1. PAPARAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI
RAKYAT DALAM UPAYA MENGATASI DAMPAK COVID 19
DI KABUPATEN MURATARA
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
PEMENUHAN PAKAN TERNAK MELALUI
BUDIDAYA MAGOT BSF
TIM
DOSEN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSI RAWAS
Lubuklinggau, 08 Mei 2020
HP. 0812 7363 5969 Email : sutejodfd@gmail.com
2. Sampah yang dihasilkan per invidu setiap harinya
sebesar rerata 0,8 kilogram (Sani, 2014).
Logikanya, jika jumlah penduduk suatu kelurahan
3.000 jiwa maka produksi sampah setiap hari
dapat mencapai 2.400 kg.
SUMBER MAKANAN MAGOT
Jika 3.000 jiwa menghasilkan sampah organik
sebanyak 2.400 kg X 60 % = 1.440 kg per hari
3. Komposisi sampah adalah sbb
1. Organik 60 %,
2. Plastik 15 %,
3. Kertas 10 %,
4. Logam, Kaca, Kain, Kulit 15 %.
Sampah organik: degradable, sumber penyakit, memiliki
nutrien, menimbulkan bau, cerminan masyarakat.
PERMASALAH SAMPAH RT
4. Pengolahan Sampah Organik Berbasis Jasad Makro
Teknologi ini telah dikenal di Eropa sejak 30 sampai 40 tahun
yang silam, sedangkan di Indonesia baru dikenal beberapa
tahun saja.
Memanfaatkan ULAT ATAU MAGGOT yang berasal dari Black
Soldier Fly (BSF) yang lazim disebut Lalat Tentara Hitam
sebagai agen pengurai sampah.
Pemicu
1. Meningkatnya harga pakan ternak dan ikan
2. Produk Organik
5. Teknologi ini prinsipnya sangat sederhana yaitu dengan
meletakkan telur-telur BSF di atas tumpukan sampah organik
dan memeliharanya beberapa minggu maka akan diperoleh
kompos kering dan maggot.
Jika kadar air sampah organik cukup tinggi maka akan diperoleh
3 (tiga) produk yaitu :
1. Kompos
2. POC
3. Maggot = Protein
Pengolahan Sampah Organik Berbasis Jasad Makro
6. Telur-telur BSF dapat diperoleh melalui 3 cara
yaitu :
1. Tangkapan dari Alam
2. Membeli secara online
3. Hasil Budidaya
Pengolahan Sampah Organik
Berbasis Jasad Makro
7. • Konversi: 1 ton sampah + 70 g telur
= 100-120 kg magot dan,
= 100-120 kg pupuk organik
• Waktu konversi = 15 - 20 hari
• Wadah konversi 1 ton sampah = 9-10 m2
• Nilai jual produk konversi
• Magot = Rp 8.000 – 25.000/ kg
• Pupuk = Rp 500 - 1000 /kg Sumber : Melta Rini Fahmi, (2017)
KONVERSI SAMPAH ORGANIK
BERBASIS JASAD MAKRO
9. Efisiensi teknologi menurut Melta Rini Fahmi (2017)
Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH)
KOMPOSTING
1. Waktu : 3-4 bulan
2. Produk : pupuk organik
3. Harga pupuk : 500-600
rupiah/kg
BIOKONVERSI
1. Waktu : 3-4 pekan
2. Produk : Magot dan pupuk
organik
3. Harga Magot : 10-25 ribu/kg
4. Harga pupuk : 800-1000
(potensial sebagai pupuk
cair)
10. Magot Sebagai Agen Biokonversi
• Merupakan larva serangga Hermetia illucens atau Black Soldier Fly (BSF)
• BSF dewasa tidak makan, hanya bergantung pada nutrisi saat larva
• BSF serangga kosmopolitan memiliki penyebaran luas dan tidak dilaporkan sebagai vektor penyakit
Life Cycle
Dewasa Magot
Pupa
Telur
Sumber : Melta Rini Fahmi, (2017)
11. Kenapa Magot?
• Kandungan Nutrisi : Protein 40-48 %, Lemak 25-32%
• Investasi murah : Produksi magot tidak membutuhkan air, listrik dan
bahan kimia, dan infrastruktur sederhana
• Ramah Lingkungan : Mampu mendegradasi limbah organik menjadi
material nutrisi lainnya
• Teknologi sederhana : Teknologi produksi magot dapat diadopsi dengan
mudah oleh masyarakat
• Skala Industri : Magot dapat diproses menjadi tepung magot (Mag meal)
Sumber : Melta Rini Fahmi, (2017)
13. DAFTAR PUSTAKA
Sani, Rasio Ridho. 2014. Kementerian Lingkungan Hidup Media Briefing.
Kebon Nanas, Jakarta.
Fahmi, Melta Rini. 2017. Industri Biokonversi Limbah Organik
Menggunakan
Magot Sebagai Alternatif Bahan Baku Pakan Ikan. Balai Riset
Budidaya Ikan Hias (BRBIH). Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan-KKP
14. No. Rincian Harga (Rp)
1. RUMAH MAGOT UKURAN 4 X 6 M2 9.550.000,-
2. PERALATAN PENUNJANG 9.710.000,-
3. BAHAN-BAHAN 1.250.000,-
4. TENAGA PENDAMPING 10.000.000,-
Jumlah (Rp) 30.510.000,-
RAB Kegiatan Budidaya Magot BSF sebagai Pakan Ternak dan Ikan
Terbilang : Tiga Puluh Juta Lima Ratus Sepuluh Ribu Rupiah