya dapat dilihat secara langsung.
Contoh invenstasi ini adalah sebagai berikut:
1. Emas
Emas sebagai uang yang sesungguhnya merupakan suatu jenis investasi yang terus
berkembang. Investasi ini merupakan jenis investasi yang paling aman karena merupakan
aset nyata yang dalam jangka panjang nilainya selalu naik dan jarang mengalami penurunan
secara signifikan. Di pasar, emas dijual dalam dua bentuk yaitu emas batangan dan perhiasan
emas. Selain dipengaruhi oleh banyaknya permintaan dan penawaran serta ketersediaan
tambang emas, harga emas juga dipengaruhi oleh naik turunnya nilai mata uang USD.
2. Properti
Investasi properti tergolong salah satu investasi yang banyak diminati karena nilai properti
yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Selain dari kenaikan nilainya, investasi ini juga
sangat menguntungkan karena jika dikelola dapat memberikan pemasukan tetap per bulan
atau per tahun. Properti dapat disewakan dalam bentuk dikontrakkan atau dibuat tempat kos.
Kenaikan harga properti dipengaruhi oleh inflasi, lokasi serta penawaran dan permintaan. Di
Indonesia, dalam hal penawaran dan permintaan saat ini masih terjadi kesenjangan yang
cukup signifikan karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat.
INVESTASI PADA AKTIVA FINANSIAL
Investasi pada Aktiva Finansial yaitu Investasi yang berupa surat-surat berharga. Investasi
pada Aktiva Finansial dapat dikategorikan dalam Investasi di Pasar Uang dan Investasi di
Pasar Modal sebagai berikut:
13. 13
A. INVESTASI DI PASAR UANG
1. Deposito
Deposito merupakan penyimpanan dana di bank dalam jangka waktu tertentu. Layaknya
tabungan di bank, deposito juga memberi imbalan berupa bunga deposito. Berdasarkan waktu
pembayaran bunganya, deposito dibagi menjadi Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito.
Deposito berjangka adalah deposito yang bunganya didapat saat jatuh tempo.
Deposito jenis ini merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Sedangkan Sertifikat
Deposito adalah deposito yang bunganya didapat saat menyetorkan dana di awal. Sertifikat
deposito adalah jenis deposito yang dapat diperjualbelikan karena nama nasabah tidak
tertulis. Deposito merupakan jenis investasi yang aman namun dengan pengembalian sedikit.
2. Valuta Asing
Investasi Valuta Asing adalah investasi memperjualbelikan mata uang antara negara yang
satu dengan negara yang lain. Valuta asing yang banyak dipakai dalam investasi ini biasaya
merupakan valuta asing negara-negara yang memiliki peranan cukup besar dalam dunia
internasional seperti USD, GBP dan EUR. Dalam investasi ini, kurs mata uang yang selalu
berubah-ubah dengan cepat akibat pergerakan ekonomi yang berubah-ubah merupakan faktor
utama penentu keuntungan atau kerugian. Tingkat likuiditas, pergerakan yang cepat dan
keuntungan yang tinggi membuat valuta asing menjadi investasi yang banyak diminati.
Dalam melakukan investasi ini, investor perlu senantiasa aktif memantau naik turunnya nilai
mata uang internasional. Investasi valuta asing termasuk investasi yang memiliki resiko
tinggi namun juga pengembalian yang tinggi.
3. Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat hutang yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk
mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Sertifikat ini dijual kepada bank-bank di Indonesia atau
broker-broker yang ditunjuk setiap hari Kamis dengan sistem lelang. Keuntungan yang
didapat dari pembelian sertifikat ini adalah bunga yang berkisar antara 1 – 2 % yang dipotong
pada pembelian sertifikat. Bunga dari sertifikat ini ditentukan pada saat lelang. Cara
pemberian bunga ini juga disebut sebagai bunga diskonto. Contohnya, untuk membeli
Sertifikat Bank Indonesia senilai Rp 1 miliar dengan bunga 1% cukup membayar Rp 990
juta. Pada Saat jatuh tempo, barulah uang yang didapat senilai Rp 1 miliar. Investasi ini
merupakan investasi bebas resiko dan dapat diperjualbelikan.
14. 14
4. Surat Berharga
Surat berharga adalah dokumen legitimasi atas kepemilikan uang untuk perdagangan,
perlindungan bagi pemberi hutang dan orang yang melakukan perjalanan, Contoh-contoh
surat berharga yang termasuk dalam investasi uang adalah wesel, cek, celen dan kwitansi.
B. INVESTASI DI PASAR MODAL
1. Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan
menerbitkan obligasi atau surat hutang dalam rangka mencari pinjaman modal dengan bunga
yang lebih ringan daripada suku bunga kredit. Investasi ini menarik bagi para investor karena
dapat menghasilkan bunga yang lebih tinggi dari bunga bank. Secara singkat, obligasi
memotong rantai perjalanan uang menjadi lebih pendek sehingga keuntungan yang didapat
kedua belah pihak yaitu pemberi utang atau investor dan peminjam atau perusahaan menjadi
lebih tinggi. Sebelum jatuh tempo, Obligasi dapat diperjualbelikan dengan kisaran harga dari
nilainya yang dipengaruhi oleh kondisi pasar.
2. Saham
Saham merupakan salah satu investasi yang tergolong high risk high return. Saham secara
singkat dapat diartikan sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan yang dijual oleh
perusahaan itu sendiri. Pembeli saham akan merasakan keuntungan maupun kerugian yang
diderita oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya, keuntungan yang didapat dari investasi
saham lebih tinggi dari bunga bank. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh modal dari
berbagai sumber, salah satunya adalah pinjaman bunga bank. Karena itu, perusahaan harus
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari bunga bank agar dapat membayar
hutangnya. Keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen pada akhir tahun kepada
setiap pemegang saham sesuai besar saham yang dimilikinya. Investasi saham membutuhkan
keahlian yang tinggi untuk dapat terus memprediksi iklim pasar. Selain itu, investasi ini juga
harus terus menerus dipantau.
3. Reksadana
Reksadana adalah bentuk inventasi di mana dana atau modal dari sekelompok investor
dikumpulkan untuk dikelola oleh seorang manajer investasi dalam bentuk portofolio efek.
Investasi ini tidak sulit dan dapat dimiliki masyarakat umum karena untuk berinvestasi di
15. 15
reksa dana tidak perlu memiliki keahlian investasi ataupun modal yang besar. Reksadana
dijual dengan harga yang relatif murah yaitu sekitar Rp 100.000 sampai dengan Rp 250.00.
Investasi ini memiliki resiko rendah dan likuiditas tinggi karena dapat diperjualbelikan dan
dicairkan setiap hari.
KARAKTERISTIK INSTRUMEN
Instrumen pasar keuangan memiliki beberapa hal yang sama. Sebagai permulaannya, saya
telah menyebutkan jika mereka memiliki waktu jatuh tempo yang singkat, didefinisikan
selama satu tahun atau kurang lebih. Jadi deposito jangka pendek akan memenuhi syarat
sebagai instrumen pasar keuangan, tetapi deposito selama 2 tahun tidak masuk kategori.
Waktu jatuh tempo instrumen pasar keuangan dapat berlangsung dari 1 hari untuk 1 tahun,
dengan waktu 3 bulan atau kurang lebih yang paling umum.
Selain itu, instrumen pasar keuangan umumnya memiliki 2 karakteristik sebagai berikut:
Likuiditas – Instrumen pasar keuangan adalah investasi likuid
Yang berarti bahwa mereka dapat dengan mudah dibeli dan dijual untuk harga yang
stabil. Ada pasar sekunder aktif untuk sebagian besar instrumen pasar keuangan sehingga
mereka dapat dengan mudah dijual sebelum memasuki jatuh tempo.
Keamanan – Karena likuiditasnya dan sifat dari pemberi pinjaman, instrument pasar
keuangan ini dianggap lebih aman daripada jenis lainnya
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Palembang :
Rineka Cipta.
Brigham, E. F. dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
Cakrie, Desy Tri. 2013. Perbandingan Kinerja Investasi Pada Reksadana Saham Yang
Dikelola Oleh Manajer Investasi Lokal dan Asing Di Indonesia. Tesis Magister pada
Universitas Gajah Mada Yogyakarta : tidak diterbitkan.
Darmaji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta :
Salemba Empat.
Giles et. al. 2003. Managing Collective Investment Funds. England : John Wiley & Sons Ltd.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.
Hasyim. 2012. Penilaian Kinerja Saham : Pendekatan Model Treynor. Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
Hendrawan, Bambang. 2013. Portfolio Performance Evaluation Pada Reksadana
Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE
Manurung, Adler Haymans. 2007. Reksa Dana Investasiku. Jakarta : Kompas. Martalena dan
Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta : Andi. Martono dan D. A.
Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonisia.
Meytasari, Lina. 2013. Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Dengan Metode
EROV, Sortino, dan Sharpe. Skripsi Sarjana pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta :
tidak diterbitkan.
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-jenis-investasi-menurut-pakar.html
http://sunethz.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-dari-masing.html
http://desy-pinarningrum.blogspot.com/2011/11/perbedaan-dan-fungsi-dari-metode-pbp.html
http://madces.blogspot.com/2011/02/capital-budgeting-decision-process.htm
http://henikaweningwening.blogspot.com/2012/10/metode-payback-period.html
http://1425w004.blogspot.co.id/2012/02/internal-rate-of-return-irr.html
http://www.budhii.web.id/2015/06/kriteria-investasi.html