Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, termasuk definisi, anatomi fisiologi kelenjar pankreas, jenis-jenisnya (tipe 1 dan 2), gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kondisi dimana kadar gula darah meningkat akibat gangguan produksi atau fungsi insulin oleh tubuh.
2. Anatomi dan Fisiologi Diabetes
Mellitus
Diabetes Mellitus adalah kondisi medis yang terjadi
ketika kadar gula dalam darah seseorang menjadi sangat
tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya produksi
insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan
insulin dengan efektif.
Kelenjar pankreas memainkan peran penting dalam
mengatur kadar gula dalam darah. Pankreas
menghasilkan hormon insulin, yang membantu sel-sel
tubuh untuk menggunakan glukosa sebagai sumber
energi. Namun, pada penderita diabetes mellitus, proses
regulasi ini terganggu, sehingga kadar gula dalam darah
tetap tinggi.
3. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar
Pankreas
Kelenjar pankreas adalah organ yang terletak di belakang
perut dan memiliki dua fungsi utama: eksokrin dan
endokrin. Fungsi eksokrin kelenjar pankreas adalah
menghasilkan enzim pencernaan yang membantu
memecah makanan di usus halus. Sementara itu, fungsi
endokrin kelenjar pankreas adalah menghasilkan hormon
insulin dan glukagon.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta di
pulau-pulau Langerhans di pankreas. Hormon ini
berfungsi untuk membantu mengatur kadar gula darah
dengan cara memindahkan glukosa dari darah ke dalam
sel-sel tubuh. Jika produksi insulin tidak mencukupi atau
sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, maka
kadar gula darah akan meningkat dan menyebabkan
diabetes mellitus.
4. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
tingginya kadar gula dalam darah akibat gangguan pada
sistem metabolisme tubuh. Terdapat dua tipe diabetes
mellitus, yaitu tipe 1dan tipe 2.
Tipe 1disebabkan oleh kekurangan insulin yang
dihasilkan oleh pankreas karena kerusakan pada sel beta
pankreas. Sedangkan tipe 2 disebabkan oleh resistensi
insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk
memanfaatkan insulin secara efektif. Tipe 2 juga dapat
disebabkan oleh kombinasi antara resistensi insulin dan
kekurangan produksi insulin.
5. P e rb e d a a n Diabetes Mellitus Tipe 1d a n Tipe 2
T i pe 1
Penyebab: Tipe 1disebabkan oleh kerusakan padasel
beta pankreas yang menghasilkan insulin, sehingga
tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup.
Gejala: Gejala yang mudah dikenali antara lain sering
merasa haus, lapar, dan lelah, serta sering buang air
kecil. Selain itu, juga dapat terjadi penurunan berat
badan yang tiba-tiba.
T i pe 2
Penyebab: Tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin atau
ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin
dengan efektif, serta produksi insulin yang tidak
mencukupi.
Gejala: Gejala yang mudah dikenali antara lain sering
merasa haus, lapar, dan lelah, serta sering buang air
kecil. Selain itu, juga dapat terjadi luka yang sulit
sembuh, infeksi jamur pada kulit, dan penglihatan kabur.
6. EtiologiDiabetes Mellitus
Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan istilah
diabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah
seseorang meningkat secara signifikan. Ada dua jenis
diabetes, yaitu tipe 1dan tipe 2. Meskipun memiliki
gejala yang sama, namun penyebab keduanya berbeda.
Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang
sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Sementara
itu, pada diabetes tipe 2, masalah terletak pada
resistensi insulin, di mana tubuh tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kedua jenis diabetes ini antara lain
genetik, gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya
aktivitas fisik dan pola makan yang buruk, serta faktor
lingkungan seperti paparan zat kimia tertentu.
7. EtiologiDiabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin
secara efektif. Etiologi Diabetes Mellitus meliputi faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
Faktor Genetik
Diabetes Mellitus dapat diturunkan
dari orang tua ke anak. Jika salah
satu atau kedua orang tua memiliki
diabetes, maka kemungkinan anak
mereka menderita diabetes lebih
besar.
GayaHidup
Gaya hidup yang tidak sehat seperti
kebiasaan makan yang tidak sehat,
kurangnya aktivitas fisik, dan
kelebihan berat badan dapat
meningkatkan risiko terkena
diabetes.
Lingkungan
Beberapa faktor lingkunganseperti
paparan zat kimia tertentu dan
infeksi virus tertentu juga dapat
meningkatkan risiko terkena
diabetes.
8. Manifestasi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi. Penderita diabetes
mellitus dapat mengalami berbagai macam manifestasi atau gejala, tergantung dari jenis diabetes mellitus yang
diderita. Pada diabetes mellitus tipe 1, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba dan parah, sedangkan pada diabetes
mellitus tipe 2, gejala seringkali tidak terlalu jelas dan berkembang secara perlahan-lahan.
Gejala diabetes mellitus yang umum antara lain sering merasa haus dan lapar, sering buang air kecil, mudah lelah,
penglihatan kabur, luka sulit sembuh, infeksi kulit dan saluran kemih yang sering kambuh, serta kesemutan atau mati
rasa pada tangan dan kaki. Pada diabetes mellitus tipe 2, seringkali terjadi juga penurunan berat badan tanpa sebab
yang jelas. Penting untuk diingat bahwa tidak semua penderita diabetes mellitus mengalami gejala yang sama,
sehingga diagnosis harus ditegakkan melalui pemeriksaan medis yang tepat.
9. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
Gejala Umum
• Sering merasa haus
• Sering buang air kecil, terutama
pada malam hari (nokturia)
• Mudah lelah dan cepat merasa
lapar
Gejala Diabetes Tipe 1
• Penurunan berat badan yang
tiba-tiba dan tanpa sebab yang
jelas
• Sering mengalami infeksikulit,
saluran kemih, atau mulut
Gejala Diabetes Tipe 2
• Kulit terasa gatal atau kering,
terutama pada area
selangkangan dan lipatankulit
lainnya
• Penglihatan kabur atauburam
10. Komplikasi DiabetesMellitus
Neuropati
Kerusakan saraf yang
dapat menyebabkan mati
rasa, kesemutan, dan
nyeri pada kaki dan
tangan.
Retinopati
Kerusakan pembuluh
darah di mata yang dapat
menyebabkan kehilangan
penglihatan atau buta.
Nefropati
Kerusakan pada ginjal
yang dapat menyebabkan
gagal ginjal dan
membutuhkan dialisis
atau transplantasi ginjal.
Penyakit Jantung
Kerusakan pada
pembuluh darah yang
dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke,
atau penyakit jantung
lainnya.
11. Pemeriksaan Diagnostik dan
Laboratorium, Komplikasi,dan
Penatalaksanaan
Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium merupakan
salah satu cara untuk mendiagnosis diabetes mellitus.
Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa, tes toleransi
glukosa oral, dan hemoglobin A1c. Selain itu, juga dapat
dilakukan pemeriksaan urine untuk mendeteksi adanya
glukosa atau keton dalamurine.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes mellitus
antara lain neuropati, retinopati, nefropati, dan penyakit
jantung. Oleh karena itu, penatalaksanaan yang tepat
sangat penting untuk mengatasi diabetes mellitus.
Penatalaksanaan farmakologi yang dapat dilakukan
antara lain dengan memberikan obat hipoglikemik oral
atau insulin. Sedangkan penatalaksanaan non
farmakologi meliputi perubahan pola makan, olahraga
teratur, dan pengontrolan stres.
12. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus (DM)
Pola Makan yang Tepat
Penderita DM perlu mengonsumsi makanan yang seimbang dan teratur. Hindari makanan yang mengandung banyak
gula dan karbohidrat sederhana seperti permen, kue, dan minuman manis. Sebaiknya konsumsi makanan yang
mengandung serat tinggi seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Perhatikan pula jumlah kalori yang dikonsumsi,
terutama bagi penderita DM tipe 2 yang mengalami obesitas.
Jumlah Kalori yang Dibutuhkan
Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh penderita DM tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas fisik.
Secara umum, penderita DM tipe 1membutuhkan sekitar 1.500-1.800 kalori per hari, sedangkan penderita DM tipe 2
membutuhkan sekitar 1.200-1.500 kalori per hari jika mengalami obesitas. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan
dokter atau ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang tepat.
13. Pengkajian Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dalam Bahasa
Indonesia
Pendahuluan
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi. Pengkajian asuhan
keperawatan pada pasien DM sangat penting untuk mengetahui status kesehatan pasien dan menentukan intervensi
yang tepat.
Pengkajian Fisik
1.Berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan indeks massa tubuh (IMT)
2. Tekanan darah
3. Pemeriksaan kulit dan kuku
4. Pemeriksaan mata
5. Pemeriksaan saraf
6. Pemeriksaan kaki
Pengkajian Psikososial
1.Riwayat kesehatan mental
2. Dukungan keluarga
3. Tingkat stres
4. Kebutuhan edukasi
Pengkajian Nutrisi
1.Riwayat diet dan polamakan
2. Kebutuhan nutrisi
3. Riwayat alergi makanan
4. Asupan cairan
Pengkajian Pendidikan Kesehatan
1.Tingkat pemahaman pasien tentangDM
2. Keterampilan manajemen DM
3. Kepatuhan pasien terhadap pengobatan
14. Diagnosa Keperawatan Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah
penyakit metabolik yang
ditandai dengan kadar
gula darah yangtinggi.
Diagnosa keperawatan
untuk Diabetes Mellitus
didasarkan pada panduan
medis dan ilmiah terkini,
serta pengamatan klinis
pasien. Beberapa
diagnosa keperawatan
yang dapat diberikan
untuk pasien Diabetes
Mellitus antara lain:
1. Risiko Tinggi
Terjadinya Komplikasi
Pasien dengan Diabetes
Mellitus memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk
mengalami komplikasi
seperti penyakit jantung,
stroke, dan kerusakan
ginjal. Oleh karena itu,
diagnosa keperawatan
yang diberikan adalah
risiko tinggi terjadinya
komplikasi.
2. Gangguan Pola Makan
Pasien dengan Diabetes
Mellitus perlu menjaga
pola makan yang sehat
dan teratur. Namun,
seringkali pasien
mengalami gangguan
pola makan karena
berbagai faktor seperti
kebiasaan makan yang
buruk atau efeksamping
dari obat-obatan. Oleh
karena itu, diagnosa
keperawatan yang
diberikan adalah
gangguan pola makan.
3. RisikoTerjadinya
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah
kondisi di mana kadar
gula darah pasien
menjadi terlalu rendah.
Pasien dengan Diabetes
Mellitus yang
menggunakan obat-
obatan tertentu memiliki
risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami
hipoglikemia. Oleh karena
itu, diagnosa
keperawatan yang
diberikan adalah risiko
terjadinya hipoglikemia.