2. Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-
masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan
usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer,
sekunder dan tersier.
Ada kecenderungan (dapat dilihat sebagai suatu hipotesis)
bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang
membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita,
semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
faktor-faktor penentu lain mendukung proses, seperti manusia
(tenaga kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.
3. Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan.
Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah
dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan
untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkan.
Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan
pengembangan sektor dan komoditi unggulan.
Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran
distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan
investasi secara terus menerus.
Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam
wilayah daerah.
Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melaui
ekspor-impor.
5. Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di
pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai
sektor utama.
Di pedesaan, karena pertumbuhan pendudukny tingi maka
terjadi kelebihan suplai tenaga kerja. Akibat kelebihan pekerja
ini, upah atau tingkat pendapatan di pertanian/pedesaan menjadi
sangat rendah.
Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan
pekerja akibatnya upah atau tingkat pendapatan di perkotaan
tinggi.
6. Perbedaan upah di pertanian/pedesaan denga di
industri/perkotaan menarik banyak tenaga kerja pindah dari
sektor pertama ke sektor kedua, maka terjadi proses migrasi
dan urbanisasi.
Secara agregat, berpindahnya sebagian tenaga kerja dari
sektor dengan upah rendah ke sektor denga upah tinggi
membuat pendapatan di negara bersangkutan meningkat.
7. Teori Chenery dikenal dengan teori pattern of devolopment ,
memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses
perubahan ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari
pertanian tradisional ke sektor industri sebagai kegiatan utama
penggerak pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat perkapita
yang membawa perubahan dalam pola permintaan konsumen dari
penekanan pada makanan dan barang-barang kebutuhan pokok
lain ke berbagai macam barang-barang manufaktur dan jasa,
akumulasi modal fisik dan manusia (SDM).
Perkembangan kota-kota dan industri-industri bersamaan dengan
proses migrasi penduduk dari pedesaan keperkotaan, dan
penurunan laju pertumbuhan penduduk dan ukuran keluarga yang
semakin kecil, struktur perekonomian suatu negara bergeser dari
yang semula didominasi oleh sektor pertanian atau/dan sektor
pertambangan menuju ke sektor nonprimer, khususnya industri.
Menurut Chenery, proses transformasi struktural akan mencapai
tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola
permintaandomestik ke arah output industri manufaktur diperkuat
oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar
negeri atau ekspor.
8. Kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama
besarnya dengan jumlah dari 4 faktor berikut :
Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan
langsung untuk produk industri manufaktur plus efek tidak
langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk
sektor-sektor lainnya terhadap sektor industri manufaktur.
Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversivikasi) atau efek total
dari kenaikan jumlah ekspor tehadap produk industri manufaktur.
Subsitusi impor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan
disetiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap
output industri manufaktur.
Perubahan teknologi atau efek total dari perubahan koefisien
input-output didalam perekonomian akibat kenaikan upah dan
tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
9. Di dalam kelompok negara-negara sedang bekembang (NSB),
banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang
pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan
prosesnya berbeda antar negara. Variasi ini disebabkan oleh
perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor internal seperti
berikut:
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis
ekonomi)
Besarnya pasar dalam negeri
Pola distribusi pendapatan
Karakteristik dari industrialisasi
Keberadan SDA
Kebijakan perdagangan luar negeri
10. Proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia ditandai
dengan:
Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)
Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri)
Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya
akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
11. Perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat.
Periode sejak tahun 1983 hingga krisis ekonomi peran sektor-
sektor primer cenderung menurun sedangkan sektor sekunder
(seperti industri manufaktur; listrik, gas, dan air; serta kontruksi)
dan sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran, transport&
komunikasi, bank& keuangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi
lainnya) terus meningkat.
Pada sektor pertanian sendiri juga telah terjadi perubahan
struktur ekonomi antar subsektor yang tidak seimbang dengan
perubahan struktur pangsa penyerapan tenaga kerja. Beban
penumpukan tenaga kerja yang terjadi saat ini pada sektor
pertanian tidak terdistribusi dengan merata pada masing-masing
subsektor, dimana hampir semuanya ditanggung subsektor
tanaman pangan sehingga kondisi keluarga petani tanaman
pangan semakin memprihatinkan.
12. Secara umum telah terjadi perbaikan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan
pendidikan setara pendidikan setara pendidikan menengah ke
atas semakin besar, sebaliknya komposisi penduduk dengan
tingkat pendidikan sekolah dasar ke bawah berkurang.
Namun, perbaikan kualitas sumber daya manusia tersebut
tidak diikuti oleh adanya kemampuan dari pemerintah
Indonesia untuk menciptakan kesempatan kerja sesuai
dengan kualifikasi dari perbaikan kualitas sumberdaya
manusia tersebut.
Namun demikian, penurunan rasio output pertanian terhadap
PDB tersebut tidak berarti bahwa volume produksi di sektor
tersebut berkurang selama periode tersebut (pertumbuhan
rata-rata per tahun negatif).
Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan output
(rata-rata per tahun total) di sektor tersebut relatif lebih rendah
dibandingkan laju pertumbuhan output dari sektor industri.