SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
i
MAKALAH
TENTANG PELUANG
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“KONSEP DASAR MATEMATIKA”
Kelompok : 2
Dosen pengampu:
Putri Cahyani Agustine
Disusun Oleh:
Nora Cantika (190141613)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami diberi
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Matematika.
Makalah yang berjudul Peluang untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk
memberikan pengetahuan tentang Peluang bagi teman-teman maupun pembaca.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi
referensi kita dalam mengenal dan mempelajari Peluang.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan
kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.
.Semoga makaalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang masalah.......................................................................
B. Tujuan Penulisan..................................................................................
C. Rumusan Masalah....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................
A. Pengertian Peluang ..............................................................................
B. Percobaan dan Hasil dari Suatu Percobaan..........................................
C. Ruang Sampel dan Titik Sampel...........................................................
D. Peluang Suatu Kejadian.......................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran .................................................................................................
DAFTARPUSTAKA..................................................................................
ii
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah dadu
yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan dadu yang tampak ketika
dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori
peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering
mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang
kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan dengan
peluang.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas matematika yaitu tentang peluang.
2. Mendeskripsikan definisi peluang
3. Menjelaskan konsep-konsep dalam peluang dan dapat menyelesaikan masalah tentang
peluang.
C. Rumusan Masalah
1. Definisi peluang
2. Peluang suatu kejadian
3. Peluang kejadian majemuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peluang
Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang
akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Oleh karena itu, untuk
mendiskusikan dimulai dengan suatu pengamatan tersebut dinamakan suatu percobaan. Hasil
dari suatu percobaan dinamakan hasil (outcomes) atau titik sampel. Peluang disebut juga
probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Teori peluang menyangkut dengan cara
menentukan hubungan antara sejumlah kejadian khusus dengan jumlah kejadian sebarang.
Misalnya pada kasus pelemparan uang sebanyak seratus kali, berapa kali akan munculnya
gambar.
Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya dilakukan oleh
matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576). Cardano lahir
pada tanggal 24 September 1501. Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu.
Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk
mempelajari peluang. Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of
Changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi
tentang masalah perjudian. Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663.
Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah
perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de
Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui
7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian
dari konsep peluang..Peluang semata-mata adalah suatu cara untuk menyatakan kesempatan
terjadinya suatu peristiwa. Secara kualitatif peluang dapat dinyatakan dalam bentuk kata sifat
untuk menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu keadaan seperti “baik”, “lemah”, “kuat”,
“miskin”, “sedikit” dan lain sebagainya. Secara kuantitatif, peluang dinyatakan sebagai nilai-
nilai numeris baik dalam bentuk pecahan maupun desimal antara 0 dan 1. Peluang sama dengan
3
0 berarti sebuah peristiwa tidak bisa terjadi sedangkan peluang sama dengan 1 berarti peristiwa
tersebut pasti terjadi.
Peluang disebut juga probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Di dalam peluang dikenal
ruang sampel dan titik sampel.
Ruang sampel adalah himpunan yang berisi semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
Ruang sampel biasa dinotasikan dengan S
Contoh=
Suatu percobaan melempar satu mata uang logam . Ruang sampelnya adalah S=(B,D)
Contoh=
Suatu percobaan mengambil satu buah kartu dari enam buah kartu yang diberi nomor 1 sampai
dengan 6. Ruang sampelnya adalah S=(1,2,3,4,,5,6)
.
Definisi Peluang Klasik
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling
eksklusif dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka peluang peristiwa E
terjadi adalah n/N atau P(E) = n/N
Contoh :
Eksperimen dengan melantunkan koin Rp 100,- sebanyak 1X menghasilkan peristiwa-peristiwa
yang terjadi :
1) muncul angka (G) = 1
2) muncul gambar (A) = 1
N = 2
P(G) = ½ ; P(A) = ½
Sifat peluang klasik : saling eksklusif dan kesempatan yang sama
Definisi Peluang Empirik
Peluang empirik/frekuensi relatif terjadi apabila eksperimen dilakukan berulang. Apabil kita
perhatikan frekuensi absolut (=m) tentang terjadinya peristiwa E untuk sejumlah pengamatan
4
(=n), maka peluang peristiwa itu adalah limit dari frekuensi relatif apabila jumlah pengamatan
bertambah sampai tak hingga P(E) = limit m/n
nN
Contoh
Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X)
Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga
- muncul mata dadu 6
Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total
M 166 169 165 167 169 164 1000
P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000
Definisi Peluang Subjektif
Nilai peluang didasarkan kepada preferensi seseorang yang diminta untuk menilai
Pada umumnya yang dinilai adalah peristiwa yang belum terjadi
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi
Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu.
Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn)
Contoh1:
Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3 huruf
yang berbeda itu ?
Jawab:
3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara
Contoh2:
5
Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada berapa cara
untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ?
Jawab:
Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara.
Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara.
Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara.
Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara.
Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat siswa
dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Atau
nPn = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara.
Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian (nPr)
Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan nPr atau P(n, r) atau
n
rP
(dibacaPermutasi r dari n) adalah :
Contoh:
Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2
huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I, U, E.
Jawab:
4P2 = 1.2
1.2.3.4
!2
!4
)!24(
!4

 = 4.3 = 12 cara
Ke-12 permutasi itu adalah:
nPr = n(n– 1)(n– 2) … (n – r + 1) atau
nPr =
)!(
!
rn
n

6
Permutasi n objek yang tidak semua berbeda
Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang sama dari satu jenis, q
unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah :
Contoh:
Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris !
Jawab:
Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2.
P = 1.2.1.2
1.2.3.4.5
!2!.2
!5

= 30
Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah.
Permutasi Siklis
Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan memandang
susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum jam adalah :
Contoh:
Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun dalam
lingkaran ?
Jawab:
Cara I
Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian menyusun tiga anak yang
lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara.
Cara II
Perhatikan gambar !
P(n; n1,n2,....) =
.....!!
!
21
 nn
n
Ps(n) = )!1(
!
 n
n
n
7
Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1,2,3 dan 4 bergantian searah putaran jarum jam
dalam sebuah lingkaran, maka mereka tetap membentuk susunan yang sama. Karena itu,
penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi yang tetap dan menggerak-
gerakkan posisi tiga orang anak lain.
Susunannya seperti berikut:
Jadi banyaknya susunan melingkar = (4 – 1)! = 3! = 6 cara.
Kombinasi
Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan unsur-
unsur itu. Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr atau C(n, r) atau
n
rC atau






r
n
adalah :
8
Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara permutasi dan
kombinasi.
Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D).
Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD
Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA
ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA
ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA
BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB
Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 = 3!
P34
Sehingga kita peroleh: nCr = !r
Prn
= )!(!
!
rnr
n

Contoh:
Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang terdiri 12
pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan ?
Jawab:
12C5 = !7.1.2.3.4.5
!7.8.9.10.11.12
!7!.5
!12
)!512(!5
!12

 = 792
Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara.
Contoh:
Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari suatu kotak yang
berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih ?
Jawab:
2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara.
3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara.
4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara.
Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta :
nCr =
)!(!
!
rnr
n

9
4C2 x 6C3 x 5C4 = !1!.4
!5
!3!.3
!6
!2!.2
!4
xx
= 1!.4
!4.5
!3.1.2.3
!3.4.5.6
!2.1.2
!2.3.4
xx
= 6 x 20 x 5
= 600 cara
B. Percobaan Dan Hasil Dari Suatu Percobaan
Contoh=
Percobaan melempar satu mata uang logam (Rp500,00-an).
Hasil yang mungkin :
1. Tampak sisi belakang (B) , yaitu nilai Rp500,00
2. Tampak sisi depan (D) , yaitu gambar burung garuda
Contoh=
Percobaan melempar satu mata dadu.
Hasil yang mungkin : sisi-sisi dadu yang menunjukkan jumlah bulatan 1, 2, 3, 4, 5, atau 6
Contoh=
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak manusia juga melakukan
percobaan. Misalnya nenek yang menunggu kelahiran cucunya tanpa sadar melakukan suatu
percobaan. Nenek tersebut melakukan suatu pengamatan, cucunya akan lahir laki-laki atau
perempuan
10
C. Ruang Sampel Dan Titik Sampel
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan
dengan S. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel.
Contoh=
Suatu percobaan melempar satu mata uang logam . ruang sampelnya adalah S=(B,D)
Contoh=
Suatu percobaan mengambil satu buah kartu dari enam buah kartu yang diberi nomor 1 sampai
dengan 6. Ruang sampelnya adalah S=(1,2,3,4,,5,6).
Pengetosan Dua Mata Uang
A
G
A (A,A) (A,G)
G (G,A) (G,G)
Banyak titik sampel : 2x2 = 4
Pengetosan Dua Dadu
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Banyak titik sampel = 6x6 = 36
11
Pengetosan Mata Uang dan Dadu
1 2 3 4 5 6
A (A,1) (A,2) (A,3) (A,4) (A,5) (A,6)
G (G,1) (G,2) (G,3) (G,4) (G,5) (G,6)
Banyak titik sampel = 2x6 = 12
D.Peluang Suatu Kejadian
Pengertian Peluang Suatu Kejadian
Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya kita melemparkan
sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua
hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S,
dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S
dinyatakan dengan n(S).
Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6. Jika
dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan itu disebut kejadian. Jadi,
kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel
mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya percobaan
tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
12
P(A) = Peluang muncul A
n(A) = banyaknya kejadian A
n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian S
Contoh:
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka” ?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1
Jadi, P(A) = )(
)(
Sn
An
= 2
1
Contoh:
Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  n(S) = 6
A = {1, 3, 5}  n(A) = 3
Jadi, P(A) = )(
)(
Sn
An
= 6
3
= 2
1
Contoh:
Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukan peluang
yang terambil adalah kartu As !
Jawab:
Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52
n(As) = 4
Jadi, P(As) = )(
)(
Sn
Asn
= 52
4
= 13
1
Tafsiran Peluang Kejadian
P(A) =
)(
)(
Sn
An
13
Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5). Sehingga besar peluang
kejadian K adalah:
P (K) =
1
)5(n
)K(n

Kejadian K yang selalu terjadi dalam ruang sampul 5 disebut kepastian.
Kemustahilan Kepastian
 
0 0  P (K)  1 1
Sedangkan kejadian K dalam ruang sampul 5 tidak pernah terjadi maka n (K) = 0, yang
dinamakan kemustahilan, sehingga :
P (K) =
0
)5(n
)K(n

Oleh karena itu nilai peluang itu terbatas yaitu 0  P (K)  1
Contoh :
1. Berapa peluang seekor kuda jantan melahirkan anak?
Karena tidak mungkin, maka dinamakan kemustahilan dan peluangnya 0.
2. Berapa peluang setiap orang akan meninggal?
Karena setiap orang pasti meninggal, maka dinamakan kepastian dan peluangnya 1.
3. Berapa peluang muncul gambar jika sebuah uang logam dilempar sekali?
n (S) = 2
n (G) = 1 maka P (G) =
2
1
)S(n
)G(n

Jadi peluang muncul gambar adalah 2
1
Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling besar. Jika suatu
percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadinya kejadian K setiap
percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari kejadian K adalah:
F(K) = n  P (K)
14
Contoh :
Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan muncul angka
4?
Penyelesaian :
P(K) = 6
1
dan n = 480
F(K) = n P(K)
=
80
6
1
480 
Jadi harapannya 80 kali.
3) Kisaran Nilai Peluang Matematika
Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan
Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya
nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.
4) Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka
frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ).
Contoh :
Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1?
Jawab :
Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6.
Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka:
A = { 1 } dan n ( A ) sehingga :
5) Peluang Komplemen Suatu Kejadian
15
Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S,
dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga
Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah
(1 – P).
6) Peluang Kejadian Majemuk
a. Gabungan Dua Kejadia
b. Kejadian-kejadian Saling Lepas
E. Kejadian Majemuk
Apabila dua kejadian atau lebih dioperasikan sehingga menghasilkan kejadian baru, maka
kejadian baru itu disebut kejadian majemuk.
Dua kejadian A dan B sembarang
Jenis Operasi Notasi
Tidak A atau komplemen A
A dan B
A atau B
A1 = Ac
A  B
A  B
Untuk sembarang kejadian A dan B berlaku:
n (A  B) = n (A) + n (B) – n (A  B)
kedua ruas dibagi dengan n (S) maka:
)S(n
)BA(n
)S(n
)B(n
)S(n
)A(n
)S(n
)BA(n 


16
Tiga kejadian A, B dan C sembarang:
Contoh 1:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, tentukan peluang muncul mata dadu genap atau prima.
Penyelesaian :
Ruang sampul S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
n (S) = 6
muncul mata genap A = {2, 4, 6}  n (A) = 3
muncul mata prima B = {2, 3, 5}  n (B) = 3
muncul mata genap dan prima = {2}  n (A  B ) = 1
muncul mata genap atau prima:
P (A  B) = P (A) + P (B) – P (A A  B)
= 6
1
6
3
6
3

= 6
5
Contoh :
Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22 siswa bahasa inggris,
dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang yang
terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris!
Penyelesaian :
P (A  B) = P(A) + P(B) – P (A B)
P (A  B  C) = P (A) + P (B) + P (c) – P (A  B) – P (A  C)
– P (B  C) + P (A  B  C)
17
Peluang terpilih yang suka matematika atau bahasa Inggris ialah :
P (M  B) = P (M) + ( P (B) – P (M  B)
= 45
10
45
22
45
28

= 45
30
= 7
6
Jadi peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris adalah 4
3
.
Kejadian majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Komplemen suatu kejadian
P (Ac) = n
an 
= n
a
n
n

= 1 – n
a
P (Ac) = 1 – P (A)
18
Contoh 1 :
Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua.
Penyelesaian :
Cara I
Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
Maka Ac = {mata dadu lebih dari 2}
Sehingga :
Ac = {3, 4, 5, 6}
n (Ac) = 4
P(Ac) = 3
2
6
4
)S(n
)A(n c

Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
2
Cara II
Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6
Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2}
= {1, 2}
n(A) = 2
P(A) = 3
1
6
2
)S(n
)A(n

Sehingga :
P (Ac) = 1 – P (A)
= 1 – 3
1
= 3
2
19
Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3
2
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah mata kedua dadu
lebih dari 3!
Penyelesaian :
Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6  6 = 36
Jika A = {jumlah mata kedua dadu  3}
= {(1,1), (1,2), (2,1)}
n(A) = 3
P (A) = 12
1
36
3
)S(n
)A(n

P (Ac) = 1 – 12
1
= 12
11
Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah 12
11
Contoh 3:
Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan cerah esok
hari?
Penyelesaiannya :
A = {esok hari akan turun hujan)
P (A) = 0,35
P (Ac) = 1 – P(A
= 1 – 0,35
= 0,65
Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65.
Dua kejadian saling lepas
20
Kejadian A dan B dikatakan saling lepas
Jika A  B =  atau P (A  B) = 0
Jika P (A  B) = 0 maka P (A  B) = P(A) + P (B)
Kesimpulan :
Contoh 1 :
Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak.
Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king?
Penyelesaian :
Jika A = kejadian mendapatkan kartu A  n (A) = 4
B = kejadian mendapatkan kartu king  n (B) = 4
n(A  B) = 
Maka : P (A  B) = P(A) + P (B)
52
4
52
4

13
2
Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah 13
2
Contoh 2:
Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua dadu sama
dengan 5 atau 10.
Penyelesaian :
n (S) = 6  6 = 36
Jika A dan B kejadiansaling lepas,maka:
P (A  B) = P(A) + P (B)
21
jika A = {jumlah angka sama dengan 5}
= {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)}
n (A) = 4
jika B = {jumlah angka sama dengan 10}
= {(4, 6), (6, 4), (5, 5)}
n (B) = 3
A  B = 
n (A  B) = 0
Maka : P (A B) = P (a) + P(B)
= 36
3
36
4

= 36
7
Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah 36
7
Contoh 3:
Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut
diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna sama?
Penyelesaian :
n (S) = 9C2 = 36
Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih
A = {dua merah}, n (a) = nC2 = 10
P(A) = 36
10
)S(n
)A(n

B = {dua putih}, n (B) = 4C2 = 6
P(B) =
36
6
)S(n
)B(n

Karena A dan B saling lepas maka:
P (A  B) = P (A) + (P (B)
= 36
6
36
10

22
= 36
16
= 9
4
Jadi peluang kedua bola itu berwarna sama adalah 9
4
Dua kejadian yang saling bebas
Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B. Jika
dua buah dadu ditos, maka angka yang muncul pada dadu pertama jika mempengaruhi angka
yang muncul pada dadu kedua. Dalam hal ini dikatakan kedua dadu saling bebas.
Contoh 1 :
Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang :
Pada dadu merah muncul angka satu.
Pada dadu putih muncul angka enam.
Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam.
Penyelesaian :
Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36
A = {dadu merah muncul angka satu}
= {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6
P(A) =
n(A)
n(S)
=
6
36
=
1
6
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah
1
6
B = {dadu putih muncul angka enam}
= {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(B) = 6
P(B) =
n(B)
n(S)
=
6
36
=
1
6
Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah
1
6
A ∩ B = {(1,6)}, n(A ∩ B) = 1
P(A ∩ B) =
n(A ∩ B)
n(S)
=
1
6
P(A∩ B) =
1
6
dapat ditulis menjadi ∶
23
P(A∩ B) =
1
6
x
1
6
P(A∩ B) = P(A)x P(B)
Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam
adalah
1
36
. Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai berikut : P(A ∩ B) =
P(A)x P(B)
Dua kejadian Bersyarat
Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian tak bebas (kejadian
bersyarat) apabila kejadian yang satu mempengaruhi peluang terjadinya kejadian yang lain.
Rumus :
Jika kejadian A dan B bersyarat, maka :
P(A ∩ B) = P(A)x P(B/A)
P(B/A) artinya peluang B dimana kejadian A sudah terjadi.
Contoh ∶
Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut diambil
dua bola secara berturut-turut tanpa pengembalian. Tentukan peluang bahwa kedua bola tersebut
berwarna merah.
Pembahasan :
Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian pertama dan kedua harus
berwarna merah. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah P(A) =
3
7
. Kejadian A sudah terjadi sehingga di dalam kotak tinggal 2 bola merah dan 4 bola putih.
Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah P(B/A) =
2
6
=
1
3
.
P(A∩ B) = P(A)x P(B/A)=
3
7
×
1
3
=
3
21
=
1
7
Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah
1
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
24
Di dalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab peluang,
materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel,
peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk. Peluang merupakan bagian
matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak
munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian
yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan
titik sampel. Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu.
Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya Sifat-sifat
peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S.
Jika A = Ø maka P (A) = O
Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, penulis menyadari bahwa makalahini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi
pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah ini kedepan dapat lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://20matematika/peluangblogspot
25
http://mtksmampsw.wordpress.com/kelas-xi-ipa-semeseter-i/peluang/.
http://cara%menentukan%peluang%kejadian%majemuk.

More Related Content

What's hot

Makna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruMakna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruAbdau Qur'ani
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamShinta Ari Herdiana
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta Didik
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta DidikTeori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta Didik
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta DidikdheKuLuLFhatma
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.kana rozi
 
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )Narto Wastyowadi
 
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...Istna Zakia Iriana
 
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)Shinta Novianti
 
Makalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanyaMakalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanyaAbdul Rosid
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxRickyRisma1
 
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxRUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxSartyWahyuni
 
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzanoPpt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzanoEka Nurlita Budiarti
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloomPembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloomZainulHasan13
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learningBahrani Lubis
 

What's hot (20)

Makna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi GuruMakna Kode Etik Profesi Guru
Makna Kode Etik Profesi Guru
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta Didik
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta DidikTeori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta Didik
Teori-Teori Psikologi Terhadap Hakikat Peserta Didik
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.Kurikulum 2013 doc.
Kurikulum 2013 doc.
 
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )
Membuat soal keterampilan berpikir tingkat tinggi ( hots )
 
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...
KB 4 Technological, Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) Dalam Pembelaja...
 
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
AKM BANGUN RUANG SISI DATAR (BRSD)
 
Makalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanyaMakalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanya
 
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptxTeknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
Teknologi (Model ASSURE) topik 3.pptx
 
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxRUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
 
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzanoPpt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzano
Ppt taksonomi bloom revisi &amp; taksonomi marzano
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloomPembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Materi Pembelajaran
Materi PembelajaranMateri Pembelajaran
Materi Pembelajaran
 
Cover proposal ptk
Cover proposal ptkCover proposal ptk
Cover proposal ptk
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
Penerapan model project based learning
Penerapan model project based learningPenerapan model project based learning
Penerapan model project based learning
 

Similar to PELUANG DALAM MATEMATIKA

Slide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangSlide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangBeny Nugraha
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).pptAmbarPristiarini
 
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdf
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdfTeori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdf
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdfmuhammadkafa1
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluangLianaAndini
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangAnto Pixels
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitassilfiaa99
 
Dari judi menuju ilmu probabilitas
Dari judi menuju ilmu probabilitasDari judi menuju ilmu probabilitas
Dari judi menuju ilmu probabilitasmahardikafajar
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluangRirinRin2
 
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluangMakalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluangAisyah Turidho
 
peluang.pdf
peluang.pdfpeluang.pdf
peluang.pdfalafkaar
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)reno sutriono
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluangLilin Ariandi
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaNida Hilya
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
 

Similar to PELUANG DALAM MATEMATIKA (20)

Matematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasiMatematika-Mutasi dan kombinasi
Matematika-Mutasi dan kombinasi
 
Slide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluangSlide week 2b teori peluang
Slide week 2b teori peluang
 
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).pptPERTEMUAN 1 &2  (PELUANG).ppt
PERTEMUAN 1 &2 (PELUANG).ppt
 
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdf
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdfTeori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdf
Teori Probabilitas - Materi 5 - Peluang.pdf
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluang
 
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluangMakalah matematika smk 2019 tentang peluang
Makalah matematika smk 2019 tentang peluang
 
peluang matematika
 peluang matematika peluang matematika
peluang matematika
 
Pengantar Teori Peluang
Pengantar Teori PeluangPengantar Teori Peluang
Pengantar Teori Peluang
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Dari judi menuju ilmu probabilitas
Dari judi menuju ilmu probabilitasDari judi menuju ilmu probabilitas
Dari judi menuju ilmu probabilitas
 
Ppt singkat peluang
Ppt singkat peluangPpt singkat peluang
Ppt singkat peluang
 
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluangMakalah kombinasi, permutasi dan peluang
Makalah kombinasi, permutasi dan peluang
 
Tugas Peluang
Tugas PeluangTugas Peluang
Tugas Peluang
 
peluang.pdf
peluang.pdfpeluang.pdf
peluang.pdf
 
PELUANG
PELUANGPELUANG
PELUANG
 
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
Pertemuan 9 (kombinasi, permutasi dan peluang)
 
Benar
BenarBenar
Benar
 
Makalah matematika peluang
Makalah matematika peluangMakalah matematika peluang
Makalah matematika peluang
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
 

More from Maysy Maysy

Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4
Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4
Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4Maysy Maysy
 
Peluang ppt singkat kelompok 4
Peluang ppt singkat kelompok 4Peluang ppt singkat kelompok 4
Peluang ppt singkat kelompok 4Maysy Maysy
 
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4 Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4 Maysy Maysy
 
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4Maysy Maysy
 
Geometri bangun ruang kelompok 4
Geometri bangun ruang kelompok 4Geometri bangun ruang kelompok 4
Geometri bangun ruang kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt singkat kelompok 4
Ppt singkat kelompok 4Ppt singkat kelompok 4
Ppt singkat kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtk
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtkPpt singkat kelompok 4 k.d mtk
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtkMaysy Maysy
 
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4Maysy Maysy
 
persamaan kuadrat kelompok 4
persamaan kuadrat kelompok 4persamaan kuadrat kelompok 4
persamaan kuadrat kelompok 4Maysy Maysy
 
relasi dan fungsi kelompok 4
relasi dan fungsi kelompok 4relasi dan fungsi kelompok 4
relasi dan fungsi kelompok 4Maysy Maysy
 
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4Maysy Maysy
 
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Maysy Maysy
 
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 10
Ppt singkat materi "bilangan"  kelompok 10Ppt singkat materi "bilangan"  kelompok 10
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 10Maysy Maysy
 
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantikaPpt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantikaMaysy Maysy
 
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2Maysy Maysy
 
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4Maysy Maysy
 
PPT Matematika kelompok 4
PPT Matematika kelompok 4PPT Matematika kelompok 4
PPT Matematika kelompok 4Maysy Maysy
 

More from Maysy Maysy (20)

Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4
Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4
Ppt singkat Pengantar Statistika kelompok 4
 
Peluang ppt singkat kelompok 4
Peluang ppt singkat kelompok 4Peluang ppt singkat kelompok 4
Peluang ppt singkat kelompok 4
 
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4 Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4
Pemecahan masalah dalam matematika kelompok 4
 
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4
Simetri Lipat dan Simetri Putar Kelompok 4
 
Geometri bangun ruang kelompok 4
Geometri bangun ruang kelompok 4Geometri bangun ruang kelompok 4
Geometri bangun ruang kelompok 4
 
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4
Ppt singkat geometri bangun datar kelompok 4
 
Ppt singkat kelompok 4
Ppt singkat kelompok 4Ppt singkat kelompok 4
Ppt singkat kelompok 4
 
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtk
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtkPpt singkat kelompok 4 k.d mtk
Ppt singkat kelompok 4 k.d mtk
 
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
Ppt singkat pertidaksamaan kuadrat kelompok 4
 
persamaan kuadrat kelompok 4
persamaan kuadrat kelompok 4persamaan kuadrat kelompok 4
persamaan kuadrat kelompok 4
 
relasi dan fungsi kelompok 4
relasi dan fungsi kelompok 4relasi dan fungsi kelompok 4
relasi dan fungsi kelompok 4
 
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4
persamaan linear dan pertidaksamaan linear kelompok 4
 
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4
Ppt singkat "Penalaran Dalam Matematika" kelompok 4
 
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 4
 
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
Ppt makalah konsep dasar_matematika[1]
 
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 10
Ppt singkat materi "bilangan"  kelompok 10Ppt singkat materi "bilangan"  kelompok 10
Ppt singkat materi "bilangan" kelompok 10
 
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantikaPpt singkat materi "bilangan" Nora cantika
Ppt singkat materi "bilangan" Nora cantika
 
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2Konsep dasar matematika ppt Kelompok  2
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
 
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4
Ppt singkat materi_bilangan__kelompok_4
 
PPT Matematika kelompok 4
PPT Matematika kelompok 4PPT Matematika kelompok 4
PPT Matematika kelompok 4
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

PELUANG DALAM MATEMATIKA

  • 1. i MAKALAH TENTANG PELUANG Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “KONSEP DASAR MATEMATIKA” Kelompok : 2 Dosen pengampu: Putri Cahyani Agustine Disusun Oleh: Nora Cantika (190141613) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami diberi kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Matematika. Makalah yang berjudul Peluang untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang Peluang bagi teman-teman maupun pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari Peluang. Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. .Semoga makaalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN............................................................................. A. Latar Belakang masalah....................................................................... B. Tujuan Penulisan.................................................................................. C. Rumusan Masalah.................................................................................... BAB II PEMBAHASAN............................................................................. A. Pengertian Peluang .............................................................................. B. Percobaan dan Hasil dari Suatu Percobaan.......................................... C. Ruang Sampel dan Titik Sampel........................................................... D. Peluang Suatu Kejadian....................................................................... BAB III PENUTUP ..................................................................................... A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran ................................................................................................. DAFTARPUSTAKA..................................................................................
  • 4. ii
  • 5. i
  • 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan dengan peluang. B. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas matematika yaitu tentang peluang. 2. Mendeskripsikan definisi peluang 3. Menjelaskan konsep-konsep dalam peluang dan dapat menyelesaikan masalah tentang peluang. C. Rumusan Masalah 1. Definisi peluang 2. Peluang suatu kejadian 3. Peluang kejadian majemuk
  • 7. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Peluang Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Oleh karena itu, untuk mendiskusikan dimulai dengan suatu pengamatan tersebut dinamakan suatu percobaan. Hasil dari suatu percobaan dinamakan hasil (outcomes) atau titik sampel. Peluang disebut juga probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Teori peluang menyangkut dengan cara menentukan hubungan antara sejumlah kejadian khusus dengan jumlah kejadian sebarang. Misalnya pada kasus pelemparan uang sebanyak seratus kali, berapa kali akan munculnya gambar. Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501. Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu. Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk mempelajari peluang. Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian. Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang..Peluang semata-mata adalah suatu cara untuk menyatakan kesempatan terjadinya suatu peristiwa. Secara kualitatif peluang dapat dinyatakan dalam bentuk kata sifat untuk menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu keadaan seperti “baik”, “lemah”, “kuat”, “miskin”, “sedikit” dan lain sebagainya. Secara kuantitatif, peluang dinyatakan sebagai nilai- nilai numeris baik dalam bentuk pecahan maupun desimal antara 0 dan 1. Peluang sama dengan
  • 8. 3 0 berarti sebuah peristiwa tidak bisa terjadi sedangkan peluang sama dengan 1 berarti peristiwa tersebut pasti terjadi. Peluang disebut juga probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel. Ruang sampel adalah himpunan yang berisi semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Ruang sampel biasa dinotasikan dengan S Contoh= Suatu percobaan melempar satu mata uang logam . Ruang sampelnya adalah S=(B,D) Contoh= Suatu percobaan mengambil satu buah kartu dari enam buah kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 6. Ruang sampelnya adalah S=(1,2,3,4,,5,6) . Definisi Peluang Klasik Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa yang saling eksklusif dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka peluang peristiwa E terjadi adalah n/N atau P(E) = n/N Contoh : Eksperimen dengan melantunkan koin Rp 100,- sebanyak 1X menghasilkan peristiwa-peristiwa yang terjadi : 1) muncul angka (G) = 1 2) muncul gambar (A) = 1 N = 2 P(G) = ½ ; P(A) = ½ Sifat peluang klasik : saling eksklusif dan kesempatan yang sama Definisi Peluang Empirik Peluang empirik/frekuensi relatif terjadi apabila eksperimen dilakukan berulang. Apabil kita perhatikan frekuensi absolut (=m) tentang terjadinya peristiwa E untuk sejumlah pengamatan
  • 9. 4 (=n), maka peluang peristiwa itu adalah limit dari frekuensi relatif apabila jumlah pengamatan bertambah sampai tak hingga P(E) = limit m/n nN Contoh Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X) Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga - muncul mata dadu 6 Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total M 166 169 165 167 169 164 1000 P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000 Definisi Peluang Subjektif Nilai peluang didasarkan kepada preferensi seseorang yang diminta untuk menilai Pada umumnya yang dinilai adalah peristiwa yang belum terjadi Permutasi dan Kombinasi Permutasi Permutasi adalah susunan objek-objek dengan memperlihatkan urutan tertentu. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil seluruhnya (nPn) Contoh1: Diketahui 3 abjad pertama yaitu A, B dan C. Berapa banyak susunan yang mungkin dari 3 huruf yang berbeda itu ? Jawab: 3P3 = 3! = 3.2.1 = 6 cara Contoh2:
  • 10. 5 Diketahui 4 siswa : Ary, Ani, Ali dan Asih akan ditempatkan pada 4 buah kursi. Ada berapa cara untuk menempatkan siswa itu pada kursi yang berbeda ? Jawab: Kursi I dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 4 cara. Kursi II dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 3 cara. Kursi III dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 2 cara. Kursi IV dapat diisi oleh salah satu siswa dalam 1 cara. Sehingga dengan prinsip dasar probabilitas, keempat kursi dapat ditempati oleh keempat siswa dengan : 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara. Atau nPn = 4P4 = 4! = 4.3.2.1 = 24 cara. Permutasi n objek berbeda yang setiap kali diambil sebagian (nPr) Banyak permutasi n objek yang diambil r objek (0 < r < n) dinotasikan nPr atau P(n, r) atau n rP (dibacaPermutasi r dari n) adalah : Contoh: Berapa banyak permutasi yang terdiri atas 2 huruf yang berbeda dari 4 huruf: A, I, U, E. Jawab: 4P2 = 1.2 1.2.3.4 !2 !4 )!24( !4   = 4.3 = 12 cara Ke-12 permutasi itu adalah: nPr = n(n– 1)(n– 2) … (n – r + 1) atau nPr = )!( ! rn n 
  • 11. 6 Permutasi n objek yang tidak semua berbeda Banyaknya cara menyusun unsur dalam suatu baris, jika ada p unsur yang sama dari satu jenis, q unsur dari jenis lain, dan seterusnya adalah : Contoh: Berapa carakah 5 huruf dari kata CUACA dapat disusun dalam suatu baris ! Jawab: Unsur-unsur yang sama : huruf C ada 2, huruf A ada 2. P = 1.2.1.2 1.2.3.4.5 !2!.2 !5  = 30 Jadi susunan yang mungkin ada 30 buah. Permutasi Siklis Banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam suatu lingkaran, dengan memandang susunan yang searah putaran jarum jam dan berlawanan arah putaran jarum jam adalah : Contoh: Terdapat berapa carakah empat anak A, B, C, D yang duduk melingkar dapat disusun dalam lingkaran ? Jawab: Cara I Ambil seorang anak untuk diletakkan pada posisi yang tetap, kemudian menyusun tiga anak yang lain dalam tempat yang berbeda, maka cara ini dapat dilakukan dalam 3! = 3.2.1 = 6 cara. Cara II Perhatikan gambar ! P(n; n1,n2,....) = .....!! ! 21  nn n Ps(n) = )!1( !  n n n
  • 12. 7 Jika keempat anak itu diletakkan pada posisi 1,2,3 dan 4 bergantian searah putaran jarum jam dalam sebuah lingkaran, maka mereka tetap membentuk susunan yang sama. Karena itu, penyusunannya harus menempatkan seorang anak kepada posisi yang tetap dan menggerak- gerakkan posisi tiga orang anak lain. Susunannya seperti berikut: Jadi banyaknya susunan melingkar = (4 – 1)! = 3! = 6 cara. Kombinasi Kombinasi adalah susunan dari unsur-unsur yang berbeda tanpa memperhatikan urutan unsur- unsur itu. Kombinasi dari n objek yang diambil r objek dinotasikan nCr atau C(n, r) atau n rC atau       r n adalah :
  • 13. 8 Melalui contoh berikut ini, dapat dibedakan antara permutasi dan kombinasi. Pengambilan 3 huruf dari 4 huruf yang ada (A, B, C, D). Kombinasi (4C3) : ABC, ABD, ACD, BCD Permutasi (4P3) : ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA ABD, ADB, BAD, BDA, DAB, DBA ACD, ADC, CAD, CDA, DAC, DCA BCD, BDC, CBD, CDB, DBC, DCB Jadi, 4C3 . 3! = 4P3 atau 4C3 = 3! P34 Sehingga kita peroleh: nCr = !r Prn = )!(! ! rnr n  Contoh: Ada berapa cara dapat dilakukan jika 5 pemain bola basket diambil dari tim yang terdiri 12 pemain untuk berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan ? Jawab: 12C5 = !7.1.2.3.4.5 !7.8.9.10.11.12 !7!.5 !12 )!512(!5 !12   = 792 Jadi, banyaknya cara memilih 5 pemain dari 12 pemain ada 792 cara. Contoh: Ada berapa cara 2 bola merah, 3 bola biru, dan 4 bola putih dapat dipilih dari suatu kotak yang berisi 4 bola merah, 6 bola biru, dan 5 bola putih ? Jawab: 2 bola merah dapat dipilih dari 4 bola dalam 4C2 cara. 3 bola biru dapat dipilih dari 6 bola dalam 6C3 cara. 4 bola putih dapat dipilih dari 5 bola dalam 5C4 cara. Dengan prinsip perkalian, banyaknya cara memilih bola yang diminta : nCr = )!(! ! rnr n 
  • 14. 9 4C2 x 6C3 x 5C4 = !1!.4 !5 !3!.3 !6 !2!.2 !4 xx = 1!.4 !4.5 !3.1.2.3 !3.4.5.6 !2.1.2 !2.3.4 xx = 6 x 20 x 5 = 600 cara B. Percobaan Dan Hasil Dari Suatu Percobaan Contoh= Percobaan melempar satu mata uang logam (Rp500,00-an). Hasil yang mungkin : 1. Tampak sisi belakang (B) , yaitu nilai Rp500,00 2. Tampak sisi depan (D) , yaitu gambar burung garuda Contoh= Percobaan melempar satu mata dadu. Hasil yang mungkin : sisi-sisi dadu yang menunjukkan jumlah bulatan 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 Contoh= Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak manusia juga melakukan percobaan. Misalnya nenek yang menunggu kelahiran cucunya tanpa sadar melakukan suatu percobaan. Nenek tersebut melakukan suatu pengamatan, cucunya akan lahir laki-laki atau perempuan
  • 15. 10 C. Ruang Sampel Dan Titik Sampel Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel. Contoh= Suatu percobaan melempar satu mata uang logam . ruang sampelnya adalah S=(B,D) Contoh= Suatu percobaan mengambil satu buah kartu dari enam buah kartu yang diberi nomor 1 sampai dengan 6. Ruang sampelnya adalah S=(1,2,3,4,,5,6). Pengetosan Dua Mata Uang A G A (A,A) (A,G) G (G,A) (G,G) Banyak titik sampel : 2x2 = 4 Pengetosan Dua Dadu 1 2 3 4 5 6 1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6) 2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6) 3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6) 4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6) 5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) 6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6) Banyak titik sampel = 6x6 = 36
  • 16. 11 Pengetosan Mata Uang dan Dadu 1 2 3 4 5 6 A (A,1) (A,2) (A,3) (A,4) (A,5) (A,6) G (G,1) (G,2) (G,3) (G,4) (G,5) (G,6) Banyak titik sampel = 2x6 = 12 D.Peluang Suatu Kejadian Pengertian Peluang Suatu Kejadian Setiap proses yang menghasilkan suatu kejadian disebut percobaan. Misalnya kita melemparkan sebuah dadu sebanyak satu kali, maka hasil yang keluar adalah angka 1, 2, 3, 4, 5 atau 6. Semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel, biasanya dinyatakan dengan S, dan setiap hasil dalam ruang sampel disebut titik sampel. Banyaknya anggota dalam S dinyatakan dengan n(S). Misalnya, dari percobaan pelemparan sebuah dadu, maka S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6. Jika dalam pelemparan dadu tersebut muncul angka {2}, maka bilangan itu disebut kejadian. Jadi, kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
  • 17. 12 P(A) = Peluang muncul A n(A) = banyaknya kejadian A n(S) = banyaknya kemungkinan kejadian S Contoh: Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya “Angka” ? Jawab: Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2. Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1 Jadi, P(A) = )( )( Sn An = 2 1 Contoh: Sebuah dadu mata enam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya mata dadu ganjil? Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  n(S) = 6 A = {1, 3, 5}  n(A) = 3 Jadi, P(A) = )( )( Sn An = 6 3 = 2 1 Contoh: Dalam setumpuk kartu bridge (remi) diambil satu kartu secara random (acak). Tentukan peluang yang terambil adalah kartu As ! Jawab: Banyaknya kartu bridge adalah 52, berarti n(S) = 52 n(As) = 4 Jadi, P(As) = )( )( Sn Asn = 52 4 = 13 1 Tafsiran Peluang Kejadian P(A) = )( )( Sn An
  • 18. 13 Jika kejadian K dalam ruang sampul 5 selalu terjadi, maka n (K) = n (5). Sehingga besar peluang kejadian K adalah: P (K) = 1 )5(n )K(n  Kejadian K yang selalu terjadi dalam ruang sampul 5 disebut kepastian. Kemustahilan Kepastian   0 0  P (K)  1 1 Sedangkan kejadian K dalam ruang sampul 5 tidak pernah terjadi maka n (K) = 0, yang dinamakan kemustahilan, sehingga : P (K) = 0 )5(n )K(n  Oleh karena itu nilai peluang itu terbatas yaitu 0  P (K)  1 Contoh : 1. Berapa peluang seekor kuda jantan melahirkan anak? Karena tidak mungkin, maka dinamakan kemustahilan dan peluangnya 0. 2. Berapa peluang setiap orang akan meninggal? Karena setiap orang pasti meninggal, maka dinamakan kepastian dan peluangnya 1. 3. Berapa peluang muncul gambar jika sebuah uang logam dilempar sekali? n (S) = 2 n (G) = 1 maka P (G) = 2 1 )S(n )G(n  Jadi peluang muncul gambar adalah 2 1 Frekuensi Harapan Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling besar. Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadinya kejadian K setiap percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari kejadian K adalah: F(K) = n  P (K)
  • 19. 14 Contoh : Bila kita melemparkan sebuah dadu sebanyak 480 kali, berapakah kita harapkan muncul angka 4? Penyelesaian : P(K) = 6 1 dan n = 480 F(K) = n P(K) = 80 6 1 480  Jadi harapannya 80 kali. 3) Kisaran Nilai Peluang Matematika Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n ( S ) = n, n ( A ) = k dan Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti. 4) Frekuensi Harapan Suatu Kejadian Jika A adalah suatu kejadian pada frekuensi ruang sampel S dengan peluang P ( A ), maka frekuensi harapan kejadian A dari n kali percobaan adalah n x P( A ). Contoh : Bila sebuah dadu dilempar 720 kali, berapakah frekuensi harapan dari munculnya mata dadu 1? Jawab : Pada pelemparan dadu 1 kali, S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } maka n (S) = 6. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 1, maka: A = { 1 } dan n ( A ) sehingga : 5) Peluang Komplemen Suatu Kejadian
  • 20. 15 Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P). 6) Peluang Kejadian Majemuk a. Gabungan Dua Kejadia b. Kejadian-kejadian Saling Lepas E. Kejadian Majemuk Apabila dua kejadian atau lebih dioperasikan sehingga menghasilkan kejadian baru, maka kejadian baru itu disebut kejadian majemuk. Dua kejadian A dan B sembarang Jenis Operasi Notasi Tidak A atau komplemen A A dan B A atau B A1 = Ac A  B A  B Untuk sembarang kejadian A dan B berlaku: n (A  B) = n (A) + n (B) – n (A  B) kedua ruas dibagi dengan n (S) maka: )S(n )BA(n )S(n )B(n )S(n )A(n )S(n )BA(n   
  • 21. 16 Tiga kejadian A, B dan C sembarang: Contoh 1: Sebuah dadu dilambungkan sekali, tentukan peluang muncul mata dadu genap atau prima. Penyelesaian : Ruang sampul S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} n (S) = 6 muncul mata genap A = {2, 4, 6}  n (A) = 3 muncul mata prima B = {2, 3, 5}  n (B) = 3 muncul mata genap dan prima = {2}  n (A  B ) = 1 muncul mata genap atau prima: P (A  B) = P (A) + P (B) – P (A A  B) = 6 1 6 3 6 3  = 6 5 Contoh : Dari 45 siswa pada suatu kelas, diketahui 28 siswa senang matematika, 22 siswa bahasa inggris, dan 10 siswa suka kedua-duanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris! Penyelesaian : P (A  B) = P(A) + P(B) – P (A B) P (A  B  C) = P (A) + P (B) + P (c) – P (A  B) – P (A  C) – P (B  C) + P (A  B  C)
  • 22. 17 Peluang terpilih yang suka matematika atau bahasa Inggris ialah : P (M  B) = P (M) + ( P (B) – P (M  B) = 45 10 45 22 45 28  = 45 30 = 7 6 Jadi peluang yang terpilih siswa yang menyukai matematika atau bahasa Inggris adalah 4 3 . Kejadian majemuk dapat dikelompokkan sebagai berikut: Komplemen suatu kejadian P (Ac) = n an  = n a n n  = 1 – n a P (Ac) = 1 – P (A)
  • 23. 18 Contoh 1 : Sebuah dadu dilempar sekaliu, tentukan peluang munculnya mata dadu lebih dari dua. Penyelesaian : Cara I Sebuah dadu dilempar sekali, maka U (S) = 6 Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2} Maka Ac = {mata dadu lebih dari 2} Sehingga : Ac = {3, 4, 5, 6} n (Ac) = 4 P(Ac) = 3 2 6 4 )S(n )A(n c  Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3 2 Cara II Sebuah dadu dilempar sekali, maka n (S) = 6 Jika A = {mata dadu kurang dari sama dengan 2} = {1, 2} n(A) = 2 P(A) = 3 1 6 2 )S(n )A(n  Sehingga : P (Ac) = 1 – P (A) = 1 – 3 1 = 3 2
  • 24. 19 Jadi peluang munculnya mata dadu lebih dari 2 adalah 3 2 Contoh 2: Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama, tentukan peluang bahwa jumlah mata kedua dadu lebih dari 3! Penyelesaian : Dua buah dadu dilambungkan bersama, maka n (S) = 6  6 = 36 Jika A = {jumlah mata kedua dadu  3} = {(1,1), (1,2), (2,1)} n(A) = 3 P (A) = 12 1 36 3 )S(n )A(n  P (Ac) = 1 – 12 1 = 12 11 Jadi peluang bahwa jumlah mata kedua dadu > 3 adalah 12 11 Contoh 3: Jika peluang hari esok akan hujan adalah 0,35, berapa peluang bahwa cuaca akan cerah esok hari? Penyelesaiannya : A = {esok hari akan turun hujan) P (A) = 0,35 P (Ac) = 1 – P(A = 1 – 0,35 = 0,65 Jadi peluang bawah cuaca akan cerah hari esok adalah 0,65. Dua kejadian saling lepas
  • 25. 20 Kejadian A dan B dikatakan saling lepas Jika A  B =  atau P (A  B) = 0 Jika P (A  B) = 0 maka P (A  B) = P(A) + P (B) Kesimpulan : Contoh 1 : Dari satu set kartu bridge diambil 1 kartu secara acak. Berapa peluang untuk mendapatkan kartu As atau king? Penyelesaian : Jika A = kejadian mendapatkan kartu A  n (A) = 4 B = kejadian mendapatkan kartu king  n (B) = 4 n(A  B) =  Maka : P (A  B) = P(A) + P (B) 52 4 52 4  13 2 Jadi peluang untuk mendapatkan kartu As atau king adalah 13 2 Contoh 2: Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Berapa peluang jumlah angka kedua dadu sama dengan 5 atau 10. Penyelesaian : n (S) = 6  6 = 36 Jika A dan B kejadiansaling lepas,maka: P (A  B) = P(A) + P (B)
  • 26. 21 jika A = {jumlah angka sama dengan 5} = {(1, 4), (4, 1), (2, 3) (3, 2)} n (A) = 4 jika B = {jumlah angka sama dengan 10} = {(4, 6), (6, 4), (5, 5)} n (B) = 3 A  B =  n (A  B) = 0 Maka : P (A B) = P (a) + P(B) = 36 3 36 4  = 36 7 Jadi nilai kemungkinan jumlah angka kedua mata dadu 5 atau 10 adalah 36 7 Contoh 3: Di dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut diambil dua bola sekaligus. Berapa peluang kedua boila itu berwarna sama? Penyelesaian : n (S) = 9C2 = 36 Dua bola berwarna sama, berarti dua merah atau dua putih A = {dua merah}, n (a) = nC2 = 10 P(A) = 36 10 )S(n )A(n  B = {dua putih}, n (B) = 4C2 = 6 P(B) = 36 6 )S(n )B(n  Karena A dan B saling lepas maka: P (A  B) = P (A) + (P (B) = 36 6 36 10 
  • 27. 22 = 36 16 = 9 4 Jadi peluang kedua bola itu berwarna sama adalah 9 4 Dua kejadian yang saling bebas Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B. Jika dua buah dadu ditos, maka angka yang muncul pada dadu pertama jika mempengaruhi angka yang muncul pada dadu kedua. Dalam hal ini dikatakan kedua dadu saling bebas. Contoh 1 : Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang : Pada dadu merah muncul angka satu. Pada dadu putih muncul angka enam. Pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam. Penyelesaian : Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36 A = {dadu merah muncul angka satu} = {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6 P(A) = n(A) n(S) = 6 36 = 1 6 Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu adalah 1 6 B = {dadu putih muncul angka enam} = {(1,6), (2,6), (3,6), (4,6), (5,6), (6,6)}, n(B) = 6 P(B) = n(B) n(S) = 6 36 = 1 6 Jadi, peluang pada dadu putih muncul angka enam adalah 1 6 A ∩ B = {(1,6)}, n(A ∩ B) = 1 P(A ∩ B) = n(A ∩ B) n(S) = 1 6 P(A∩ B) = 1 6 dapat ditulis menjadi ∶
  • 28. 23 P(A∩ B) = 1 6 x 1 6 P(A∩ B) = P(A)x P(B) Jadi, peluang pada dadu merah muncul angka satu dan pada dadu putih muncul angka enam adalah 1 36 . Dari pembahasan contoh 1 diperoleh rumus sebagai berikut : P(A ∩ B) = P(A)x P(B) Dua kejadian Bersyarat Dua kejadian atau lebih yang terjadi secara berurut dikatakan kejadian tak bebas (kejadian bersyarat) apabila kejadian yang satu mempengaruhi peluang terjadinya kejadian yang lain. Rumus : Jika kejadian A dan B bersyarat, maka : P(A ∩ B) = P(A)x P(B/A) P(B/A) artinya peluang B dimana kejadian A sudah terjadi. Contoh ∶ Didalam sebuah kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Dari dalam kotak tersebut diambil dua bola secara berturut-turut tanpa pengembalian. Tentukan peluang bahwa kedua bola tersebut berwarna merah. Pembahasan : Supaya kedua bola tersebut berwarna merah maka pada pengembalian pertama dan kedua harus berwarna merah. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah P(A) = 3 7 . Kejadian A sudah terjadi sehingga di dalam kotak tinggal 2 bola merah dan 4 bola putih. Peluang terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah P(B/A) = 2 6 = 1 3 . P(A∩ B) = P(A)x P(B/A)= 3 7 × 1 3 = 3 21 = 1 7 Jadi, peluang bahwa kedua bola yang terambil berwarna merah adalah 1 7 BAB III PENUTUP Kesimpulan
  • 29. 24 Di dalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk. Peluang merupakan bagian matematika yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel. Permutasi adalah susunan unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Kombinasi adalah susunan unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya Sifat-sifat peluang, misalnya S suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S. Jika A = Ø maka P (A) = O Nilai peluang kejadian A, yaitu P (A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1). Jika S ruang sampel maka P (S) = 1. B. Saran Demikian makalah yang dapat kami susun, penulis menyadari bahwa makalahini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah ini kedepan dapat lebih baik. DAFTAR PUSTAKA http://20matematika/peluangblogspot