1. DISUSUN OLEH
Kelompok 3 :
Fahrur Rohman
Luthfia Septiyani
Nur Nazmi Laila
Siti Masitoh
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKes Medika Cikarang
2014
Jl. Raya Industri Pasirgombong, Jababeka Cikarang – Bekasi
Telp. (021) 89111110, Fax. (021)8905196
E-mail : stikesmedika_cikarang@yahoo.com
PNEUMONIA
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
Dosen: Demak Agustina P, S.Kep, Ns
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia merupakan infeksi saluran nafas bawah yang
masih menjadi masalah kesehatan di Negara berkembang maupun
negara maju. Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2002,
penyakit saluran nafas merupakan penyebab kematian nomor 2 di
Indonesia.
Masyarakat belum begitu kenal dengan pneumonia , mungkin
karena pendidikan yang rendah maupun gaya hidup yang tidak sehat.
Oleh karena itu, kami akan mempresentasikan tentang penyakit
pneumonia.
3. BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Menurut Corwin (2001), Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah,
penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme. Sebagian besar
pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah
infeksi virus.
2.2 Etiologi
Bakteri
Virus
Jamur
Protozoa
Aspirasi
Inhalasi
5. 2.3 Patofisiologi
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel
infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan normal
melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung,
atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel
tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga
dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral.
Paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian
atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah
dan menyebabkan pneumonia virus.
6. 2.4 Manifestasi Klinis
Demam 39-40C
Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas
dan batuk
Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan
mendengur, pernafasan cuping hidung
Nadi cepat dan bersambung
Bibir dan kuku sianosis
Sesak nafas
9. 2.6 Penatalaksanaan Medis
• Antibiotik
• Istirahat
• Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi
• Tekhnik-tekhnik bernapas dalam untuk
meningktakan ventilasi
• Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk
mikroorganisme yang diidentifikasi dari biakan
sputum
10. BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Biodata
Riwayat Kesehatan
• Keluhan utama dan riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan masa lalu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Diagnostik
11. 3.2 Diagnosa
1) Resiko Infeksi kemungkinan berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan primer ( penurunan
kerja silia, perlengketan sekret pernafasan), tidak
adekuatnya pertahanan sekunder, malnutrisi.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
penyakit.
3) Intoleransi aktivitas kemungkinan berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
12. 3.3 Perencanaan
1) Dx: Risiko Infeksi
a. Kaji tanda-tanda vital selama proses terapi.
b. Ajarkan teknik mencuci tangan yang baik.
c. Ubah posisi dan berikan pembuangan paru yang baik.
d. Batasi pengunjung sesuai indikasi.
e. Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual.
f. Anjurkan untuk istirahat dan tingkatkan intake
nutrisi secara adekuat.
13. 2) Dx: Hipertermi
a. Kaji faktor pencetus kenaikan suhu tubuh.
b. Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tiap
4 jam.
c. Anjurkan untuk minum sedikit tapi sering.
d. Beri pendkes pada keluarga dalam memberikan
kompres air biasa.
e. Anjurkan pakai baju tipis dan menyerap
keringat.
14. 3) Dx: Intoleransi Aktivitas
a. Evaluasi respon klien terhadap aktivitas.
b. Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung
selama fase akut atas indikasi.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dan perlunya
keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat.
d. Bantu pasien untuk memilih posisi yang nyaman untuk
istirahat/tidur.
e. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan self care.
15. 3.4 Pelaksanaan
1) Dx: Risiko Infeksi
a. Mengkaji tanda-tanda vital
b. Mengajarkan teknik mencuci tangan yang baik (pendkes)
c. Mengubah posisi pasien dan memberikan pembuangan paru
yang baik
d. Membatasi pengunjung sesuai indikasi
e. Melakukan isolasi pencegahan sesuai individual
f. Menganjurkan untuk istirahat dan meningkatkan intake
nutrisi secara adekuat
16. 2) Dx: Hipertermi
a. Mengkaji faktor pencetus kenaikan suhu tubuh
b. Mengobservasi tanda-tanda vital terutama suhu
tiap 4 jam
c. Menganjurkan untuk minum sedikit tapi sering
d. Memberikan pendkes pada keluarga pasien
untuk memberika kompres
e. Menganjurkan untuk memakai baju tipis dan
menyerap keringat
17. 3) Dx: Intoleransi Aktivitas
a. Mengevaluasi respon klien terhadap aktivitas
b. Memberikan lingkungan yang nyaman dan membatasi
pengunjung selama fase akut atas indikasi
c. Menjelaskan pentingnya istirahat dan perlunya
keseimbangan antara aktivitas dengan istirahat
d. Bantu pasien untuk memilih posisi yang nyaman untuk
istirahat/tidur
e. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan self care
18. 3.5 Evaluasi
1) Dx: Risiko Infeksi
Perbaikan infeksi tanpa komplikasi.
2) Dx: Hipertermi
Suhu pada pasien stabil dan dalam batas
normal
3) Dx: Intoleransi aktivitas
Peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang
dapat diukur dengan tak adanya dispnea dan
tanda vital normal