1. makalah imunologi beserta penyakit
penyakit yang mengganggu sistem imun
Minggu, 02 Juni 2013
imunologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh ( Imunitas ) adalah suatu organ komplek yang memproduksi sel-
sel yang khusus yang dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel darah merah, tetapi
bekerja sama dalam melawan infeksi penyakit ataupun masuknya benda asing kedalam tubuh.
Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat bervariasi dan bersirkulasi dalam sistem
imun dan diproduksi oleh sumsum tulang. Sedangkan kelenjar limfe adalah kelenjar yang
dihubungkan satu sama lain oleh saluran limfe yang merupakan titik pertemuan dari sel-sel
sistem imun yang mempertahankan diri dari benda asing yang masuk kedalam tubuh.
Mikroorganisme yang menyerang tubuh kita dapat berupa bakteri, virus, jamur ataupun
bahan kimia.Respon tubuh terhadap imun pada dasarnya berupa proses pengenalan dan
eliminasi. Jika salah satu atau kedua proses ini terganggu maka akan terjadi gangguan
patologis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian imunologi?
2. Apa saja bakteri yang menyerang sistem imun
3. Patologi dari penyakit – penyakit yang berkaitan dengan imunologi yang disebabkan oleh
virus/bakteri ?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian imunologi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bakteri serta peranan bakteri pada tubuh mahluk hidup.
3. Untuk mengetahui penyakit penyakit yang mengganggu tubuh atau menurunkan imun pada
mahkluk hidup serta penyebab dari penyakit yang dialami tersebut.
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Imunologi
2.1.1 Sejarah Imunologi
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons
tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546, Girolamo
Fracastoro mengajukan teori kontagion yang menyatakan bahwa pada penyakit infeksi
terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu
lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata dan pada waktu
itu belum dapat diidentifikasi.
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari
infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan cacar sapi
(cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar.Dengan ditemukannya mkroskop
maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab
penyakit infeksi. Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901)
menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat
toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu
kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).
3. Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit
dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan antara
penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba
mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari
subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit
alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.
Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease)
terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi sebagai hay
fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu
alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.
Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan golongan
darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940), maka kelainan klinis berdasarkan reaksi imun
semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi baru dapat dijabarkan dengan
istilah imunologi saja.
2.1.2 Pengertian imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (
kekebalan ) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai
disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem
imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,
penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem
imun.
2.2 Macam-macam penyakit yang berkaitan dengan imunologi
1. Penyakit Sindrom Goodpasture
Sindrom Goodpasture adalah penyakit langka yang dapat mempengaruhi paru-paru
dan ginjal. Penyakit ini disebut juga sebagai penyakit antibodi anti-glomerular basement, itu
adalah suatu penyakit autoimun dimana sistem pertahanan tubuh bereaksi terhadap beberapa
bagian dari tubuh itu sendiri. Ketika system kekebalan tubuh bekerja normal, sistem ini akan
4. menciptakan antibodi untuk melawan kuman. Dalamsindrom Goodpasture, sistem kekebalan
tubuh membuat antibodi menyerang paru-paru dan ginjal.
a. Patologi
Dalam sindrom Goodpasture, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi menyerang
paru-paru dan ginjal. Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah kemungkinan penyebab,
diantaranya adalah adanya komponen yang diwariskan atau keturunan, paparan bahan kimia
tertentu termasuk pelarut hidrokarbon serta pembunuh rumput Paraquat, dan infeksi virus.
Kadang penyakit ini dipicu oleh suatu infeksi virus atau karena menghirup pelarut
hidrokarbon. Penderita sindroma Goodpasture menghasilkan antibodi terhadap sistem
penyaringan di ginjal dan terhadap alveoli dan kapiler di paru-paru. Antibodi ini ditimbun di
dasar selaput glomerulus ginjal dan alveoli paru, serta memicu terjadinya peradangan ginjal
dan perdarahan paru.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Penyakit Goodpasture jarang. Dalam populasi Eropa, kejadian adalah antara 1 di
1.000.000 dan 1 di 2.000.000. Hal ini kurang mungkin ditemukan pada populasi non-Eropa.
Sementara kasus ini terjadi pada pasien berusia antara 4 dan 80, adalah yang paling umum
antara usia 18 dan 30 dan lagi antara 50 dan 65. Tidak seperti banyak penyakit autoimun
lainnya, laki-laki mengejutkan enam kali lebih banyak terkena dibanding perempuan
d. Pencegahan
Hindari menghirup lem atau uap bensin karena bisa memicu terjadinya sindroma ini.
e. Penanggulangan
Pengobatan dipusatkan pada usaha untuk memperlambat perkembangan penyakit. Hal
ini paling efektif jika dilakukan sedini mungkin, sebelum fungsi ginjal sangat menurun
sehingga perlu dilakukan dialisa. Untuk mengurangi respon kekebalan, diberikan
corticosteroid atau obat anti-peradangan lainnya. Immunosupresan (obat penekan respon
kekebalan), seperti cyclophosphamide, digunakan secara agresif untuk mengurangi efek pada
sistem kekebalan.
Plasmaferesis adalah suatu prosedur dimana plasma darah dikeluarkan dari tubuh dan
diganti dengan cairan atau plasma dari donor. Plasmaferesis dilakukan setiap hari selama 2
minggu atau lebih, untuk membuang antibodi yang terdapat di dalam perdaran darah. Jika
fungsi ginjal sudah memburuk, mungkin perlu dilakukan dialisa. Pencangkokan ginjal akan
memberikan hasil yang memuaskan jika dilakukan setelah selama beberapa bulan tidak
ditemukan antibodi di dalam darah.
5. f. Nama bakteri : belum dapat diketahui
2. Penyakit menular seksual gonore
Gonore adalah salah satu penyakit menular seksual yang bersifat akut, disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu kuman diplococcus, gram negatif, berbentuk biji kopi,
letaknya intra atau ekstra seluler.
a. Patologi
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian
putih mata (konjungtiva). Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks
melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan
tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus
tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya
akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi
tersebut tidak menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan
dan gangguan untuk menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa
menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga
bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan
pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati,
maka akan menimbulkan kebutaan.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea,
27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara,Di Amerika Serikat, Di
Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah
resisten terhadap Ciprofloxacin,dan Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada
tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk.Beberapa
penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa
prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 – 50%.
6. Faktor risiko gonore tidak seperti penyakit menular seksual lainnya. Laki-laki dan
perempuan dapat terinfeksi dengan berbagai cara kontak seksual seperti oral, anal, atau
vaginal intercourse, bahkan 60 – 90% perempuan terkena penyakit ini hanya karena
berhubungan satu kali dengan laki-laki yang sudah terinfeksi sebelumnya. Penyakit ini juga
ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke bayinya. Wanita hamil yang terinfeksi dapat
menyebabkan kelahiran bayi dengan konjungtivitis gonokokal, suatu kondisi dimana jika
tidak diobati dapat menvebabkan kebutaan.
d. Pencegahan
Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat
mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
e. Penanggulangan
Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan. pengobatan gonore biasanya dengan
suntikan tunggal seftriakson intramuskuler ( melalui otot ) atau dengan pemberian anti biotik
per-oral ( melalui mulut ) selama 1 minggu (biasanya di beri doksisiklin). Jika gonore telah
menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita di rawat di rumah sakit dan mendapat
antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infuse).
f. Nama bakteri : Neisseria gonorhoeae
3. Penyakit tuberculosis / TBC
7. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit
ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus
menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua
yang diketahui menyerang manusia.
a. Patologi
Pada umumnya penyakit TBC menular melalui udara, dan biasanya bakteri
mikobakterium tuberklosa terbawa pada saat seseorang batuk lalu mengeluarkan dahak.
Bahayanya jika bakteri selalu masuk dan terkumpul dalam paru-paru, maka bakteri ini akan
berkembang biak dengan cepat apalagi yang mempunyai daya tahan tubuh yang rendah.
Penyebab lainnya adalah lingkungan yang lembab, kurangnya sirkulasi udara, dan kurangnya
sinar matahari dalam ruang sangat berperan terjadinya penyebaran bakteri mikobakterium
tuberklosa ini. Dengan demikian sangat mudah menyerang orang-orang disekitar dalam
kondisi lingkungan yang kurang sehat.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Penyakit TB Paru adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh kuman TB. Basil
tuberkulosis menginfeksi seseorang melalui saluran pernapasan. Penyakit ini telah
menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia
diserang TB dengan kematian 3 juta per tahun (WHO, 1993).
Khusus untuk Indonesia, data WHO baru-baru ini menunjukkan bahwa Indonesia
adalah penyumbang kasus terbesar ketiga dunia, setelah India dan Cina. Setiap tahunnya
jumlah penderita baru TB menular adalah 262.000 dan jumlah seluruh penderita baru adalah
583.000 orang per tahunnya. Diperkirakan, sekitar 140.000 orang Indonesia yang meninggal
setiap tahunnya akibat tuberkulosis ini.
d. Pencegahan
1. Jaga kesehatan badan agar senantiasa sehat dengan olahraga teratur, istirahat cukup dan
makan makanan dengan gizi yang baik dan seimbang
8. 2. Hindari melakukan hal-hal yang dapat melemahkan sistem daya tahan tubuh seperti
begadang, kurang istirahat dan stres
3. Lakukan imunisasi BCG pada bayi
4. Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
e. Penanggulangan
Jika diterapi dengan benar TBC praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi, TBC akan
mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus TBC.
Pengobatan bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah kematian dan kekambuhan.
Pengobatan TBC berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 3 bulan pengobatan dan
selanjutnya dievaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
1. Obat utama: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid. Masih
memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian
besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini. Untuk menghindari munculnya
bakteri TBC yang resisten dan mempercepat pembasmian kuman, biasanya diberikan obat
yang terdiri kombinasi 3-4 macam obat ini.
2. Obat tambahan : Kuinolon, Kanamisin, dan lain-lain.
f. Nama Bakteri : Mycobacterium tuberculosis
4. Penyakit sifillis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, merupakan
penyakit kronis dan bersifat sistemik. Selama perjalanan penyakit dapat menyerang seluruh
organ tubuh, ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh, dapat ditularkan kepada bayi
didalam kandungan.
a. Patologi
Gejala sifilis pada pria umumnya berupa luka di daerah penis, mulut, tenggorokan
dan dubur. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh setelah 3 hari sampai 3 bulan setelah
berhubungan seksual dengan penderita sifilis. Penyakit sipilis juga dapat diderita oleh kaum
wanita. Gejala sifilis pada wanita ini adalah munculnya luka yang kemerahan di daerah
vagina. Setelah beberapa minggu luka ini akan segera menghilang dan berlanjut pada stadium
9. selanjutnya jika tidak diobati. Pada stadium selanjutnya terdapat luka di daerah mulut, bibir,
tenggorokan,bahkan sampai dubur.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Asal penyakit tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun
1494 terjadi epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa
penularan sifilis melelui hubunganseksual. Pada abad ke-15 terjadiwabah di Eropa. Sesudah
tahun 1860, morbilitas sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II,
kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu.
Kasus sifilis di Indonesia adalah 0,61%. Penderita yang terbanyak adalah stadium
laten, disusulsifilis stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II
d. Pencegahan
1. Menghindari kontak langsung atau tidak berhubungan badan dengan penderita penyakit
kelamin lainnya
2. Menggunakan kondom saat berhubungan intim merupakan pencegahan sifilis yang cukup
baik
3. Jika anda aktif secara seksual , tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan medis. Hal ini
untuk mehindari penularan penyakit tersebut
4. Jika anda mengalami gejala penyakit sifilis diatas segeralah menghubungi dokter.
e. Penanggulangan
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat di cegah dengan cara
melakukan hubungan seksual secara aman misalkan menggunakan kondom.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular
penyakit sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Tidak berganti-ganti pasangan
2. Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan pempratikkan ‘protective
sex’.
Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah
terinfeksi.
Cara terlama dan masih efektif adalah dengan penyuntikan procaine penisilin di setiap
pantat (procaine diikutkan untuk mengurangi rasa sakit); dosis harus diberikan setengah di
setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.
10. f. Nama bakteri : spiroseta dan treponema pallidum
5. Penyakit Pneumonia
Radang paru-paru atau yang akrab di telinga kita sebut pneumonia adalah suatu
penyakit akibat infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penyakit ini
tergolong sangat mudah menular dan dapat bisa menyerang siapa saja tidak kenal usia, dan
jenis kelamin.
a. Patologi
Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh mikroorganisme
dan respon sistem imun terhadap infeksi. Meskipun lebih dari seratus jenis mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya sedikit dari mereka yang bertanggung jawab
pada sebagian besar kasus. Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri.
Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit. Tipe dari
bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung atau mulut. Penularannya
dapat melalui air liur & cairan yang keluar dari hidung penderita, termasuk ketika penderita
batuk/bersin, atau melalui penggunakan alat makan-minum & saputangan secara bersama-
sama.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena
pneumonia. Pada usia anak-anak, Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia menurut Survey Kesehatan
rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per
tahun.(3). Angka kematian Pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 %
11. (Unicef, 2006). Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000
anak balita setiap tahunnya.
d. Pencegahan
Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan
terapi untuk membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia.
Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang
dewasa yang beresiko tinggi:
1. Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
2. Vaksin flu
3. Vaksin Hib
e. Penanggulangan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-
oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik
diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat
bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya
membaik dalam waktu 2 minggu.
f. Nama bakteri : Streptococcus pneumoniae
6. Penyakit Herpes Genetalis
Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas
berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren.
Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat
pula oleh tipe 1.
Herpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel
yang berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat
genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu :
HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering
ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang
nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
a. Patologi
12. Genital herpes (STD, Sexual Transmitted Disease) hanya dapat ditularkan langsung
melalui kontak seksual (oral sex, anal sex, atau normal sex, masturbasi menggunakan bantuan
sex toys /alat tidak steril) termasuk ke-genital-genital, mulut-ke-genital, atau kontak dengan
partner yang terinfeksi.. Individu dengan herpes aktif atau luka di sekitar mulut mereka atau
di alat kelamin mereka hanya terlibat dalam seks, melalui vagina atau anus. Melalui anus
yang kerap terjadi disekitar lingkungan kita.Wanita hamil terserang herpes bayi mempunyai
risiko tinggi tertular. Virus dapat ditularkan kepada janin melalui placenta selama kehamilan
atau selama persalinan vaginal.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Data- data di beberapa RS di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi herpes genital
rendah sekali pada tahun 1992 di RSUP dr.Moewardi yaitu hanya 10 kasus dari 9983
penderita IMS. Namun, prevalensi di RSUD Dr.Soetomo agak tinggi yaitu sebesar 64 dari
653 kasus IMS dan lebih tinggi lagi di RSUP Denpasar yaitu 22 kasus dari 126 kasus IMS
(Hakim, 2009).
d. Pencegahan
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual Selalu menjaga higienis organ
genetalia , Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan, Jangan lupa
menggunakan kondom bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS, Mintalah jarum suntik baru
setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.
e. Penanggulangan
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan
bisa memperpendek lamanya serangan.Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus
mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini
mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.Asiklovir atau obat anti-virus lainnya bisa
diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.Obat
ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko
penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini
pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.
13. f. Nama bakteri : virus herpes simplex (VHS)
7. Penyait tifus
Penyakit tifus (demam tifoid) adalah penyakit yang disebabkan oleh baksil
Abdomenalis dengan masa inkubasi kurang lebih satu bulan. Tifus Adomen juga disebabkan
oleh Salmonella typhi, dengan demam tinggi yang berlangsung selama 1-3 minggu.
a. Patologi
Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus
halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau
Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis
(keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak
kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah
dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan
menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Penyakit Tipus atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan Typhus Abdominalis
(typhoid) disebabkan oleh sejenis kuman yang disebut dengan Typhoid Bacillus. Kuman ini
menyerang jaringan - jaringan getah bening. Penyakit ini sering menyerang pada anak yang
berumur diatas 2 tahun. Walaupun sebenarnya tidak termasuk sebagai penyakit yang
berbahaya, namun seringkali membuat para orang tua khawatir karena gejala yang mengikuti
penyakit tipus ini yang biasanya juga bisa mengakibatkan dehidrasi serta radang otak bila
tidak ditangani dengan benar.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
14. Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik)
di Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. Di Indonesia penderita demam
tifoid cukup banyak diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan tersebar di mana-
mana. Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama pada musim panas. Demam tifoid
dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak besar,umur 5- 9
tahun.
d. Pencegahan
Mencegah penyakit tipus ini adalah dengan cara menjaga kebersihan makanan yang
kita konsumsi. Ini tidak hanya berarti makan jadi yang kita konsumsi harus selalu bersih,
namun kita juga harus memperhatikan mulai dari sumber bahan makanan, cara pengolahan,
serta cara penyajiannya. hal terpenting adalah sebisa mungkin mneghindari mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak bahan kimia dan bahan pengawet.
Selain itu, pencegahan terhadap penyakit tipus ini bisa dilakukan dengan cara
mendapatkan imunisasi tipus. Imunisasi jenis ini diberikan sebanyak 3x, yaitu pada umur 15
bulan, 16 bulan, dan 17 bulan dan pengulangannya dilakukan 3 tahun sekali. Imunisasi ini
juga bisa diberikan kepada orang dewasa jika salah satu anggota keluarganya ada yang
mengalami serangan penyakit tipus.
e. Penanggulangan
Pada dasarnya dengan hanya cukup beristirahat penyakit ini bisa sembuh dengan
sendirinya. Apalagi bila penderita masih dengan sadar hanya mengkonsumsi makanan yang
bertekstur lembut seperti halnya bubur malah bisa mempercepat proses kesembuhan penyakit
tipus ini. Apabila ternyata dibutuhkan rawat inap di rumah sakit, biasanya penderita akan di
infus sebagai salah satu cara untuk memberikan cairan serta nutrisi yang cukup kepada
penderita. Dengan istirahat yang cukup sampai kondisi benar- benar pulih tentu akan
membuat proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Jangan buru - buru mengambil
kesimpulan bahwa penyakit tipus telah pergi saat demam mulai turun karena pada penyakit
tipus akan terjadi kondisi demam on - off sampai penderita benar - benar sembuh.
f. Bakteri : Salmonella typhi
8. Penyakit diare
Diare yaitu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar
dari biasanya, yang disertai perubahan bentuk konsistensi tinja dari penderita.
15. a. Patologi
Keracunan makanan, mengonsumsi jamur tertentu, salah minum obat, stres/emosi,
minum alcohol, penyait alergi terhadap gula fruktosa/laktosa, memakan makanan yang asam,
pedas, bersantan secara berlebihan, kelebihan vitamin C, karena infeksi bakteri seperti
escherichiacoli, salmonella, dan vibrio colera.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Epidemiologi diare dapat diartikan sehagai suatu study menganai kejadian diare,
penyebarannya dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya diare pada kelompok
penduduk.
Kejadian diare di Indonesia diperkirakan 40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana
70 % - 80 % dari padanya terjadi pada golongan umur balita. Insiden tertinggi terdapat pada
usia dibawah 2 tahun.
d. Pencegahan
Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun
cara pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu: 1) sebelum
makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak
dan 5) sebelum menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa,
kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
e. Penanggulangan
Beberapa cara penggulangan diare antara lain:
1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di
kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak
diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan
elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal
(keracunan air).
16. 2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan
jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam
jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.
f. Bakteri : Escherichia coli
9. Penyakit Kandilom Akuminata
a. Patologi
Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV).
HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18,
dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan
dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin) Terdapat papul atau tumor
(benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous
atau mirip jengger ayam. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder
berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap. Merokok,
penggunaan kontrasepsi oral, berganti-ganti pasangan seksual, dan hubungan seksual pada
usia dini merupakan faktor resiko kondiloma akuminata.
b. Hospes : Manusia
c. Epidemiologi
Saat ini kondiloma akuminata sekarang menjadi penyebab paling utama suatu
penyakit menular seksual bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma akuminata terjadi pada
5,5 juta orang Amerika setiap tahun dan diperkirakan memiliki prevalensi 20 juta. Kondiloma
akuminata adalah infeksi anorektal yang paling umum yang mempengaruhi pria
homoseksual. Namun, juga sering terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual dan wanita.
Meskipun cara penularan paling umum melalui hubungan seksual namun penyebab non
seksual juga dapat terjadi.
17. Pada pasien HIV positif prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi HIV pada
perjalanan penyakit HPV tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan
immunocompromise dan terapi penggunaan antiretroviral.
d. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya dengan menjaga
kebersihan lingkungan dan tubuh. Selain itu jagalah agar tubuh tidak selalu berkeringat atau
dalam keadaan lembap. Bagi pria sebaiknya dilakukan khitan sejak kecil. Sebaiknya tidak
melakukan kontak seksual dengan penderita karena dapat tertular penyakit ini. Pencegahan
pada pasangan suami istri juga harus dilakukan. Pada penderita wanita dilakukan
pemeriksaan pap’s smear. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang
disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.
e. Penanggulangan
Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria, misalnya
di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna,
prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya,
introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri.
1. Pengolesan daerah yang terkena kondiloma akuminata dengan tingtura podofilin 20%, 1-2
minggu.
2. Salep 5 fluorourasil 5%.
3. Bedah listrik (elektrokauterisasi).
4. Bedah skapel (eksisi).
5. Bedah beku dengan nitrogen cair.
6. Pada yang tidak dikhitan dapat dilakukan eksisi dan khitan
Jika masih baru (hitungan hari-minggu) muncul, masih dapat diobati dengan obat oles
tingtura podofilin 25%. kutil baru ditanadai dengan warnanya yang kemerahan. Jika sudah
lama/kronis, ditendai dengan warnanya keabuabuan hingga hitam sewarna kulit sekitarnya,
biasanya sudah lebih dari 1 bulan. Kalau sudah kronis, obat podofilin tidak akan berespon
lagi, jadi harus dilakukan bedah listrik/elektro cauter/ istilah orang awan “dibakar”. Menunda
pengobatan kutil kelamin ini terlalu lama yang mengakibatkan harus dilakukannya bedah
listrik.
f. Nama bakteri : Human Papilloma Virus
18. 10. Penyakit HIV/AIDS
Definisi penyakit aids yang benar adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan
oleh virus HIV yang secara pelan-pelan menyerang sistem kekebalan tubuh sehinngga
serangan penyakit lain yang biasanya tidak berbahaya (seperti flu) bisa menjadi sangat
berbahaya bahkan dapat menimbulkan kematian
a. Patologi
1. Sex bebas
2. Berhubungan intim dengan penderita HIV/AIDS
3. Bergantian menggunakan jarum suntik
4. Bertukar cairan denganpenderita (berciuman)
5. Menerima transfusi darah dari sipenderita
6. Faktor keturunan jika salah satu pasangan menghidap HIV/AIDS kemungkinan besar
pasanganya akan tertular dan juga akan menurun ke anak-anak
7. Memakai benda bekas penderita ( contoh supaya tidak salah arti pengidap HIV/AIDS habis
makan dan kamu menggunakan sendok.a yang belum tercuci bersih.
b. Hospes : manusia
c. Epidemiologi
Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga kembali menemukan lima warga positif
terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kini total warga yang terjangkit virus yang mematikan
tersebut selama periode 2011-2012 sebanyak 16 orang.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes
Lingga, Rosmalisa mengatakan kelompok usia yang menderita penyakit tersebut rata-rata
berumur 15-45 tahun.
Rinciannya, enam penderita berusia 30-40 tahun, empat orang berumur 25-29 tahun.
Satu orang berusia di bawah 15 tahun dan dua pengidap lainnya berusia 45 tahun serta dua
19. orang lainnya berusia 20-24 tahun. Semua penderita di dominasi kaum perempuan sebanyak
13 orang. Sisanya tiga orang lainnya adalah laki-laki.Penyakit HIV.
d. Pencegahan
Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS
belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat
ini adalah dengan upaya pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran
transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.
Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal
mengetahui cara-cara penyebaran AIDS.
e. Penanggulangan
A : Abtinensia, artinya tidak melakukan hubungan sexual, untuk orang-orang yang
belum menikah. B: Be faithful artinya saling setia pada pasanganya, untuk orang-orang yang
sudah menikah atau mempunyai pasangan tetap, dan C : Condom, menggunakan kondom
sewaktu berhubungan seksual breresiko.
f. Bakteri : Chlamydia dan Gonorrhea
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau imunitas
terhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang masuk ke dalam tubuh.Zat
asing dapat berupaVirus, Bakteri, Protozoa atau parasit. Sistem imun terbagi dua berdasarkan
perolehannya atau asalnya, yaitu Sistem Imun Nonspesifik (Sistem imun alami) merupakan
lini pertama sedangkan Sistem Imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)
merupakan lini kedua dan juga berfungsi terhadap serangan berikutnya oleh mikroorganisme
20. patogen yang sama. Masing-masing dari sistem imun mempunyai komponen seluler dan
komponen humoral, walaupun demikian, kedua sistem imun tersebut saling bekerjasama
dalam menjalankan fungsinya untuk mempertahankan tubuh.
3.2 Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran
bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya makalah (Fisiologi Sistem Imunitas) yang dibuat
penyusun, diharapkan adanya saran-saran yang membangun.Dikarenakan penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunannya.