SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA
“DIABETES MELLITUS”
I. PENGERTIAN
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Diabetes mellitus terbagi atas 2 tipe, yaitu:
- Diabetes mellitus yang mengandung insulin (DMTI) atau DM tipe I
- Diabetes mellitus yang tidak mengandung insulin (DMTTI) atau DM tipe III
- DM sekunder
- DM gestasional
II. ETIOLOGI
Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi Diabetes mellitus bermacam-
macam, meskipun berbagai lesi dengan jenis yang berbeda akhirnya akan
mengarah pada insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya
memegang peranan penting pada mayoritas penderita DM. Individu yang peka
secara genetik tampaknya memberikan respon terhadap kejadian-kejadian
pemicu yang diduga berupa infeksi virus, dengan memproduksi antibodi
terhadap sel-sel beta, yang akan mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin
yang dirancang oleh glukosa. Manifestasi klinik dari DM terjadi jika lebih dari
90 % sel-sel beta menjadi rusak. Bukti untuk determinan genetik dari DMTI
adalah adanya kaitan dengan tipe-tipe histokompatibilitas (H2A) spesifik. Tipe
dari gen histokompatibilitas yang berkaitan dengan DMTI adalah yang memberi
kode kepada protein-protein yang berperanan penting dalam interaksi monosit-
limfosit. Protein-protein itu mengatur respon sel T yang terganggu akan
berperanan penting dalam patogenesis perusakan sel-sel pulau Langerhans.
Kejadian pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka
secara genetik dapat berupa infeksi virus coxsarchie B4.
1
Pasien dengan DMTTI, penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat.
DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan pada pengikatan insulin
dengan reseptor. Akibatnya, terjadi penggabungan abnormal antara kompleks
reseptor insulin dengan sistem transport glukosa. Sekitar 80 % pasien DMTTI
mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka
kemungkinan besar gangguan toleransi glukosa dan Diabetes mellitus yang pada
akhirnya terjadi pada pasien-pasien DMTTI merupakan akibat dari obesitasnya.
III. GEJALA KLINIS
1. Kelainan kulit, gatal, bisul-bisul
2. Kelainan ginekologis, keputihan
3. Kesemutan
4. Kelemahan tubuh/somnolens
5. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
6. Infeksi saluran kemih
7. Poliuri, polidipsi, polifaqia.
IV. KOMPLIKASI
1. Makroangiopati
2. Mikroangiopati: - Retinopati diabetik
- Nifropati diabetik
3. Diabetik ketoasidosis
PATOFISIOLOGI
Diabetes mellitus
Angiopati Neuropati Gangguan metabolisme KH, protein, lemak
Makroangiopati Mikroangiopati Autonomik Sensori Motorik Penggunaan Glukoneugenesis Lipolisis ↑
Glukosa
Penyumbatan Perubahan Keringat Sensasi Atropi usus Hiperglikemi
pembuluh kulit
darah Glikosuria Ketosis
Kulit kering Trauma tak Perubahan
Ulserasi fistula terasa sikap tubuh Poliuri/Nocturi
↓ diuresis osmotik Mual muntah
Infeksi Ulserasi daerah
Penekanan ↓ volume sirkulasi
Nutrisi
Gangren Gangren Hipotensi kurang dari
berat sedang Infeksi takikardia Kekurangan kebutuhan
volume
cairan
Amputasi
4
V. PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas Klien
Nama : Tn. H
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan ABRI
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 37 D
Penanggung Jawab : Tn. R (anak kandung Tn. H)
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SH (Sarjana Hukum)
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 37 D Sumber
Data : Klien dan keluarga
Tanggal Pangkajian : 6 April 2004
B. Keluhan Utama Klien
Klien mengeluh ada luka tapi tidak sembuh-sembuh
C. Riwayat Penyakit Klien
Awalnya klien datang ke RS dengan luka yang tidak sembuh-sembuh selama 3
minggu di kaki kirinya. Kemudian klien juga mengeluh mudah lelah dan buang
air kecil terus-menerus. Kadang klien juga merasa sulit berjalan.
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Saat kecil klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun kronis,
kecuali sakit kepala ringan. Klien tidak pernah dan tidak mengalami alergi
terhadap berbagai makanan dan minuman.
5
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa bapaknya meninggal pada usia 75 tahun karena
penyakit DM dan ibunya meninggal tanpa dikenali jenis penyakitnya
(diduga faktor ketuaan). Klien juga mengatakan bahwa saudara sepupunya
juga mengidap DM.
Genogram:
Keterangan:
□ : Laki-laki
○ : Perempuan
: Klien Tn H.
--- : Tinggal serumah
+ : Sudah meninggal
F. Riwayat Psikospiritual
• Pola koping: klien dapat menerima keadaan penyakitnya sebagai suatu
yang wajar.
• Harapan klien tentang penyakitnya: klien berharap penyakitnya bisa
segera sembuh atau paling tidak jangan sampai di rawat di RS.
• Faktor stressor: klien merasa bosan di rumah.
• Konsep diri: klien tidak merasa rendah diri karena bergantung pada
orang lain.
Tn. H Ny. J
Tn. R
6
• Pengetahuan klien: klien mengatakan bahwa penyakitnya terjadi karena
terlalu banyak mengkonsumsi gula.
• Hubungan dengan anggota keluarga: baik, anak-anak dan cucunya sering
berkumpul bersama-sama ke rumah klien.
• Hubungan dengan masyarakat: klien sering mengobrol dengan
tetangganya khususnya dengan teman sebayanya.
• Aktivitas sosial: klien mau mengikuti kegiatan di masyarakat sebatas
kemampuannya.
• Kegiatan keagamaan: klien rajin beribadah (shalat), mengaji dan
melaksanakan ibadah puasa.
G. Kebutuhan Dasar
Pola makan:
Keluarga dan klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk dan
kadang kala buah-buahan. Selama ini selera makan klien tidak terganggu.
Klien tidak mau memilih-milih makanan, kecuali makanan yang
dipantangkan.
Pola minum:
Akhir-akhir ini klien banyak minum kira-kira 9 – 10 gelas sehari.
Pola eliminasi:
Eliminasi BAK
Terjadi perubahan pola berkemih (poliuria dan nokturia), klien merasa
tidak kesulitan saat berkemih dengan warna urine pucat/dan juga
kekuning-kuningan.
Eliminasi BAB
BAB lancar
Pola tidur:
Klien mengeluh bahwa pola tidurnya terganggu.
7
Aktivitas sehari-hari:
Klien mengatakan bahwa ia tidak bekerja dan hanya membaca koran setiap
pagi sambil berjalan-jalan di teras rumah dan kebanyakan santai dengan
teman sebaya di warung sebelah rumahnya.
H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Kelemahan diakibatkan kurangnya aktivitas karena pembatasan pergerakan,
perubahan mood terjadi karena merasa bosan di rumah bila tidak ada
pekerjaan dan vital sign meliputi:
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 86 x/menit
- Pernafasan : 18 x/menit
- Suhu : 37 ºC
Kulit:
Kulit sudah mulai keriput, kering, terdapat ulkus pada ekstremitas bawah,
edema (-).
Kepala:
Simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, tidak ada luka, kulit kepala
bersih, rambut beruban dan bentuk lurus.
Mata:
Ikterus (–), pupil isokhor kiri dan kanan, refleks cahaya (+), tanda-tanda
anemis tidak dijumpai.
Telinga:
Bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu dan tidak ada nyeri,
serumen sedikit, tidak mengganggu pendengaran dan tidak ditemukan cairan.
8
Hidung:
Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (–), tidak ditemukan
darah/cairan keluar dari hidung, tidak ada tanda-tanda peradangan.
Mulut dan tenggorokan:
Bibir agak kering, sianosis (-), lidah hiperemesis, dapat dijulurkan maksimal
keluar dan bergerak bebas, refleks menelan baik dan tonsil tidak infeksi.
Leher:
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan leher dapat digerakkan dengan
bebas.
Dada:
Bentuk dada simetris, klavikula menonjol dan sternum terlihat rata, tidak
ada nyeri yang timbul.
Sistem pernafasan:
Tampak kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak).
Sistem kardiovaskuler:
Klien tidak mengalami takikardia dan tidak terjadi peningkatan tekanan
darah.
Sistem gastrointestinal:
Tidak ditemukan kelainan, mual ada, selera makan meningkat, nyeri
epigastrium tidak ada, kadang diare, dan konstipasi jarang.
Sistem genitourinaria:
Nyeri saat miksi (-), urine berwarna pucat dan kekuning-kuningan, tidak
dijumpai partikel-partikel darah atau lainnya.
Sistem muskuloskeletal:
Klien mempunyai postur tubuh yang tinggi dengan massa otot yang sudah
menurun (kurus).
9
Sistem neurologi:
Komunikasi lancar dan jelas, orientasi orang, waktu dan tempat baik,
gelisah.
VI. PENGELOMPOKAN DATA
1. Data Subjektif
- Lemah
- Sulit berjalan/bergerak
- Penyembuhan yang lama (ulkus pada kaki)
- Stress
- Perubahan pola berkemih
- Haus
2. Data Objektif
- Takikardia
- Penurunan kekuatan otot
- Ansietas, peka rangsang
- Urine encer, pucat, kuning, poliuri.
- Poliphagi
- Polidipsi.
- TD: 120/80 mmHg
- Nadi: 86 x/menit
- Pernafasan: 18 x/menit
- Suhu: 37 ºC
- Penurunan BB tiba-tiba
10
VII. ANALISA DATA
No Data Kemungkinan Penyebab Masalah
1. DS:
- Lemah
- Klien merasa haus
DO:
- Penurunan BB tiba-
tiba
Gangguan metabolisme KH
Penggunaan glukosa
Hiperglikemi
Glikosuria
Diuresis osmotik menurun
Volume sirkulasi menurun
Kekurangan volume cairan
Kekurangan
volume cairan
2. DS:
- Klien merasa lemah
DO:
- Penurunan BB
- Tonus otot buruk
Gangguan metabolisme KH
Lipolisis meningkat
Ketosis
Mual muntah
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
3. DS:
- Klien mengeluh
lemah
DO:
- Adanya luka yang
tidak sembuh-sembuh
Angiopati
Mikroangiopati
Perubahan kulit
Ulserasi
Infeksi
Infeksi
VIII. PENGERTIAN
1. Memperbaki cairan/elektrolit dan keseimbangan asam basa
2. Memperbaiki metabolisme abnormal
11
3. Mengidentifikasi/membantu penanganan terhadap penyebab/penyakit
yang mendasarinya.
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
- Diuresis osmotik (dari hiperglikemia)
- Kehilangan gastric berlebihan: muntah
- Masukan dibatasi: mual, kacau mental.
Ditandai dengan:
- Peningkatan haluaran urine, urine encer.
- Kelemahan; haus; penurunan BB tiba-tiba
- Kulit/membran mukosa kering, turgor kulit buruk
- Hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi:
Diharapkan pasien akan dapat:
- Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil,
nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,
haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal
Tindakan/intervensi
Mandiri:
1) Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan dengan
lamanya/intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang
sangat berlebihan.
2) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
3) Periksa suhu, warna kulit atau kelembabannya
4) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
5) Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine.
6) Ukur berat badan setiap hari
12
7) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral
sudah dapat diberikan.
8) Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman
9) Kaji adanya perubahan mental/sensori
10) Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan
distensi lambung.
11) Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema,
peningkatan BB, nadi tidak teratur, dan adanya distensi pada vaskuler.
Kolaborasi:
1) Berikan terapi cairan sesuai dengan indikasi:
- Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa
dekstrosa.
- Albumin, plasma, atau dekstran.
2) Pasang/pertahankan kateter urine tetap terpasang
3) Pantau pemeriksaan lab seperti:
- Hematokrit (Ht)
- BUN/Kreatinin
- Osmolalitas darah
- Natrium
- Kalium
4) Berikan kalium/elektrolit yang lain melalui IV dan/atau melalui oral
sesuai indikasi.
5) Berikan bikarbonat jika pH kurang dari 7,0.
2. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan:
- Ketidakcukupan insulin/penurunan ambilan dan penggunaan glukosa
oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak.
- Penurunan masukan oral, anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri
abdomen, perubahan kesadaran.
13
- Status hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.
Ditandai dengan:
- Melaporkan masukan makanan tak adekuat, kurang minat pada makanan
- Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk
- Diare.
Tujuan: mencerna jumlah kalor/nutrien yang tepat
Kriteria hasil:
- Menunjukkan tingkat energi biasanya
- Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang
biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal.
Tindakan/intervensi:
Mandiri:
1) Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi
2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,
mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan
keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melalui pemberian cairan melalui oral. Dan selanjutnya terus
mengupayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan
yang dapat ditoleransi.
5) Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan
unik/kultural.
6) Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan ini sesuai dengan
indikasi.
14
7) Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkah laku,
kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas,
sakit kepala, pusing, sempoyongan.
Kolaborasi:
1) Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “finger stick”
2) Pantau pemeriksaan lab, seperti glukosa darah, aseton, pH, HCO3.
3) Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode IV secara
intermittent atau secara kontinyu. Seperti bolus IV diikuti dengan
tetesan yang kontinyu melalui alat pompa kira-kira 5 – 10 μl/jam sampai
glukosa darah mencapai 250 mg/ml.
4) Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrosa dan setengah salin normal.
5) Lakukan konsultasi dengan ahli diet.
6) Berikan diet kira-kira 60 % karbohidrat, 20 % protein, dan 20 % lemak
dalam penataan makan/pemberian makanan tambahan.
7) Berikan obat metaklopramid (riglan): tetrasiklin.
3. Infeksi. Resiko tinggi terhadap (sepsis)
Tujuan: mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko
infeksi.
Kriteria evaluasi: mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Tindakan/Intervensi
Mandiri:
1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti demam,
kemerahan, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh
atau berkabut.
2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik
pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya
sendiri.
15
3) Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive (seperti pemasangan
infus, kateter folig, dsb) pemberian obat IV dan memberikan perawatan
pemeliharaan. Lakukan pengobatan IV sesuai indikasi.
4) Pasang kateter/lakukan perawatan perineal dengan baik. Ajarkan pasien
wanita untuk membersihkan daerah perinealnya dari depan ke arah
belakang setelah eliminasi.
5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase
daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering dan
tetap kencang (tidak berkerut).
6) Anjurkan untuk makan dan minum adekuat (pemasukan makanan dan
minuman yang adekuat) kira-kira 3000 ml/hari jika tidak ada
kontraindikasi).
Kolaborasi:
1) Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesuai dengan indikasi
2) Berikan obat antibiotik yang sesuai.
X. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan
yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknis yang telah
ditentukan.
XI. EVALUASI
Kriteria keberhasilan:
- Berhasil
Menuliskan kriteria keberhasilannya dan menghentikan tindakan
- Tidak berhasil
Menulis mana yang berhasil dan melanjutkan tindakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Dongoes Marlynn, E; Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta,
1994.
2. Don, R., Powell, Ph.D., Buku Pintar Kesehatan 365 Tips Hidup Sehat,
Delapratasa Publishing, Malang, 2003.
3. Hotma Rumoharjo, S.Kp., Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin, EGC, Jakarta, 1999.
4. J. C. E. Underwood, Patologi Umum dan Sistemik, EGC, Jakarta, 1999.
5. L. J. Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC,
Jakarta, 1999.
6. Robert K., Murray, Biokimia Harper, Edisi 24, EGC, Jakarta, 1996.
7. Sylvia, A. Price, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 7,
EGC, Jakarta, 1995.

More Related Content

What's hot

54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansiaAbi Muhlies
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatanari saputra
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Soroy Lardo
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 

What's hot (20)

Askep obesitas
Askep obesitasAskep obesitas
Askep obesitas
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia54098757 asuhan-keperawatan-lansia
54098757 asuhan-keperawatan-lansia
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Makalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratumMakalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratum
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Askep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-strokeAskep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-stroke
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
Analisa data
Analisa data Analisa data
Analisa data
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
Presentasi kasus diare akut dehidrasi ringansedang : Sub SMF/Divisi Tropik In...
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 

Similar to Diabetes Asuhan

Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Operator Warnet Vast Raha
 
Porto - Hipoglikemia.pptx
Porto - Hipoglikemia.pptxPorto - Hipoglikemia.pptx
Porto - Hipoglikemia.pptxshalwanabilla
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Falah123
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptxASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptxMutiananda4
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiZollananda
 
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxPPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxClickClick8
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniKampus-Sakinah
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitusmateri-x2
 
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelDiabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelRidwansyah Iid
 

Similar to Diabetes Asuhan (20)

Kmb diabetes
Kmb   diabetesKmb   diabetes
Kmb diabetes
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
 
Dm
DmDm
Dm
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Porto - Hipoglikemia.pptx
Porto - Hipoglikemia.pptxPorto - Hipoglikemia.pptx
Porto - Hipoglikemia.pptx
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA
Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA
 
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptxASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA DM TIPE.pptx
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptxPPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
PPT KEL 7 ASKEP GERONTIK DM.pptx
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Diabetes mellitus
Diabetes mellitusDiabetes mellitus
Diabetes mellitus
 
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbelDiabetes melitus by MANTAP bimbel
Diabetes melitus by MANTAP bimbel
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Diabetes Asuhan

  • 1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA “DIABETES MELLITUS” I. PENGERTIAN Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes mellitus terbagi atas 2 tipe, yaitu: - Diabetes mellitus yang mengandung insulin (DMTI) atau DM tipe I - Diabetes mellitus yang tidak mengandung insulin (DMTTI) atau DM tipe III - DM sekunder - DM gestasional II. ETIOLOGI Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi Diabetes mellitus bermacam- macam, meskipun berbagai lesi dengan jenis yang berbeda akhirnya akan mengarah pada insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas penderita DM. Individu yang peka secara genetik tampaknya memberikan respon terhadap kejadian-kejadian pemicu yang diduga berupa infeksi virus, dengan memproduksi antibodi terhadap sel-sel beta, yang akan mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin yang dirancang oleh glukosa. Manifestasi klinik dari DM terjadi jika lebih dari 90 % sel-sel beta menjadi rusak. Bukti untuk determinan genetik dari DMTI adalah adanya kaitan dengan tipe-tipe histokompatibilitas (H2A) spesifik. Tipe dari gen histokompatibilitas yang berkaitan dengan DMTI adalah yang memberi kode kepada protein-protein yang berperanan penting dalam interaksi monosit- limfosit. Protein-protein itu mengatur respon sel T yang terganggu akan berperanan penting dalam patogenesis perusakan sel-sel pulau Langerhans. Kejadian pemicu yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik dapat berupa infeksi virus coxsarchie B4.
  • 2. 1 Pasien dengan DMTTI, penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan pada pengikatan insulin dengan reseptor. Akibatnya, terjadi penggabungan abnormal antara kompleks reseptor insulin dengan sistem transport glukosa. Sekitar 80 % pasien DMTTI mengalami obesitas. Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kemungkinan besar gangguan toleransi glukosa dan Diabetes mellitus yang pada akhirnya terjadi pada pasien-pasien DMTTI merupakan akibat dari obesitasnya. III. GEJALA KLINIS 1. Kelainan kulit, gatal, bisul-bisul 2. Kelainan ginekologis, keputihan 3. Kesemutan 4. Kelemahan tubuh/somnolens 5. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh 6. Infeksi saluran kemih 7. Poliuri, polidipsi, polifaqia. IV. KOMPLIKASI 1. Makroangiopati 2. Mikroangiopati: - Retinopati diabetik - Nifropati diabetik 3. Diabetik ketoasidosis
  • 3. PATOFISIOLOGI Diabetes mellitus Angiopati Neuropati Gangguan metabolisme KH, protein, lemak Makroangiopati Mikroangiopati Autonomik Sensori Motorik Penggunaan Glukoneugenesis Lipolisis ↑ Glukosa Penyumbatan Perubahan Keringat Sensasi Atropi usus Hiperglikemi pembuluh kulit darah Glikosuria Ketosis Kulit kering Trauma tak Perubahan Ulserasi fistula terasa sikap tubuh Poliuri/Nocturi ↓ diuresis osmotik Mual muntah Infeksi Ulserasi daerah Penekanan ↓ volume sirkulasi Nutrisi Gangren Gangren Hipotensi kurang dari berat sedang Infeksi takikardia Kekurangan kebutuhan volume cairan Amputasi
  • 4. 4 V. PENGKAJIAN 1. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Klien Nama : Tn. H Umur : 55 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Pensiunan ABRI Pendidikan : SMA Alamat : Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 37 D Penanggung Jawab : Tn. R (anak kandung Tn. H) Umur : 30 tahun Pendidikan : SH (Sarjana Hukum) Pekerjaan : PNS Alamat : Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 37 D Sumber Data : Klien dan keluarga Tanggal Pangkajian : 6 April 2004 B. Keluhan Utama Klien Klien mengeluh ada luka tapi tidak sembuh-sembuh C. Riwayat Penyakit Klien Awalnya klien datang ke RS dengan luka yang tidak sembuh-sembuh selama 3 minggu di kaki kirinya. Kemudian klien juga mengeluh mudah lelah dan buang air kecil terus-menerus. Kadang klien juga merasa sulit berjalan. D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Saat kecil klien tidak pernah mengalami penyakit akut maupun kronis, kecuali sakit kepala ringan. Klien tidak pernah dan tidak mengalami alergi terhadap berbagai makanan dan minuman.
  • 5. 5 E. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan bahwa bapaknya meninggal pada usia 75 tahun karena penyakit DM dan ibunya meninggal tanpa dikenali jenis penyakitnya (diduga faktor ketuaan). Klien juga mengatakan bahwa saudara sepupunya juga mengidap DM. Genogram: Keterangan: □ : Laki-laki ○ : Perempuan : Klien Tn H. --- : Tinggal serumah + : Sudah meninggal F. Riwayat Psikospiritual • Pola koping: klien dapat menerima keadaan penyakitnya sebagai suatu yang wajar. • Harapan klien tentang penyakitnya: klien berharap penyakitnya bisa segera sembuh atau paling tidak jangan sampai di rawat di RS. • Faktor stressor: klien merasa bosan di rumah. • Konsep diri: klien tidak merasa rendah diri karena bergantung pada orang lain. Tn. H Ny. J Tn. R
  • 6. 6 • Pengetahuan klien: klien mengatakan bahwa penyakitnya terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. • Hubungan dengan anggota keluarga: baik, anak-anak dan cucunya sering berkumpul bersama-sama ke rumah klien. • Hubungan dengan masyarakat: klien sering mengobrol dengan tetangganya khususnya dengan teman sebayanya. • Aktivitas sosial: klien mau mengikuti kegiatan di masyarakat sebatas kemampuannya. • Kegiatan keagamaan: klien rajin beribadah (shalat), mengaji dan melaksanakan ibadah puasa. G. Kebutuhan Dasar Pola makan: Keluarga dan klien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk dan kadang kala buah-buahan. Selama ini selera makan klien tidak terganggu. Klien tidak mau memilih-milih makanan, kecuali makanan yang dipantangkan. Pola minum: Akhir-akhir ini klien banyak minum kira-kira 9 – 10 gelas sehari. Pola eliminasi: Eliminasi BAK Terjadi perubahan pola berkemih (poliuria dan nokturia), klien merasa tidak kesulitan saat berkemih dengan warna urine pucat/dan juga kekuning-kuningan. Eliminasi BAB BAB lancar Pola tidur: Klien mengeluh bahwa pola tidurnya terganggu.
  • 7. 7 Aktivitas sehari-hari: Klien mengatakan bahwa ia tidak bekerja dan hanya membaca koran setiap pagi sambil berjalan-jalan di teras rumah dan kebanyakan santai dengan teman sebaya di warung sebelah rumahnya. H. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: Kelemahan diakibatkan kurangnya aktivitas karena pembatasan pergerakan, perubahan mood terjadi karena merasa bosan di rumah bila tidak ada pekerjaan dan vital sign meliputi: - Tekanan darah : 120/80 mmHg - Nadi : 86 x/menit - Pernafasan : 18 x/menit - Suhu : 37 ºC Kulit: Kulit sudah mulai keriput, kering, terdapat ulkus pada ekstremitas bawah, edema (-). Kepala: Simetris tegak lurus dengan garis tengah tubuh, tidak ada luka, kulit kepala bersih, rambut beruban dan bentuk lurus. Mata: Ikterus (–), pupil isokhor kiri dan kanan, refleks cahaya (+), tanda-tanda anemis tidak dijumpai. Telinga: Bentuk simetris kiri dan kanan, pendengaran tidak terganggu dan tidak ada nyeri, serumen sedikit, tidak mengganggu pendengaran dan tidak ditemukan cairan.
  • 8. 8 Hidung: Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, polip (–), tidak ditemukan darah/cairan keluar dari hidung, tidak ada tanda-tanda peradangan. Mulut dan tenggorokan: Bibir agak kering, sianosis (-), lidah hiperemesis, dapat dijulurkan maksimal keluar dan bergerak bebas, refleks menelan baik dan tonsil tidak infeksi. Leher: Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, dan leher dapat digerakkan dengan bebas. Dada: Bentuk dada simetris, klavikula menonjol dan sternum terlihat rata, tidak ada nyeri yang timbul. Sistem pernafasan: Tampak kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak). Sistem kardiovaskuler: Klien tidak mengalami takikardia dan tidak terjadi peningkatan tekanan darah. Sistem gastrointestinal: Tidak ditemukan kelainan, mual ada, selera makan meningkat, nyeri epigastrium tidak ada, kadang diare, dan konstipasi jarang. Sistem genitourinaria: Nyeri saat miksi (-), urine berwarna pucat dan kekuning-kuningan, tidak dijumpai partikel-partikel darah atau lainnya. Sistem muskuloskeletal: Klien mempunyai postur tubuh yang tinggi dengan massa otot yang sudah menurun (kurus).
  • 9. 9 Sistem neurologi: Komunikasi lancar dan jelas, orientasi orang, waktu dan tempat baik, gelisah. VI. PENGELOMPOKAN DATA 1. Data Subjektif - Lemah - Sulit berjalan/bergerak - Penyembuhan yang lama (ulkus pada kaki) - Stress - Perubahan pola berkemih - Haus 2. Data Objektif - Takikardia - Penurunan kekuatan otot - Ansietas, peka rangsang - Urine encer, pucat, kuning, poliuri. - Poliphagi - Polidipsi. - TD: 120/80 mmHg - Nadi: 86 x/menit - Pernafasan: 18 x/menit - Suhu: 37 ºC - Penurunan BB tiba-tiba
  • 10. 10 VII. ANALISA DATA No Data Kemungkinan Penyebab Masalah 1. DS: - Lemah - Klien merasa haus DO: - Penurunan BB tiba- tiba Gangguan metabolisme KH Penggunaan glukosa Hiperglikemi Glikosuria Diuresis osmotik menurun Volume sirkulasi menurun Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan 2. DS: - Klien merasa lemah DO: - Penurunan BB - Tonus otot buruk Gangguan metabolisme KH Lipolisis meningkat Ketosis Mual muntah Nutrisi kurang dari kebutuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan 3. DS: - Klien mengeluh lemah DO: - Adanya luka yang tidak sembuh-sembuh Angiopati Mikroangiopati Perubahan kulit Ulserasi Infeksi Infeksi VIII. PENGERTIAN 1. Memperbaki cairan/elektrolit dan keseimbangan asam basa 2. Memperbaiki metabolisme abnormal
  • 11. 11 3. Mengidentifikasi/membantu penanganan terhadap penyebab/penyakit yang mendasarinya. IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan - Diuresis osmotik (dari hiperglikemia) - Kehilangan gastric berlebihan: muntah - Masukan dibatasi: mual, kacau mental. Ditandai dengan: - Peningkatan haluaran urine, urine encer. - Kelemahan; haus; penurunan BB tiba-tiba - Kulit/membran mukosa kering, turgor kulit buruk - Hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian kapiler. Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi: Diharapkan pasien akan dapat: - Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal Tindakan/intervensi Mandiri: 1) Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan dengan lamanya/intensitas dari gejala seperti muntah, pengeluaran urine yang sangat berlebihan. 2) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik 3) Periksa suhu, warna kulit atau kelembabannya 4) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa 5) Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urine. 6) Ukur berat badan setiap hari
  • 12. 12 7) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan. 8) Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman 9) Kaji adanya perubahan mental/sensori 10) Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung. 11) Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur, dan adanya distensi pada vaskuler. Kolaborasi: 1) Berikan terapi cairan sesuai dengan indikasi: - Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dekstrosa. - Albumin, plasma, atau dekstran. 2) Pasang/pertahankan kateter urine tetap terpasang 3) Pantau pemeriksaan lab seperti: - Hematokrit (Ht) - BUN/Kreatinin - Osmolalitas darah - Natrium - Kalium 4) Berikan kalium/elektrolit yang lain melalui IV dan/atau melalui oral sesuai indikasi. 5) Berikan bikarbonat jika pH kurang dari 7,0. 2. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan: - Ketidakcukupan insulin/penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein/lemak. - Penurunan masukan oral, anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.
  • 13. 13 - Status hipermetabolisme, pelepasan hormon stress. Ditandai dengan: - Melaporkan masukan makanan tak adekuat, kurang minat pada makanan - Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk - Diare. Tujuan: mencerna jumlah kalor/nutrien yang tepat Kriteria hasil: - Menunjukkan tingkat energi biasanya - Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal. Tindakan/intervensi: Mandiri: 1) Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi 2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. 3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. 4) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan melalui oral. Dan selanjutnya terus mengupayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi. 5) Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan unik/kultural. 6) Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi.
  • 14. 14 7) Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkah laku, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan. Kolaborasi: 1) Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “finger stick” 2) Pantau pemeriksaan lab, seperti glukosa darah, aseton, pH, HCO3. 3) Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode IV secara intermittent atau secara kontinyu. Seperti bolus IV diikuti dengan tetesan yang kontinyu melalui alat pompa kira-kira 5 – 10 μl/jam sampai glukosa darah mencapai 250 mg/ml. 4) Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrosa dan setengah salin normal. 5) Lakukan konsultasi dengan ahli diet. 6) Berikan diet kira-kira 60 % karbohidrat, 20 % protein, dan 20 % lemak dalam penataan makan/pemberian makanan tambahan. 7) Berikan obat metaklopramid (riglan): tetrasiklin. 3. Infeksi. Resiko tinggi terhadap (sepsis) Tujuan: mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi. Kriteria evaluasi: mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi. Tindakan/Intervensi Mandiri: 1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan, seperti demam, kemerahan, adanya pus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh atau berkabut. 2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
  • 15. 15 3) Pertahankan teknik aseptic pada prosedur invasive (seperti pemasangan infus, kateter folig, dsb) pemberian obat IV dan memberikan perawatan pemeliharaan. Lakukan pengobatan IV sesuai indikasi. 4) Pasang kateter/lakukan perawatan perineal dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk membersihkan daerah perinealnya dari depan ke arah belakang setelah eliminasi. 5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen kering dan tetap kencang (tidak berkerut). 6) Anjurkan untuk makan dan minum adekuat (pemasukan makanan dan minuman yang adekuat) kira-kira 3000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi). Kolaborasi: 1) Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas sesuai dengan indikasi 2) Berikan obat antibiotik yang sesuai. X. IMPLEMENTASI Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknis yang telah ditentukan. XI. EVALUASI Kriteria keberhasilan: - Berhasil Menuliskan kriteria keberhasilannya dan menghentikan tindakan - Tidak berhasil Menulis mana yang berhasil dan melanjutkan tindakan.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA 1. Dongoes Marlynn, E; Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1994. 2. Don, R., Powell, Ph.D., Buku Pintar Kesehatan 365 Tips Hidup Sehat, Delapratasa Publishing, Malang, 2003. 3. Hotma Rumoharjo, S.Kp., Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin, EGC, Jakarta, 1999. 4. J. C. E. Underwood, Patologi Umum dan Sistemik, EGC, Jakarta, 1999. 5. L. J. Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC, Jakarta, 1999. 6. Robert K., Murray, Biokimia Harper, Edisi 24, EGC, Jakarta, 1996. 7. Sylvia, A. Price, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 7, EGC, Jakarta, 1995.