Dokumen tersebut membahas tentang teori kontingensi dan kepemimpinan adaptif. Teori kontingensi menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan pemahaman situasi yang tepat oleh pemimpin sangat penting. Kepemimpinan adaptif mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, sementara mengelola krisis melibatkan meramalkan, mencegah, mengendalikan, dan memperbaiki krisis.
2. Pentingnya peran kepemimpinan dalam organisasi mendorong
lahirnya berbagai teori kepemimpinan yang memiliki fokus dan
perspektif berbeda-beda untuk mengembangkan, membantah,
memunculkan teori baru, dan menjelaskan fenomena kepemimpinan
dalam organisasi.
Deskripsi Umum Teori Kontingensi
3. Deskripsi Umum Teori Kontingensi
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah
suatu proses dimana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan
pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok dan tingkat-
tingkat gaya kepemimpinannya, kepribadiannya, dan pendekatannya
yang sesuai dengan kelompoknya. Secara sederhana teori kontingensi
menekankan terhadap gaya kepemimpinan dan pemahaman situasi
yang tepat oleh pemimpin.
4. Teori Kontingensi Awal Model Multiple-linkage
• Multiple Lingkage Model (Yukl, 1981) dibangun dari model kepemimpinan
dan efektivitas grup, meliputi teori Path-goal, teori kepemimpinan
substitusi, dan teori keputusan normative Vroom-Yetton.
• Ada 4 tipe variable di model ini, meliputi perilaku manajerial, variabel
perantara, variabel kriteria dan variabel situasional
• Model ini menjelaskan bagaimana efek interaksi dari perilaku manajerial
dan variabel situasional terhadap variabel intervening yang menentukan
performa di unit kerja.
5. Teori Kontingensi Awal Model Multiple-linkage
Variabel yang mempengaruhi performa kelompok, adalah:
• Komitmen tugas
• Kejelasan kemampuan dan peran
• Pengorganisasian kerja
• Kerja sama dan saling percaya
• Sumber daya dan dukungan
• Koordinasi eksternal
6. Evaluasi dari Model Multiple-Linkage
Model Multiple-Linkage lebih kompleks dan menyeluruh daripada teori
lainnya, karena mencakup lebih banyak variable, perilaku pemimpin yang
lebih luas dan variable situasional yang lebih banyak.
Namun, ada kelemahannya. Model ini tidak menjelaskan secara rinci
bagaimana interaksi tipe perilaku pemimpin dengan tipe lainnya yang dapat
memberikan pengaruh terhadap variabel intervening.
Kompleksitas model ini membuatnya sulit untuk diuji di dalam satu
penelitian.
7. Kelemahan Konseptual dalam Teori Kontingensi
• Gagal menjelaskan secara lengkap kenapa seorang pemimpin lebih efektif dalam
beberapa situasi disbanding situasi yang lain;
• Sulit diterapkan pada setting dunia nyata, karena membutuhkan penilaian gaya
kepemimpinan yang kompleks dengan tiga pendukungnya (hubungan pimpinan
bawahan, struktur kerja, dan kekuatan posisi yang masing-masing berbeda);
• Gagal menjelaskan apa yang harus dilakukan organisasi untuk menyesuaikan
pemimpin dan situasi di tempat kerja.
8. Penelitian tentang Teori Kontingensi
Para peneliti tertarik menggunakan pendekatan kontingensi
karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan variabel
independen selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak
terhadap variabel dependennya. Berdasarkan teori keontingensi maka
ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lainnya yang mungkin
akan saling berinteraksi di dalam mempengaruhi situasi tertentu.
9. Berikut beberapa variabel kontingensi yang dapat terjadi dalam suatu
system pengendalian manajemen sebuah perusahaan atau organisasi (Fisher,
1998):
• Variabel yang terkait dengan unsur ketidakpastian;
• Variabel yang terkait dengan teknologi dan interdependensi perusahaan;
• Variabel yang terkait dengan industry, perusahaan, unit bisnis;
• Variabel misi dan strategi kompetitif;
• Variabel terkait dengan faktor-faktor yang dapat diobservasi.
Penelitian tentang Teori Kontingensi
11. Kepemimpinan Adaptif
Kepemimpinan adaptif adalah kepemimpinan yang mudah
menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan baru.
Perubahan selalu membentuk pandangan baru, dan pandangan baru
akan mempengaruhi berbagai peristiwa yang sedang berjalan. Bila
pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya untuk menjawab
pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan untuk
menjalani perubahan itu.
12. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjadi pemimpin yang adaptif:
1. Menciptakan sistem manajemen performan yang cerdas dan tangkas;
2. Sistem tersebut ditransformasikan dalam strategi organisasi;
3. Menentukan tujuan, kecerdasan dan ketangkasan organisasi dalam system
implementasi dan strategi organisasi;
4. Memberikan kemudahan dala hal sentralisasi dan kewenangan secara
kolaboratif;
5. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
Kepemimpinan Adaptif
13. Manajemen krisis ialah salah satu bentuk dari bentuk respon
manajemen terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal
maupun internal organisasi. Dalam keadaan krisis, tidak ada waktu
untuk menunda dan memahami. Strateginya yaitu harus segera.
Pemimpin membutuhkan taktik darurat ketika kelompok atau
organisasinya membutuhkan sebuah rencana.
Mengelola Krisis
14. Penyebab krisis dapat dikategorikan menjadi:
• Karena kesalahan manusia (human error);
• Karena kegagalan teknologi;
• Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase, teroris);
• Karena berkaitan dengan bencana alam;
• Karena ketidakbecusan manajemen.
Mengelola Krisis
15. Mengelola Krisis
Alur mengelola krisis menurut Steven Fink dan Rhenald Kasali:
Langkah mengelola
krisis
Meramalkan tahap
krisis
Tahap Prodromal
Upaya
Pencegahan Krisis
Lebih Lanjut
Tahap Akut
Upaya Pengendalian
Krisis
1. Identifikasi
2. Isolasi
3. Strategi
Pemulihan
Tahap Kronik
Tahap Resolusi
Upaya Antisipasi/
Pengendalian