SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
STUDI KELAYAKAN BISNIS
SEMESTER GENAP
ASPEK KEUANGAN
Pengertian Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek
keuangan memberikan gambaran yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan,
sehingga merupakan salah satu aspek yang
sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
Sumber-sumber Dana
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu :
1. Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak
luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari :
a. Pinjaman dari dunia perbankan.
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a. Setoran dari pemegang saham.
b. Dari cadangan laba .
c. Dari laba yang belum dibagi.
Biaya Kebutuhan Investasi
Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang
memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha.
Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi : biaya
prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi.
1. Biaya Prainvestasi, terdiri dari :
a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti :
a. Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin,
bangunan, perlatan, inventaris kantor dan aktiva berwujud
lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta,
lisensi, dan merk dagang
3. Biaya operasional yang terdiri dari:
Upah dan gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan air, biaya
pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya pemasaran, dan biaya-
biaya lainnya.
Arus Kas (Cash Flow)
Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash inflow
menggambarkan berapa uang yang masuk ke perusahaan dan
jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash outflow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha
terdiri dari :
1. Initial cash flow (aliran kas awal)
2. Operasional cash flow (aliran uang operasional)
3. Terminal cash flow (aliran uang akhir)
Kriteria Penilaian Investasi
Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu usaha atau investasi diantaranya :
1. Payback Period
2. Net Present Value
3. Internal Rate of Return
Payback Period
Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cash investment).
Payback Period menunjukan perbandingan antara initial cash investment
dengan aliran kas tahunan, dengan rumus sbb:
Payback Period =
Rumus Payback Period jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period = n + x 1 tahun
di mana:
n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial
investment
a = jumlah initial investment
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
Payback Period
Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu
rencana investasi/proyek sama jumlahnya setiap
tahun:
Payback Period = x 1 tahun
Apabila Payback Period lebih cepat maka investasi
layak
Apabila Payback Period lebih lama maka investasi
tidak layak
Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka
payback period yang lebih cepat yang di pilih.
 600 000 000
 300 000 000
Payback Period
Contoh soal arus kas setiap tahun jumlahnya
berbeda
Suatu usulan proyek investasi senilai Rp.
600.000.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat
periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12%
pertahun, dan arus kas pertahun adalah
Tahun 1 Rp. 300.000.000,00
Tahun 2 Rp. 250.000.000,00
Tahun 3 Rp. 200.000.000,00
Tahun 4 Rp. 150.000.000,00
Tahun 5 Rp. 100.000.000,00
Arus kas dan arus kas kumulatif
Payback Period = n + x 1 tahun
Payback Period = 2 + x 1 tahun
Payback period = 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan.
Payback period atau periode pengambalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan (2
tahun) maka usulan proyek investasi ini DI TOLAK
Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif
1 Rp. 300.000.000,00 Rp. 300.000.000,00
2 Rp. 250.000.000,00 Rp. 550.000.000,00
3 Rp. 200.000.000,00 Rp. 750.000.000,00
4 Rp. 150.000.000,00 Rp. 900.000.000,00
5 Rp. 100.000.000,00 Rp. 1.000.000.000,00
Net Present Value
Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur
apakah suatu proyek feasible atau tidak. NPV merupakan net benefit yang telah di diskon
dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebagai discount factor.
Secara singkat, formula untuk NPV adalah sebagai berikut:
NPV = (1 + i)-n
Di mana:
NB = Net Benefit = Benefit – Cost
i = discount factor
n = tahun (waktu)
Kriteria keputusan:
Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka usaha/proyek tersebut feasible
Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka usaha/proyek tersebut tidak feasible
Jika NPV = 0, maka usaha/proyek berada dalam keadaan Break Even Poin
Untuk menghitung NPV di dalam sebuah gagasan usaha (proyek), diperlukan data
tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit
dari proyek yang direncanakan.
Contoh
Seorang pengusaha merencanakan membangun sebuah industri yang
mengolah hasil-hasil pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, untuk mendirikan industri ini membutuhkan dana investasi
sebesar 35 juta rupiah yang akan di alokasikan selama dua tahun. Pada
tahun persiapan sebesar 20 juta rupiah dan tahun pertama sebesar 15
juta rupiah. Kegiatan pabrik mulai berjalan setelah 2 tahun dari
pembangunan konstruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan
berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar
Rp. 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun berikutnya seperti terlihat
pada tabel. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari
pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi mulai pada tahun
kedua dengan jumlah penghasilan sebesar Rp.10.000.000,- dan untuk
tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel. Berdasarkan pada
studi kasus di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah
hasil-hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari
segi NPV dengan discount factor sebesar 18%?
Hasil perhitungan menunjukan NPV > 0, ini berarti gagasan
usaha (proyek) tersebut feasible untuk diusahakan.
Dalam perhitungan kriteria investasi, yang perlu
mendapat perhatian adalah perkiraan cash in flows dan
cash out flows yang menyangkut dengan proyeksi, baik
cost maupun benefit masa yang akan datang. Dalam
membuat perkiraan benefit, harus benar-benar
dipertimbangkan dengan menggunakan berbagai variabel,
baik dengan melihat pekembangan trend masa lalu,
potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa akan
datang, perubahan teknologi, maupun perubahan selera
konsumen, dan lain sebagainya sehingga kesalahan dalam
membuat proyeksi dapat di minimumkan.
Contoh 2
Setelah berproduksi beberapa tahun, pimpinan perusahaan terpaksa mengganti
mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara
teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru
membutuhkan dana investasi sebesar 75 juta rupiah dan mesin baru ini
mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan
pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar 15 juta rupiah. Di dasarkan pada
pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar 20 juta
rupiah dengan biaya modal sebesar 18% per tahun. Berdasarkan pada studi kasus
ini, apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari
present value dan net present value?
Untuk melihat feasible atau tidak, kasus di atas dapat di selesaikan dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
PV = +
Dimana
PV = Present Value
CF = Cash Flow
n = Periode waktu tahun ke n
m = Periode waktu
r = Tingkat bunga
Sv = Salvage Value
Berdasarkan perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga Rp.
75.000.000,- ternyata tidak feasible karena present value < original outlays atau
original cost (harga beli mesin). Demikian pula apabila dilihat dari segi NPV, di
mana nilainya negatif, ini berarti harga mesin lebih tinggi dari NPV sebagaimana
dalam perhitungan berikut:
NPV = PV – OO
NPV = Rp. 69.100.059 – Rp. 75.000.000
NPV = -Rp. 5.899.941,-
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV = 0. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social
Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek/usaha tersebut feasible, bila
sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tersebut tidak
feasible.
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV1 dan
nilai NPV2 dengan cara coba-coba. apabila nilai NPV1 telah menunjukan
angka positif maka discount factor yang kedua harus besar dari SOCC dan
sebaliknya apabila NPV1 menunjukan angka negative maka discount factor
yang kedua beradadi bawah SOCC atau discount factor.
Formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:
IRR = i1 + x (i2 – i1)
Dimana:
i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
Contoh
Hasil perhitungan menunjukan IRR
sebesar 23,97% dan Social Opportunity
Cost of Capital (SOCC) sebesar 18%, ini
berarti IRR > SOCC, dengan demikian
proyek tersebut feasible untuk
dikerjakan. Sebaliknya apabila IRR <
SOCC ini berarti proyek tidak layak
untuk dikembangkan, dan IRR = SOCC
pengembangan proyek berada dalam
keadaan break even point.
Rasio-rasio Keuangan
Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan
untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode.
Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut
dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan
keuangan ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus
merupakan gambaran kinerja kedepan. Laporan yang disajikan akan
dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada, sehingga akan mengetahui
kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
Adapun pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan diantaranya adalah kreditu, pemegang saham, pemerintah,
manajemen, dan karyawan.
Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar
yang telah ditentukan
Jenis-jenis laporan keuangan diantaranya :
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi
keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan
pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2. Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan
semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan,
baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap kas.
Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi
 Disamping membuat cash flow perusahaan juga diminta
untuk membuat proyeksi laporan keuangannya untuk
beberapa periode (biasanya seumur proyek) proyeksi
laporan keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan
laba/rugi.
 Dari proyeksi neraca yang akan tergambar berapa harta
perusahaan, baik harta lancar, harta tetap, atau harga
lainnya. Kemudian juga akan tergambar kewajiban baik
jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang
dimiliki dari periode akan tergambar apakah ada
perubahan dan kalau ada pos-pos apa saja yang berubah,
sehingga dapat dianalisis mengapa terjadi perubahan.
Pengukuran dengan Rasio Keuangan
Agar laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angka-angka yang
ada di laporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat
digunakan adalah rasio-rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data
keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar
untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan yang menggunakan alat-alat
ukur melalui rasio keuangan, maka seorang manajer bisa mengambil keputusan
mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang.
Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat
atau tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan (Warsono,
2003:32) yaitu:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Leverage
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu
rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari:
1. Current Ratio yaitu membandingkan antara total
aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.
2. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan
persediaan dari aktiva lancar dan kemudian
membaginya dengan kewajiban lancar.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur
bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-
aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa
besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio Inventori
Turnover/ ITO dan perputaran aktiva total (Total Asset
Turnover/ TATO)
1. ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan
persediaan
2. Total Asset Turnover mengukur perputaran dari semua
aset perusahaan dan dihitung dengan cara membagi
penjualan dengan aktiva total.
Rasio Leverage/Solvabilitas
Rasio leverage adalah rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana
aktivitas operasional perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio leverage dapat menggunakan dua ukuran, yaitu
1. DR (Debt Ratio) mengukur prosentase dana yang
disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang
dimiliki perusahaan.
2. DER diukur dengan cara membandingkan antara
utang jangka panjang (long term debt) perusahaan
dengan modal ekuitas (stock equity)
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk megukur
profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
1. Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor
dengan penjualan.
2. Net Operating Profit Margin merupakan rasio perbandingan
antara laba operasi bersih (earning before interest and taxes /
EBIT) dengan penjualan.
3. Margin laba bersih (Net Profit Margin) merupakan rasio
perbandingan antara laba bersih setelah pajak (earning after taxes
/ EAT).
4. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan perbandingan
antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS),
dengan ekuitas saham (modal saham biasa).

More Related Content

Similar to KEUANGAN

Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)Dian Anggita
 
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptx
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptxANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptx
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptxdojaiya
 
Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Yadi Wijaya
 
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptx
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptxStudi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptx
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptxrioramadhan33
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14Ayulestari1234
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Mulyatii
 
Capital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptCapital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptjenniferfei2
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Restu Pamungkas
 

Similar to KEUANGAN (20)

Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptx
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptxANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptx
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI REAL ATAU ASET REAL.pptx
 
Npv irr-payback-period
Npv irr-payback-periodNpv irr-payback-period
Npv irr-payback-period
 
Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptx
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptxStudi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptx
Studi Kelayakan Bisnsi ke 3.pptx
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
 
Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik Makalah Ekonomi Teknik
Makalah Ekonomi Teknik
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
Capital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.pptCapital Budgeting.ppt
Capital Budgeting.ppt
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
5 Capital Budgeting.pptx
5 Capital Budgeting.pptx5 Capital Budgeting.pptx
5 Capital Budgeting.pptx
 
Tugas iis
Tugas iisTugas iis
Tugas iis
 
Tugas iis
Tugas iisTugas iis
Tugas iis
 
31030 10-147712147167
31030 10-14771214716731030 10-147712147167
31030 10-147712147167
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Tugas uas
Tugas uasTugas uas
Tugas uas
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
 
Analisis_Investasi.pptx
Analisis_Investasi.pptxAnalisis_Investasi.pptx
Analisis_Investasi.pptx
 

Recently uploaded

2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptxshofiyan1
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfindustrycok
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 

Recently uploaded (6)

2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
2. PILIHAN KARIR SESUAI TIPE KEPRIBADIAN.pptx
 
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdfGOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
GOYANGTOTOSITUSLOTONLINEGACORANTIRUNAD.pdf
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 

KEUANGAN

  • 1. STUDI KELAYAKAN BISNIS SEMESTER GENAP ASPEK KEUANGAN
  • 2. Pengertian Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
  • 3. Sumber-sumber Dana Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu : 1. Modal Asing (Modal Pinjaman) Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari : a. Pinjaman dari dunia perbankan. b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya. c. Pinjaman dari perusahaan nonbank. 2. Modal Sendiri Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari : a. Setoran dari pemegang saham. b. Dari cadangan laba . c. Dari laba yang belum dibagi.
  • 4. Biaya Kebutuhan Investasi Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi : biaya prainvestasi, biaya aktiva tetap, dan biaya operasi. 1. Biaya Prainvestasi, terdiri dari : a. Biaya pembuatan studi b. Biaya pengurusan izin-izin 2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti : a. Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan, perlatan, inventaris kantor dan aktiva berwujud lainnya. b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta, lisensi, dan merk dagang 3. Biaya operasional yang terdiri dari: Upah dan gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya pemasaran, dan biaya- biaya lainnya.
  • 5. Arus Kas (Cash Flow) Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash inflow menggambarkan berapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash outflow juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari : 1. Initial cash flow (aliran kas awal) 2. Operasional cash flow (aliran uang operasional) 3. Terminal cash flow (aliran uang akhir)
  • 6. Kriteria Penilaian Investasi Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi diantaranya : 1. Payback Period 2. Net Present Value 3. Internal Rate of Return
  • 7. Payback Period Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment). Payback Period menunjukan perbandingan antara initial cash investment dengan aliran kas tahunan, dengan rumus sbb: Payback Period = Rumus Payback Period jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda Payback Period = n + x 1 tahun di mana: n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment a = jumlah initial investment b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
  • 8. Payback Period Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama jumlahnya setiap tahun: Payback Period = x 1 tahun Apabila Payback Period lebih cepat maka investasi layak Apabila Payback Period lebih lama maka investasi tidak layak Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka payback period yang lebih cepat yang di pilih.
  • 9.  600 000 000  300 000 000
  • 10. Payback Period Contoh soal arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600.000.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12% pertahun, dan arus kas pertahun adalah Tahun 1 Rp. 300.000.000,00 Tahun 2 Rp. 250.000.000,00 Tahun 3 Rp. 200.000.000,00 Tahun 4 Rp. 150.000.000,00 Tahun 5 Rp. 100.000.000,00
  • 11. Arus kas dan arus kas kumulatif Payback Period = n + x 1 tahun Payback Period = 2 + x 1 tahun Payback period = 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan. Payback period atau periode pengambalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan (2 tahun) maka usulan proyek investasi ini DI TOLAK Tahun Arus Kas Arus Kas Kumulatif 1 Rp. 300.000.000,00 Rp. 300.000.000,00 2 Rp. 250.000.000,00 Rp. 550.000.000,00 3 Rp. 200.000.000,00 Rp. 750.000.000,00 4 Rp. 150.000.000,00 Rp. 900.000.000,00 5 Rp. 100.000.000,00 Rp. 1.000.000.000,00
  • 12. Net Present Value Net Present Value adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. NPV merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebagai discount factor. Secara singkat, formula untuk NPV adalah sebagai berikut: NPV = (1 + i)-n Di mana: NB = Net Benefit = Benefit – Cost i = discount factor n = tahun (waktu) Kriteria keputusan: Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka usaha/proyek tersebut feasible Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka usaha/proyek tersebut tidak feasible Jika NPV = 0, maka usaha/proyek berada dalam keadaan Break Even Poin Untuk menghitung NPV di dalam sebuah gagasan usaha (proyek), diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
  • 13. Contoh Seorang pengusaha merencanakan membangun sebuah industri yang mengolah hasil-hasil pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, untuk mendirikan industri ini membutuhkan dana investasi sebesar 35 juta rupiah yang akan di alokasikan selama dua tahun. Pada tahun persiapan sebesar 20 juta rupiah dan tahun pertama sebesar 15 juta rupiah. Kegiatan pabrik mulai berjalan setelah 2 tahun dari pembangunan konstruksi. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp. 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi mulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan sebesar Rp.10.000.000,- dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel. Berdasarkan pada studi kasus di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil-hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan discount factor sebesar 18%?
  • 14.
  • 15. Hasil perhitungan menunjukan NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) tersebut feasible untuk diusahakan.
  • 16. Dalam perhitungan kriteria investasi, yang perlu mendapat perhatian adalah perkiraan cash in flows dan cash out flows yang menyangkut dengan proyeksi, baik cost maupun benefit masa yang akan datang. Dalam membuat perkiraan benefit, harus benar-benar dipertimbangkan dengan menggunakan berbagai variabel, baik dengan melihat pekembangan trend masa lalu, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa akan datang, perubahan teknologi, maupun perubahan selera konsumen, dan lain sebagainya sehingga kesalahan dalam membuat proyeksi dapat di minimumkan.
  • 17. Contoh 2 Setelah berproduksi beberapa tahun, pimpinan perusahaan terpaksa mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru membutuhkan dana investasi sebesar 75 juta rupiah dan mesin baru ini mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar 15 juta rupiah. Di dasarkan pada pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar 20 juta rupiah dengan biaya modal sebesar 18% per tahun. Berdasarkan pada studi kasus ini, apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari present value dan net present value? Untuk melihat feasible atau tidak, kasus di atas dapat di selesaikan dengan menggunakan formula sebagai berikut : PV = + Dimana PV = Present Value CF = Cash Flow n = Periode waktu tahun ke n m = Periode waktu r = Tingkat bunga Sv = Salvage Value
  • 18. Berdasarkan perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga Rp. 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena present value < original outlays atau original cost (harga beli mesin). Demikian pula apabila dilihat dari segi NPV, di mana nilainya negatif, ini berarti harga mesin lebih tinggi dari NPV sebagaimana dalam perhitungan berikut: NPV = PV – OO NPV = Rp. 69.100.059 – Rp. 75.000.000 NPV = -Rp. 5.899.941,-
  • 19. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek/usaha tersebut feasible, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC proyek tersebut tidak feasible. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV1 dan nilai NPV2 dengan cara coba-coba. apabila nilai NPV1 telah menunjukan angka positif maka discount factor yang kedua harus besar dari SOCC dan sebaliknya apabila NPV1 menunjukan angka negative maka discount factor yang kedua beradadi bawah SOCC atau discount factor. Formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut: IRR = i1 + x (i2 – i1) Dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
  • 20. Contoh Hasil perhitungan menunjukan IRR sebesar 23,97% dan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebesar 18%, ini berarti IRR > SOCC, dengan demikian proyek tersebut feasible untuk dikerjakan. Sebaliknya apabila IRR < SOCC ini berarti proyek tidak layak untuk dikembangkan, dan IRR = SOCC pengembangan proyek berada dalam keadaan break even point.
  • 21. Rasio-rasio Keuangan Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode. Tujuannya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus merupakan gambaran kinerja kedepan. Laporan yang disajikan akan dinilai melalui rasio-rasio keuangan yang ada, sehingga akan mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Adapun pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan diantaranya adalah kreditu, pemegang saham, pemerintah, manajemen, dan karyawan. Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan
  • 22. Jenis-jenis laporan keuangan diantaranya : 1. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. 2. Laporan Laba/Rugi Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.
  • 23. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba/Rugi  Disamping membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk membuat proyeksi laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya seumur proyek) proyeksi laporan keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan laba/rugi.  Dari proyeksi neraca yang akan tergambar berapa harta perusahaan, baik harta lancar, harta tetap, atau harga lainnya. Kemudian juga akan tergambar kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang serta modal yang dimiliki dari periode akan tergambar apakah ada perubahan dan kalau ada pos-pos apa saja yang berubah, sehingga dapat dianalisis mengapa terjadi perubahan.
  • 24. Pengukuran dengan Rasio Keuangan Agar laporan keuangan yang disajikan dapat diartikan dari angka-angka yang ada di laporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan yang menggunakan alat-alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang manajer bisa mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang. Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan (Warsono, 2003:32) yaitu: 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Aktivitas 3. Rasio Leverage 4. Rasio Profitabilitas
  • 25. Rasio Likuiditas Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari: 1. Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya. 2. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancar.
  • 26. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva- aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio Inventori Turnover/ ITO dan perputaran aktiva total (Total Asset Turnover/ TATO) 1. ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan 2. Total Asset Turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.
  • 27. Rasio Leverage/Solvabilitas Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana aktivitas operasional perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dapat menggunakan dua ukuran, yaitu 1. DR (Debt Ratio) mengukur prosentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan. 2. DER diukur dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang (long term debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity)
  • 28. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk megukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan 1. Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. 2. Net Operating Profit Margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (earning before interest and taxes / EBIT) dengan penjualan. 3. Margin laba bersih (Net Profit Margin) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak (earning after taxes / EAT). 4. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal saham biasa).