SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN
DIABETES MELLITUS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya
semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan
kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-kadang
sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam bidang endokrinologi
hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat
dipengaruhi oleh proses menjadi tua.
Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas dari
tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai penyakit atau
perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut.
Dalam makalah ini dibahas masalah penyakit diabetes pada usia lanjut beserta asuhan
keperawatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien lansia dengan diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi diabetes mellitus
b. Mengetahui etiologi diabetes mellitus
c. Mengetahui gambaran klinis diabetes mellitus
d. Melakukan pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus
e. Menyusun intervensi pada klien dengan diabetes mellitus
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada klien
lansia dengan Diabetes Mellitus (DM).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme
karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan
insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
B. Etiologi
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap
glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang
lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut.
Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik
yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan, disamping
karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia
diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang
abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut
terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan
vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
C. Gambaran Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia umumnya tidak
ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif
kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat
proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan
karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka
pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
 Katarak
 Glaukoma
 Retinopati
 Gatal seluruh badan
 Pruritus Vulvae
 Infeksi bakteri kulit
 Infeksi jamur di kulit
 Dermatopati
 Neuropati perifer
 Neuropati viseral
 Amiotropi
 Ulkus Neurotropik
 Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
 Penyakit koroner
 Penyakit pembuluh darah otak
 Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat
muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus
pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap
dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut
dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya
bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas
hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia.
Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak
umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala
dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma
yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
D. Komplikasi
1.Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.
2.Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL)
3.Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)
E. Penatalaksanaan
Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia dapat dikendalikan dengan baik
hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% dapat diobati dengan oral anti
diabetik dan diet saja.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II, dan dalam
penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup pasien, keadaan gizi dan
kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta ada/tidaknya komplikasi DM.
Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah :
1. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan
keluarganya.
2. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life) seperti rasa haus, sering
kencing, lemas, gatal-gatal.
3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi (200-220 mg/dl) post
prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya terjadinya hipoglikemia.
4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko hipoglikemia.
F. Pathways
Defisiensi Insulin
glukagon↑ penurunan pemakaian
glukosa oleh sel
glukoneogenesis hiperglikemia
lemak protein glycosuria
ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis
ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi
Mualmuntah
↓ pH Hemokonsentrasi
Resti Ggn Nutrisi
Kurang dari kebutuhan
Asidosis Trombosis
 Koma
 Kematian
Aterosklerosis
Mikrovaskuler
Makrovaskuler
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa,
bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki
yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
B. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Gangguan integritas kulit
3. Resiko terjadi injury
C. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen.
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin,
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
3. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
BAB IV
KESIMPULAN
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme
karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan
insulin.
Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
Faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia adalah Umur yang
berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, Umur yang berkaitan
dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, Obesitas, banyak
makan, Aktivitas fisik yang kurang, Penggunaan obat yang bermacam-macam, Keturunan,
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress.
Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering muncul adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Prinsip
penatalaksanaan DM lansia adalah Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan
pendidikan kepada pasien dan keluarganya, Menghilangkan gejala-gejala akibat
hiperglikemia,Lebih bersifat konservatif, Mengendalikan glukosa darah dan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati,
Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta :
EGC, 1997.
Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri : Mosby,Inc,
2000.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi
8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC,
2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga,
Jakarta : FKUI, 1996.
Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta : EGC, 1998.

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan diabetes melitus
Asuhan keperawatan diabetes melitusAsuhan keperawatan diabetes melitus
Asuhan keperawatan diabetes melitusYesi Tika
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Falah123
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitusSo Ra
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2lody mamesah
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAderia Carisna
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaVerar Oka
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusArif Al-Amin
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSAulia Kauri
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentationFerdy Tohopi
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumProdalima Sinulingga, M.Kep
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSMenanti Senja
 

What's hot (19)

Asuhan keperawatan diabetes melitus
Asuhan keperawatan diabetes melitusAsuhan keperawatan diabetes melitus
Asuhan keperawatan diabetes melitus
 
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
Asuhan keperawatan pada luka diabetes mellitus..
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
274409377 makalah-diabetes-melitus-tipe-2
 
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
 
Kmb diabetes
Kmb   diabetesKmb   diabetes
Kmb diabetes
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Eklamsia 1
Eklamsia 1Eklamsia 1
Eklamsia 1
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
 
Studi kasus dm
Studi kasus dmStudi kasus dm
Studi kasus dm
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 

Similar to ASUHAN LANJUT

Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmYabniel Lit Jingga
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptxasuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptxrapiahrapi
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to ASUHAN LANJUT (20)

Dm
DmDm
Dm
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptxasuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
asuhan-keperawatan-anak-juvenile-diabetes.pptx
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes MellitusKonsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Asuhan keperawatan diabetes millitus
Asuhan keperawatan diabetes millitusAsuhan keperawatan diabetes millitus
Asuhan keperawatan diabetes millitus
 
Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA
Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA
 
Dm
DmDm
Dm
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''ketoasidosis diabetik'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA Dm AKPER PEMKAB MUNA
Dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNASanti askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
 
267768431.ppt
267768431.ppt267768431.ppt
267768431.ppt
 
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes AKPER PEMDA MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ASUHAN LANJUT

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LANJUT USIA DENGAN DIABETES MELLITUS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat penyakit. Dalam bidang endokrinologi hampir semua produksi dan pengeluaran hormon dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses menjadi tua. Diabetes mellitus yang terdapat pada usia lanjut gambaran klinisnya bervariasi luas dari tanpa gejala sampai dengan komplikasi nyata yang kadang-kadang menyerupai penyakit atau perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Dalam makalah ini dibahas masalah penyakit diabetes pada usia lanjut beserta asuhan keperawatannya. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui asuhan keperawatan pada klien lansia dengan diabetes mellitus. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui definisi diabetes mellitus b. Mengetahui etiologi diabetes mellitus c. Mengetahui gambaran klinis diabetes mellitus
  • 2. d. Melakukan pengkajian pada klien dengan diabetes mellitus e. Menyusun intervensi pada klien dengan diabetes mellitus C. Ruang Lingkup Ruang lingkup makalah ini adalah hanya membahas tentang asuhan keperawatan pada klien lansia dengan Diabetes Mellitus (DM). BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) B. Etiologi Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan bertambahnya umur, intoleransi terhadap glukosa juga meningkat, jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi daripada orang dewasa non usia lanjut. Pada NIDDM, intoleransi glukosa pada lansia berkaitan dengan obesitas, aktivitas fisik yang berkurang,kurangnya massa otot, penyakit penyerta, penggunaaan obat-obatan, disamping karena pada lansia terjadi penurunan sekresi insulin dan insulin resisten. Lebih dari 50% lansia diatas 60 tahun yang tanpa keluhan, ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal. Intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai diabetes. Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor. Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia (Jeffrey) : 1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin. 2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler. 3. Obesitas, banyak makan. 4. Aktivitas fisik yang kurang 5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
  • 3. 6. Keturunan 7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress C. Gambaran Klinis Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM lansia umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :  Katarak  Glaukoma  Retinopati  Gatal seluruh badan  Pruritus Vulvae  Infeksi bakteri kulit  Infeksi jamur di kulit  Dermatopati  Neuropati perifer  Neuropati viseral  Amiotropi  Ulkus Neurotropik  Penyakit ginjal  Penyakit pembuluh darah perifer  Penyakit koroner  Penyakit pembuluh darah otak  Hipertensi
  • 4. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak. Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas. D. Komplikasi 1.Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati. 2.Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600 mg/dL) 3.Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L) E. Penatalaksanaan Menurut Steven diperkirakan 25 – 50% dari DM lansia dapat dikendalikan dengan baik hanya dengan diet saja. 3% membutuhkan insulin dan 20 – 45% dapat diobati dengan oral anti diabetik dan diet saja. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar DM pada lansia adalah tipe II, dan dalam penatalaksanaannya perlu diperhatikan kasus perkasus, cara hidup pasien, keadaan gizi dan kesehatannya, adanya penyakit lain yang menyeertai serta ada/tidaknya komplikasi DM. Pedoman penatalaksanaan DM lansia adalah : 1. Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. 2. Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia (quality of life) seperti rasa haus, sering kencing, lemas, gatal-gatal. 3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi (200-220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena bahaya terjadinya hipoglikemia. 4. Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko hipoglikemia.
  • 5. F. Pathways Defisiensi Insulin glukagon↑ penurunan pemakaian glukosa oleh sel glukoneogenesis hiperglikemia lemak protein glycosuria ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi Mualmuntah ↓ pH Hemokonsentrasi Resti Ggn Nutrisi Kurang dari kebutuhan Asidosis Trombosis  Koma  Kematian
  • 6. Aterosklerosis Mikrovaskuler Makrovaskuler BAB III ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian  Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?  Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.  Aktivitas/ Istirahat : Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.  Sirkulasi
  • 7. Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah  Integritas Ego Stress, ansietas  Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare  Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.  Neurosensori Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.  Nyeri / Kenyamanan Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)  Pernapasan Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)  Keamanan Kulit kering, gatal, ulkus kulit. B. Masalah Keperawatan 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan 2. Gangguan integritas kulit 3. Resiko terjadi injury C. Intervensi 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen. Intervensi :  Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
  • 8.  Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.  Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.  Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.  Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.  Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.  Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.  Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.  Kolaborasi dengan ahli diet. 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).  Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.  Kaji tanda vital  Kaji adanya nyeri  Lakukan perawatan luka  Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.  Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. 3. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan  Hindarkan lantai yang licin.  Gunakan bed yang rendah.  Orientasikan klien dengan ruangan.  Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
  • 9. BAB IV KESIMPULAN Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan insulin atau secara relatif kekurangan insulin. Klasifikasi diabetes mellitus yang utama adalah tipe I : Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) Faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia adalah Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin, Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, Obesitas, banyak makan, Aktivitas fisik yang kurang, Penggunaan obat yang bermacam-macam, Keturunan, Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress. Pada DM lansia tidak terjadi poliuria, polidipsia, akan tetapi keluhan yang sering muncul adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Prinsip penatalaksanaan DM lansia adalah Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya, Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia,Lebih bersifat konservatif, Mengendalikan glukosa darah dan berat badan. DAFTAR PUSTAKA Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997. Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis Missouri : Mosby,Inc, 2000. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
  • 10. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996. Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta : EGC, 1998.