SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
ASKEP GADAR
DIABETES MILITUS
KELOMPOK 4
A. PENGERTIAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif (Arjatmo, 2002).
B. ETIOLOGI


Virus dan Bakteri
Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui
mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau
perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri
masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan DM.



Bahan Toksik atau Beracun.
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain
adalah sianida yang berasal dari singkong.



Genetik atau Faktor Keturunan
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.
Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar
terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit
yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi
penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
D. KLASIFIKASI
Jenis diabetes
1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1).
Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat + 10% dari DM Tipe
2. Di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran
kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan
puncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yang
timbul pada masa dewasa.
2. Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2)
DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan
(lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40
dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan diabetes
mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata
orang dewasa.
3
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek
genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat
atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang
dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.
4. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang
timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat penting
diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik
bila tidak ditangani dengan benar.
Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring
D. PATOFISIOLOGI
Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan
glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
1.

Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan
sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin
untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang memproduksi glukagon
yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta
yang mngeluarkan somastostatin.

2. Kerja Insulin
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
kemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga.
3. Patofisiologi DM Tipe 1
Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi
otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan
timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta)
dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta.
4) Patofisiologi DM Tipe 2
Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak
tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang.
Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke
dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang,
hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena
lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel
akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di
dalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama
dengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping
kadar glukosa tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan
ini disebut resistensi insulin.
Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi
insulin:
1. Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel)
2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
3. Kurang gerak badan
4. Faktor keturunan (herediter)
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering
kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan
yang turun dengan cepat.
Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan
pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan
jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada
ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.
Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan
adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena
pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya
tinggi.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitu
timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetes
mellitus.
 Komplikasi Akut Diabetes Mellitus
Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi
hipoglikemia dan
koma diabetik.
1. Reaksi Hipoglikemia
2. Koma Diabetik


Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus
Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah
di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Untuk kemudahan, angiopati
diabetik dibagi 2 :
1. Makroangiopati (makrovaskular)
2. Mikroangiopati (mikrovaskular)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan adanya gejala khas DM
berupa poliuria, polidipsia, lemas,dan berat badan turun. Gejala lain yang
mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan
impotensia pada pasien pria,serta pruritus dan vulvae pada pasien wanita.
Jika keluhan dan gejala khas, ditemukannya pemeriksaan glukosa darah
sewaktu yang >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.
Umumnya hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang baru satu kali saja
abnormal belum cukup untuk diagnosis klinis DM.
Kalau hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaan TTGO
diperlukan untuk konfirmasi diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan
gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah
beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa pernah 2 kali
abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM, baik pada 2 pemeriksaan yang
berbeda ataupun adanya 2 hasil abnormal pada saat pemeriksaan yang sama.
A.PENGKAJIAN

1.Pengumpulan data

Identitas Klien
Fokus berisi mengenai jenis kelamin, usia, suku/ bangs

Identitas Penanggungjawa
Riwayat KesehataN
o Keluhan Utama
Klien diabetes mellitus datang dengan keluhan luka
yang tidak kunjung sembuh, mual, muntah, penurunan
kesadaran, disamping keluhan lain yang menyertai seperti
mudah lelah, sering kencing, sering lapar, sering haus,
adanya kesemutan atau baal-baal pada daerah ekstrimitas
atau juga karena telah terjadi komplikasi diabetic baik akut
maupun kronik

o

o

Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum
cenderung mengeluh nyeri pada daerah lukanya dengan
kualitas nyeri yang tajam dan kuantitas nyeri yang hilang
timbul. Nyeri yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan
ulkus diabetikum bertambah bila klien bergerak untuk
merubah posisinya dan berkurang jika beristirahat. Nyeri
yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan ulkus
diabetikum cenderung berada pada nyeri sedang sampai
dengan berat dan berada pada skala nyeri 5 – 10 (skala 1 –
10 menurut Smeltzer).
Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat obesitas, riwayat pankreatitis
kronis,riwayat glukosauria,ataupun terapi obat lainnya
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung
disebabkan oleh adanya riwayat penyakit yang sama pada
anggota keluarganya. Selain itu juga cenderung disebabkan
oleh factor lingkungan rumah yang kurang sehat serta
riwayat gizi keluarga yang buruk sehingga berdampak pada
kesehatan anggota keluarga.
o
2.Pemeriksaan fisik
 Primeri survey
o Air wey
Biasanya pada pasien DM tdk memiliki sumbatan jalan nafas maupun
fraktur serfikal
o Birthing
 Look
Biasanya ditemukan kembang kempis dada seimbang namun
frekuensinya lebih cpat dari biasanya,adanya sianosis sentral maupun
perifer,adanya otot bantu pernafasan
 Listen
Dipsnue,untuk suara tambahan tidak ada,frekuensi nafas lebih dari
normal
 Feel
Biasanya ada aliran udara namun kekuatannya lebih kencang
o Circulation
Untuk pasien dengan luka,biasanya ada pendarahan,nadi teraba
lemah,adanya sianosis,gangguan pada TD,aritmia jantung,capilari refil
time > 3 detik
SECENDARI SURVEY

Keadaan umum
 Kesadaran
 TTV
 Kardiovaskuler


Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami
penyakit jantung koroner atau akut miokard infark (AMI), angina
pectoris yang dimanifestasikan dengan perubahan pola gambaran
EKG (Elektrokardiografi), perubahan irama, bunyi dan frekuensi
denyut jantung. Selain itu juga ditemukan adanya penurunan
kekuatan denypeningkatan waktu pengisian kapiler (Capilary Refil
Time) > 3 detik yang pada tahap lanjut dapat menimbulkan
peningkatan JVP (Jugular Venous Pressure) sebagai dampak dari
peningkatan osmolaritas plasma akibat hiperglikemiaut nadi perifer,
perubahan tekanan darah,
oRESPIRASI





Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan
adanya pola napas klien yang cepat dan dalam .pada
keadaan istrahat,batuk tanpa sputum tergantung ada tdaknya
infeksi.frekuensi nafas >24 kali per menit dengan bau nafas
aseton
GASTROINTESTINAL
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan
adanya mual, muntah). Selain itu juga ditemukan adanya
konstipasi dan penurunan frekuensi bising usus dan distensi
abdomen
Sistem Panca Indera (Pengihatan)
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami
penurunan fungsi ketajaman penglihatan (penurunan visus),
penglihatan ganda (diplopia), perubahan diameter pupil
dimana pupil cenderung mengalami dilatasi, peningkatan
tekanan intraokuler, kekeruhan lensa (katarak) dan pada
tahap lanjut menyebabkan lapang pandang berkurang.


perkemihan
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya
perubahan yang berkaitan dengan status cairan dan elektrolit berupa
mukosa mulut kering, turgor kulit > 2 detik, kadar elektrolit cenderung
menurun dan pada tahap lanjut dapat menyebabkan perubahan
fungsi ginjal(Nefropati) sebagai dampak dari hiperglikemia yang
dimanifestasikan dengan meningkatnya ureum, kreatinin plama dan
urine



Sistem Muskuloskeletal
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya
kelemahan, kram otot, penurunan tonisitas, kekuatan dan massa
otot. Selain itu juga ditemukan adany penurunan ROM (Range of
Motion)



Sistem Integumen
Klien dengan diabetes mellitus tipe II yang disertai dengan adanya
ulkus diabetikum cenderung ditemukan adanya erosi pada kulit,
warna kulit pada daerah luka cenderung kehitaman, perubahan
system thermoregulasi tubuh yang dimanifestasikan dengan
perubahan suhu tubuh secara signifikan, akral cenderung teraba
dingin


Persyarafan
Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya
keluhan pusing, vertigo, baal-baal atau kesemutan pada ekstrimitas
atau bahkan mengalami penurunan tingkat kesadaran yang
disebabkan oleh koma hiperglikemik. Selain itu juga pada tahap
yang lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya penyakit
serebrovaskular berupa penyakit stroke dengan jenis TIA (Transient
Ischemic Attact), perubahan fungsi saraf cranial, perubahan fungsi
sensori-motor dan perubahan refleks neurologis.



Pemeriksaan Penunjang



Gula darah meningkat >200 mg/dl



Aseton plasma positif



Osmolaritas serum meningkat >330m osm/lt



Gas darah arteri dng PH rendah



Insulin darah menurun



Pada urin mengandung glukosa dan aseton positf



Trombosis darah mungkin meningkat
oTERAPI

Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan
sebagai terapi jangka panjang untuk
mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan
obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya
 Obat hipoglikemia oral(OHO)seperti
sulfonyiurea,biguanid,inhibitor alfa glukosidase dan
insulin sensitizing agen
 Diet
 Latihan
 Pemantauan kadar glukosa darah

simtom

A
Ds=--- NALISA DATA
Do=klien nampak lemas

etiologi

problem

Adanya faktor penyebab

Gangguan perfusi jaringan

Metabolime protein
meningkat

Asam amino menurun
Glukoneogenesis
meningkat
Hiperglikemia
Hiper osmolaritas
Hipoksia jaringan
Gangguan perfusi jaringan
DS=---DO=muka nampak
meringis dengan skala
nyeri 6(0-10)

Adanya faktor penyebab

Metabolisme protein
meningkat
Asam amino menurun
Glukoneogenesis
meningkat
Hipoglikemia
Darah sukar mumbeku
Luka tdk kunjung sembuh
Merangsang reseptor
kimia

Hipotalamus
Nyeri di presepsikan

nyeri
DS=--DO=Berat badan klien
menurun,klien nampak
kurus
DIAGNOSA KEPERAWATAN








Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia jaringan
ditandai dengan
DS=---DO=klien nampak lemas,nadi lambat dan
lemah,penurunan
TD
Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit ditandai dengan
DS=---DO=klien nampak meringis,skala nyeri 6(0-10)
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yg tdk
adekuat ditandai dengan
DS=--DO=klien nampak kurus,BB klien menurun
Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan kurang
asupan cairan ditandai dengan
DS=-DO=klien nampak pucat
PERENCANAAN

Gangguan perfusi jaringan perifer bd hipoksia
jaringan
 Obserfasi tanda tanda fital
 Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat
tidur
 Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai
pesanan
 Amati adanya hipotensi mendadak
 Ukur masukan dan pengeluaran
 Pantau elektrolit
 Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
















Nyeri bd kerusakan jarinan kulit
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakter, da intensitas
nyeri
Tinggikan dan sokong area luka dengan mengguankan
bantalan
Berikan tindakan kenyamanan dasar, contoh pijatan
punggung, dan perubahan posisi
Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh
relaksasi progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi, dan
visualisasi
Libatkan klien dan keluarga dalam penentuan jadwal aktivitas,
dan pemberian obat
Berikan aktivitas teutapeutik yang tepat sesuai dengan usia
dan kondisi
Berikan analgetik sesuai dengan indikasi












Nutrisi kurang dari kebutuhan bd intake yg tdk adekuat
Timbang berat badan setiap hari atau setiap indikasi.
Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki.
Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan
tingkat kesadaran, kulit lembab dan dingin, denyut nadi
cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dan
sempoyongan.
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, perut
kembung, mual, dan muntah.
Berilah makanan cair yang mengandungzat makanan dan
elektrolit dengan segera jika pasien sudah mendapatkan
toleransinya melalui pemberian cairan oral dan selajutnya
upayakan pemberian makanan padat sesuai dengan yang
dapat ditoleransi oleh klien.
Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai dengan
indikasi.
Pantau pemeriksaan lasoratorium seperti ; glukosa darah,
Ph, HCO3-.
Lakukan konsultasi dengan ahli gizi
Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan
kurang asupan cairan
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan
tekanan darah orthostatik
 Kaji nadi perifer pengisian kapiler, turgor kulit, dan
membaran mukosa
 Pantau intake dan output, catat berat jenis urine
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung. Jika
pemasukan cairan sudah dapat diberikan
 Tingkatkan lingkungan yang dapat memberikan rasa
nyaman dengan menyelimuti klien dengan selimut tipis
 Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai dengan indikasi

IMPLEMENTASI

Implementasi dapat dilaksanakan hampir
secara keseluruhan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dengan melibatkan peran serta
klien dan keluarga selama melakukan tindakan.
Selain itu juga didukung oleh adanya kerja sama
antara dokter, perawat ruangan dan penyusun
sendiri selama melaksanakan asuhan
keperawatan.
EVALUASI
Tiga dari tujuh diagnosa keperawatan dapat diatasi
sesuai dengan criteria waktu yang telah ditetapkan
dan empat diagnosa belum teratasi secara
keseluruhan, yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri,
deficit cairan, gangguan integritas kulit dan risiko
injuri.
ERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentationFerdy Tohopi
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Daniel Gani
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaVerar Oka
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSAulia Kauri
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAderia Carisna
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniKampus-Sakinah
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitusSo Ra
 
Diabetes mellitus pada lanjut usia
Diabetes mellitus pada lanjut  usiaDiabetes mellitus pada lanjut  usia
Diabetes mellitus pada lanjut usiaPiTria HaYati
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumProdalima Sinulingga, M.Kep
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Diabetes presentation
Diabetes presentationDiabetes presentation
Diabetes presentation
 
Dm
DmDm
Dm
 
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
Makalah tentang penyakit diabetes melitus "pembahasan"
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUSLAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
 
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus
 
Kaki diabetik
Kaki diabetikKaki diabetik
Kaki diabetik
 
Asuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yaniAsuhan keperawatan dm bu yani
Asuhan keperawatan dm bu yani
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Diabetes mellitus pada lanjut usia
Diabetes mellitus pada lanjut  usiaDiabetes mellitus pada lanjut  usia
Diabetes mellitus pada lanjut usia
 
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
Askep keluarga dengan dm AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus DiabetikumAsuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ulkus Diabetikum
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Dm bab 1 5
Dm bab 1 5Dm bab 1 5
Dm bab 1 5
 

Similar to Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA

mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)Chudy KeDai
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangrenkhriesna
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jmialing2
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusRosania Aninditari
 
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaDatabase penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaSopian Nurrohman
 
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaDatabase penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaDheaLuthfi
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
P2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfP2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfSenseiRita
 

Similar to Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA (20)

Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna Askep gadar akbid paramata muna
Askep gadar akbid paramata muna
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)Materi “dm(diabetes melitus)
Materi “dm(diabetes melitus)
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_jAsuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
Asuhan keperawatan pada_anak_dengan_dm_j
 
Eklamsia 1
Eklamsia 1Eklamsia 1
Eklamsia 1
 
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitusPengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
Pengetahuan tentang penyakit diabetes melitus
 
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaDatabase penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
 
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh duniaDatabase penyakit diabetes di seluruh dunia
Database penyakit diabetes di seluruh dunia
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
Satpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitusSatpel diabetes melitus
Satpel diabetes melitus
 
Chapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdfChapter II dm.pdf
Chapter II dm.pdf
 
P2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdfP2 Diabetes Mellitus.pdf
P2 Diabetes Mellitus.pdf
 
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNASanti askep dm AKPER PEMKAB MUNA
Santi askep dm AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA

  • 2. A. PENGERTIAN Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
  • 3. B. ETIOLOGI  Virus dan Bakteri Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM.  Bahan Toksik atau Beracun. Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.  Genetik atau Faktor Keturunan Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
  • 4. D. KLASIFIKASI Jenis diabetes 1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1). Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat + 10% dari DM Tipe 2. Di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yang timbul pada masa dewasa. 2. Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa. 3
  • 5. 3. Diabetes Melitus Tipe Lain Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang dan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM. 4. Diabetes Melitus Gestasional Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar. Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring
  • 6. D. PATOFISIOLOGI Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas. 1. Pankreas Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulin untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta yang mngeluarkan somastostatin. 2. Kerja Insulin Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga. 3. Patofisiologi DM Tipe 1 Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta.
  • 7. 4) Patofisiologi DM Tipe 2 Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang. Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa di dalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensi insulin: 1. Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel) 2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat 3. Kurang gerak badan 4. Faktor keturunan (herediter)
  • 8. E. MANIFESTASI KLINIS Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat. Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg. Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
  • 9. F. KOMPLIKASI Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetes mellitus.  Komplikasi Akut Diabetes Mellitus Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi hipoglikemia dan koma diabetik. 1. Reaksi Hipoglikemia 2. Koma Diabetik  Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Untuk kemudahan, angiopati diabetik dibagi 2 : 1. Makroangiopati (makrovaskular) 2. Mikroangiopati (mikrovaskular)
  • 10. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan adanya gejala khas DM berupa poliuria, polidipsia, lemas,dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensia pada pasien pria,serta pruritus dan vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan dan gejala khas, ditemukannya pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Umumnya hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang baru satu kali saja abnormal belum cukup untuk diagnosis klinis DM. Kalau hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaan TTGO diperlukan untuk konfirmasi diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa pernah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM, baik pada 2 pemeriksaan yang berbeda ataupun adanya 2 hasil abnormal pada saat pemeriksaan yang sama.
  • 11. A.PENGKAJIAN 1.Pengumpulan data Identitas Klien Fokus berisi mengenai jenis kelamin, usia, suku/ bangs  Identitas Penanggungjawa Riwayat KesehataN o Keluhan Utama Klien diabetes mellitus datang dengan keluhan luka yang tidak kunjung sembuh, mual, muntah, penurunan kesadaran, disamping keluhan lain yang menyertai seperti mudah lelah, sering kencing, sering lapar, sering haus, adanya kesemutan atau baal-baal pada daerah ekstrimitas atau juga karena telah terjadi komplikasi diabetic baik akut maupun kronik 
  • 12. o o Riwayat Kesehatan Sekarang Klien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum cenderung mengeluh nyeri pada daerah lukanya dengan kualitas nyeri yang tajam dan kuantitas nyeri yang hilang timbul. Nyeri yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum bertambah bila klien bergerak untuk merubah posisinya dan berkurang jika beristirahat. Nyeri yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum cenderung berada pada nyeri sedang sampai dengan berat dan berada pada skala nyeri 5 – 10 (skala 1 – 10 menurut Smeltzer). Riwayat Kesehatan Dahulu Kaji adanya riwayat obesitas, riwayat pankreatitis kronis,riwayat glukosauria,ataupun terapi obat lainnya
  • 13. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung disebabkan oleh adanya riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarganya. Selain itu juga cenderung disebabkan oleh factor lingkungan rumah yang kurang sehat serta riwayat gizi keluarga yang buruk sehingga berdampak pada kesehatan anggota keluarga. o
  • 14. 2.Pemeriksaan fisik  Primeri survey o Air wey Biasanya pada pasien DM tdk memiliki sumbatan jalan nafas maupun fraktur serfikal o Birthing  Look Biasanya ditemukan kembang kempis dada seimbang namun frekuensinya lebih cpat dari biasanya,adanya sianosis sentral maupun perifer,adanya otot bantu pernafasan  Listen Dipsnue,untuk suara tambahan tidak ada,frekuensi nafas lebih dari normal  Feel Biasanya ada aliran udara namun kekuatannya lebih kencang o Circulation Untuk pasien dengan luka,biasanya ada pendarahan,nadi teraba lemah,adanya sianosis,gangguan pada TD,aritmia jantung,capilari refil time > 3 detik
  • 15. SECENDARI SURVEY Keadaan umum  Kesadaran  TTV  Kardiovaskuler  Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami penyakit jantung koroner atau akut miokard infark (AMI), angina pectoris yang dimanifestasikan dengan perubahan pola gambaran EKG (Elektrokardiografi), perubahan irama, bunyi dan frekuensi denyut jantung. Selain itu juga ditemukan adanya penurunan kekuatan denypeningkatan waktu pengisian kapiler (Capilary Refil Time) > 3 detik yang pada tahap lanjut dapat menimbulkan peningkatan JVP (Jugular Venous Pressure) sebagai dampak dari peningkatan osmolaritas plasma akibat hiperglikemiaut nadi perifer, perubahan tekanan darah,
  • 16. oRESPIRASI   Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya pola napas klien yang cepat dan dalam .pada keadaan istrahat,batuk tanpa sputum tergantung ada tdaknya infeksi.frekuensi nafas >24 kali per menit dengan bau nafas aseton GASTROINTESTINAL Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya mual, muntah). Selain itu juga ditemukan adanya konstipasi dan penurunan frekuensi bising usus dan distensi abdomen Sistem Panca Indera (Pengihatan) Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami penurunan fungsi ketajaman penglihatan (penurunan visus), penglihatan ganda (diplopia), perubahan diameter pupil dimana pupil cenderung mengalami dilatasi, peningkatan tekanan intraokuler, kekeruhan lensa (katarak) dan pada tahap lanjut menyebabkan lapang pandang berkurang.
  • 17.  perkemihan Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya perubahan yang berkaitan dengan status cairan dan elektrolit berupa mukosa mulut kering, turgor kulit > 2 detik, kadar elektrolit cenderung menurun dan pada tahap lanjut dapat menyebabkan perubahan fungsi ginjal(Nefropati) sebagai dampak dari hiperglikemia yang dimanifestasikan dengan meningkatnya ureum, kreatinin plama dan urine  Sistem Muskuloskeletal Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya kelemahan, kram otot, penurunan tonisitas, kekuatan dan massa otot. Selain itu juga ditemukan adany penurunan ROM (Range of Motion)  Sistem Integumen Klien dengan diabetes mellitus tipe II yang disertai dengan adanya ulkus diabetikum cenderung ditemukan adanya erosi pada kulit, warna kulit pada daerah luka cenderung kehitaman, perubahan system thermoregulasi tubuh yang dimanifestasikan dengan perubahan suhu tubuh secara signifikan, akral cenderung teraba dingin
  • 18.  Persyarafan Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya keluhan pusing, vertigo, baal-baal atau kesemutan pada ekstrimitas atau bahkan mengalami penurunan tingkat kesadaran yang disebabkan oleh koma hiperglikemik. Selain itu juga pada tahap yang lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya penyakit serebrovaskular berupa penyakit stroke dengan jenis TIA (Transient Ischemic Attact), perubahan fungsi saraf cranial, perubahan fungsi sensori-motor dan perubahan refleks neurologis.  Pemeriksaan Penunjang  Gula darah meningkat >200 mg/dl  Aseton plasma positif  Osmolaritas serum meningkat >330m osm/lt  Gas darah arteri dng PH rendah  Insulin darah menurun  Pada urin mengandung glukosa dan aseton positf  Trombosis darah mungkin meningkat
  • 19. oTERAPI Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya  Obat hipoglikemia oral(OHO)seperti sulfonyiurea,biguanid,inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitizing agen  Diet  Latihan  Pemantauan kadar glukosa darah 
  • 20.
  • 21. simtom A Ds=--- NALISA DATA Do=klien nampak lemas etiologi problem Adanya faktor penyebab Gangguan perfusi jaringan Metabolime protein meningkat Asam amino menurun Glukoneogenesis meningkat Hiperglikemia Hiper osmolaritas Hipoksia jaringan Gangguan perfusi jaringan
  • 22. DS=---DO=muka nampak meringis dengan skala nyeri 6(0-10) Adanya faktor penyebab Metabolisme protein meningkat Asam amino menurun Glukoneogenesis meningkat Hipoglikemia Darah sukar mumbeku Luka tdk kunjung sembuh Merangsang reseptor kimia Hipotalamus Nyeri di presepsikan nyeri
  • 24. DIAGNOSA KEPERAWATAN     Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia jaringan ditandai dengan DS=---DO=klien nampak lemas,nadi lambat dan lemah,penurunan TD Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit ditandai dengan DS=---DO=klien nampak meringis,skala nyeri 6(0-10) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yg tdk adekuat ditandai dengan DS=--DO=klien nampak kurus,BB klien menurun Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan kurang asupan cairan ditandai dengan DS=-DO=klien nampak pucat
  • 25. PERENCANAAN Gangguan perfusi jaringan perifer bd hipoksia jaringan  Obserfasi tanda tanda fital  Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur  Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan  Amati adanya hipotensi mendadak  Ukur masukan dan pengeluaran  Pantau elektrolit  Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan 
  • 26.         Nyeri bd kerusakan jarinan kulit Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakter, da intensitas nyeri Tinggikan dan sokong area luka dengan mengguankan bantalan Berikan tindakan kenyamanan dasar, contoh pijatan punggung, dan perubahan posisi Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi, dan visualisasi Libatkan klien dan keluarga dalam penentuan jadwal aktivitas, dan pemberian obat Berikan aktivitas teutapeutik yang tepat sesuai dengan usia dan kondisi Berikan analgetik sesuai dengan indikasi
  • 27.          Nutrisi kurang dari kebutuhan bd intake yg tdk adekuat Timbang berat badan setiap hari atau setiap indikasi. Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab dan dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dan sempoyongan. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, perut kembung, mual, dan muntah. Berilah makanan cair yang mengandungzat makanan dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah mendapatkan toleransinya melalui pemberian cairan oral dan selajutnya upayakan pemberian makanan padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi oleh klien. Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Pantau pemeriksaan lasoratorium seperti ; glukosa darah, Ph, HCO3-. Lakukan konsultasi dengan ahli gizi
  • 28. Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan kurang asupan cairan  Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah orthostatik  Kaji nadi perifer pengisian kapiler, turgor kulit, dan membaran mukosa  Pantau intake dan output, catat berat jenis urine  Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung. Jika pemasukan cairan sudah dapat diberikan  Tingkatkan lingkungan yang dapat memberikan rasa nyaman dengan menyelimuti klien dengan selimut tipis  Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai dengan indikasi 
  • 29. IMPLEMENTASI Implementasi dapat dilaksanakan hampir secara keseluruhan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan melibatkan peran serta klien dan keluarga selama melakukan tindakan. Selain itu juga didukung oleh adanya kerja sama antara dokter, perawat ruangan dan penyusun sendiri selama melaksanakan asuhan keperawatan.
  • 30. EVALUASI Tiga dari tujuh diagnosa keperawatan dapat diatasi sesuai dengan criteria waktu yang telah ditetapkan dan empat diagnosa belum teratasi secara keseluruhan, yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri, deficit cairan, gangguan integritas kulit dan risiko injuri.