1. I I S J A M I L A H
L U T H F I A S E P T I A N I
N I N A Y U L I N A
N O V A R O S B I Y A N T I
N U R N A Z M I L A I L A
T R I A N I G R A H
Diabetes Mellitus
2. DM tipe 1 DM tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 1
merupakan kondisi autoimun
sel-sel beta pulau Langerhans
sehingga timbul defisiensi
insulin. Individu yang memiliki
kecenderungan penyakit ini
tampaknya menerima faktor
pemicu dari lingkungan.
DM tipe 2 tetap menghasilkan
insulin. Akan tetapi sering terjadi
keterlambatan awal dalam
sekresi dan penurunan jumlah
total insulin yang dilepaskan. Hal
ini cenderung semakin parah
seiring dengan pertambahan usia
pasien.
Definisi
3. DM tipe 1 DM tipe 2
Faktor genetik
Faktor imunologi
Faktor lingkungan
Usia (resistensi insulin cendrung
meningkat pada usia diatas 65
tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
Kelompok etnik
Gaya hidup
Merokok
Etiologi
5. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2001) manifestasi Diabetes Mellitus adanya gejala:
1. Poliuri (sering kencing dalam jumlah banyak)
2. Polidipsi (banyak minum)
3. Polifagi (rasa lapar yang semakin besar)
4. Lemas
5. Berat badan menurun
6. Kesemutan
7. Mata kabur
8. Impotensi pada pria
9. Gatal (priritus) pada vulva
10. Mengantuk, yang terjadi beberapa hari atau beberapa minggu
6. Pemeriksaan
Diagnostik
Glukosa darah
Aseton plasma (keton) positif secara mencolok
Asam lemak bebas
Elektrolit
Gas darah arteri
Trombosit darah
Ureum atau kreatinin
Insulin darah: mungkin menurun atau tidak ada
(tipe 1). Atau normal sampai tinggi (tipe 2)
Urin
Kultur dan sensitifitas
10. Pengkajian
Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea
pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka
yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan
bingung.
11. Continue....
Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun
dan terjadi impoten pada pria.
12. Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
4. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
13. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Kekurangan
volume
cairan tubuh
b.d. diuresis
osmotic
Tujuan:
Mendemonstrasikan
hidrasi adekuat
KH:
-TTV stabil
-Nadi perifer dapat
diraba
-Turgor kulit dan
pengisian kapiler baik
-Kadar elektrolit
dalam batas normal.
1. Observasi TTV
2. Kaji nadi perifer, pengisian
kapiler, turgor kulit, dan
membran mukosa
3. Pantau masukan dan keluaran,
catat berat jenis urine
4. Timbang BB setiap hari
5. Berikan terapi cairan sesuai
indikasi
1. Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardia
2. Indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume
sirkulasi yang adekuat
3. Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan dari
terapi yang diberikan
4. Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari
status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan cairan
pengganti
5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada
derajat kekurangan cairan dan respons pasien
secara individual
14. No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
2 Perubahan
status nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh b.d.
ketidakcukupan
insulin,
penurunan
masukan oral
Tujuan:
Mencerna jumlah
kalori/nutrien yang tepat
KH:
-Menunjukkan tingkat
energi biasanya.
-Berat badan stabil atau
bertambah
1. Tentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan oleh
pasien
2. Timbang BB sesuai indikasi
3. Identifikasi makanan yang
disukai termasuk kebutuhan
etnik/cultural
4. Libatkan keluarga pasien pada
perencanaan makan sesuai
indikasi
5. Berikan pengobatan insulin
secara teratur sesuai indikasi
1. Mengidentifikasi kekurangan dan
penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik
2. Mengkaji pemasukan makanan yang
adekuat
3. Jika makanan yang disukai pasien dapat
dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah
pulang
4. Meningkatkan rasa keterlibatannya;
memberikan informasi pada keluarga
untuk memahami nutrisi pasien
5. Insulin reguler memiliki awitan cepat
dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke
dalam sel
15. No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
3 Kurang
pengetahuan
tentang penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan b.d.
kurangnya
pemajanan/mengin
gat, kesalahan
interpretasi
informasi
Tujuan:
Mengungkapkan
pemahaman tentang
penyakit
KH:
-Mengidentifikasi
hubungan tanda/gejala
dengan proses penyakit
-Melakukan prosedur
yang perlu dan
menjelaskan rasional
tindakan
1. Ciptakan lingkungan
saling percaya
2. Diskusikan dengan
klien tentang
penyakitnya
3. Diskusikan tentang
rencana diet,
penggunaan makanan
tinggi serat
4. Diskusikan
pentingnya untuk
melakukan evaluasi
secara teratur dan
jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat
1. Menanggapai dan memperhatikan perlu
diciptakan sebelum pasien bersedia
mengambil bagian dalam proses belajar
2. Memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat pertimbangan dalam
memilih gaya hidup
3. Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet
akan membantu pasien dalam merencanakan
makan/mentaati program
4. Membantu untuk mengontrol proses
penyakit dengan lebih ketat
16. No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
4 Kelelahan b.d.
penurunan
produksi energi
metabolik
Tujuan:
Mengungkapkan
peningkatan tingkat
energi
KH:
- Perbaikan kemampuan
untuk berpartisipasi
dalam aktivitas yang
diinginkan
1. Diskusikan dengan pasien
kebutuhan akan aktivitas
2. Berikan aktivitas alternatif
dengan periode istirahat yang
cukup
3. Pantau TTV sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas
4. Tingkatkan partisipasi pasien
dalam melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai toleransi
1. Pendidikan dapat memberikan motivasi
untuk meningkatkan tingkat aktivitas
meskipun pasien mungkin sangat lemah
2. Mencegah kelelahan yang berlebihan
3. Mengindikasikan tingkat aktivitas yang
dapat ditoleransi secara fisiologis
4. Meningkatkan kepercayaan diri/harga
diri yang positif sesuai tingkat aktivitas
yang dapat ditoleransi
17. No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
5 Resiko infeksi
b.d
hyperglikemi
Tujuan:
Mengidentifikasi
intervensi untuk
mencegah/menurunkan
resiko infeksi
KH:
- Mendemonstrasikan
teknik, perubahan gaya
hidup untuk mencegah
terjadinya infeksi
1. Observasi tanda-tanda infeksi
dan peradangan
2. Anjurkan cuci tangan yang
baik pada semua orang yang
berhubungan dengan pasien
termasuk pasiennya sendiri
3. Pertahankan teknik aseptik
pada prosedur invasive
4. Berikan perawatan kulit
dengan teratur dan sungguh-
sungguh
5. Lakukan perubahan posisi,
anjurkan batuk efektif dan
nafas dalam
1. Pasien mungkin masuk dengan infeksi
yang biasanya telah mencetuskan
keadaan ketoasidosis atau dapat
mengalami infeksi nosokomial
2. Mencegah timbulnya infeksi silang
3. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah
akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman
4. Sirkulasi perifer bisa terganggu yang
menempatkan pasien pada peningkatan
resiko terjadinya kerusakan pada
kulit/iritasi kulit dan infeksi
5. Membantu dalam memventilasi semua
daerah paru dan memobilisasi sekret
18. Implemantasi
No Waktu Diagnosa Implementasi Paraf
1 Kekurangan volume cairan
tubuh b.d. diuresis osmotic
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji nadi perifer, pengisian
kapiler, turgor kulit, dan membran
mukosa
3. Memantau masukan dan keluaran,
catat berat jenis urine
4. Menimbang BB setiap hari
5. Memberikan terapi cairan sesuai
indikasi
19. No Waktu Diagnosa Implementasi Paraf
2 Perubahan status
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d. ketidakcukupan
insulin, penurunan
masukan oral
1. Mentukan program diet dan pola makan pasien
dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien
2. Menimbang BB sesuai indikasi
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai termasuk
kebutuhan etnik/cultural
4. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan
makan sesuai indikasi
5. Memberikan pengobatan insulin secara teratur
sesuai indikasi
3 Kurang
pengetahuan
tentang penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan b.d.
kurangnya
pemajanan/mengin
gat, kesalahan
interpretasi
informasi
1. Menciptakan lingkungan saling percaya
2. Mendiskusikan dengan klien tentang penyakitnya
3. Mendiskusikan tentang rencana diet, penggunaan
makanan tinggi serat
4. Mendiskusikan pentingnya untuk melakukan
evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat
20. No Waktu Diagnosa Implementasi Paraf
4 Kelelahan b.d.
penurunan produksi
energi metabolik
1. Mediskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas
2. Memberikan aktivitas alternatif dengan periode
istirahat yang cukup
3. Memantau TTV sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas
4. Meningkatkan partisipasi pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
5 Resiko infeksi b.d
hyperglikemi
1. Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
2. Menganjurkan cuci tangan yang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan pasien termasuk
pasiennya sendiri
3. Mempertahankan teknik aseptik pada prosedur
invasive
4. Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan
sungguh-sungguh
5. Melakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif
dan nafas dalam
21. Evaluasi
No Waktu Diagnosa Evaluasi Paraf
1 Kekurangan volume cairan tubuh b.d.
diuresis osmotic
Kebutuhan cairan
(dehidrasi) terpenuhi
2 Perubahan status nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d. ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral
Kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
3 Kurang pengetahuan tentang penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d.
kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi
Pasien mengetahui
tentang prognosis
penyakitnya dan
kebutuhan obatnya
4 Kelelahan b.d. penurunan produksi energi
metabolik
Pasien tidak kelelahan
5 Resiko infeksi b.d hyperglikemi Tidak terjadi infeksi