SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
RESUME TUGAS 2
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE.,MM
Disusun oleh :
Nama : Mahiroh
NIM : 11011700501
Kelas : 2S-MA
Ruangan : B1.1
UNIVERSITAS BINA BANGSA
SERANG – BANTEN
TAHUN 2018
BAB IX
TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL
(CAPITAL BUDGETING)
Barang Modal (Capital Budgeting)
Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan digunakan lebih
dari satu tahun.
Pengganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan :
1. Dana yang telah dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang lama, sehingga
perlu diperhitungkan secara cermat dan berhati-hati apakah proyek tersebut
memberikan keuntungan atau tidak.
2. Dana harus diperhitungkan secara tepat, karena bila dana yang tersedia melebihi
kebutuhan investasi akan menimbulkan beban tetap, dan kalau kurang maka proses
produksi terganggu.
Lima hal penting proses penganggaran modal
1. Pembuatan proposal  Dibuat berbagai tingkat organisasi perusahaan
2. Menganalisa dan mengevaluasi  Rekomendasi
3. Pengambilan keputusan  tingkat Direksi  Manager  Pimpinan proyek
4. Pelaksanaan  Jika proposal disetujui
5. Tindak lanjut  Monitoring
Klasifikasi Proyek
 Penggantian : Kelanggengan usaha
 Penggantian : Penurunan biaya
 Ekspansi atas produk atau pasar yang ada
 Ekspansi ke produk atau pasar baru
 Proyek pengamanan dan atau lingkungan
Persamaan pengganggaran barang modal dan penilaian Sekuritas
Enam langkah yang digunakan dalam analisis sekuritas
1. Penentuan biaya proyek.
2. Estimasi kas yang diharapkan dari proyek tersebut.
3. Estimasi tingkat resiko dari proyeksi arus kas.
4. Menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek tersebut.
5. Arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang.
6. Melakukan perbandingan antara nilai sekarang dari arus kas dengan jumlah
pengeluarannya.
Kaitan antara alternatif investasi dengan yang lain :
1` Proyek Mutually Exclusive (Memilih salah satu)
Adalah serangkaian proyek dimana hanya satu proyek diantaranya yang dapat
dipilih.
2. Proyek yang independen (Berdiri sendiri)
Adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain.
3. Dependent / Contingen
Adalah keputusan memilih proyek dengan menerima satu proyek berarti
menerima pula proyek yang lain.
Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Barang Modal
Metode pemeringkatan dan perhitungan
Adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk
pengadaan barang modal.
1. Payback Period.
2. Profitability Index(Benefit Cost Ratio)
3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value = NPV).
4. Regular Internal Rate of Return (IRR).
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR).
6. Accounting Rate of Return (ARR).
1. Periode Pengembalian (Payback Period)
Adalah jangka waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan agar penerimaan bersih
dari suatu investasi dapat menutup biaya investasi tersebut. Atau dapat dikatakan
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal dari aliran kas
bersih yang diperoleh dari proyek.
Asumsi : Arus kas bersih merata sepanjang tahun. Kenyataannya, ada kemungkinan
besar bahwa aliran kas bersih tidak merata sepanjang tahun, sehingga perlu dicari
menentukan paybacknya, perhitungan tertentu. Kelemahan tehnik ini adalah:
a) mengabaikan nilai waktu dari uang
b) mengabaikan proceed dan
c) mengabaikan nilai residu.
2. Profitability Index.
Adalah tehnik penilaian investasi yang hampir sama dengan NPV, artinya
apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka
akan diterima pula dengan Profitability Index (PI).
PI = Total PV Proceed
Initial Outlays
Initial outlays = Investasi.
Kalau PI > Investasi, proyek diterima
3. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)
a. Teknik–teknik arus kas yang didiskontokan
Adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan
investasi dengan menerapkan konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
b. Menafsirkan Aliran Kas Masuk
Perhitungan Aliran Kas Masuk Operasional.
* Pendapatan
-- Biaya (tidak termasuk penyusutan)
-- Laba sebelum penyusutan dan pajak (Earning before
Depreciation Interest and Tax = EBDIT).
-- Penyusutan
-- Laba sebelum pajak (EBIT)
-- Laba bersih sesuah pajak (EAT)
+ Penyusutan
= Aliran kas masuk Operasional.
Atau Aliran Kas masuk (NCF) = EAT + Depreciation
Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Adalah nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang yang didiskontokan
terhadap biaya modal marjinal.
Contohnya: Discount factor 10%.
Tahap 1 : Tekan angka 1
Tahap 2 : Tekan bagi (:)
Tahap 3 : Tekan 1,1 untuk df= 10%, bila df 19%= 1,19
Tahap 4 : Kakau df 10%, tekan tanda “sama dengan” (=) keluar
angka 0.909 dst, untuk tahun pertama dari proyek.
Tahap 5 : dstnya : tekan (=), keluar angka 0,826, untuk tahun ke 2,
ke 3 = 0,751 dari proyek dan seterusnya
4. Internal Rate of Return = IRR
Adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang (PV) dan arus kas
masuk proyek dengan nilai sekarang dari biaya proyek / investasi.
Nilai IRR dapat diperoleh dengan cara.
• PV arus kas masuk = PB biaya Investasi.
• PV arus kas masuk - PV biaya Investasi = 0
Cara untuk menghitung rumus IRR ini dapat dilakukan :
1. Secara coba-coba
2. Secara interpolasi
3. Prosedur matematik
4. Kalkulator atau komputer keuangan
5. Grafik dari IRR dan NPV menunjukkan apakah proyek tersebut layak atau tidak
dilaksanakan, lebih penting membandingkan dua proyek yang lebih menguntungkan.
Dasar pemikiran dan penggunaan metode IRR
IRR menunjukkan suatu karakteristik “titik impas” yang penting digunakan dalam
mengevaluasi suatu proyek.
Evaluasi atas kaidah keputusan :
a. Metode terbaik harus memperhitungkan semua arus kas sepanjang umur proyek.
b. Metode terbaik memperhitungkan nilai waktu uang.
Dalam memilih proyek dari sejumlah proyek yang “mutually exclusive”, maka proyek
yang dipilih haruslah memaksimumkan harga saham perusahaan
Perbandingan antara metode NPV dan IRR
• NPV Profil (Net Present Value Profiles)
• Peringkat perpotongan (Cross Over Rate = COR)
Adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara NPV dan biaya modal perusahaan.
Adalah tingkat diskonto dimana profil NPV dari dua proyek saling berpotongan
sehingga menunjukkan bahwa NPV dari kedua proyek tersebut sama. Hal ini dapat
dilihat pada grafik COR.
• Proyek yang independen
Jika IRR proyek lebih besar dari k (df/dr), NPV akan lebih besar dari O. Jadi proyek
bersifat independen dapat disetujui berdasarkan IRR, karena pasti disetujui juga
berdasarkan NPV.
• Proyek Mutually Exclusive
Dalam NPV Profil, dimana dua proyek saling berpotongan, timbul konflik antara
NPV dan IRR.
a. Proyek tersebut berbeda ukuran (skalanya).
b. Pola arus kas keduanya berbeda.
Konflik tersebut diatas disebabkan perbedaan asumsi mengenai tingkat pengembalian
atau rein.
IRR berganda :
Adalah investasi/proyek yang tidak normal dan mungkin menghasilkan lebih dari
satu IRR yang posititf.
vestasi yang terkandung ada kedua metode tersebut.
5.Tingkat pengembalian intern yang dimodifikasi (Modified Internal Rate of Return = MIRR)
Adalah tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dan biaya proyek sama
dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value= TV), dimana nilai proyek
adalah ”nilai masa mendatang” dari kas masuk yang dimajemukkan terhadap biaya
modal perusahaan.
Pada proyek-proyek mutually ekslusive, dengan ukuran yang berbeda, proyek dengan
MIRR yang terbesar yang dipilih. MIRR lebih baik dari IRR sebagai indikator dari
tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya, namun NPV mesti tetap merupakan
metode terbaik.
6.Accounting Rate of Return (ARR)
Investasi penggantian (Replacement investment)
Adalah suatu kebijakan perusahaan untuk mengganti aktiva tetap / mesin-mesin yang
lama dengan mesin yang baru lebih modern sehingga dari penggantian tersebut
diperoleh penghematan yang menguntungkan.
Proyek Penggantian berarti mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti
tidaknya peralatan (aktiva) yang masih produktif saat ini dengan peralatan baru.
Dasar keputusan penggantian investasi atau Mesin.
1. Memperkirakan pengeluaran investasi untuk pembelian mesin baru.
2. Menentukan kas tambahan (incremental cash flow).
3. Menghitung NPV dari tambahan arus kas.
4. Menambahkan PV dari perkiraan nilai akhir ke nilai sekarang arus kas.
5. Memeriksa apakah NPV positif, untuk menentukan apakah kebijakan penggantian itu
menguntungkan atau tidak.
Proyek dengan usia yang berbeda
PT Sabong dengan 2 proyek penggantian (replacement) mesin A dan B. Investasi
mesin A $ 32 ribu dengan cash flow $ 16 ribu/thn selama 3 tahun. Proyek mesin B
dengan investasi (initial outlays) $ 42 ribu dan cash flow $12 ribu/thn selama 6 tahun.
Discount factor 10%.
Kedua proyek disamakan usianya.
Proyek A Proyek B
Initial outlays $ 32.000 $ 42.000
Cash in flow $ 16.000 $ 12.000
Estimate life 3 tahun 6tahun
NPV/df10% $ 7.776 $ 10.248
16rb 16rb 16rb 16rb 16rb 16rb
Proyek A 0 1 2 3 4 5 6
-32 rb -32rb
Proyek B 0 12rb 12rb 12rb 12rb 12rb 12rb
- 42rb
Proyek mesin A thn ketiga ada pengeluaran investasi $ 32 ribu, karena membeli alat
yang baru. Net cash Flow (NCF) = -$ 16 ribu (16 rb-32rb).
NPV A= -32rb+16/(1,1)^1+16rb/(1,1)^2 +16rb/(1,1)^3+
16rb/(1,1)^4 + 16rb/(1,1)^5 + 16rb/(1,1)^6 =$ 37.664
NPV B = -42rb+12rb/(1,1)^1 + 12rb/(1,1)^2 + 12rb/(1,1)^3 +
12rb/(1,1)^4 + 12rb/(1,1)^5 + 12rb/(1,1)^6 = $ 10.248
Proyek A lebih baik, bila usia disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B
lebih baik.
Pengaruh Inflasi terhadap Investasi.
a. Pengaruh inflasi atau disinflasi harus dimasukkan ke dalam NCF, karena tingkat
keuntungan yang disyaratkan sudah dimasukkan inflasi yang diharapkan.
b. Jika inflasi menggunakan tingkat inflasi per sektor perekonomian akan lebih baik
jika menggunakan tingkat inflasi.
c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi atau kurangnya permintaan dan
penawaran, akan mempengaruhi aliran kas masuk, sebaiknya dimasukkan dalam
analisis.
nya disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B lebih baik.
Capital rationing.
Adalah suatu proses tentang bagaimana memilih alternative investasi yang tersedia,
sehingga modal dapat digunakan dengan profit maksimal dapat diperoleh. Capital
rationing berhubungan dengan mutually exclusive, independent dan
dependent/contingent.
Contoh:
PT. Maras hanya memiliki modal sebesar $ 1.250.000 tetapi dihadapkan 6 proyek
yang akan diranking dengan peringkat berikut ini:
Poryek Net Investment IRR %
A $ 200.000 16
B 350.000 22
C 500.000 18
D 200.000 8
E 100.000 15
F 500.000 11 ..
BAB X
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Estimasi Arus Kas
Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus
kas berbeda dari laba akuntansi.
Identifikasi Arus Kas Yang Relevan
Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan
sehubungan dengan penganggaran barang modal.
Arus kas vs Laba Akuntansi
Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan,
dan bukan laba akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan
merupakan pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga :
NCF = EAT + Depreciarion
atau Laba atas modal + Pemulihan modal
Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow)
Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi.
Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental.
1.Biaya terpendam (Sunk Cost)
Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan
disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari
proyek.
2.Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost)
Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak
akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya
kesempatan harus dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat
menentukan aliran kas keluar pada proyek yang diusulkan.
3.Biaya eksternalitas
Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan
tersebut.
4.Biaya pengiriman dan pemasangan
Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung
biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli.
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)
adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan
kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan.
Evaluasi Proyek Capital Budgeting.
a. Proyek Perluasan
Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.
b. Analisa Arus Kas proyek perluasan
1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek.
2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
3. Mengambil keputusan .
Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda
1.Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR)
Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan
proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat
pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut.
2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk).
Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari
pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan
oleh suatu proyek tertentu.
3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk)
Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi.
Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat
diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya
dengan resiko.
Analisis Sensitivas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel-
variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian
(laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan
bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk.
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung
NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian
terjadi “ What if” , bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20%
Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B,
karena range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000
atau $ 8.000- 0 .
Analisis Skenario (Scenario analysis)
Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling
memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang
“baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik
sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range)
dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan.
Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling
memungkiankan bagi variable-variabel tercermin dalam distribusi probabilitas.
Tiga jenis analisis skenario
1.Skenario terburuk (Worst case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk
berdasarkan perkiraan yang wajar.
2.Skenario terbaik (Best case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik
berdasarkan perkiraan yang wajar.
3.Skenario dasar (Base scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling
menguntungkan.
Analisis Simulasi (Monte Carlo)
Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda
Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya
dan aliran kas masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk
menghitung NPV, maka proyek tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang
sama (asumsi proyek tidak unik).
Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga
dilakukan dengan “Annualized NPV Approach = ANPV)” yaitu suatu tehnik
pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek
yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual Series
(seri anuitas seragam).
Contoh :
PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai investasi $ 130.000
dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000. Biaya modal ditetapkan 10%.
Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb:
Aliran Kas Masuk (Net Cash In Flow)
Tahun ----------------------------------------------------------------
Proyek A Proyek B
_____________________________________________________________
1 $ 64.000 $ 80.000
2 66.000 60.000
3 76.000 50.000
4 --- 40.000
5 --- 30.000
6 --- 20.000
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768
PV proyek B = $ 67.060
Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan
menarik adalah proyek B.
Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV :
Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini
Tidak diperhatikan faktur umur proyek tersebut.
Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn
= $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990
ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398
Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah
kedua maka proyek A lebih menarik daripada proyek B. Proyek A dan
B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain, sehingga proyek B
direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur berbeda.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini
dibahas lebih lanjut. CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara
independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe
mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun 1990.
a. Short Sales
Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan
asset yang dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi
penurunan harga. Contohnya: harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi
penurunan harga. Saat ini, perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam
saham tersebut (dari broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima
uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $
900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan
perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas
keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus
naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar.
Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang
diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM
Adalah model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang
disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian
bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan, di mana
resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi.
CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum
required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM
menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat
keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada
asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna
(perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor
dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli
sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya.
BAB XI
BIAYA MODAL.
Pengertian Biaya Modal.
Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan
untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
Modal :
1. Hutang Obligasi.
2.Saham Preferen.
3.Saham Biasa.
4.Laba ditahan.
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk
menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk
memperoleh modal dari berbagai sumber.
Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata
tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan.
WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan PV dari
modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus
dibayarkan karena penggunaan modal tersebut.
Biaya yang harus dibayar :
1.Pembayaran Bunga.
2.Pembayaran dividen.
3.Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang
dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan
risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL.
Biaya Modal dari Hutang Perniagaan.
Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu,
sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.
Cash Discount
Cod = x 100%
Average Payable
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).
Biaya Modal dari Hutang Wesel.
Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima
Interest Payment
Cod = x 100%
Nominal Wesel – Interest Payment
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek.
Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman
paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi,
sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya.
Interest Payment + Premi Asuransi
Cod = x 100%
Nilai Nominal Hutang – (IP + PA)
Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).
Biaya Hutang dari Obligasi.
Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula, dan
dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value).
Biaya Penggunaan Modal dari Saham Preferen.
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau
diharapkan oleh pemegang saham preferen.
Dp
Biaya Saham Preferen (kp) = x 100%
Pn
Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak.
Biaya Modal dari Laba Ditahan (RE).
Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam saham
yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari saham biasa.
Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan :
1. Model Pendiskontoan Aliran Kas.
Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran
kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.
~ Dt dimana :
Po =  Po = Harga pasar saham saat ini.
t=1 (1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t
ke = Expected return bagi investor.
Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama
periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak
mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :
D
ke = x 100%
Po
Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami
pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
~ Do(1+g)t
Po =  dimana Do merupakan dividend yg di-
t=1 (1+ke)t terima pada t = 0.
Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :
D1
Po = x 100% dimana; D1 = Do(1+g).
ke – g
maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :
D1
ke = + g
Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa
tahap.
m Do(1+g1)t Dm
Po =  +
t=1 (1+ke)t (1+ke)m
m Do(1+g1)t 1 D m+1
=  + ( )( )
t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2
dimana :
Po = Harga pasar saham.
g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama.
g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m = Periode waktu pertumbuhan.
2. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM).
Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham.
ke = Rf + i(Rm – Rf)
dimana :
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko.
Rm = Tingkat keuntungan pasar.
 = Beta saham perusahaan.
Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas (GPS),
sebagai berikut :
Ri = Rf + i (Rm – Rf)
dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa.
Ri = ke
I GPS
ke2
ke1
Rf Risiko, .
0 1 2
3. Model Bond Yield Premium Risk.
Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model
ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai
dengan 5 poin persentase.
ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko.
Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.
Biaya Modal dari Emisi aham Baru.
Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena
saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).
Ror yang diharapkan dari Saham Biasa
ke =
1 – Persentase Biaya Emisi.
Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum
dikurangi biaya emisi.
D1
Atau : ke = x 100%
Pnet
dimana :
D1 = Divident yang diharapkan.
Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.
Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya
biaya modal :
D1
ke = + g
Pnet
BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.
Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara
keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital (
WACC).
Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase
Modal Komponen Modal
Bond Payable 10% $ 100,000 20%
Preferred Stock 15 100,000 20
Common Stock 21 300,000 60
$ 500,000 100%
Tambahan Modal.
Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC),
sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga
perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan
WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode
tersebut.
Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC dapat
dihitung dengan rumus sbb :
Laba Ditahan
Tambahan Modal =
Persentase Saham Biasa
Misalkan, diketahui :
Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase
Modal komponen dari total
Obligasi Rp 200.000.000 4,8% 20%
Saham Preferen 50.000.000 10 5
Saham Biasa 750.000.000 12 75
Total Rp 1.000.000.000 100%
Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.
Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya
adalah :
Rp 150.000.000
Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00.
0,75
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena
perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani
biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.
Biaya Saham Lama
Biaya Saham Baru =
1 – Biaya Emisi
Marginal Cost of Capital (MCC).
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-
rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal
marginalnya sbb :
WACC (%)
WACC = MCC
15
0 1 2 3 4 Jutaan
Rupiah Modal Baru
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.
WACC (%)
MCC
11,46
10,46
Jutaan
0 500 Rupiah Modal Baru
Skedul Biaya Modal Marginal
Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan
harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi 11,46%.
Komposisi Tambahan Modal :
Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta.
Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta.
Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta.
Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375 juta.
Biaya Modal dari Depresiasi.
Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan modal
yang berasal dari emisi saham baru.
Skedul Oportunitas Investasi (IOS).
Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat
berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
Return (%)
A = 13%
13
B = 12,5%
C = 12%
12
MCC
10 IOS
D = 10,2%
0 50 100 150 200 Jutaan
Tambahan Modal
Anggaran Modal Optimal Baru.
Sebesar Rp 180 juta.
Proyek Modal (Rp) Return (%)
A 50.000.000 13,00
B 50.000.000 12,50
C 80.000.000 12,00
D 80.000.000 10,20
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA
MODAL.
1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.
Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat
karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih
tinggi untuk memperoleh modal utang.
Tarif Pajak.
Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan
terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi
biaya modal.
2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.
Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan
komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya
modalnya akan ber-ubah.
Kebijakan Dividend.
Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri
meningkat, sehingga MACC-nya naik.
Kebijakan Investasi.
Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya
risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
BAB XII
STRUKTUR MODAL DAN LAVERAGE & KEBIJAKAN
DIVIDEN
Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang,
saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki
perusahaan dalam struktur modalnya.
Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan
perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan
investasi dan meningkatkan nilai perusahaan.
Resiko Bisnis dan Keuangan
a. Resiko Bisnis
Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas
(ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan
tersebut tidak meng-gunakan utang.
b. Resiko keuangan
Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko
bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan.
Leverage Keuangan
Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan
tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan.
TINGKAT LEVERAGE
Leverage
Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang
mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan
potensial bagi pemegang saham.
Dilihat dari income statement (full costing)
Sales Revenue XXX
Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage
Gross profit XX (Degree of operating
Operating expences XX Levrage= DOL)
EBIT XX
_________________________________
Ineterst XX Financial Leverage
EBT XX (Degree of financial
Tax rate XX Leverage = DFL)
EAT XX
Tingkat leverage operasi = DOL
Hal ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, namun perlu diingkatkan kembali
INDIFFERENCE POINT.
Menentukan struktur modal yang optimal
Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini
memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang
memaksimumkan EPS.
Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS
Analisa atas EPS yang indiferen
Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan
EPS)
Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun
perusahaan melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham
prerferen.
EPS indifference point = titik impas = SBE
Analisa Likuiditas dan arus kas.
Sejumlah kesulitan praktis sehubung-an dengan jenis analisis.
a. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage keuangan P/E
(perbandingan antara harga dengan keuntungan).
b. Perbedaan tingkat kekonservatifan manajer dengan pemegang saham
c. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin berten-tangan dengan
maksimisasi harga minimisasi biaya modal yang berjangka pendek.
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan
berapa banyak dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa
banyak yang akan ditanam kembali di perusahaan.
Tiga Pembagian Kebijakan Dividen.
1. Membagi dividen sebesar-besarnya.
2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru.
3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen
a. Peraturan hukum
b. Faktor likuiditas
c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham)
d. Pengendalian
e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan
f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal
g. Tingkat pengembalian asset
Kebijakan Dividen yang optimal
Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini
dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham
perusahaan.
Dua teori kebijakan Dividen
1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen.
Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak
mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya.
Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang
terkenal dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia yang sempurna (ada
kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang
sempurna) maka nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen. Teori ”MM”
memberikan beberapa asumsi agar teori yang terkendali (manageable).
2.Teori bird – in -the hand tallacy.
Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan nilai modal,
oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori ini dikem-
bangkan oleh Gordon-Lintner yang intinya bahwa investor memandang seekor burung
di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini
ditentang oleh teori “MM” dan sebaliknya.
Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden.
1. Information Content (Signaling Hypothesis)
Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen
pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba.
2. Clientele Effect
Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai
kebijakan dividennya.
Kebijakan Dividen dalam praktek
1. Kebijakan dividen residual
Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual
dikurangi dengan laba yang perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal
perusahaan yang optimal.
Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih menginginkan
perusahaan mena-han dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya
dalam bentuk dividen, apabila laba yang diinvestasikan kembali terse-but dapat
menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata
yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan resiko yang
sebanding.
2. Dividen yang konstan (naik secara mantap)
Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah diturunkan dalam jumlah
persentase tertentu dari laba kepada pemilik setiap periode pembayaran dividen.
Dalam hal ini, terdapat kebijakan Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah persentase
dari setiap rupiah/dolar yang dihasilkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai,
dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham.
Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra dividen policy)
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden rendah secara teratur
kemudian ditambah dengan dividen ekstra bila ada jaminan kelebihan dana yang
tersedia.
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis
menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks
1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding penghasilan
yang akan datang.
2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain).
3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen.
Stabilitas Dividen
Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan
daripada dividen pay out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap
memperhatikan tingkat pertum-buhan perusahaan.
Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan
mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya
dalam persentase yang tetap terhadap laba.
Dividen Saham (Stock Dividend)
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk uang
tunai/kas.
Stock Splits
Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil, dan
jumlah saham beredar meningkat secara proporsional sebagai akibat penurunan nilai
saham.
Reserve stock splits (pemecahan balik saham)
Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an
dengan cara menukar sejumlah saham beredar untuk saham baru.
Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama
Saham yang dipecah 2 dari 3  2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama
kembali Saham (Stock Repurchace)
Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian dari
sahamnya sendiri.
Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka laba
juga akan meningkat.
Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang dimiliki
dan menolong untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang tidak
diinginkan mengambil alih perusahaan.
Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali saham.
a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-katkan EPS.
b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen percaya saham dinilai
rendah.
c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun.
Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang
Ekuitas Saham Biasa
Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan
yang setara dengan total investasi pemegang saham biasa di dalam perusahaan.
Nilai buku per saham (Book value per share)
Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa
(dengan saham biasa ditambah dengan laba yang ditahan) dibagi dengan jumlah
lembar saham yang beredar.
Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa
 Pengendalian perusahaan
1. Surat kuasa (Proxy)
Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk bertindak atas nama
orang lain, umumnya kuasa untuk memberikan suara atas saham biasa.
2. Proxy Fight (Perebutan kuasa)
Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu kelompok untuk
memperoleh pengendalian atas perusahaan dengan jalan meminta kuasa dari
pemegang saham untuk mewakili hak suara pemegang saham dalam memilih mana-
jemen baru bagi perusahaan.
3. Pengambilalihan (Take over)
Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu kelompok berhasil memecat
manajemen perusahaan dan mengambil kendali atau perusahaan.
4. Hak Preemtif (Preemptive Right)
Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan yang memberikan
kepada pemegang saham biasa hak untuk membeli atas dasar prorata saham biasa
yang baru diterbitkan.
 Pasar untuk saham biasa
1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market)
Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-ritas yang belum terdaftar
(unlisted).
2.Bursa utama (Organized Security Exchange)
Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang nyata, yang memudahkan
perdagangan sekuritas terdaftar (listed).
Tiga Jenis Transaski Pasar Saham
1.Pasar Sekunder (Secondary market)
Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock) diperdagangkan sesudah
saham-saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan. Perdagangan saham beredar dari
perusahaan punlik yang sudah mapan.
2.Pasar Perdana (Primary market)
Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru untuk menambah modal
perusahaan. Saham tambahan dijual oleh perusahaan publik yang sudah mapan.
Proses Bank Investasi
Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan yang
membeli sekuritas dari peru-sahaan dan pemerintah serta men-jualnya kembali kepada
perusahaan dan masyarakat.
Fungsi Bank Investasi
a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas.
b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan
Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak bankir
investasi membeli surat-surat berharga dari perusahaan penerbit sekuritas tersebut
dengan harga yang lebih rendah dari harga yang akan dijual kembali.
Tanggung jawab bank investasi kepada emiten
1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment underwriting)
menanggung resiko.
2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting) berperan
sebagai agen.
3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment) Disamping
menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak laku.
BAB XIII
MODAL SAHAM DAN PERANAN INVESTASI, HUTANG JANGKA
PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN DAN MARGER, DIVESTASI,
PERUSAHAAN INDUK DAN LAVERAGE BUYOUTS
Instrumen Utang Jangka Panjang
(Long Term Debt)
Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di
mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia
membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman.
Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat
dilakukan :
1. Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah
2. Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun.
Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau
gadai), debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki
klaim atas aktiva kalau terjadi likuidasi)
Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi(Bond)
Kebaikan Long Term Debt
Biaya modal setelah pajak relatif rendah.
Bunga yang dibayarkan merupakan pengurangan pajak penghasilan.
Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat.
Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan.
Kelemahan Long Term Debt
1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage.
2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency costs.
Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang.
1. Indentur obligasi
2. Waliamanat (Trustee)
3. Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants)
4. Ketentuan Penarikan (Call Provision)
5. Dana pelunasan (Sinking fund)
6. Obligasi tanpa bunga (sangat rendah) atau Zero coupun bond
7. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate bond)
8. Junk Bond vs LBO
Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang
Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun)
dan kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran
modal yaitu pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun.
Jangka Waktu Kritis / X :
Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek
biayanya atau beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal
sumber dana luar (asing) jangka panjang.
PEMBIAYAAN CAMPURAN
1. Saham Preferen
Sudah pernah dibaha
2. Leasing
Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang
memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah uang
kepada pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu.
Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing
1. Sumber jangka menengah.
2. Kemampuan memperoleh kredit.
3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi
(sesuai kontrak).
4. Perlindungan terhadap inflasi.
5. Tingkat pembayaran secara cicilan.
6. Tingkat suku bunga tetap.
Kelemahan dengan pembiayaan leasing
1. Suku bunga lebih tinggi dari bank.
2. Harus ada agunan yang cukup.
3. Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani,
Jenis-jenis Leasing
1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back)
2. Lease Operasi (Operating lease)
3. Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease)
Contoh Perhitungan Leasing:
PT. Tiomina Jaya dihadapkan kepada 2 alaternatif apakah membeli mesin baru atau
menyewanya. Dengan membeli harga mesin Rp, 100 juta berusia 2 tahun tanpa nilai residu.
Depresiasi dengan metode garis lurus, pajak 40%. Kalau melakukan leasing , lease payment
Rp.525 juta/thn. Bank menawarkan bunga 10%/tahun. Arus kas masuk operasi dari mesin
adalah sama jika perusahaan membeli atau leasing, maka harus dicari biaya-biaya yang
timbul jika membeli versus leasing.Apakah perusahaan melakukan leasing atau meminjam
uang dari bank ?
Jawab :
Arus kas kalau membeli: (dalam jutaan Rp) .
Tahun 0 1 2 .
Harga beli mesin - 1.000
Pinjaman 1.000
Biaya bunga -100 -100
Tax saving dari bunga 40 40
Bayar pokok pinjaman -1.000
Tax saving dari depresiasi 200 200 .
Arus kas bersih 0 140 -860 .
Arus kas jika Leasing :
Lease payment -525 -525
Tak saving dari lease.pmt 210 210
Arus kas bersih 0 - 315 -315
Tingkat diskonto= After tax cost of debt= 10%(1-40%) =0,06%.
PV arus kas masuk membeli = (140/ (1+0,06) + (-860/ (1+0,06)²
= -Rp. 633,32 jt.
PV arus kas Leasing =(-315(1+0,06) + (-315(1+0.08)
= - Rp 577,2 juta
PV biaya membeli lebh besar dari PV leasing , sehingga lebih baik melakukan “leasing”.
Net Advantage to Leasing ( NAL).
NAL adalah pengehematan biaya akibat memilih alternative leasing dari pada membeli
aktiva.
N t n
NAL = ∑ ( Ot( 1 –T) –Rt(1-T)-T.Dr) / (1+rb} –(Vn/(1+rb)+ COP
t=1
Dimana:
Ot = operating cash outflow pada waktu t yg terjadi jika mebeli aktive.
Rt = leasing payment tahunan pada t.
T= tingkat pajak penghasilan perusahaan.
Dt= biaya depresiasi aktiva pada waktu t.
Vn= nilai sisa sesuadah tax pada waktu n.
rb= biaya hutang setelah pajak.
COP= harga perolehan aktiva yg tidak dibayar dengan lesse jika leasing dilakukan
MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs
Merger
Merger
Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih
perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga
“Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama.
Dasar pemikiran merger
1. Sinergi
2. Pertimbangan pajak
3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian
4. Diversifikasi
5. Mempertahankan pengendalian
Jenis-jenis Merger
1. Merger Horisontal
2. Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha
yang sama.
3. Merger Vertikal
4. Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir.
5. Merger Kongenerik
6. Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama,
tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya.
7. Merger Konglomerat
8. Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda.
Prosedur merger.
 Merger sukarela (Friendly Merger)
 Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen
kedua perusahaan.
 Merger secara paksa (Hostile Merger)
 Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran
(target company). Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil
alih oleh perusahaan lain.
 Tawaran pengambil alih (Tender Offer)
 Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain
yang disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal
ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen
perusahaan sasaran.
Alasan-alasan melakukan merger
Ada cara masuk akal (sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb:
1. Dapat beroperasi efektif- efisieien
2. Manajemen yang lebih baik.
3. Meningkatkan pertumbuhan.
4. Penghematan pajak yang belum dimanfaatkan.
5. Memanfaatkan dana yang “idle”
6. Untuk meningkatkan EPS.
Divestiture
Adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan.
Jenis-jenis Divestitur
1. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain.
2. Penjualan unit yang akan dilepaskan kepada manajer ybs.
3. Pemisahan unit tertentu untuk dijadikan sebagai perseroan baru.
4. Likuidasi aktiva secara langung kepada masyarakat.
Spin off
Adalah divestitur dimana saham perusahaan anak diberikan kepada pemegang saham
perusahaan induk.
Holding company
Adalah perseroan yang memiliki saham pada perusahaan lain dalam jumlah tertentu sehingga
ia dapat mengendalikan perusahaan tersebut.
Perusahaan Induk (Parent Company)
Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena
memiliki saham perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar
Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company)
Keunggulan Holding Company
1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh
2. Pemisahan resiko
3. Badan hukum terpisah
Kelemahan Holding Company
1. Pemajakan berganda parsial
2. Mudah dipaksa untuk melepas saham
Leveraged Buyouts (LBOs)
Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas)
dibeli dengan menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga
mengakibatkan perusahan tersebut menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat
tinggi. Acap kali manajemen perusahaan itu sendirilah yang melakukan LBOs.
BAB XIV
ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN
USAHA MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN BADAN USAHA MILIK
NEGARA (BUMN) DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt >
asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai
contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi
pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat
merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada
perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena
menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi
(retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang
manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan
lainnya.
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan:
1. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten
2. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
3. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik.
4. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
5. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya
6. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan
lainnya.
7. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
8. Mengalami kerugian terus menerus.
Metode Memprediksi Kebangkrutan
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Z Score – Metode Altman
3. Shut Down Point – Shut Down Cost
4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
5. Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1. Analisis Univariate
2. Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan
3. Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding
pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh
Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari
laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio
keuangan lainnya.
4. Analisis Multivariate.
5. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan.
Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan
dengan menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University
pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman
menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio
dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis kebangkrutan
Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan
Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus
membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi:
A. Aspek Keuangan.
B. Aspek Operasional.
C. Aspek Administrasi.
A. Aspek Keuangan.
Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur
B. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal
baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen).
C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
Indikator yang dinilai adalah:
1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai
BUMN =3.
2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan
atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri
BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan 0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1,
dan <60 skornya =0
4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus
dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor
= 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk
PUKK ini = 6. Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya
ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK
dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-
divisinya.
Analisis Shut Down Point
Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha
Alat yang dipakai adalah Cash BEP
 (Shut Down Point)
 Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada
kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang
timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang =
out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk
cost atau penyusutan).
 Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh
perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang
tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi
gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah
jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP
grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
 SDP = F / contirbution margin per unit.
 Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas
kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau
pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai
gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system).
b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan
pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat
mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern
atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan
dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik
dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah
pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban
yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap
(beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”
Alternatif menyehatkan "Persero BUMN”
1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan
investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda
Indonesia, PLN dan lainnya.
2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan
Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya.
3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah
lainnya.
4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen
5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada
kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali
struktur modal baru.
6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN
7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni,
Garuda Maintenance Facility dan lainnya..
8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang
tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-
rumah dinas dllnya.
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA
Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA

More Related Content

What's hot

Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Lia Ivvana
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialRetna Rindayani
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiyy rahmat
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaMastrynie Then
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Dayana Florencia
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALrisni sari
 
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...IrsyadArighi
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen OperasiYuko Ardi Negara
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikFisa Tiana
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 

What's hot (20)

Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 
Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05Manajemen keuangan bab 05
Manajemen keuangan bab 05
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio FinancialLatihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
Latihan soal Nilai Waktu Uang, Amortisasi dan Rasio Financial
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Analisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasiAnalisis kelayakan investasi
Analisis kelayakan investasi
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Penilaian surat berharga
Penilaian surat berhargaPenilaian surat berharga
Penilaian surat berharga
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
Tabel nilai uang (FVIF,FVIFA, PVIF, PVIFA)
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUALPPT PENENTUAN HARGA JUAL
PPT PENENTUAN HARGA JUAL
 
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN ADMINISTRASI DAN UMUM P...
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen Operasi
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 

Similar to Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA

Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Yadi Wijaya
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14Ayulestari1234
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2TitinSantiarini
 
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14sarihartati hartati
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganEndangSupandi
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuPermataShary
 
Resume uas akhir semester 2
Resume uas  akhir semester 2Resume uas  akhir semester 2
Resume uas akhir semester 2Yadi Wijaya
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgetingAlawiyahAshari
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptteskomputer
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDeviErnawatii
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasJepri April Aldo
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Khusnun Khofifah
 
Makalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iMakalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iNUROH NUROH
 

Similar to Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA (20)

Resume uas semester 2
Resume uas semester 2Resume uas semester 2
Resume uas semester 2
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
Resume bab 9 14
Resume bab 9 14Resume bab 9 14
Resume bab 9 14
 
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
MANAJEMEN KEUANGAN Resume bab 9 14
 
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
Titin santiarini Manajemen keuangan makalah 2
 
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
(Sari hartati) 11011700236 resume bab 9 14
 
Manajemen keuangan i
Manajemen keuangan iManajemen keuangan i
Manajemen keuangan i
 
Resume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuanganResume 2 materi manajemen keuangan
Resume 2 materi manajemen keuangan
 
Tugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keuTugas resume materi uas m. keu
Tugas resume materi uas m. keu
 
Resume uas akhir semester 2
Resume uas  akhir semester 2Resume uas  akhir semester 2
Resume uas akhir semester 2
 
Resume Tugas 2
Resume Tugas 2Resume Tugas 2
Resume Tugas 2
 
Mk 17 capital budgeting
Mk 17  capital budgetingMk 17  capital budgeting
Mk 17 capital budgeting
 
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.pptKuliah 7 Capital Budgeting.ppt
Kuliah 7 Capital Budgeting.ppt
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Devi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uasDevi ernawati tugas sebelum uas
Devi ernawati tugas sebelum uas
 
Jefry12
Jefry12Jefry12
Jefry12
 
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
Investment Decision Criteria/abshor.marantika/Khusnun Khofifah/3-04
 
5 Capital Budgeting.pptx
5 Capital Budgeting.pptx5 Capital Budgeting.pptx
5 Capital Budgeting.pptx
 
Makalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iMakalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan i
 
Capital Budgeting
Capital BudgetingCapital Budgeting
Capital Budgeting
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Tugas 2 resume mahiroh 11011700501 2S-.MA

  • 1. RESUME TUGAS 2 MANAJEMEN KEUANGAN 1 Dosen Pengampu : Ade Fauji, SE.,MM Disusun oleh : Nama : Mahiroh NIM : 11011700501 Kelas : 2S-MA Ruangan : B1.1 UNIVERSITAS BINA BANGSA SERANG – BANTEN TAHUN 2018
  • 2. BAB IX TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan digunakan lebih dari satu tahun. Pengganggaran modal mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan : 1. Dana yang telah dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang lama, sehingga perlu diperhitungkan secara cermat dan berhati-hati apakah proyek tersebut memberikan keuntungan atau tidak. 2. Dana harus diperhitungkan secara tepat, karena bila dana yang tersedia melebihi kebutuhan investasi akan menimbulkan beban tetap, dan kalau kurang maka proses produksi terganggu. Lima hal penting proses penganggaran modal 1. Pembuatan proposal  Dibuat berbagai tingkat organisasi perusahaan 2. Menganalisa dan mengevaluasi  Rekomendasi 3. Pengambilan keputusan  tingkat Direksi  Manager  Pimpinan proyek 4. Pelaksanaan  Jika proposal disetujui 5. Tindak lanjut  Monitoring Klasifikasi Proyek  Penggantian : Kelanggengan usaha  Penggantian : Penurunan biaya  Ekspansi atas produk atau pasar yang ada  Ekspansi ke produk atau pasar baru
  • 3.  Proyek pengamanan dan atau lingkungan Persamaan pengganggaran barang modal dan penilaian Sekuritas Enam langkah yang digunakan dalam analisis sekuritas 1. Penentuan biaya proyek. 2. Estimasi kas yang diharapkan dari proyek tersebut. 3. Estimasi tingkat resiko dari proyeksi arus kas. 4. Menentukan tingkat diskonto, atau biaya modal yang tepat untuk proyek tersebut. 5. Arus kas yang diharapkan dinyatakan dalam nilai sekarang. 6. Melakukan perbandingan antara nilai sekarang dari arus kas dengan jumlah pengeluarannya. Kaitan antara alternatif investasi dengan yang lain : 1` Proyek Mutually Exclusive (Memilih salah satu) Adalah serangkaian proyek dimana hanya satu proyek diantaranya yang dapat dipilih. 2. Proyek yang independen (Berdiri sendiri) Adalah proyek yang arus kasnya tidak dipengaruhi oleh proyek lain. 3. Dependent / Contingen Adalah keputusan memilih proyek dengan menerima satu proyek berarti menerima pula proyek yang lain. Kriteria Penetapan Peringkat atas Penganggaran Barang Modal Metode pemeringkatan dan perhitungan Adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan barang modal.
  • 4. 1. Payback Period. 2. Profitability Index(Benefit Cost Ratio) 3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value = NPV). 4. Regular Internal Rate of Return (IRR). 5. Modified Internal Rate of Return (MIRR). 6. Accounting Rate of Return (ARR). 1. Periode Pengembalian (Payback Period) Adalah jangka waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan agar penerimaan bersih dari suatu investasi dapat menutup biaya investasi tersebut. Atau dapat dikatakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal dari aliran kas bersih yang diperoleh dari proyek. Asumsi : Arus kas bersih merata sepanjang tahun. Kenyataannya, ada kemungkinan besar bahwa aliran kas bersih tidak merata sepanjang tahun, sehingga perlu dicari menentukan paybacknya, perhitungan tertentu. Kelemahan tehnik ini adalah: a) mengabaikan nilai waktu dari uang b) mengabaikan proceed dan c) mengabaikan nilai residu. 2. Profitability Index. Adalah tehnik penilaian investasi yang hampir sama dengan NPV, artinya apabila suatu proyek investasi diterima dengan menggunakan metode NPV maka akan diterima pula dengan Profitability Index (PI). PI = Total PV Proceed Initial Outlays Initial outlays = Investasi. Kalau PI > Investasi, proyek diterima
  • 5. 3. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV) a. Teknik–teknik arus kas yang didiskontokan Adalah metode yang digunakan untuk menyusun peringkat dari usulan investasi dengan menerapkan konsep nilai waktu dari uang (time value of money). b. Menafsirkan Aliran Kas Masuk Perhitungan Aliran Kas Masuk Operasional. * Pendapatan -- Biaya (tidak termasuk penyusutan) -- Laba sebelum penyusutan dan pajak (Earning before Depreciation Interest and Tax = EBDIT). -- Penyusutan -- Laba sebelum pajak (EBIT) -- Laba bersih sesuah pajak (EAT) + Penyusutan = Aliran kas masuk Operasional. Atau Aliran Kas masuk (NCF) = EAT + Depreciation Nilai Sekarang Bersih (NPV) Adalah nilai sekarang dari arus kas bersih di masa mendatang yang didiskontokan terhadap biaya modal marjinal. Contohnya: Discount factor 10%. Tahap 1 : Tekan angka 1 Tahap 2 : Tekan bagi (:) Tahap 3 : Tekan 1,1 untuk df= 10%, bila df 19%= 1,19
  • 6. Tahap 4 : Kakau df 10%, tekan tanda “sama dengan” (=) keluar angka 0.909 dst, untuk tahun pertama dari proyek. Tahap 5 : dstnya : tekan (=), keluar angka 0,826, untuk tahun ke 2, ke 3 = 0,751 dari proyek dan seterusnya 4. Internal Rate of Return = IRR Adalah tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang (PV) dan arus kas masuk proyek dengan nilai sekarang dari biaya proyek / investasi. Nilai IRR dapat diperoleh dengan cara. • PV arus kas masuk = PB biaya Investasi. • PV arus kas masuk - PV biaya Investasi = 0 Cara untuk menghitung rumus IRR ini dapat dilakukan : 1. Secara coba-coba 2. Secara interpolasi 3. Prosedur matematik 4. Kalkulator atau komputer keuangan 5. Grafik dari IRR dan NPV menunjukkan apakah proyek tersebut layak atau tidak dilaksanakan, lebih penting membandingkan dua proyek yang lebih menguntungkan. Dasar pemikiran dan penggunaan metode IRR IRR menunjukkan suatu karakteristik “titik impas” yang penting digunakan dalam mengevaluasi suatu proyek. Evaluasi atas kaidah keputusan : a. Metode terbaik harus memperhitungkan semua arus kas sepanjang umur proyek. b. Metode terbaik memperhitungkan nilai waktu uang. Dalam memilih proyek dari sejumlah proyek yang “mutually exclusive”, maka proyek yang dipilih haruslah memaksimumkan harga saham perusahaan
  • 7. Perbandingan antara metode NPV dan IRR • NPV Profil (Net Present Value Profiles) • Peringkat perpotongan (Cross Over Rate = COR) Adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara NPV dan biaya modal perusahaan. Adalah tingkat diskonto dimana profil NPV dari dua proyek saling berpotongan sehingga menunjukkan bahwa NPV dari kedua proyek tersebut sama. Hal ini dapat dilihat pada grafik COR. • Proyek yang independen Jika IRR proyek lebih besar dari k (df/dr), NPV akan lebih besar dari O. Jadi proyek bersifat independen dapat disetujui berdasarkan IRR, karena pasti disetujui juga berdasarkan NPV. • Proyek Mutually Exclusive Dalam NPV Profil, dimana dua proyek saling berpotongan, timbul konflik antara NPV dan IRR. a. Proyek tersebut berbeda ukuran (skalanya). b. Pola arus kas keduanya berbeda. Konflik tersebut diatas disebabkan perbedaan asumsi mengenai tingkat pengembalian atau rein. IRR berganda : Adalah investasi/proyek yang tidak normal dan mungkin menghasilkan lebih dari satu IRR yang posititf. vestasi yang terkandung ada kedua metode tersebut. 5.Tingkat pengembalian intern yang dimodifikasi (Modified Internal Rate of Return = MIRR) Adalah tingkat diskonto yang mengakibatkan nilai sekarang dan biaya proyek sama dengan nilai sekarang dari nilai akhirnya (Terminal Value= TV), dimana nilai proyek
  • 8. adalah ”nilai masa mendatang” dari kas masuk yang dimajemukkan terhadap biaya modal perusahaan. Pada proyek-proyek mutually ekslusive, dengan ukuran yang berbeda, proyek dengan MIRR yang terbesar yang dipilih. MIRR lebih baik dari IRR sebagai indikator dari tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya, namun NPV mesti tetap merupakan metode terbaik. 6.Accounting Rate of Return (ARR) Investasi penggantian (Replacement investment) Adalah suatu kebijakan perusahaan untuk mengganti aktiva tetap / mesin-mesin yang lama dengan mesin yang baru lebih modern sehingga dari penggantian tersebut diperoleh penghematan yang menguntungkan. Proyek Penggantian berarti mengkaji keputusan sehubungan dengan akan diganti tidaknya peralatan (aktiva) yang masih produktif saat ini dengan peralatan baru. Dasar keputusan penggantian investasi atau Mesin. 1. Memperkirakan pengeluaran investasi untuk pembelian mesin baru. 2. Menentukan kas tambahan (incremental cash flow). 3. Menghitung NPV dari tambahan arus kas. 4. Menambahkan PV dari perkiraan nilai akhir ke nilai sekarang arus kas. 5. Memeriksa apakah NPV positif, untuk menentukan apakah kebijakan penggantian itu menguntungkan atau tidak. Proyek dengan usia yang berbeda PT Sabong dengan 2 proyek penggantian (replacement) mesin A dan B. Investasi mesin A $ 32 ribu dengan cash flow $ 16 ribu/thn selama 3 tahun. Proyek mesin B dengan investasi (initial outlays) $ 42 ribu dan cash flow $12 ribu/thn selama 6 tahun. Discount factor 10%. Kedua proyek disamakan usianya.
  • 9. Proyek A Proyek B Initial outlays $ 32.000 $ 42.000 Cash in flow $ 16.000 $ 12.000 Estimate life 3 tahun 6tahun NPV/df10% $ 7.776 $ 10.248 16rb 16rb 16rb 16rb 16rb 16rb Proyek A 0 1 2 3 4 5 6 -32 rb -32rb Proyek B 0 12rb 12rb 12rb 12rb 12rb 12rb - 42rb Proyek mesin A thn ketiga ada pengeluaran investasi $ 32 ribu, karena membeli alat yang baru. Net cash Flow (NCF) = -$ 16 ribu (16 rb-32rb). NPV A= -32rb+16/(1,1)^1+16rb/(1,1)^2 +16rb/(1,1)^3+ 16rb/(1,1)^4 + 16rb/(1,1)^5 + 16rb/(1,1)^6 =$ 37.664 NPV B = -42rb+12rb/(1,1)^1 + 12rb/(1,1)^2 + 12rb/(1,1)^3 + 12rb/(1,1)^4 + 12rb/(1,1)^5 + 12rb/(1,1)^6 = $ 10.248 Proyek A lebih baik, bila usia disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B lebih baik. Pengaruh Inflasi terhadap Investasi. a. Pengaruh inflasi atau disinflasi harus dimasukkan ke dalam NCF, karena tingkat keuntungan yang disyaratkan sudah dimasukkan inflasi yang diharapkan. b. Jika inflasi menggunakan tingkat inflasi per sektor perekonomian akan lebih baik jika menggunakan tingkat inflasi.
  • 10. c. Perubahan harga yang tidak disebabkan inflasi atau kurangnya permintaan dan penawaran, akan mempengaruhi aliran kas masuk, sebaiknya dimasukkan dalam analisis. nya disamakan. Kalau tidak usia tidak disamakan, proyek B lebih baik. Capital rationing. Adalah suatu proses tentang bagaimana memilih alternative investasi yang tersedia, sehingga modal dapat digunakan dengan profit maksimal dapat diperoleh. Capital rationing berhubungan dengan mutually exclusive, independent dan dependent/contingent. Contoh: PT. Maras hanya memiliki modal sebesar $ 1.250.000 tetapi dihadapkan 6 proyek yang akan diranking dengan peringkat berikut ini: Poryek Net Investment IRR % A $ 200.000 16 B 350.000 22 C 500.000 18 D 200.000 8 E 100.000 15 F 500.000 11 ..
  • 11. BAB X ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK Estimasi Arus Kas Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus kas berbeda dari laba akuntansi. Identifikasi Arus Kas Yang Relevan Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan penganggaran barang modal. Arus kas vs Laba Akuntansi Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan bukan laba akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga : NCF = EAT + Depreciarion atau Laba atas modal + Pemulihan modal Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow) Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi. Empat masalah dalam menentukan arus kas inkremental. 1.Biaya terpendam (Sunk Cost) Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan disetujui atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek. 2.Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost) Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar pada proyek yang diusulkan.
  • 12. 3.Biaya eksternalitas Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan tersebut. 4.Biaya pengiriman dan pemasangan Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung biaya pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli. Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital) adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan. Evaluasi Proyek Capital Budgeting. a. Proyek Perluasan Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. b. Analisa Arus Kas proyek perluasan 1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk proyek. 2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai. 3. Mengambil keputusan . Tiga Resiko Proyek yang saling berbeda 1.Resiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR) Adalah resiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin dimiliki. Resiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut. 2. Resiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk). Adalah resiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Resiko ini diukur dari variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu.
  • 13. 3. Resiko pasar atau beta (Market or Beta risk) Adalah bagian resiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Resiko ini diukur dengan koefisien beta proyek. Analisa resiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya dengan resiko. Analisis Sensitivas Adalah suatu teknik untuk menganalisa resiko dengan mengubah ubah variabel- variabel kunci dan mengamati pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat resiko proyek. Analisis sensivitas termasuk Stand Alone Risk. Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana NPV jika biaya naik atau turun 10% atau 20% Contoh : Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%. Keterangan Proyek A ($000) B($000) Initial outlays 20.000 20.000 Estimasi NCF - Pesimis (3.000) 0 - Dasar/normal 4.000 4.000 - Optimis 5.000 8.000 Range 2.000 8.000 Dengan range cash flow proyek A dan B, resiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 . Analisis Skenario (Scenario analysis)
  • 14. Adalah tehnik untuk menganalisa resiko dengan membandingkan situasi yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal) dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”. Atau disebut juga suatu tehnik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan. Dalam analisis skenario probabilitas karena rantangan nilai yang paling memungkiankan bagi variable-variabel tercermin dalam distribusi probabilitas. Tiga jenis analisis skenario 1.Skenario terburuk (Worst case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk berdasarkan perkiraan yang wajar. 2.Skenario terbaik (Best case scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik berdasarkan perkiraan yang wajar. 3.Skenario dasar (Base scenario) Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling menguntungkan. Analisis Simulasi (Monte Carlo) Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan aliran kas masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV, maka proyek tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek tidak unik). Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan dengan “Annualized NPV Approach = ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk perhitungan NPV sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek
  • 15. yang bersaing menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam). Contoh : PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai investasi $ 130.000 dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000. Biaya modal ditetapkan 10%. Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb: Aliran Kas Masuk (Net Cash In Flow) Tahun ---------------------------------------------------------------- Proyek A Proyek B _____________________________________________________________ 1 $ 64.000 $ 80.000 2 66.000 60.000 3 76.000 50.000 4 --- 40.000 5 --- 30.000 6 --- 20.000 PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768 PV proyek B = $ 67.060 Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan menarik adalah proyek B. Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV : Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini Tidak diperhatikan faktur umur proyek tersebut. Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn
  • 16. = $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990 ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398 Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih menarik daripada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan satu sama lain, sehingga proyek B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari metode proyek-proyek umur berbeda. Capital Asset Pricing Model ( CAPM) Seperti dibahas pada pertemuan sebelumnya maka CAPM dalam pertemuan ini dibahas lebih lanjut. CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel” untuk jasanya tahun 1990. a. Short Sales Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan asset yang dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan harga. Contohnya: harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan harga. Saat ini, perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut (dari broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000. Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan menderita resiko kerugian yang semakin besar. Mengukur resiko adalah merupakan yang tidak mudah, karena banyak faktor yang diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah dengan premi resiko sekuritas yang bersangkutan, di mana resiko yang dimaksud di sini mercerminkan adanya diversifikasi.
  • 17. CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off resiko. CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yang sistematis dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi pasar modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat melakukan diversifikasii hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas setiap saat. Hal ini telah dibahas sebelumnya.
  • 18. BAB XI BIAYA MODAL. Pengertian Biaya Modal. Biaya modal (coc) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan. Modal : 1. Hutang Obligasi. 2.Saham Preferen. 3.Saham Biasa. 4.Laba ditahan. Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber. Konsep perhitungan biaya modal dapat dilakukan dengan menggunakan konsep rata-rata tertimbang (wacc) dari keseluru-han modal yang digunakan didalam perusahaan. WACC sifatnya “explicit”, sama dengan “discount rate” yang dapat menjadikan PV dari modal neto yang diterima perusahaan sama dengan PV dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut. Biaya yang harus dibayar : 1.Pembayaran Bunga. 2.Pembayaran dividen. 3.Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau “principal”. Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL. Biaya Modal dari Hutang Perniagaan.
  • 19. Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount. Cash Discount Cod = x 100% Average Payable Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t). Biaya Modal dari Hutang Wesel. Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima Interest Payment Cod = x 100% Nominal Wesel – Interest Payment Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax). Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek. Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus premi asuransi, sehingga jumlah yang diterima dibawah nilai nominal hutangnya. Interest Payment + Premi Asuransi Cod = x 100% Nilai Nominal Hutang – (IP + PA) Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax). Biaya Hutang dari Obligasi. Dapat dihitung dengan dua cara, yaitu denga rumus pendek atau Short Cut Formula, dan dengan Metode Accurate (menggunakan table Present Value). Biaya Penggunaan Modal dari Saham Preferen.
  • 20. Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham preferen. Dp Biaya Saham Preferen (kp) = x 100% Pn Biaya modal saham preferen sudah diperhitungkanatas dasar se-sudah pajak. Biaya Modal dari Laba Ditahan (RE). Biaya modal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (ror) dalam saham yang diharapkan akan diterima. Ini berarti sama dengan biaya modal dari saham biasa. Biaya modal dari laba ditahan dapat dihitung dengan menggunakan 3 model pendekatan : 1. Model Pendiskontoan Aliran Kas. Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal de-ngan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham. ~ Dt dimana : Po =  Po = Harga pasar saham saat ini. t=1 (1+ke)t Dt = Dividend diterima untuk periode t ke = Expected return bagi investor. Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi : D ke = x 100% Po Namun yang lebih realistis sesuai dengan harapan investor dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :
  • 21. ~ Do(1+g)t Po =  dimana Do merupakan dividend yg di- t=1 (1+ke)t terima pada t = 0. Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi : D1 Po = x 100% dimana; D1 = Do(1+g). ke – g maka, biaya modal sendiri dapat ditulis : D1 ke = + g Po Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang meng-alami pertumbuhan beberapa tahap. m Do(1+g1)t Dm Po =  + t=1 (1+ke)t (1+ke)m m Do(1+g1)t 1 D m+1 =  + ( )( ) t=1 (1+ke)t (1+ke)m ke – g2 dimana : Po = Harga pasar saham. g1 = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama. g2 = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
  • 22. m = Periode waktu pertumbuhan. 2. Model Penentuan Harga Aktiva (CAPM). Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham. ke = Rf + i(Rm – Rf) dimana : Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko. Rm = Tingkat keuntungan pasar.  = Beta saham perusahaan. Persamaan tersebut sebenarnya diperoleh dari persamaan Garis Pasar Sekuritas (GPS), sebagai berikut : Ri = Rf + i (Rm – Rf) dimana : Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik saham biasa. Ri = ke I GPS ke2 ke1 Rf Risiko, . 0 1 2
  • 23. 3. Model Bond Yield Premium Risk. Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase. ke = Hasil Obligasi + Premi Risiko. Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula. Biaya Modal dari Emisi aham Baru. Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost). Ror yang diharapkan dari Saham Biasa ke = 1 – Persentase Biaya Emisi. Catatan : Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi biaya emisi. D1 Atau : ke = x 100% Pnet dimana : D1 = Divident yang diharapkan. Pnet = Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham. Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal : D1 ke = + g Pnet BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN. Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital ( WACC).
  • 24. Komponen Biaya Masing-Masing Jumlah Persentase Modal Komponen Modal Bond Payable 10% $ 100,000 20% Preferred Stock 15 100,000 20 Common Stock 21 300,000 60 $ 500,000 100% Tambahan Modal. Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut. Besarnya tambahan modal yang diperlukan supaya tidak mening-katkan WACC dapat dihitung dengan rumus sbb : Laba Ditahan Tambahan Modal = Persentase Saham Biasa Misalkan, diketahui : Komponen Jumlah Modal Biaya masing- Persentase Modal komponen dari total Obligasi Rp 200.000.000 4,8% 20% Saham Preferen 50.000.000 10 5 Saham Biasa 750.000.000 12 75 Total Rp 1.000.000.000 100% Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00.
  • 25. Besarnya tambahan modal maksimum yang diperlukan untuk mempertahankan WACC-nya adalah : Rp 150.000.000 Tambahan Modal = Rp 200.000.000,00. 0,75 Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik. Biaya Saham Lama Biaya Saham Baru = 1 – Biaya Emisi Marginal Cost of Capital (MCC). Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata- rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb : WACC (%) WACC = MCC 15 0 1 2 3 4 Jutaan Rupiah Modal Baru MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.
  • 26. WACC (%) MCC 11,46 10,46 Jutaan 0 500 Rupiah Modal Baru Skedul Biaya Modal Marginal Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan harus menerbitkan saham baru, sehing-ga WACC-nya naik menjadi 11,46%. Komposisi Tambahan Modal : Jika Rp 200 juta. Jika Rp 500 juta. Obligasi Rp 40 juta. Obligasi Rp 100 juta. Saham Preferen Rp 10 juta. Saham Preferen Rp 25 juta. Laba Ditahan Rp 150 juta. Saham Biasa Rp 375 juta. Biaya Modal dari Depresiasi. Biaya modal dari depresiasi sama dengan biaya modal rata-rata sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru. Skedul Oportunitas Investasi (IOS). Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.
  • 27. Return (%) A = 13% 13 B = 12,5% C = 12% 12 MCC 10 IOS D = 10,2% 0 50 100 150 200 Jutaan Tambahan Modal Anggaran Modal Optimal Baru. Sebesar Rp 180 juta. Proyek Modal (Rp) Return (%) A 50.000.000 13,00 B 50.000.000 12,50 C 80.000.000 12,00 D 80.000.000 10,20 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL. 1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan. Tingkat Suku Bunga.
  • 28. Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang. Tarif Pajak. Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan terdapat cara-cara lainnya yang kurang nyata dimana kebijakan pajak mempengaruhi biaya modal. 2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan. Kebijakan Struktur Modal. Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah. Kebijakan Dividend. Penurunan ratio pembayaran dividend mungkin dapat menye-babkan biaya modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik. Kebijakan Investasi. Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.
  • 29. BAB XII STRUKTUR MODAL DAN LAVERAGE & KEBIJAKAN DIVIDEN Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai perusahaan. Resiko Bisnis dan Keuangan a. Resiko Bisnis Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian atas ekuitas (ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak meng-gunakan utang. b. Resiko keuangan Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang melebihi resiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan. Leverage Keuangan Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-penghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. TINGKAT LEVERAGE Leverage Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Dilihat dari income statement (full costing) Sales Revenue XXX
  • 30. Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage Gross profit XX (Degree of operating Operating expences XX Levrage= DOL) EBIT XX _________________________________ Ineterst XX Financial Leverage EBT XX (Degree of financial Tax rate XX Leverage = DFL) EAT XX Tingkat leverage operasi = DOL Hal ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, namun perlu diingkatkan kembali INDIFFERENCE POINT. Menentukan struktur modal yang optimal Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS. Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS Analisa atas EPS yang indiferen Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS) Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun perusahaan melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham prerferen.
  • 31. EPS indifference point = titik impas = SBE Analisa Likuiditas dan arus kas. Sejumlah kesulitan praktis sehubung-an dengan jenis analisis. a. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage keuangan P/E (perbandingan antara harga dengan keuntungan). b. Perbedaan tingkat kekonservatifan manajer dengan pemegang saham c. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin berten-tangan dengan maksimisasi harga minimisasi biaya modal yang berjangka pendek. KEBIJAKAN DIVIDEN Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan berapa banyak dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa banyak yang akan ditanam kembali di perusahaan. Tiga Pembagian Kebijakan Dividen. 1. Membagi dividen sebesar-besarnya. 2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru. 3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan dividen. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen a. Peraturan hukum b. Faktor likuiditas c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham) d. Pengendalian e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal g. Tingkat pengembalian asset
  • 32. Kebijakan Dividen yang optimal Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga saham perusahaan. Dua teori kebijakan Dividen 1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen. Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-haan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang terkenal dengan teori “MM”. Inti teori ini adalah dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang sempurna) maka nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen. Teori ”MM” memberikan beberapa asumsi agar teori yang terkendali (manageable). 2.Teori bird – in -the hand tallacy. Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko kenaikan nilai modal, oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian dividen dikurangi. Teori ini dikem- bangkan oleh Gordon-Lintner yang intinya bahwa investor memandang seekor burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini ditentang oleh teori “MM” dan sebaliknya. Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden. 1. Information Content (Signaling Hypothesis) Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. 2. Clientele Effect Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Kebijakan Dividen dalam praktek
  • 33. 1. Kebijakan dividen residual Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan laba yang perlu ditahan untuk membiayai anggaran modal perusahaan yang optimal. Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih menginginkan perusahaan mena-han dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen, apabila laba yang diinvestasikan kembali terse-but dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata yang dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan resiko yang sebanding. 2. Dividen yang konstan (naik secara mantap) Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah diturunkan dalam jumlah persentase tertentu dari laba kepada pemilik setiap periode pembayaran dividen. Dalam hal ini, terdapat kebijakan Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah persentase dari setiap rupiah/dolar yang dihasilkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra dividen policy) Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden rendah secara teratur kemudian ditambah dengan dividen ekstra bila ada jaminan kelebihan dana yang tersedia. Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP) Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks 1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding penghasilan yang akan datang. 2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain). 3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen.
  • 34. Stabilitas Dividen Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan daripada dividen pay out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap memperhatikan tingkat pertum-buhan perusahaan. Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya dalam persentase yang tetap terhadap laba. Dividen Saham (Stock Dividend) Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk uang tunai/kas. Stock Splits Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil, dan jumlah saham beredar meningkat secara proporsional sebagai akibat penurunan nilai saham. Reserve stock splits (pemecahan balik saham) Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an dengan cara menukar sejumlah saham beredar untuk saham baru. Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama Saham yang dipecah 2 dari 3  2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama kembali Saham (Stock Repurchace) Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian dari sahamnya sendiri. Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka laba juga akan meningkat. Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang dimiliki dan menolong untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang tidak diinginkan mengambil alih perusahaan.
  • 35. Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali saham. a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-katkan EPS. b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen percaya saham dinilai rendah. c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun. Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang Ekuitas Saham Biasa Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki perusahaan yang setara dengan total investasi pemegang saham biasa di dalam perusahaan. Nilai buku per saham (Book value per share) Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas saham biasa (dengan saham biasa ditambah dengan laba yang ditahan) dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa  Pengendalian perusahaan 1. Surat kuasa (Proxy) Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk bertindak atas nama orang lain, umumnya kuasa untuk memberikan suara atas saham biasa. 2. Proxy Fight (Perebutan kuasa) Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu kelompok untuk memperoleh pengendalian atas perusahaan dengan jalan meminta kuasa dari pemegang saham untuk mewakili hak suara pemegang saham dalam memilih mana- jemen baru bagi perusahaan. 3. Pengambilalihan (Take over) Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu kelompok berhasil memecat manajemen perusahaan dan mengambil kendali atau perusahaan.
  • 36. 4. Hak Preemtif (Preemptive Right) Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan yang memberikan kepada pemegang saham biasa hak untuk membeli atas dasar prorata saham biasa yang baru diterbitkan.  Pasar untuk saham biasa 1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market) Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-ritas yang belum terdaftar (unlisted). 2.Bursa utama (Organized Security Exchange) Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang nyata, yang memudahkan perdagangan sekuritas terdaftar (listed). Tiga Jenis Transaski Pasar Saham 1.Pasar Sekunder (Secondary market) Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock) diperdagangkan sesudah saham-saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan. Perdagangan saham beredar dari perusahaan punlik yang sudah mapan. 2.Pasar Perdana (Primary market) Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru untuk menambah modal perusahaan. Saham tambahan dijual oleh perusahaan publik yang sudah mapan. Proses Bank Investasi Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan yang membeli sekuritas dari peru-sahaan dan pemerintah serta men-jualnya kembali kepada perusahaan dan masyarakat. Fungsi Bank Investasi a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas. b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan
  • 37. Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak bankir investasi membeli surat-surat berharga dari perusahaan penerbit sekuritas tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga yang akan dijual kembali. Tanggung jawab bank investasi kepada emiten 1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment underwriting) menanggung resiko. 2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting) berperan sebagai agen. 3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment) Disamping menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak laku.
  • 38. BAB XIII MODAL SAHAM DAN PERANAN INVESTASI, HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN DAN MARGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LAVERAGE BUYOUTS Instrumen Utang Jangka Panjang (Long Term Debt) Utang jangka panjang adalah suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur, di mana kreditur bersedia memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu dan peminjam bersedia membayar secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Disamping sumber pembiayaan jangka panjang dari saham biasa dan saham preferen, dapat dilakukan : 1. Meminjam melalui bank, cepat, fleksibel dan biaya relatif rendah 2. Obligasi, dengan masa jatuh tempo antara 5 s/d 30 tahun. Terdiri dari : mortgage bond (obligasi dijamin sejumlah aset berupa hipotek atau gadai), debenture bond (obligasi tanpa jaminan) dan debenture subordinate (obligasi memiliki klaim atas aktiva kalau terjadi likuidasi) Kebaikan dan Kelemahan Long Term Debt atau Obligasi(Bond) Kebaikan Long Term Debt Biaya modal setelah pajak relatif rendah. Bunga yang dibayarkan merupakan pengurangan pajak penghasilan. Dengan financial leverage dimungkinkan EPS meningkat. Pengendalian operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan. Kelemahan Long Term Debt 1. Financial risk perusahaan meningkat, akibat meningkatnya financial leverage. 2. Batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajemen.
  • 39. Munculnya “Agency problem” yang mengakibatkan semakin mening-katnya agency costs. Hal-hal Khusus dalam Perjanjian Utang. 1. Indentur obligasi 2. Waliamanat (Trustee) 3. Syarat-syarat pembatas (Restrictive covenants) 4. Ketentuan Penarikan (Call Provision) 5. Dana pelunasan (Sinking fund) 6. Obligasi tanpa bunga (sangat rendah) atau Zero coupun bond 7. Obligasi dengan suku bunga mengambang (floating rate bond) 8. Junk Bond vs LBO Bunga Kredit Jangka Pendek Versus Bunga Kredit Jangka Panjang Perusahaan mengambil kebijakan batas waktu kredit jangka pendek (kurang dari satu tahun) dan kredit jangka panjang (lebih dari satu tahun). Dapat terjadi jangka waktu pertukaran modal yaitu pemakaian modal dalam beberapa bulan atau dapat lebih dari setahun. Jangka Waktu Kritis / X : Adalah jangka waktu dimana penggunaan sumber modal dari luar (asing) jangka pendek biayanya atau beban bunganya sama besar dengan apabila perusahaan menggunakan modal sumber dana luar (asing) jangka panjang. PEMBIAYAAN CAMPURAN 1. Saham Preferen Sudah pernah dibaha 2. Leasing Adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik aktiva (lessor) dan pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) dimana lessor berkewajiban membayar sejumlah uang kepada pihak lesse secara berkala untuk jangka waktu tertentu. Keuntungan dengan pembiayaan dengan leasing 1. Sumber jangka menengah.
  • 40. 2. Kemampuan memperoleh kredit. 3. Menafaatkan aktiva dan tidak perlu membayar biaya perawatan, pajak dan asuransi (sesuai kontrak). 4. Perlindungan terhadap inflasi. 5. Tingkat pembayaran secara cicilan. 6. Tingkat suku bunga tetap. Kelemahan dengan pembiayaan leasing 1. Suku bunga lebih tinggi dari bank. 2. Harus ada agunan yang cukup. 3. Sudah harus membayar sewa pada saat kontrak ditandatangani, Jenis-jenis Leasing 1. Jual dan sewa balik (Sales and Lease Back) 2. Lease Operasi (Operating lease) 3. Lease Keuangan atau Modal (Capital Lease) Contoh Perhitungan Leasing: PT. Tiomina Jaya dihadapkan kepada 2 alaternatif apakah membeli mesin baru atau menyewanya. Dengan membeli harga mesin Rp, 100 juta berusia 2 tahun tanpa nilai residu. Depresiasi dengan metode garis lurus, pajak 40%. Kalau melakukan leasing , lease payment Rp.525 juta/thn. Bank menawarkan bunga 10%/tahun. Arus kas masuk operasi dari mesin adalah sama jika perusahaan membeli atau leasing, maka harus dicari biaya-biaya yang timbul jika membeli versus leasing.Apakah perusahaan melakukan leasing atau meminjam uang dari bank ? Jawab : Arus kas kalau membeli: (dalam jutaan Rp) . Tahun 0 1 2 . Harga beli mesin - 1.000 Pinjaman 1.000 Biaya bunga -100 -100
  • 41. Tax saving dari bunga 40 40 Bayar pokok pinjaman -1.000 Tax saving dari depresiasi 200 200 . Arus kas bersih 0 140 -860 . Arus kas jika Leasing : Lease payment -525 -525 Tak saving dari lease.pmt 210 210 Arus kas bersih 0 - 315 -315 Tingkat diskonto= After tax cost of debt= 10%(1-40%) =0,06%. PV arus kas masuk membeli = (140/ (1+0,06) + (-860/ (1+0,06)² = -Rp. 633,32 jt. PV arus kas Leasing =(-315(1+0,06) + (-315(1+0.08) = - Rp 577,2 juta PV biaya membeli lebh besar dari PV leasing , sehingga lebih baik melakukan “leasing”. Net Advantage to Leasing ( NAL). NAL adalah pengehematan biaya akibat memilih alternative leasing dari pada membeli aktiva. N t n NAL = ∑ ( Ot( 1 –T) –Rt(1-T)-T.Dr) / (1+rb} –(Vn/(1+rb)+ COP t=1 Dimana: Ot = operating cash outflow pada waktu t yg terjadi jika mebeli aktive. Rt = leasing payment tahunan pada t.
  • 42. T= tingkat pajak penghasilan perusahaan. Dt= biaya depresiasi aktiva pada waktu t. Vn= nilai sisa sesuadah tax pada waktu n. rb= biaya hutang setelah pajak. COP= harga perolehan aktiva yg tidak dibayar dengan lesse jika leasing dilakukan MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LBOs Merger Merger Adalah kombinasi atau penggabungan dari beberapa perusahaan, dimana salah satu atau lebih perusahaan tersebut hilang dan membentuk satu perusahaan baru.Merger disebut juga “Consolidation” yaitu apabila dua perusahaan ukurannya kurang lebih sama. Dasar pemikiran merger 1. Sinergi 2. Pertimbangan pajak 3. Pembelian aktiva di bawah biaya penggantian 4. Diversifikasi 5. Mempertahankan pengendalian Jenis-jenis Merger 1. Merger Horisontal 2. Adalah gabungan dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam satu bidang usaha yang sama. 3. Merger Vertikal 4. Adalah gabungan antara dua perusahaan antara industri hulu dengan hilir. 5. Merger Kongenerik
  • 43. 6. Adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industri umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara kedunya. 7. Merger Konglomerat 8. Adalah penggabungan perusahaan dari industri yang benar-benar berbeda. Prosedur merger.  Merger sukarela (Friendly Merger)  Adalah merger dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh manajemen kedua perusahaan.  Merger secara paksa (Hostile Merger)  Adalah merger yang ditentang oleh manajemen dari perusahaan sasaran (target company). Perusahaan sasaran adalah perusahaan yang dicoba diambil alih oleh perusahaan lain.  Tawaran pengambil alih (Tender Offer)  Adalah tawaran dari suatu perusahaan untuk membeli saham perusahaan lain yang disampaikan langsung kepada pemegang saham perusahaan tersebut. Hal ini acap kali, tetapi tidak selalu mendapat tantangan dari manajemen perusahaan sasaran. Alasan-alasan melakukan merger Ada cara masuk akal (sensible) dan tidak masuk akal (dubiuos). Alasan merger adalah sbb: 1. Dapat beroperasi efektif- efisieien 2. Manajemen yang lebih baik. 3. Meningkatkan pertumbuhan. 4. Penghematan pajak yang belum dimanfaatkan. 5. Memanfaatkan dana yang “idle” 6. Untuk meningkatkan EPS. Divestiture Adalah penjualan sebagian aktiva operasi perusahaan. Jenis-jenis Divestitur 1. Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain.
  • 44. 2. Penjualan unit yang akan dilepaskan kepada manajer ybs. 3. Pemisahan unit tertentu untuk dijadikan sebagai perseroan baru. 4. Likuidasi aktiva secara langung kepada masyarakat. Spin off Adalah divestitur dimana saham perusahaan anak diberikan kepada pemegang saham perusahaan induk. Holding company Adalah perseroan yang memiliki saham pada perusahaan lain dalam jumlah tertentu sehingga ia dapat mengendalikan perusahaan tersebut. Perusahaan Induk (Parent Company) Adalah holding company yaitu perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain karena memiliki saham perusahaan tersebut dalam jumlah yang besar Operating Company(badan hukum terpisah dari holding company) Keunggulan Holding Company 1. Hak kendali tanpa pemilikan penuh 2. Pemisahan resiko 3. Badan hukum terpisah Kelemahan Holding Company 1. Pemajakan berganda parsial 2. Mudah dipaksa untuk melepas saham Leveraged Buyouts (LBOs) Adalah transaksi dimana saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (masyarakat luas) dibeli dengan menggunakan dana yang sebagian besar berasal dari utang, sehingga mengakibatkan perusahan tersebut menjadi milik perorangan dengan leverage yang sangat tinggi. Acap kali manajemen perusahaan itu sendirilah yang melakukan LBOs.
  • 45. BAB XIV ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN BADAN USAHA MILIK SWASTA (BUMS) DAN BADAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia. Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya. Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan: 1. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten 2. Kurangnya pengalaman secara manajerial. 3. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik. 4. Penyelewengan dan korupsi atau KKN. 5. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya 6. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya. 7. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis. 8. Mengalami kerugian terus menerus. Metode Memprediksi Kebangkrutan 1. Analisis Rasio Keuangan 2. Z Score – Metode Altman
  • 46. 3. Shut Down Point – Shut Down Cost 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN 5. Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4 Analisis kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu: 1. Analisis Univariate 2. Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan 3. Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-rasio keuangan lainnya. 4. Analisis Multivariate. 5. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic. Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak. Analisis kebangkrutan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN.
  • 47. Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut: A. Tingkat kesehatan:BUMN 1. Sehat, terdiri dari : a. AAA apabila total (TS) > 95 b. AA apabila 80 <=”95 c. A apabila 65 <TS<=”80. 2. Kurang Sehat, yang terdiri dari : a. BBB apabila 50<TS<=”65 b. BB apabila 40<.TS<=”50 c. B apabila 30<TS< =”40. 3. Tidak sehat, yang terdiri dari: a. CCC apabila 20<TS<”30 b. CC apabila 10<TS<=”20 c. C apabila TS<=”20 Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi: A. Aspek Keuangan. B. Aspek Operasional. C. Aspek Administrasi. A. Aspek Keuangan. Indikator dan Bobot Keuangan BUMN Non Infra Struktur B. Aspek Operasional. Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator ybs. Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
  • 48. Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen). C. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur) Laporan perhitungan tahunan Skor s/d akhir bulan ke 4 3 s/d akhir bulan ke 5 2 lebih dari akhir bulan ke 5 0 Indikator yang dinilai adalah: 1) Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai BUMN =3. 2) Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3. 3) Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan : Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan 0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0 4) Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6. Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi- divisinya.
  • 49. Analisis Shut Down Point Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha Alat yang dipakai adalah Cash BEP  (Shut Down Point)  Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan).  Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.  SDP = F / contirbution margin per unit.  Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar. Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(early warning system). b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%. d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal.
  • 50. e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya. 2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum. b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) . c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga. d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition” Alternatif menyehatkan "Persero BUMN” 1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya. 2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya. 3. Melakukan “Concolidation” seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah lainnya. 4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen 5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru. 6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN 7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni, Garuda Maintenance Facility dan lainnya.. 8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah- rumah dinas dllnya.