UKM memiliki potensi pasar besar dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta orang. Namun, UKM masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan akses terhadap teknologi dan pasar internasional. Kemitraan antara UKM dan perusahaan besar dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing UKM.
2. PELUANG-PELUANG UKMPeluang-peluang UKM dapat diukur oleh dua indikator, yaitu:
Potensi pasar
UKM memiliki potensi pasar yang besar. Dengan banyaknya jumlah populasi
penduduk Indonesia, yang mencapai 250 juta lebih, maka basis pelanggan dari
UKM pun besar. Sejalan dengan ini, para pelaku UKM harus pandai melihat
peluang pasar yang ada dan berkembang saat ini. Spirit keatif dan inovatif
dikembangakan agar muncul produk unik yang akan dilirik banyak konsumen.
Sejauh ini, industri kreatif di Indonesia tumbuh dan berkembang hanya
mengandalkan ide-ide personal. Pemerintah belum memberi dukungan
memadai untuk pengembangan industri kreatif secara permanen.
Keijakan pemerintah
Peran pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung
perkembangan UKM di Indonesia sangat penting karena tujuan UKM adalah
pemberdayaan masyarakat kelas menengah ke bawah agar kehidupan ekonomi
mereka ditingkatkan. UKM bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
3. PROSPEK UKM INDONESIA
Dengan pergeseran yang terjadi pada tatanan ekonomi dunia yang
mengarah pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa UKM
sesungguhnya mengahadapi situasi yang bersifat double squeze,
yaitu
1. situasi yang datang dari sisi internal (dalam negeri) berupa
ketertinggalan dalam produktivitas, efisiensi dan inovasi
2. situasi yang datang dari ekstermal pressure.
Salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian dari
kombinsi situasi yang dihadapi ini adalah masalah
ketimpangan struktur usaha seperti yang diungkapkan diawal
dan juga kesenjangan antara usaha besar dengan usaha kecil
dan menengah.
4. Sedikitnya terdapat tiga keadaan yang membentuk terjadinya
kesenjangan antar skala usaha di Indonesia.
Pertama, akses usaha/industri besar terhadap teknologi dan
menajemen modern jauh lebih besar daripada UKM. UKM masih
bertahan pada teknologi dan manajemen yang sederhana bahkan
cenderung tradisionil. Bahkan industri menengah yang dalam data
BPS digabungkan dengan industri besar masih menunjukkan ciri
dan karakter usaha kecil dalam hal akses teknologi dan manajemen
usaha.
Kedua, akses usaha skala besar terhdap pasar (termasuk informasi
pasar) juga lebih terbuka, sementara UKM masih berkutat pada
bagaimana mempertahankan pasar dalam negeri ditengah
persaingan yang ketat dengan usaha sejenis.
Ketiga, kurangnya keberpihakan kebijakan dan keputusan strategis
pemerintah pada UKM pada masa lalu yang lebih menjadikan UKM
sebagai entitas sosial dan semakin memperburuk dua kondisi diatas.
5. PENGEMBANGAN UKM
Dalam menghadapi era perdagangan bebas dan otonomisasi
daerah maka pengembangan UKM diarahkan pada :
1) Pengembangan lingkungan bisnis yang kondusif bagi UKM;
2)Pengembangan lembaga-lembaga financial yang dapat
memberikan akses terhadap sumber modal yang transparan
dan lebih murah;
3)Memberikan jasa layanan pengembangan bisnis non finansial
kepada UKM yang lebih efektif; dan
4)Pembentukan aliansi strategis antara UKM dan UKM lainnya
atau dengan usaha besar di Indonesia atau di luar negeri.
Berkembang atau matinya usaha kecil menengah dalam era
perdagangan bebas tergantung dari kemampuan bersaing dan
peningkatan efisiensi serta membentuk jaringan bisnis dengan
lembaga lainnya.
6. POTENSI DAN KONTRIBUSI UKM
TERHADAP PEREKOMIAN
Usaha kecil dan menengah (UKM) memegang peranan penting dalam
ekonomi Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha (establishment)
maupun dari segi penciptaan lapangan kerja.
Besarnya peran UKM mengindikasikan bahwa UKM merupakan sektor
usaha dominan dalam menyerap tenaga kerja. Apalagi pada saat sekarang
banyak berdiri lembaga keuangan yang menyediakan kredit bagi
masyarakat yang ingin membuka usaha dengan bunga dan cicilan yang
ringan. Sehingga sektor UKM berkembang pesat.
UKM menjadi roda penggerak perekonomian nasional Indonesia yang
terbukti tahan banting terhadap badai krisis keuangan di beberapa tahun
yang lalu. UKM diyakini akan menjadi tulang punggung yang kuat dan
kokoh karena melibatkan partisipasi aktif secara massal penduduk
Indonesia.
Menyadari pentingnya peran UKM bagi perekonomian Indonesia,
pemerintah telah melakukan beberapa usaha guna mendukung kelancaran
dan pemberdayaan UKM. Usaha-usaha tersebut antara lain : memfasilitasi
UKM, memberikan bantuan dari segi pemasaran dan pengembangan
jaringan kemitraan, mengembangkan keterampilan pelaku UKM, serta
mengembangkan UKM di bidang ekspor.
7. SIFAT ALAMI DARI KEBERADAAN
UKM
Usaha kecil di Indonesia didominasi oleh unit-unit usaha
tradisional, yang disatu sisi dapat dibangun dan beroperasi
hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan
tanpa perlu menerapkan system organisasi dan manajemen
modern yang kompleks dan mahal, seperti diusaha-usaha
modern dan di sisi lain berbed dengan usaha menengah,
usaha kecil pada umumnya membuat barng-barang
konsumsi sederhana untuk kebutuhan kelompok
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Implikasi dari
sifat alami ini berbeda dengan usaha menengah dan usaha
besar, usaha kecil sebenarnya tidak terlalu tergantung pada
fasilitas-fasilitas pemerintah.
8. KEMAMPUAN UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian
dunia terdapat tiga faktor kompetitif yang akan menjadi
dominan dalam menentukan bagus tidaknya prospek dari
suatu usaha antara lain:
1. Kemajuan teknologi
2. Penguasaan ilmu pengetahuan
3. Kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme)
Sayangnya, ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut
masih merupakan kelemahan utama dari sebagian besar
UKM di Indonesia.
9. Survei yang dilakukan HSBC menyatakan, 13 persen
usaha kecil menengah (UKM) Indonesia
merencanakan menambah karyawan pada 2009 meski
perekonomian 2009 cenderung menurun.
80%
7%
13%
Tenaga Kerja UKM
Mempertahankan
Pegawai
Mengurangi Pegawai
Menambah Pegawai
10. KEMITRAAN USAHA DAN MASALAHNYA
• Kemitraan antara UKM dan UB sebagai intinya, yaitu membina
UKM dan membangun UKM dengan menyediakan lahan, sarana
produksi, manajemen usaha dan lain sebagainya.
Inti plasma
• Hubungan kemitraan yang di dalamnya UKM memproduksi
komponen yang diperlukan oleh UB.Subkontrak
• UB memasarkan produk hasil dari UKM dan UKM dapat
memasok produknya di UB yang bersangkutan.
Dagang
umum
• UKM diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa UB
sebagai mitranya.Keagenan
• Pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek
dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima
waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen.
Waralaba
11. MANFAAT KEMITRAAN
• kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas,
peningkatan kualitas produk, menekan biaya produksi,
mencegah fluktuasi suplai, menekan biaya penelitian dan
pengembangan, dan meningkatkan daya saing.
Sudut
pandang
ekonomi
• kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam
kesetaraan.
Sudut moral
• kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial,
kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik.
Sudut
pandang
sosial
politik
12. Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya
kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan
etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung
dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etikan bisnis
yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak
dalam menjalankan kemitraan. Menurut Keraf (1995) etika
adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam
sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai
pribadi maupun sebagai kelompok. Dengan demikian,
keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada adanya
kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para
pelaku yang menjalankan kemitraan tersebut.