Proposal ini membahas upaya meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan membatik di PAUD Netna II Loeram. Peneliti mengamati bahwa perkembangan kreativitas anak belum mendapat perhatian optimal. Penelitian ini bertujuan mengembangkan kreativitas anak dengan kegiatan membatik."
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
1. PROPOSAL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN
MENCAP DI KELOMPOK B PAUD NETNA II LOERAM
OLEH
OLIVIA ULUK NAIAKI
NIM. 1500181804
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BERBASIS SKGJ PPKHB KABUPATEN TTU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20, tahun
2003 Bab I Pasal I Ayat 14). Pemberian rangsangan pendidikan kepada anak
usia dini dilakukan lewat pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan pembelajaran diperlukan berbagai ketrampilan, salah satunya
yaitu ketrampilan dalam hal ini membelajarkan. Ketrampilan mengajar atau
mernbelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks
karena merupakan intergrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peranan yang penting
dalam turnbuh kembang anak sesuai aspek perkembangan.
Pendidikan Anak Usia Dini selalu mentikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik-motorik, kognitif,
bahasa, sosial-ernosional, dan moral-agama sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Salah satu
3. perkembangan yang menjadi titik dasar pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah kreativitas.
Perkembangan kreativitas merupakan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu lewat imajinasi yang dipikirkan dan menciptakan
sesuatu yang baru agar menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat.
Selain itu, Munandar (Martinis, 2(15) menyatakan bahwa kreativitas
mcrupakan kemarnpuan seseorang melahirkan sesuatu yang bam, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude
maupun non aptitude, dan karya-karya yang bam maupun kornbinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan
apa yang telah ada sebelumnya.
Maslow (Sari, 2005) juga menyatakan bahwa kreativitas merupakan
manifestasi individu yang befungsi sepenuhnya. Dengan kreativitas
memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era
pembangunan ini, kesejahteraan dan kejayaan masyarakat maupun negara
bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide bam, penemuan-
penemuan bam, dan teknologi baru untuk mencapai hal ini diperlukan sikap,
pemikiran dan perilaku kreatif yang dipupuk sejak dini.
Menanamkan kreativitas sejak kecil tentulah sangat berguna agar
kelak anak akan rnerniliki ide-ide yang kreatif dalam rnenciptakan sesuatu
dan memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Ada
banyak manfaat untuk menstimulasi kreativitas sejak dini. Salah satunya
4. dikemukakan oleh Maslow (Sari, 20(5) bahwa dengan kreativitas dapat
mewujudkan atau mengaktualisasikan dirinya, dan perwujudan dirinya
merupakan pokok tingkat tertinggi dalam hidup rnanusia.
Selain itu, Martinis (2015) juga rnengungkapkan bahwa kreativitas
juga memiliki manfaat yaitu kreativitas atau daya cipta akan
mernungkinkan adanya penemuan-penemuan bam dalam bidang ilmu dan
teknologi, serta dalam usaha-usaha lainnya. Sari (2005) mengernukakan
dalam hasil penelitiannya bahwa kreativitas bukan hanya dipengaruhi oleh
lingkungan psikis saja melainkan lingkungan fisik juga memiliki andil yang
cukup besar. Lingkungan fisik dapat berperan sebagai pedoman untuk
mengembangkan kreativitas, sebagai stimuli eksternal.
Martinis (2015) juga rnenyatakan dalarn hasil penelitiannya bahwa
dalam meningkatkan kreativitas anak erat kaitannya dengan ketertarikan,
keberanian serta percaya diri dalam melakukan kegiatan. Keberhasilan
dalam meningkatkan anak dipicu oleh suasana yang rnenyenangkan bagi
anak. Kegiatan melukis dengan sikat gigi adalah salah satu metode yang
digunakan dalam meningkatkan kreativitas anak. Dalam kegiatan melukis
dengan sikat gigi, hasil yang didapatkanya yaitu anak sangat antusias sekali
dan penuh semangat, selain itu anak sudah dapat berimajinasi dengan pola
yang bervariasi sesuai dengan keinginan mereka.
Ada banyak sekali metode yang digunakan guru dalam
mengembangkan kreativitas anak sejak dini Kusumaningrum (2015) dalam
5. hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan kertas
lipat terhadap kreativitas anak yakni dapat dilihat dengan adanya perbedaan
peningkatan kreativitas yang signifikan antara anak yang diberikan
perlakuan bermain kertas lipat dengan yang tidak diberikan perlakuan
bermain kertas lipat. Anak yang diberikan perlakuan bermain kertas lipat
memiliki peningkatan kreativitas yang lebih tinggi daripada anak yang tidak
diberikan perlakuan bermain kertas lipat. Hal ini membuktikan bahwa
kreativitas anak dapat ditingkatkan melalu bermain kertas lipat. Kustiani
(2015), juga menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa c1engan
menggunakan metode bermain balok, anak-anak merasa senang dan gembira
melakukan pembelajaran dengan metode ini, tanpa disadari adanya kerja
sal11a antara mereka. Perkembangan kreativitas mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa permainan balok
sangat efektif dalam mengembangkan kreativitas anak. Salah satu metode
yang ingin digunakan peneliti adalah melalui kegiatan membatik.
Penelitian yang dilakukan Avipfha, ddk (2015) tentang kegiatan
membatik sangat bermanfaat bagi anak karena bakat anak-anak dapat
tersalurkan dengan baik, menjadikan kesibukan yang baru yang besifat
positif cmosi anak yang mulai terkendali dan mclatih kerjasama antar teman
Berdasarkan pengamatan selama mengajar di kelompok B2 PAUD
Netna II Loeram peneliti mengamati bahwa dalam proses pembelajaran
dalam tema semester I seperti diri sendiri, lingkunganku, kebutuhanku,
6. binatang dan tanaman, guru lebih terfokus pada kegiatan yang berpusat
pada perkembangan kognitif seperti memperkenalkan angka, melatih
penjumlahan maupun pengurangan dan perkembangan bahasa seperti
mernperkenalkan huruf, suku kata, dan kata. Hal ini dilakukan guru karena
adanya tuntutan dari sekolah dasar agar anak bukan saja men genal konsep
angka dan huruf tetapi harus bisa mernbaca, rnenulis dan berhitung.
Sedangkan perkembangan kreativitas hanya dilakukan sebagai suatu
kegiatan yang mernbuat anak tidak terbebani pada saat pernbelajaran Dari
26 siswa di kelornpok B2 PAUD Netna II Loeram, 42,3% anak belum
kreatif dalam menciptakan sesuatu pada saat diberikan tugas oleh guru,
banyak anak lebih meminta bantuan guru atau teman terdekat disampingnya
untuk mengerjakan tugas yang diberikan, hal ini membuat perhatian pada
perkembangan kreativitasnya berkurang. Kurangnya perhatian pada
perkembangan kreativitas merniliki dampak yang buruk bagi anak, seperti
anak tidak memlilki keinginan untuk bersaing, kurang percaya diri, dan
cepat putus asa. Kegiatan membatik sendiri hanya dilakukan 1 (satu) kali
pada setiap tema. Padahal kegiatan membatik memiliki manfaat bukan hanya
dapat melatih kreativitas anak melainkan memperkenalkan anak tentang
salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berinisiatif untuk melakukan
penelitian dengan judul : Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui
Kegiatan Membatik Di Kelompok B2 PAUD Netna II Loeram.
7. 1.2 Rumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah
yaitu: Bagaimana mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan
membatik di Kelompok B2 PAUD Netna II Loeram.
2. Pemecahan Masalah
Cara yang tepat untuk memecahkan masalah penelitian ini adalah
dengan tindakan kelas dalam mengembangkan kreativitas anak dengan
menggunakan kegiatan mernbatik Penelitian Tindakan Kelas ini akan
ditempu melalui 4 tahap yaitu :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi dan evaluasi
d. Refleksi
1.3 Tujuan dan Manfaat
1) Tujuan
Untuk mengembangkan kreativitas anak yang dilakukan melalui kegiatan
membatik di kelompok B2 P AUD Netna II Loeram.
2) Manfaat
Selain itu manfaat dari penelitian ini yaitu :
8. a. Teoritis
Sebagai bahan rujukan atau referensi bagi para peneliti berikutnya
yang akan mengadakan penelitian terutama yang ada relevan dengan
judul ini.
b. Praktis
1) Bagi Guru
Agar dapat memberikan motivasi tentang pentingnya menanamkan
kreativitas sejak dini
2) Bagi orangtua
Agar orangtua dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengernbangkan kreati vitasnya.
3) Bagi siswa
Memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan, berrnakna,
meningkatkan kemampuan dalam bidang seni mernbatik,
menumbuhkembangkan nilai kreativitas sejak kecil dan
mernperkenalkan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.
9. BAB II
KAJIAN PUST AKA
2.1 Pengertian Kreativitas
Anak sebagai pribadi yang mempunyai keinginan-keinginan untuk
membentuk atau menciptakan sesuatu. Anak mempunyai bakat-bakat dan
kekuatan-kekuatan tertentu yang akan memuaskan pribadinya.
Daya kreasi anak muncul dengan sendirinya Namun pendidik yang sejati
akan dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak untuk menyalurkan
bakat (Santi Danar, 2009). Pendidik akan membimbing anak lewat suatu
kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitasnya.
"Kreativitas" merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam
penelitian psikologi masa kini dan sering digunakan dengan bebas di kalangan
orang awam. Kreativitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan
multidimensional. (Dedi Supriadi dalam Sari Sriti, 2005).
Banyak dcfinisi tentang krcativitas, namun tidak ada satu definisi pun
yang dapat diterima seeara universal Untuk lebih menjelaskan pengertian
kreativitas, akan dikemukakan beberapa perumusan yang merupakan simpulan
para ahli mengenai kreativitas.
Monstaks & Rachmawati (Martinis, 2015) menyatakan bahwa
kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan
mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan
10. diri sendiri, alam, dan orang lain.
Munandar (Sari Dynna, 2013) mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru
berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen yang suda ada
sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat. Sesuatu yang
baru itu tidak perlu baru sama sekali tetapi dapat merupakan kombinasi dari
hal-hal yang sudah ada sebelumnya Sedangkan yang dimaksud dengan
informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada adalah semua pengalaman
yang telah diperoleh semasa hidupnya baik di Iingkungan pendidikan maupun
lingkungan masyarakat.
Selain itu, Munandar (2009) menyatakan bahwa kreativitas merupakan
kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik dalam bentuk
gagasan maupun karya nyata. Sesuatu yang baru itu terdiri dari ciri-ciri
aptitude (berpikir- kreatif) dan ciri-eiri non aptitude, dan karya nyata maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, semuanya relatif berbeda dengan
apa yang telah ada sebelumnya.
Munandar (2009) juga menguraikan definisi tentang kreativitas
berdasarkan empat P, pertama pribadi (person), bahwa setiap anak adalah
pribadi unik dan kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan pribadi
individu. Kedua proses (process), kreativitas sebagai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang bam atau untuk menemukan hubungan-hubungan
bam antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnva dalarn mencari jawaban
11. bam terhadap suatu masalah, merupakan , manifestasi dari kelancaran,
fleksibilitas dan orisinalitas pemikiran anak. Ketiga pendorong (press),
kreativitas dapat berkembang jika ada 'press" atau pendorong, baik dari dalam
(dorongan internal, keinginan, motivasi atau hasrat yang kuat dari diri
sendiri) untuk berkreasi, maupun dari luar, yaitu lingkungan yang memupuk
dan mendorong pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anak yang kreatif dengan
mernberikan peIuang kepada anak untuk bersibuk diri secara kreatif Keernpat
produk (product), bahwa produk-produk kreativitas yang konstruktif pasti
akan muncuI, karena produk kreativitas muncul dari proses interaksi dari
keunikan individu di satu pihak dan bahan, kejadian, orang-orang atau
keadaan hidupnya (faktor Iingkungan diIain pihak)
Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis dari
pemikiran yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi berupa
informasi yang diperoleh dari pengaIaman-pengaIaman sebelumnya menjadi
hal yang bam, berarti dan bermanfaat. Kreativitas dapat dikembangkan Iewat
bemain.
Melalui bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya, yaitu
meIakukan kegiatan yang mengandung kelenturan, memanfaatkan imajinasi
dan ekspresi diri, kegiatan-kegiatan pemecahan masaIah, mencari sesuatu
yang bam dan sebagainya (Maston, dkk , 2009).
Nielsen (2008) mengemukakan bahwa dalam rangka mengembangkan
pemikiran kreatif, seorang guru hams mendorong anak untuk menemukan cara
12. sendiri dalam menyelesaikan tugas atau proyek dari pada memberitahu atau
menunjukan mereka caranya. Jika anak didorong untuk melakukannya sendiri,
maka akan melatih ekspresi pada diri anak dan membantu mereka
menemukan cara unik daIam mengungkapkan kreativitasnya.
Dari bebcrapa pandangan di atas, peneliti dapat mengambil kcsimpulan
bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu Iewat
imajinasi yang dipikirkan untuk menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan
unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau
bermanfaat.
2.2 Tahap Perkembangan Kreativitas
David Campbell (Irsandef, 2013) mengungkapkan bahwa tahap-tahap
kreativitas meliputi 5 tahap yang dilalui oleh proses kreativitas, antara lain
a. Tahap persiapan (preparation)
Pada periode ini individu mcIetakkan dasar pernikiran, mengumpulkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dipecahkan, menyatakan masalah dan menyimpulkan materi-materi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah Individu juga mernpelajari
mengenai latar belakang masalah serta seluk beluknya.
b. Tahap konsentrasi (concertration)
Pada tahap konsentrasi ini, perhatian individu tercurah dan pikiran
individu terpusat pada hal-hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi
13. merupakan waktu pemusatan, waktu untuk menimbang-nimbang, waktu
menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal (triad and
error).
c. Tahap inkubasi (Incubation)
Pada tahap inkubasi ini, individu seolah-olah melepaskan diri untuk
sementara dari masalah yang dihadapi atau tidak memikirkan secara sadar,
tetapi menyimpannya dalam alam pra sadar. Artinya individu mencari
kegiatan- kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran terhadap
masalah yang dihadapi, namun untuk sementara waktu.
d. Tahap penerangan (illumination)
Pada tahap penerangan ini hasil kreativitas baru muncul, di mana individu
merniliki wawasan untuk memecahkan masalah secara tiba-tiba dan diikuti
perasaan senang.
e. Tahap pembuktian (verification/production)
Pada tahap pembuktian individu mengekspresikan ide-ide dalam bentuk
nyata. Dalam menentukan apakah penyelesaian masalah nampak dalam
fakta-fakta yang benar, individu mengevaluasi hasil penyelesaian masalah,
pada periode ini diperlukan pola berfikir kritis.
2.3 Karakteristik Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini
Torancce & Guilford (Munandar, 2009) mengernukakan bahwa ada
beberapa karakteristik dalam perkembangan kreativitas pada anak, antara
14. lain:
a. Kelancaran
Kelancaran yaitu kemarnpuan untuk memberikan jawaban dan
mengemukakan pendapat atau ide-ide dengan lancar.
b. Kelenturan
Kelenturan yaitu kemampuan untuk mengernukakan berbagai altematif
dalam pemecahan masalah.
c. Keaslian
Keaslian yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya
yang ash hasil pemikiran sendiri.
d. Elaborasi
Kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang mungkin tidak
terpikirkan atau terlihat oIeh orang lain.
e. Keuletan dan kesabaran
Keuletan dalam menghadapi rintangan, dan kesabaran dalam menghadapi
suatu situasi yang tidak menentu merupakan aspek yang mempengaruhi
kreativitas
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Semua anak mempunyai potensi untuk kreatif, walaupun tingkat kreati
vitasnya berbeda-beda. Akibatnya, kreativitas seperti halnya setiap potensi
lain, perlu diberi kesempatan dan rangsangan oleh lingkungan untuk
15. berkembang
Hurlock (Kustanti, 2(11) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan kreativitas antara lain:
a. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak
perempuan, terutama setelah berlalunya mas a kanak-kanak. Untuk
sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak
laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-Iaki lebih diberi kesempatan
untuk mandiri, didesak oleh teman sebayanya untuk lebih mengambil
resiko, dan didorong oleh para orang tua dan guru untuk lebih
menunjukkan inisiatif dan orisinalitas
b. Status sosioekonomi
Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih
kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Yang pertama, kebanyakan
dibesarkan dengan cara mendidik anak secara dernokratis, sedangkan yang
terakhir mungkin lebih mengalami pendidikan yang otoriter. Kontrol
demokratis mempertinggi kreativitas karena memberi kesempatan yang
lebih banyak bagi anak untuk menyatakan individualitas, mengembangkan
minat dan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Lebih penting lagi, lingkungan
anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi ·lebih banyak
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
dipcrlukan bagi kreativitas Misalnya, anak kecil dan Iingkungan yang
16. kekurangan hanya mernpunyai sedikit bahan kreatif untuk bermain dan
sedikit dorongan untuk bereksperimen dengan lilin, lukisan, dan boneka
dibandingkan dengan mereka yang mempunyai lingkungan sosioekonomi
yang lebih baik.
c. Urutan Kelahiran
Penjelasan mengenai perbedaan ini lebih menekankan lingkungan
daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, lahir belakang, dan anak
tunggal mungkin lebih kreatif dari yang pertama. Umumnya, anak yang
lahir pertama lebih ditekan untuk menjadi penurut daripada pencipta Anak
tunggal agak bebas dari tekanan yang ada saudara kandung lainnya dan
juga diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya
d. Lingkungan Kota vs Lingkungan pedesaan
Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak
lingkungan pedesaan. Di pedesaan, anak-anak lebih umum dididik secara
otoriter dan lingkungan pedesaan kurang merangsang kreativitas
dibandingkan lingkungan kota dan sekitarnya.
e. Inteligensi
Pada setiap urnur, anak yang pandai menunjukkan kreativitas yang
lebih besar dari anak yang kurang pandai. Mereka mernpunyai lebih
banyak gagasan baru untuk menangani suasana konflik sosial dan mampu
merumuskan lebih banyak penyelesaian konflik tersebut. Ini merupakan
salah satu alasan mengapa mereka lebih sering terpilih sebagai pemimpin
17. dibandingkan teman seusia mereka yang kurang pandai.
f. Keluarga
Anak dari keluarga kecil, bilamana kondisi lain sama, cenderung
lebih kreatif dari anak keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara
mendidik anak otoriter dan kondisi sosioekonomi yang kurang
menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi
perkernbangan kreativitas Untuk dapat menurnbuhkan kreativitas anak,
maka peran orang tua sangat dibutuhkan dalam hal membimbing anak agar
kreatif.
g. Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kreativitas anak, guru mempunyai dampak yang besar
tidak hanya pada sikap anak terhadap sekolah dan pembelajaran pada
umumnya, tetapi juga pada perkembangan kreativitasnya. Munandar
(2009), menjelaskan bahwa sikap guru dalam mernbelajarkan anak bidang
ketrampilan dapat dilakukan dengan memberikan motivasi kepada anak
untuk melakukan suatu kegiatan yang bam dan menyenangkan untuk anak
Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa kreativitas dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor-faktor inilah yang menjadi penentu bagi anak
untuk dapat mengembangkan kreativitasnya.
18. 2.5 Pengertian Membatik
Avipfha, dkk (2015) mengemukakan bahwa batik adalah sebuah karya
seni anak bangsa yang menjadi aset negara kita Indonesia. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju menjadikan bangsa
kita terlena dengan berbagai fasilitas yang ada, hal ini menyebabkan budaya-
budaya asli kita mulai terkikis. Warisan yang seharusnya kita jaga sebagai
identitas asli bangsa mulai diabaikan oleh generasi muda. Tidak banyak
kalangan muda yang memperhatikan hal ini, karena menganggap budaya kita
kuno Sedang gaya hidup anak-anak zaman sekarang mcnginginkan segala
sesuatunya praktis, inilah menjadi momok bagi bangsa kita, hal inilah
permasalahan besar bangsa kita Sebagai generasi muda yang menyadari akan
hal ini, kita hams mulai menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya kita
melalui warisan yang diberikan nenek moyang kita. Karena bangsa yang besar
adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan dari leluhurnya Oleh
karena itu, membatik perlu diajarkan sejak dini.
Membatik merupakan suatu teknik berkarya seni atau kerajinan tangan
yang pada umumnya dibuat dari bahan kertas, dengan tujuan untuk
menghasilkan aneka bentuk, mainan, hiasan, alat peraga dan kreasi. Mcmbatik
bagi Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain kreatif
dan menyenangkan. Melalui kegiatan ini dapat mengembangkan kompetensi
pikir imajinasi, rasa seni dan ketrampilan anak.
Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa memperkenal batik sejak dini
19. merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mernperkenalkan wan san
budaya bangsa Indonesia dan juga mengembangkan kreativitas anak
2.6 Manfaat Membatik
Kegiatan membatik memiliki banyak manfaat, manfaat membatik tidak
hanya dari aspek ketrampilan, tetapi juga bermanfaat untuk perkembangan
kognitif, afektif, dan psikimotor anak. Selain semakin mengasa kreativitas
anakpun akan lebih mengenal salah satu warisan buaya bangsanya. Sekarang
ini, teknik membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja
menggunakan alat canggih tetapi bisa menggunakan . peralatan lainnya seperti
tisu dan cat air.
Aktivitas membatik tidaklah muda, namun bisa dilakukan oleh siapa saja
termaksud anak-anakpun diajarkan membatik dengan cara yang sederhana.
Diharapkan melaui kegiatan mernbatik dapat menumbuhkan rasa penasaran
anak dalam mengembangkan kreativitasnya, dikarenakan menggunakan
bahan-bahan yang berbeda pada umumnya, sifat bermainnva lebih ban yak dan
anal dapat mengintcrpretasikan teknik dan media yang berbeda sehingga anak
mall mencoba dan mengekspresikan idenya.
Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa membatik memiliki manfaat
dalam pcmbctukan krcativitas, rnelatih anak dan memperkenalkan salah satu
warisan bangsa Indonesia
20. 2.7 Tahapan Dalam Membatik
Membatik merupakan kegiatan mengasyikkan yang disukai anak-anak.
Mereka begitu asyik berkreasi dan dengan rnernbiarkan mereka bebas
berimajinasi, karya yang dihasilkan mereka sangatlah luar biasa Dari bahan
yang sederhana dan murah, anak- anak bisa berkreasi. Di bawah ini peneliti
menjelaskan langkah-langkah kegiatan mernbatik adalah sebagai berikut :
a) Judul : membatik di atas tisu
b) Kegiatan : membatik di atas tisu
c) Indicator tingkat pencapaian perkembangan (TPP) : membatik
dengan teknik colet (MH 52)
d) Tujuan Pengembangan :
- Mengenalkan pada anak tentang pembuatan batik secara
sederhana
- Mengasah imajinasi dan kreativitas anak
e) Alat dan bahan
- Kertas tisu warna putih. Lebih baik tisu model kotak
- Cat air sesuai selera
- Wadah plastic
- Sendok pipet
f) Cara Pembuatan .
- Campur pewarna dengan air Aduk rata Usahakan tidak terlalu
encer Beri masing-masing pewarna dengan pipet. Satu pipet
21. untuk satu wama supaya warna tidak tercampur.
- Ambil kertas tisu
- Lipat dua sama besar. Akan membentuk empat persegi panjang
Lipat dua lagi akan diperoleh bentuk bujur sangkar. Lipat lagi
akan diperoleh bentuk segitiga Lipat dua lagi Akan diperoleh
segitiga yang lebih kecil.
- Gambar bentuk pola segitiga, persegi maupun lingkaran pada
bagian ketas yang sudah dilipat.
- Ambil salah satu warna dengan pipet. Teteskan pewarna pada
pola yang telah digambar.
- Ambil pewama lainnya, teteskan pada bagian pola yang masih
putih
- Jumlah pewarna sesuai dengan keinginan.
- Jika tidak ada pipet bisa diganti dengan sendok.
- Biarkan mongering
- Setelah tisu kering buka dengan perlahan sesuai arah lipatan.
Usahakan jangan sampai sobek.
- Tempel dengan hati-hati pada buku tugas anak
22. 2.8 Peran Guru PAUD Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui
Kegiatan Membatik
Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik
anak didiknya. Peran seorang guru dalam mendidik memiliki tujuan agar anak
didiknya memahami tentang pembelajaran yang diajarkan. Seorang guru
PAUD harus memiliki strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian
anak, membuat anak merasa senang dalam mencrima pcmbelajaran Penerapan
strategi pembclajaran yang dilakukan oleh guru PAUD adalah melalui
bermain. Melalui kegiatan berrnain anak dapat mengembangkan
kreativitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan seperti
memanfaatkan imajinasinya dan ekspresi diri seperti memecahkan masalah.
Bentuk pembelajaran yang akan digunakan seperti kegiatan membatik,
tentunya kita tahu bahwa kegiatan mernbatik membutuhkan daya imajinasi
yang tinggi, sehingga anak dapat mengembangkan kreativitasnya tentunya ia
mendapat bimbingan motivasi dan dukungan dari seorang guru. Melatih
kreativitas anak lewat kegiatan membatik yang dilakukan gum adalah guru
mernbirnbing anak untuk meletakan warna sesuai dengan keinginan anak pada
pola yang digambarkan dalam lembaran tisu yang sudah disediakan guru.
Peletakan warna-warna tersebut dapat mengembangkan kreativitas anak.
23. 2.9 Kerangka Berpikir
2.10 Hipotesis Tindakan
Yang menjadi hipotesis tmdakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah jika kegiatan membatik dilakukan maka kreativitas anak di
kelompok B2 PAUD Netna II Loeram akan berkembang
KONDISI AWAL
Seorang guru PAUD dituntut untuk kreatif dalam menciptakan stategi
pembelajaran agar anak merasa senang pada saat proses pernbelajaran.
Selain mengembangkan aspek kognitif dan bahasa anak, guru juga
memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan kreativitasnya.
Namun yang terjadi karena tuntutan sekolah dasar guru- gum lebih
terfokus pada perkembangan bahasa dan kognitif anak, sedang
perkembangan kreativitasnya hanya dilakukan untuk membuat anak
tidak terbebani pada saat pemberian tugas Karena tuntutan dari
sekolah dasar untuk lebih mengutamakan perkembangan bahasa dan
kognitif anak dan kurangnya perkembangan kreativitas pada anak
dalam
TINDAKAN
Salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak
yaitu dengan kegiatan membatik. Karena kegiatan membatik sangat
identik dengan warna. Lewat warna-warna anak dapat berimajinasi
untuk mengkobinasikan warna menjadi suatu yang menarik
KONDISI AKHIR
Lewat kegiatan membatik kreativitas anak akan meningkat. Karena
anak dibimbing untuk menciptakan daya kreatifnya lewat peletakan
warna-warna sesuai keinginan anak
24. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian Kaji Tindakan
(Penelitian Tindakan Kelas).
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PAUD Netna II Loeram Kabupaten Timur
Tengah Utara.
b. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan dalam kurun waktu selama dua
bulan ..
3.3 Subjek Penelitian
Peneliti memilih kelompok B2 P AUD Netna II Loeram yang berjumlah siswa
sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 9 perempuan dan 17 laki-laki.
3.4 Prosedur Penelitian
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan
25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).
2) Menyiapkan media-media yang akan digunakan pada kegiatan
membatik seperti tisu, cat air, wadah plastik, pipet atau sendok.
3) Menyiapkan instrument pengamatan berupa lembaran penilaian
perkembangan anak.
4) Mcnyiapkan posisi duduk siswa mcmungkinkan siswa melakukan
kegiatan membatik.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Anak-anak berbaris di halaman sebelurn masuk kelas
b) Gum menyuruh salah satu anak untuk berdoa.
c) Guru memanggil nama masing-masing siswa dan mengisi daftar
absensi siswa.
d) Guru mengajak anak untuk bernyanyi.
e) Guru melatih motorik kasar anak dengan kegiatan demonstrasi.
f) Guru memperkenalkan media-media yang digunakan pada kegiatan
membatik seperti cat air, tisu, wadah plastik, pipet atau sendok.
g) Guru mendemonstrasikan langkah-langkah membatik
- Campur pewarna dengan air. Aduk rata. Usahakan tidak terlalu
encer. Beri masing-masing pewarna dengan pipet. Satu pipet
untuk satu warna supaya warna tidak tercampur.
- Ambil kertas tisu.
26. - Lipat dua sama besar. Akan membentuk empat persegi panjang
Lipat dua lagi akan diperoleh bentuk bujur sangkar. Lipat lagi
akan diperoleh bentuk segitiga Lipat dua lagi Akan diperoleh
segitiga yang lebih kecil.
- Gambar bentuk pola segitiga, persegi maupun lingkaran pada
bagian ketas yang sudah dilipat.
- Ambil salah satu warna dengan pipet. Teteskan pewarna pada
pola yang telah digambar.
- Ambil pewarna lainnva, teteskan pada bagian pola yang masih
putih
- jumlah pewarna sesuai dengan keinginan
- Jika tidak ada pipet bisa diganti dengan sendok.
- Biarkan mengering
2) Kegiatan Inti
- Guru membagikan anak ke dalam kelompok agar proses
pernbelajaran berjalan dengan lancar.
- Guru membagikan media-media yang digunakan dalam kegiatan
membatik
- Memberikan bimbingan kepada anak yang belum bisa
melakukannya dan penguatan kepada anak yang sudah bisa
melakukannya.
27. 3) Kegiatan Penutup
- Pada kegiatan penutup anak-anak dibacakan cerita dan
bernyanyi.
- Guru menanyakan kembali apa yang telah diajarkan tadi.
- Guru meminta salah satu anak untuk berdoa.
- Salam dan pulang.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan menyimak
anak, ketelitian, mengenal konsep warna, kerapian anak dalam mengukuti
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang guru. Observasi dilakukan
oleh observer (guru). Kegiatan evaluasi yang dilakukan pada tahap ini
adalah untuk mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan
membatik.
d. Refleksi Diri
Pada akhir siklus dilakukan refleksi oleh peneliti bersama observer
mengenai pekernbangan kreativitas anak dalam kegiatan pembelajaran
melalui kegiatan membatik dari perencaan kegiatan sampai pelaksanaan
dan pengamatan kcgiatan yang tclah dilaksanakan. Hasil rcflcksi tcrscbut
mcnjadi bahan pertirnbangan pembelajaran pada siklus berikutnya
28. 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan
menggunakan teknik unjuk kerja dan observasi.
a. Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik untuk
melakukan tugas dalam perbuatan yang diamati. Yang hams diamati
dalam ujuk kerja ini yaitu perkembangan kreativitas dalam kegiatan
membatik.
b. Observasi
Observasi adalah teknik atau metode dalam pengumpulan data yang
bersifat non verbal, biasanya berupa studi lapangan di mana peneliti
berperan sebagai pengamat. Yang harus diamati peneliti dalam observasi
ini adalah kreativitas anak.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalarn penelitian ini adalah data
yang diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung, data yang
diperoleh nantinya akan dianalisis dengan menggunakan rumus :
𝑷
𝑭
𝑵
𝑿 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan :
P : Presentase
29. F : Jumlah anak yang memperoleh nilai tertentu
N : Jumlah anak
3.7 Indikator atau Kriteria Keberhasilan
Rancangan kriteria keberhasilan yang ditentukan sebagai berikut :
≥ 75 % : Berkembang Sangat Baik (BSB)
65%-74% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
50%-64% : Melalui Berkembang (MB)
≤49 % : Baru Berkembang (BM)
Catatan: standar ketuntasan yang harus dicapai anak-anak kelornpok B
PAUD Netna II Loeram sebesar : 75% dengan kriteria kebcrhasilan
Berkcmbang Sangat Baik (BSB)
30. DAFT AR PUSTAKA
Avipfha Niken Mukti, Kulsum Unu, Widiasturi Tania, Andira Barta Hera,Astuti
Yuli, 20! 5, Pelatihan Membatik Khusus Anaka Jalanan Di Daerah
Semarang Sebagai Media Positif PerkembanganBakat.httpl/artikel. dik!i
go. id/index.php/P KlviM/a rti cle/view/209 Tanggal diakses 6 Maret 2015
jam 18.00 WITA
IrsandefAhmadBunyya,20 13 .http../ahmadbunvvakonselor12 blogspot.
com/2013/09iperkembangan-kreativitas-anak-usia-3-html diakses tanggal
09 maret 2015 Jam 17.00 WlTA
KustantiEsty.20 11,https//psikologikreativitasump. wordpress.
com/2011/12/16[aktor-[aktor- vang-mempengaruhi-kreativtos/ diakses
tang gal 6 Maret 2915 Jam 15 00 WIT A
Martinis, 2015. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Melukis Menggunakan
Sikat Gigi Taman Kanak-kanak Padang Jurnal Pesona PA UD Vol. 1No I
Maston, dkk. 2009. Startegi Pembelajaran TK Jakarta: Universitas Terbuka.
Munandar Utami, 2009, Pengembangan Kreayivitas Anak Beroakat Jakarta
Rineka Cipta
Nielsen Dianne Miler. 2008, Mengelola Kelas Untuk Guru TK Jakarta PT
Indeks. Santi Danar. 2009, Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta PT
Indeks.
Sari Dynna Wahyu Pertiwi. Pengaruh Bernain Plastisin Terhadap Kreativitas
Anak Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari Bermain Secara Individu Dan
Kelompok, Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan. YoU. No.3.
Tahun 2013.
Sari Sriti Mayang. 2005. Peran Ruangan Dalam Menunjang Perkembangan
Kreativitas Anak. Jurnal Desain Interior Yol.3. No. I,
Undang-undang RI Nomor 20, Tahun 2003, Bab I ayat 14. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.