SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Agustina Bekti utari
Herlina
Maulina Agustia
Nanda Adi Putra
Nova Rosbiyanti
Nurwasih khomalasari
Tri Anugrah Cahya
Immune Deficince Condition adalah kelompok besar
penyakit sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari
berbagai macam penyakit yang menekan sistem
kekebalan tubuh. Seringkali penyebab Immune
Deficience Condition di dasari oleh penyakit kronis.
Gejala-gejala dari penyakit Immune Deficience
Condition sama dengan penyakit apa yang
mendasari.
HIV/AIDS adalah masalah kegagalan sistem
kekebalan tubuh yang serius, yang merupakan
penyebab terbanyak kematian diseluruh dunia.
Aids akan terjadi pada tahap akhir dari
perkembangan HIV dan menyebabkan sistem
kekebalan tubuh gagal total dan setelah itu
kesehatan penderita akan memburuk perlahan-
lahan. Aids dianggap sebagai penyakit menular
seksual yang paling mengancam jiwa yang dapat
dikeluarkan melalui kontak fisik (seksual)
Graves’disease (gangguan autoimun yang
mengarah ke kelenjar tiroid hiperaktif)
Penyakit Graves timbul sebagai akibat dari
produksi antibody yang merangsang tiroid.
Mekanisme respon autoimun yang terjadi pada
penyakit graves, melibatkan reaksi antibody yang
disebut dengan long acting thyroid stimulator
bereaksi dengan reseptor thyroid stimulating
hormone yang terdapat pada pemukaan kelenjar
tiroid, sehingga meningkatkan produksi hormone
tiroid yang berlebihan.
Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler yang
melibatkan otot dan saraf)
Penyakit myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun
yang mengakibatkan kelemahan otot secara progresif. Hal
ini disebabkan karena antibody menutupi reseptor
asetilkolin dengan immunoglobulin dapat mencegah
penerimaan impuls saraf, yang dalam keadaan normal
disalurkan oleh molekul asetilkolin, sehingga menimbulkan
kelemahan otot. Apabila otot yang diserang adalah otot
diafragma. Maka diafragma tidak dapat berfungsi dengan
baik sehingga dapat menyebabkan kegagalan pernafasan
dan kematian.
Lupus adalah suatu penyakit auto imun multi
sistem dengan manifestasi dan sifat yang sangat
berubah-ubah. Secara klinis, SLE merupakan
suatu penyakit kambuhan yang menyerang
setiap organ tubuh terutrama menyerang kulit,
ginjal, membran serosa, sendi, dan jantung.
Sampai saat ini penyebab SLE belum
diketahui. Di duga faktor genetik, infeksi dan
lingkungan ikut berperan pada faktor
patofisiologi SLE.
Faktor resiko:
 Genetik
 Hormon
 Imunitas
 infeksi
Penyakit sistemik lupus eritematosus (SLE)
tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi
kekebalan yang menyebabkan meningkatkan auto
antibodi yang berlebihan.
Pada sistemik lupus peningkatan produksi auto
antibodi di perkirakan terjadi akibat fungsi sel T
supressor yang abnormal sehingga menimbulkan
penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan.
Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya
merangsang antobodi tambahan, dan siklus tersebut
berulang kembali.
Pathway
Gejala yang paling sering adalah artitis simetris atau atralgia.
Gangguan ini dapat ditemukan pada sekitar 90% dari sekitar
kasus. Sendi-sendi yang paling sering terserang adalah
sendi-sendi proksimal tangan, pergelangan tangan, siku, lutut
dan pergelangan kaki.
Gejala konstitusional :
 Demam
 Rasa lelah
 Lemah
 Bb berkurang
 Anemia ringan
 Ruam pada pipi berbentuk kupu-kupu
 Nefritis
 Nyeri pada sendi
 Pemeriksaan darah
 Imunologi
 Fungsi ginjal
 Kelainan pembekuan yg behubungan
dengan anti koagulan LUPUS
 Serologi VDRL (sifilis)
 Tes vital LUPUS
 OAINS ( Obat anti inflamasi non steroid)
 Kortikosteroid
 Anti malaria untuk mengatasi kulit
 siklofospamid
1.Identitas pasien
2.Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
 Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan oleh
akumulasi cairan atau proses inflamasi
destruksi sendi kulit.
 Gangguan integritas kulit b/d lesi pada kulit
 Mobilitas fisik kerusakan b/d defometas
skeletal
Dx 1 : Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan
oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi
destruksi sendi kulit.
Tujuan : menunjukan nyeri terkontrol.
Kriteria hasil : skala nyeri dalam batas normal
1. Kaji keluhan nyeri : pencetus, catat lokasi,
karakteristik dan intesitas skala nyeri
2. Posisikan pasien senyaman mungkin
3. Hindari gerakan yang menyentak
4. Tingkatkan istirahat
5. Kolaborasi pemberian obat dengan tim
medis
Dx 2 : Gangguan Integritas kulit b.d lesi pada
kulit
Tujuan : agar tidak terjadi lesi pada kulit
1. Kaji warna dan kedalaman lesi
2. Perhatikan adanya nekroktik dan jaringan
perut
3. Beri perawatan pada lesi
4. Pertahankan penutupan lesi
5. Hindari trauma
6. Intruksikan pada pasien untuk tidak
menggaruk lesi
 DX. 3 Mobilitas fisik kerusakan b.d
defometas skeletal
 Tujuan : mempertahankan fungsi dengan
tidak hadirnya atau pembatasan kontraktor
1. Memantau tingkat inflamasi pada sendi
2. Pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas
3. Gunakan bantal kecil atau tipis dibawah
leher
4. Berikan matras busa atau pengubah
tekanan
5. Berikan obat sesuai indikasi
1. Mengkaji keluhan nyeri : pencetus, catat
lokasi, karakteristik dan intesitas skala nyeri
2. Memposisikan pasien senyaman mungkin
3. Menghindari gerakan yang menyentak
4. Meningkatkan istirahat
5. Berkolaborasi pemberian obat dengan tim
medis
1. Mengkaji warna dan kedalaman lesi
2. Memperhatikan adanya nekroktik dan
jaringan perut
3. Memberi perawatan pada lesi
4. Mempertahankan penutupan lesi
5. Menghindari trauma
6. Mengintruksikan pada pasien untuk tidak
menggaruk lesi
1. Memantau tingkat inflamasi pada sendi
2. Memindahkan dan menggunaan bantuan
mobilitas
3. menggunakan bantal kecil atau tipis
dibawah leher
4. Memberikan matras busa atau pengubah
tekanan
5. Memberikan obat sesuai indikasi
 DX.1Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan oleh
akumulasi cairan atau proses inflamasi
destruksi sendi kulit.
S :Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : pasien menunjukan ekpresi tenang
A : masalah teratasi sebagian
P :lanjutkan intervensi
Cara mengatasi nyeri pada pasien lupus

More Related Content

What's hot (20)

Penyakit auto imun bag.8
Penyakit auto imun bag.8Penyakit auto imun bag.8
Penyakit auto imun bag.8
 
Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]Artritis reumatik [autosaved]
Artritis reumatik [autosaved]
 
Penyakit lupus
Penyakit lupusPenyakit lupus
Penyakit lupus
 
Karya tulis penyakit lupus
Karya tulis penyakit lupusKarya tulis penyakit lupus
Karya tulis penyakit lupus
 
Sle jadi
Sle jadiSle jadi
Sle jadi
 
SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)
 
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadiLupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 
L aporan pendahuluan sepsis desi
L aporan pendahuluan sepsis desiL aporan pendahuluan sepsis desi
L aporan pendahuluan sepsis desi
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
 
Reaksi kusta
Reaksi kustaReaksi kusta
Reaksi kusta
 
Lupus persentasi
Lupus persentasiLupus persentasi
Lupus persentasi
 
Arhtritis reumatoid
Arhtritis reumatoidArhtritis reumatoid
Arhtritis reumatoid
 
Rhematoid Arthritis
Rhematoid ArthritisRhematoid Arthritis
Rhematoid Arthritis
 
Mengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit AutoimunMengenal ragam penyakit Autoimun
Mengenal ragam penyakit Autoimun
 
PPT lupus eritematosus systemic
PPT lupus eritematosus systemicPPT lupus eritematosus systemic
PPT lupus eritematosus systemic
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalisAsuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
 
Askep abses
Askep absesAskep abses
Askep abses
 
Asuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletalAsuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletal
 
Kep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsisKep.kritis sepsis
Kep.kritis sepsis
 

Similar to Cara mengatasi nyeri pada pasien lupus

Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoidfikri asyura
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfwidarma atmaja i komang
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power pointtristyanto
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxRidoniJoy
 
Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromewhiely_joenior
 
leaflet-lupus.docx
leaflet-lupus.docxleaflet-lupus.docx
leaflet-lupus.docxRobiDanuarta
 
Terminologi Medik - Penyakit Autoimmune
Terminologi Medik - Penyakit AutoimmuneTerminologi Medik - Penyakit Autoimmune
Terminologi Medik - Penyakit AutoimmuneGlori Elisabeth
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletalpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletalpjj_kemenkes
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaVerar Oka
 

Similar to Cara mengatasi nyeri pada pasien lupus (20)

SLE
SLESLE
SLE
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
 
ASKEP BURGER DESEASE
ASKEP BURGER DESEASEASKEP BURGER DESEASE
ASKEP BURGER DESEASE
 
Hiperseneitivitas tpe iii
Hiperseneitivitas tpe iiiHiperseneitivitas tpe iii
Hiperseneitivitas tpe iii
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
29 rani pujiningtyas-1 c (kusta)
 
ASKEP PENYAKIT HIV
ASKEP PENYAKIT HIVASKEP PENYAKIT HIV
ASKEP PENYAKIT HIV
 
Lupus mat
Lupus matLupus mat
Lupus mat
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindrome
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
leaflet-lupus.docx
leaflet-lupus.docxleaflet-lupus.docx
leaflet-lupus.docx
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Terminologi Medik - Penyakit Autoimmune
Terminologi Medik - Penyakit AutoimmuneTerminologi Medik - Penyakit Autoimmune
Terminologi Medik - Penyakit Autoimmune
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
Asuhan Keperawatan Akibat Peradangan Muskuluskeletal
 
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan LeukemiaKonsep asuhan keperawatan Leukemia
Konsep asuhan keperawatan Leukemia
 

More from Medica Health Science Institute, Universitas Respati Indonesia

More from Medica Health Science Institute, Universitas Respati Indonesia (20)

askep hemathothorax
askep hemathothoraxaskep hemathothorax
askep hemathothorax
 
Kel. 6 sar
Kel. 6 sarKel. 6 sar
Kel. 6 sar
 
Dengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic feverDengue hemmoragic fever
Dengue hemmoragic fever
 
Kel. ca lambung
Kel. ca lambungKel. ca lambung
Kel. ca lambung
 
ASKEP ca hepar
ASKEP ca heparASKEP ca hepar
ASKEP ca hepar
 
askep kolitis
askep kolitisaskep kolitis
askep kolitis
 
askep truma abdomen
askep truma abdomenaskep truma abdomen
askep truma abdomen
 
askep typus abdominalis
askep typus abdominalisaskep typus abdominalis
askep typus abdominalis
 
askep enteritis
askep enteritisaskep enteritis
askep enteritis
 
askep Gastritis
askep Gastritisaskep Gastritis
askep Gastritis
 
ASKEP copd
ASKEP copdASKEP copd
ASKEP copd
 
ASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosisASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosis
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
askep pneumonia
askep pneumoniaaskep pneumonia
askep pneumonia
 
ASKEP ca paru
ASKEP ca paruASKEP ca paru
ASKEP ca paru
 
askep ca laring
askep ca laringaskep ca laring
askep ca laring
 
ASKEP JIWA defisit perawatan diri
ASKEP JIWA defisit perawatan diriASKEP JIWA defisit perawatan diri
ASKEP JIWA defisit perawatan diri
 
ASKEP perilaku kekerasan
ASKEP perilaku kekerasanASKEP perilaku kekerasan
ASKEP perilaku kekerasan
 
ASKEP JIWA halusinasi
ASKEP JIWA halusinasiASKEP JIWA halusinasi
ASKEP JIWA halusinasi
 
ASKEP JIWA isolasi sosial
ASKEP JIWA isolasi sosialASKEP JIWA isolasi sosial
ASKEP JIWA isolasi sosial
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Cara mengatasi nyeri pada pasien lupus

  • 1. Agustina Bekti utari Herlina Maulina Agustia Nanda Adi Putra Nova Rosbiyanti Nurwasih khomalasari Tri Anugrah Cahya
  • 2.
  • 3. Immune Deficince Condition adalah kelompok besar penyakit sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari berbagai macam penyakit yang menekan sistem kekebalan tubuh. Seringkali penyebab Immune Deficience Condition di dasari oleh penyakit kronis. Gejala-gejala dari penyakit Immune Deficience Condition sama dengan penyakit apa yang mendasari.
  • 4. HIV/AIDS adalah masalah kegagalan sistem kekebalan tubuh yang serius, yang merupakan penyebab terbanyak kematian diseluruh dunia. Aids akan terjadi pada tahap akhir dari perkembangan HIV dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh gagal total dan setelah itu kesehatan penderita akan memburuk perlahan- lahan. Aids dianggap sebagai penyakit menular seksual yang paling mengancam jiwa yang dapat dikeluarkan melalui kontak fisik (seksual)
  • 5. Graves’disease (gangguan autoimun yang mengarah ke kelenjar tiroid hiperaktif) Penyakit Graves timbul sebagai akibat dari produksi antibody yang merangsang tiroid. Mekanisme respon autoimun yang terjadi pada penyakit graves, melibatkan reaksi antibody yang disebut dengan long acting thyroid stimulator bereaksi dengan reseptor thyroid stimulating hormone yang terdapat pada pemukaan kelenjar tiroid, sehingga meningkatkan produksi hormone tiroid yang berlebihan.
  • 6. Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler yang melibatkan otot dan saraf) Penyakit myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan kelemahan otot secara progresif. Hal ini disebabkan karena antibody menutupi reseptor asetilkolin dengan immunoglobulin dapat mencegah penerimaan impuls saraf, yang dalam keadaan normal disalurkan oleh molekul asetilkolin, sehingga menimbulkan kelemahan otot. Apabila otot yang diserang adalah otot diafragma. Maka diafragma tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian.
  • 7. Lupus adalah suatu penyakit auto imun multi sistem dengan manifestasi dan sifat yang sangat berubah-ubah. Secara klinis, SLE merupakan suatu penyakit kambuhan yang menyerang setiap organ tubuh terutrama menyerang kulit, ginjal, membran serosa, sendi, dan jantung.
  • 8. Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Di duga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut berperan pada faktor patofisiologi SLE. Faktor resiko:  Genetik  Hormon  Imunitas  infeksi
  • 9. Penyakit sistemik lupus eritematosus (SLE) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan meningkatkan auto antibodi yang berlebihan. Pada sistemik lupus peningkatan produksi auto antibodi di perkirakan terjadi akibat fungsi sel T supressor yang abnormal sehingga menimbulkan penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya merangsang antobodi tambahan, dan siklus tersebut berulang kembali.
  • 11. Gejala yang paling sering adalah artitis simetris atau atralgia. Gangguan ini dapat ditemukan pada sekitar 90% dari sekitar kasus. Sendi-sendi yang paling sering terserang adalah sendi-sendi proksimal tangan, pergelangan tangan, siku, lutut dan pergelangan kaki. Gejala konstitusional :  Demam  Rasa lelah  Lemah  Bb berkurang  Anemia ringan  Ruam pada pipi berbentuk kupu-kupu  Nefritis  Nyeri pada sendi
  • 12.  Pemeriksaan darah  Imunologi  Fungsi ginjal  Kelainan pembekuan yg behubungan dengan anti koagulan LUPUS  Serologi VDRL (sifilis)  Tes vital LUPUS
  • 13.  OAINS ( Obat anti inflamasi non steroid)  Kortikosteroid  Anti malaria untuk mengatasi kulit  siklofospamid
  • 14.
  • 15. 1.Identitas pasien 2.Riwayat kesehatan  Keluhan utama  Riwayat penyakit sekarang  Riwayat penyakit dahulu  Riwayat kesehatan keluarga 3. Pemeriksaan fisik
  • 16.  Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi kulit.  Gangguan integritas kulit b/d lesi pada kulit  Mobilitas fisik kerusakan b/d defometas skeletal
  • 17. Dx 1 : Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi kulit. Tujuan : menunjukan nyeri terkontrol. Kriteria hasil : skala nyeri dalam batas normal
  • 18. 1. Kaji keluhan nyeri : pencetus, catat lokasi, karakteristik dan intesitas skala nyeri 2. Posisikan pasien senyaman mungkin 3. Hindari gerakan yang menyentak 4. Tingkatkan istirahat 5. Kolaborasi pemberian obat dengan tim medis
  • 19. Dx 2 : Gangguan Integritas kulit b.d lesi pada kulit Tujuan : agar tidak terjadi lesi pada kulit
  • 20. 1. Kaji warna dan kedalaman lesi 2. Perhatikan adanya nekroktik dan jaringan perut 3. Beri perawatan pada lesi 4. Pertahankan penutupan lesi 5. Hindari trauma 6. Intruksikan pada pasien untuk tidak menggaruk lesi
  • 21.  DX. 3 Mobilitas fisik kerusakan b.d defometas skeletal  Tujuan : mempertahankan fungsi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktor
  • 22. 1. Memantau tingkat inflamasi pada sendi 2. Pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas 3. Gunakan bantal kecil atau tipis dibawah leher 4. Berikan matras busa atau pengubah tekanan 5. Berikan obat sesuai indikasi
  • 23.
  • 24. 1. Mengkaji keluhan nyeri : pencetus, catat lokasi, karakteristik dan intesitas skala nyeri 2. Memposisikan pasien senyaman mungkin 3. Menghindari gerakan yang menyentak 4. Meningkatkan istirahat 5. Berkolaborasi pemberian obat dengan tim medis
  • 25. 1. Mengkaji warna dan kedalaman lesi 2. Memperhatikan adanya nekroktik dan jaringan perut 3. Memberi perawatan pada lesi 4. Mempertahankan penutupan lesi 5. Menghindari trauma 6. Mengintruksikan pada pasien untuk tidak menggaruk lesi
  • 26. 1. Memantau tingkat inflamasi pada sendi 2. Memindahkan dan menggunaan bantuan mobilitas 3. menggunakan bantal kecil atau tipis dibawah leher 4. Memberikan matras busa atau pengubah tekanan 5. Memberikan obat sesuai indikasi
  • 27.  DX.1Nyeri akut kronis b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi kulit. S :Pasien mengatakan nyeri berkurang O : pasien menunjukan ekpresi tenang A : masalah teratasi sebagian P :lanjutkan intervensi