Hematothorax adalah perdarahan di rongga pleura yang disebabkan cedera jaringan lunak akibat trauma atau penyakit. Gejala klinis meliputi nyeri dada, sesak napas, dan gangguan fungsi paru. Diagnosa didukung hasil pemeriksaan fisik, sinar X dada, dan torasentesis. Pengobatan meliputi resusitasi cairan, pemasangan chest tube, dan thoracotomy.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
askep hemathothorax
1.
2.
3. Hematothorax adalah adanya darah dalam
rongga pleura. Sumber mungkin darah
dinding dada , parenkim paru – paru ,
jantung atau pembuluh darah besar . kondisi
biasanya merupakan konsekuensi dari
trauma tumpul atau tajam . Ini juga mungkin
merupakan komplikasi dari beberapa
penyakit .( Puponegoro , 1995 ).
4. Derajat perdarahan
a. Perdarahan derajat I (kehilangan darah
0-15%)
b. Perdarahan derajat II (kehilangan darah
15-30%)
c. Perdarahan derajat III (kehilangan darah
30-40%)
d. Perdarahan derajat IV (kehilangan darah
>40%)
5. Etiologi
1. Traumatik
a. Trauma tumpul
b. Penetrasi trauma (luka tusuk
2. Non traumatik
a. Neoplasma.
b. TB paru
c. Nekrosis akibat infeksi.
6. Patofisiologi
• Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk
dapat menyayat jaringan paru-paru atau
arteri, menyebabkan darah berkumpul di
ruang pleura. Benda tajam seperti pisau
atau peluru menembus paru-paru
mengakibatkan pecahnya membran
serosa yang melapisi atau menutupi
thorax dan paru-paru. Pecahnya
membran ini memungkinkan masuknya
darah ke dalam rongga pleura.
7. Trauma pada torax
Atau non trauma
Perdarahan pada rongga pleura .
hingga tahanan perifer darah paru
meningkat
Cedera jaringan
lunak/hilangnya
kontinuitas structur tulang
Reabsorbsi darah oleh
pleura tidak memadai /
tidak optimal
Nyeri , adanya luka pasca
trauma , pergeseran
fragmen paru
Oedema trakea/faringeal
peningkatan produksi
secret dan penurunan
kemampuan batuk efektif
Ketidakefektifan jalan
napas
nyeri
perubahan pemenuhan nutrisi < dr kebutuhan
gangguan mobilitas fisik
gangguan pemenuhan ADL
cemas
ketidaktahuan/penurunan
Keluhan sistemik, mual,
intake nutrisi tidak adekuat,
malaise, kelemahan dan
keletihan fisik, kecemasan,
serta ketidaktahuan akan
prognosis
8. Manifestasi klinis
Beberapa tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan
gangguan Hemathorax, yaitu :
Tachypne Dypsnea
Cyanosis Tachypcardia
Hipotensi Anemia
Nyeri di dada Gelisah dan Cemas
• Gerak dan pengembangan rongga dada tidak sama (paradoxical)
• Penurunan suara napas atau menghilang pada sisi yang terkena
• Dullness pada perkusi
• Adanya krepitasi saat palpasi
9. Pemeriksaan penunjang
• Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan
pada area pleura, dapat menunjukan penyimpangan
struktur mediastinal (jantung).
• GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang
dipengeruhi, gangguan mekanik pernapasan dan
kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang
meningkat. PaO2 mungkin normal atau menurun,
saturasi oksigen biasanya menurun.
• Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa
(hemothorak).
• Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.
13. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 13 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Pasir Randu
Tanggal Masuk RS : 03 Januari 2015
No. Register : 02.27.52
Ruang/Kamar : ICU
Golongan Darah : O +
Tanggal Pengkajian : 06 Januari 2015
Tanggal Operasi :
Diagnosa Medis : Hematothorax, Udem Serebri, Fraktur tertutup 1/3 Distal, SAB (Sub
Arachnoid Bleeding)
14. Keluhan utama
Saat Masuk RS : Kecelakaan lalu lintas,
kesadaran pasien menurun menjadi
somnolens, nyeri pada thorax sebelah kiri,
fraktur clavicula tertutup dextra, fraktur 1/3
distal, fraktur iga ke IV, perdarahan
telinga. Kejadian pada tanggal 02 januari
2014 jam : 18.30 WIB pasien menabrak
pohon.
15. Riwayat penyakit dahulu
• Penyakit yang pernah dialami :
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit menurut pengakuan
keluarga
• Pengobatan/tindakan yang dilakukan :
Tidak ada pengobatan/tindakan yang dilakukan
• Pernah dirawat/di operasi :
Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat/di operasi
• Lamanya perawatan :
Pasien belum pernah dirawat
• Alergi :
Tidak ada riwayat alergi pada pasien
• Imunisasi :
Imunisasi yang diberikan lengkap
16. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
Tampak sakit berat kesadaran berada di
samnolen, klien nampak cemas dan sering
mengamuk, terpasang WSD di interkostal
4 mid aksilaris, terpasang NGT, fraktur
klavikula tertutup dextra dan fraktur
sepertiga distal
18. • Pemeriksaan thorax
Bentuk thorax : Tidak simsteris,
terdapat jejas, terpsang WSD.
• Pernapasan
–Frekuensi : 30 x/menit
–Irama : Teratur
19. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi abdomen
• Bentuk abdomen : Simetris
• Benjolan/ massa : Tidak terdapat benjolan
atau massa
• Bayangan pembuluh darah : Tidak ada
spidernevi
• Auskultasi
20. tingkat kesadaran
• GCS : 12 E : 4
M: 4 V: 4
• Meningeal sign : Samnolen
Status mental :
• Kondisi emosi/ perasaan : Klien nampak
cemas
• Orientasi : Sampai dengan taggal 07
orientasi klien masih belum baik karena klien
masih nampak cemas
21. DATA FOKUS
DS :
• Klien mengeluh nyeri di daerah dada kiri
• Nyeri timbul pada saat melakukan
pergerakan, dan berkurang setelah di
berikan obat anti nyeri, skala nyeri 7.
• Keluarga pasien mengatakan berat badan
pasien sebelum sakit 50 kg dan setelah
sakit berkurang
22. DO :
• Klien tidak dapat berkomunikasi secara koperatif karena kesadaran
menurun dan emosi yang tidak dapat di kontrol
• Kesadaran klien menurun dari CM menjadi Somnolens
• Klien tampak meringis kesakitan
• Klien tampak tidak bisa mengontrol emosinya
• Klien tampak cemas
• Kebutuhan nutrisi dibantu dengan alat NGT
• Kebutuhan BAB dan BAK dibantu oleh keluarga
TTV
• TD : 106/52 mmHg
• N : 70x/menit
• S :36,7 ̊ C
• RR : 16x/ menit
• Skala nyeri 7
23. Data Etiologi Masalah
Ds :
Klien mengeluh nyeri di
daerah dada kiri
Klien mengatakan
karakteristik nyeri lokal
(setempat)
Do :
Klien tampak meringgis
kesakitan
Klien tampak memengang
daerah dada
Hasil pengukuran tanda-
tanda vital :
TD : 106/ 52 mmHg
N : 70x/menit
S : 36, 7 ̊ C
RR : 30x/menit
Luka pasca trauma Nyeri
24. Data Etiologi Masalah
Ds :
Do :
Klien tampak lemah
Kebutuhan nutrisi dibantu
dengan alat NGT
Kebutuhan BAB dan BAK
dibantu oang terdekat.
NGT prduksi, warna coklat
kemerahan
Pasien di puasakan
Ds :
Do :
Klien tampak sesak
RR : 30 X / menit
Gangguan kemampuan
mencerna
Bersihan jalan napas
Ganguan nutrisi
Gangguan pola napa
25. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan rasa nyaman, nyeri
berhubungan dengan luka pasca trauma
• Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat
• Bersihan jalan napas berhubungan
dengan produksi sekret yang berlebih
26. PERENCANAAN
KEPERAWATAN
• Nama Klien : An. A
• Tanggal masuk : 03 Januari 2015
• Ruangan : ICU
• Tanggal Pengkajian : 06 Januari 2015
• Dx Medi : Hematothorax,
Oedema cerebri, Fraktur tertutup 1/3
Distal, SAB (Sub Arachnoid Bleeding)
27. Perencanaan
DX. 1. Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan dengan luka pasca
trauma
Tujuan : Nyeri dapat berkurang
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
nyeri pada klien berkurang, dari skala nyeri 7 menjadi 5 dan pasien
lebih tenang.
28. Rencana Tidakan Rasional
1.Kaji tanda-tanda vital
2.Kaji nyeri, lokasi
nyeri, kualitas nyeri,
karakteristik nyeri
dan skala nyeri
3.Ajarkan tekhnik
relaksasi
4.Atur posisi klien
senyaman mungkin
Mengetahui keadaan umum
klien
Pengkajian yang optimal akan
memberikan perawat data
yang obyektif untuk
mencegahkemungkinan
komplikasi dan melakukan
intervensi yang tepat.
Akan melancarkan peredaran
darah, sehingga kebutuhan O2
oleh jaringan akan lebih
optimal sehingga akan
mengurangi nyerinya.
29. DX. 2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi yang
tidak adekuat
• Tujuan : kebutuhn nutrisi terpenuhi
• Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan
keperwatan 3X24 jam, diharapakan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
30. Rencana tindakan Rasional
1. Evaluasi kemampuan
makan
2. Timbang berat badan bila
memungkinkan
3. Berikan masukan cairan
sedikitnya 2500 cc/ hari
1. Pasien dengan selang
endotrakeal harus
terpenuhi kebutuhan
makannya melalui
parenteral atau selang
makan.
2. Mengetahui bahwa
kehilangan berat badan
10 % merupakan
abnormal.
3. Mencegah adanya
dehidrasi
31. DX. 3 Bersihan jalan napas berhubungan
dengan produksi sekret yang berlebih
• Tujaun :Pola napas normal
• Kriteria hasil :setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3X24 jam, diharapkan
Diharapakan pola napas kembali normal
32. Rencana tindakan rasional
1. Selidiki penyebab gagal
pernapasan
2. Menghisap lendir
3. Observasi pola napas dan catat
frekuensi pernapasan
4. Bantu pasien dalam kontrol
pernapasan
5. Kaji volume tidal
6. Awasi rasio inspirasi den ekspirasi
1. penting untuk memberikan
perawatan
2. peningkatan pola pernapasan
sehingga frekuensi meningkat.
3. Melatih pasien untuk bernapas
secara lambat denga cara nafas
abdomen dan penggunaan tehnik
relaksasi sehingga fungsi
pernapasan bisa maksimal
4. Menentukan jumlah udara
inspirasi dan ekspirasi
5. Fase ekspirasi biasanya 2 kali
panjangnya dari kecepatan
inspirasi.
33. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Nama Klien : An. A
• Tanggal masuk : 03 Januari 2015
• Ruangan : ICU
• Tanggal Pengkajian : 06 Januari 2015
• Dx Medi : Hematothorax,
Oedema cerebri, Fraktur tertutup 1/3 Distal,
SAB (Sub Arachnoid Bleeding)
34. DX. 1 Gangguan rasa nyaman, nyeri
berhubungan dengan luka pasca trauma
Waktu Tindakan Paraf dan
Nama
Mahasiswa
Rabu, 07
Januari 201
1.Mengkaji tanda-tanda vital
2.Mengkaji nyeri, lokasi
nyeri, kualitas nyeri,
karakteristik nyeri dan
skala nyeri
3.Mengajarkan tekhnik
relaksasi
4.Mengatur posisi klien
senyaman mungkin
35. DX. 2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat
waktu tindakan Paraf dan nama
Mhasiswa
Kamis, 08
Januari
2015
1.Mengevaluasi
kemampuan makan
2.Menimbang berat badan
bila memungkinkan
3.Memberikan masukan
cairan sedikitnya 2500 cc/
hari
36. DX. 3 Bersihan jalan napas berhubungan
dengan produksi sekret yang berlebih
Waktu Tindakan Paraf dan Nama
Mahasiswa
Jum’at 09
januari 2015
1. Menyeelidiki penyebab gagal pernapasan
2. Menghisap lendir
3. Mengobservasi pola napas dan catat
frekuensi pernapasan
4. Membantu pasien dalam kontrol
pernapasan
5. Mengkaji volume tidal
6. Mengawasi rasio inspirasi den ekspirasi
37. EVALAUSI
DX. 1 Gangguan rasa nyaman, nyeri berhubungan
dengan luka pasca trauma
S : Tidak ada
O : Klien masih tampak meringis kesakitan, lokasi
nyeri di dada dengan kualitas nyeri lokal (setempat),
Tanda-tanda vital :
• TD :120/80 mmHg
• N :80 x/m
• S :36,4
• RR: 29 X/m
A :Masalah belum teratasi sepenuhnya
P :Lanjutkan intervensi nomer 1,2,3,
38. DX. 2.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat
S :Tidak ada
O : wajah klien masih tampak pucat dan
keadaan klien tampak lemas
A : masalah belum teratasi sepenuhnya
P : lanjutkan intervensi
39. DX. 3 Bersihan jalan napas berhubungan
dengan produksi sekret yang berlebih
S : tidak ada
O : klien terlihat tidak sesak
A : masalah teratasi
P : Hentikan dan lakukan bila diperlukan