Dokumen tersebut merangkum tentang penyakit sistemik lupus eritematosus (SLE). SLE adalah penyakit autoimun multifaktor yang menyerang berbagai organ tubuh. Gejala SLE bervariasi untuk setiap pasien dan dapat meliputi ruam pada wajah, nyeri otot dan sendi, serta kerusakan ginjal, jantung, dan organ lain. Diagnosa SLE didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium seperti tes ANA dan komplemen rendah. Pengob
4.
Penyakit lupus adalah penyakit sistem daya tahan, atau
penyakit autoimun artinya tubuh pasien lupus
membentuk antibodi yang salah arah, yang akhirnya
merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi,
sel darah merah, leukosit, atau trombosit dan organ
lain.
Definisi
Next
5.
SLE atau LES (lupus eritematosus sistemik) adalah
penyakit radang atau imflamasi multisystem yang
penyebabnya diduga karena adanya perubahan system
imun (Albar, 2003).
Penyakit SLE akan memberikan tanda-tanda seperti
kupu-kupu pada wajah berupa ruam merah yang
menutupi pipi.
Next
7.
Hingga kini faktor yang merangsangkan sistem
pertahanan diri untuk menjadi tidak normal belum
diketahui. Namun terdapat banyak bukti bahwa Sistemik
lupus erythematosus (SLE) bersifat multifaktor,
mencakup :
Genetik
Infeksi
Lingkungan
Stress
Cahaya matahari
Faktor Resiko : hormon, imunitas, obat
Etiologi
11.
Manifestasi Klinis
Gejala pada setiap penderita berlainan, serta
ditandai oleh masa bebas gejala (remisi) dan
masa kekambuhan (eksaserbasi). Pada awal
penyakit, lupus hanya menyerang satu organ,
tetapi di kemudian hari akan melibatkan organ
lainnya.
Next
20.
Pemeriksaan Lab yang dilakukan terhadap pasien SLE:
Tes ANA ( Anti Nuclear Antibody)
Tes Anti dsDNA (double stranded)
Tes Antibodi anti-S (Smith)
Tes Anti-RNP (Ribonukleoprotein), anti- ro/anti-SS-A,
anti-La (antikoagulan lupus anti SSB, dan antibodi
antikardiolipin)
Komplemen C3, C4, dan CH50 (komplemen hemolitik)
Tes sel LE
Tes anti ssDNA (single stranded)
Jika ssDNA + menderita nefritis
Pemeriksaan Penunjang
21.
Gagal ginjal
Perikarditis
Peradangan membran pleura
Vaskulitis
susunan saraf pusat termasuk stroke dan kejang.
Perubahan kepribadian, termasuk psikosis dan
depresi dapat terjadi
Komplikasi
22.
Pengobatan SLE meliputi terapi nonfarmakologi dan terapi
farmakologi (Herfindal et al., 2000), sebagai berikut :
Terapi nonfarmakologi
Terapi farmakologi
NSAID
Antimalaria
Kortikosteroid
Siklofosfamid
Terapi hormone
Antiinfeksi/Antijamur/Antivirus
Penatalaksanaan
23.
Mencegah penyakit lupus bisa dilakukan dengan cara :
Menghindari stres dan menerapkan pola hidup sehat
Mengurangi kontak langsung berlebihan dengan
sinar matahari
Berhenti merokok
Berolah-raga teratur
Melakukan diet nutrisi
Pencegahan
24.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan
jaringan.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
proses penyakit.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber informasi.
Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan pada
penampilan fisik.
Perubahan nutrisi berhubungan dengan mual/
muntah.
Diagnosa keperawatan
25.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan
jaringan.
1. Kaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi,
karakteristik, dan intensitas (skala nyeri 1-10).
2. Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan
luka bakar metode pemajanan pada udara terbuka.
3. Lakukan penggantian balutan dan debridemen
setelah pasien di beri obat dan/atau pada hidroterapi.
Intervensi
26.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
proses penyakit.
1. Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi
dan sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan.
2. Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit,
misalnya membasuh kemudian mengeringkannya
dengan berhati-hati dan melakukan masase dengan
menggunakan lotion atau krim.
3. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut
yang steril atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai
petunjuk.
Next