SlideShare a Scribd company logo
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNGGULAN 
MULYONO
TEORI KEPEMIMPINAN 
Educationesia – Peters dan Austin dalam Sallis (1993), memberikan pertimbangan spesifik 
mengenai kepemimpinan kepala sekolah yang diberi nama excellent in school 
leadership , mereka berpendapat kepemimpinan kepala sekolah unggul membutuhkan 
perspektif sebagai berikut: 
Visi dan symbol., kepala sekolah harus mengomunikasikan nilai-nilai institusi kepada 
staffnya, siswa, dan masyarakat luas 
Management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi
For the kids, istilah ini dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat pada pelanggan 
Autonomi,, pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong 
inovasi diantara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan 
inovasi tersebut 
Menciptakan rasa kekeluargaan. Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas 
diantara siswa, murid, orang tua, guru dan staff pendukung 
Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme
MUTU PERSONAL ESENSIAL 
Pada umunya, para manager do organization TQM menghabiskan 30% waktunya 
untuk menangani kegagalan system seperti lebih banyak menggunakan 
waktunya untuk memimpin dalam membuat perencanaan kedepan, 
mengembangkan ide-ide baru, dan dapat bekerja secara lebih dekat dengan 
pelanggan.
KOMPONEN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN 
(1) Proses rangkaian tindakan dalam system pendidikan, 
(2) Mempengaruhi dan memberi teladan, 
(3) Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi 
tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani,
(4) Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, 
(5) Menggunakan authority dan power dalam batasan yang dibenarkan, dan 
(6) Menggerakkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas 
sekolah 
sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja diantara personel, 
membina 
kerja sama, mengerahkan sumber daya organisasi, dan member motivasi kerja.
KRITERIA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNGGUL 
(1) Kepemimpinan yang visioner agar penyelengaraan pendidikan mampu merespon kemajuan ilmu 
pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan 
kompetitif, 
(2) Memimpin secara efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang diselenggarakan 
pada satuan pendidikan dapat member jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas dan juga 
mutu lulusan yang kompetitif, 
(3) Ketepatan pemimpin dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil adalah 
keputusan yang dibutuhkan, bukan atas keinginan pihak pengambil keputusan,
(4) Pendelegasian agar pembagian tugas dalam mensiasati pencapaian target 
dapat 
dipenuhi sesuai tujuan yang telah ditetapkan, 
(5) Sikap demokratik yang dikembangkan pemimpin agar terjaga kebersamaan dan 
semangat yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang 
maksimal.
TEORI KEPEMIMPINAN DIKELOMPOKKAN MENJADI LIMA KATEGORI 
Teori Traits Model of Leadership, 
Teori Model of Situasional Leadership, 
Teori Model of Effective Leaders, 
Teori Contingency Model, dan 
Teori Model of Transformational Leadership.
1. Teori Traits Model of Leadership 
Studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para 
pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, 
kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain. 
Enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, 
tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. 
Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin 
dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain.
Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial 
para pemimpin. 
Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat 
personal yang dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan bahwa 
hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat 
signifikasinya sangat rendah.
Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa "leadership is a relation that exists 
between persons in a social situation, and that persons who are leaders in one 
situation may not necessarily be leaders in other situation" (Stogdill 1970). 
Apabila kepemimpinan didasarkan pada faktor situasi, maka pengaruh watak yang 
dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
Kegagalan studi-studi tentang kepimpinan pada periode awal ini, yang tidak berhasil 
meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi pemimpin dan 
kepemimpinan, membuat para peneliti untuk mencari faktor-faktor lain (selain 
faktor watak), seperti misalnya faktor situasi, yang diharapkan dapat secara 
jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut.
2. Teori Model of Situasional Leadership 
Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor 
situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. 
Studi tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor 
penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif 
dan efisien. 
Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak 
kepribadian pemimpin.
Hencley (1973) menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin 
dibandingkan dengan watak pribadinya. 
Menurut pendekatan kepemimpinan situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin atau pengikut 
tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi. 
Banyak studi yang mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang 
mempengaruhi kinerja para pemimpin. 
Kajian model kepemimpinan situasional lebih menjelaskan fenomena kepemimpinan dibandingkan dengan model 
terdahulu. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai karena model ini tidak dapat 
memprediksikan kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang mana yang lebih efektif dalam situasi 
tertentu.
EMPAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMIMPIN 
Sifat struktural organisasi (structural properties of the 
organisation), 
Iklim atau lingkungan organisasi (organisational 
climate), 
Karakteristik tugas atau peran (role characteristics) 
Karakteristik bawahan (subordinate characteristics).
3. Teori Model of Effective Leaders 
Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku 
(types of behaviours) para pemimpin yang efektif. 
Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu 
struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi (consideration).
Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun 
interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin 
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. 
Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi menggambarkan 
sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana 
pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan 
pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. 
Dimensi konsiderasi ini juga dikaitkan dengan adanya pendekatan kepemimpinan yang mengutamakan komunikasi dua 
arah, partisipasi dan hubungan manusiawi (human relations).
Halpin (1966), Blake and Mouton (1985) menyatakan bahwa tingkah laku pemimpin yang efektif cenderung 
menunjukkan kinerja yang tinggi terhadap dua aspek di atas. 
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menata kelembagaan organisasinya secara sangat 
terstruktur, dan mempunyai hubungan yang persahabatan yang sangat baik, saling percaya, saling 
menghargai dan senantiasa hangat dengan bawahannya. 
Secara ringkas, model kepemimpinan efektif ini mendukung anggapan bahwa pemimpin yang efektif adalah 
pemimpin yang dapat menangani kedua aspek organisasi dan manusia sekaligus dalam organisasinya.
4. Teori Contingency Model 
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi 
pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. 
Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe 
kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih 
luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau 
tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987).
Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan 
bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya 
kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang 
dihadapinya. 
Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini 
selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. 
Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), 
struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).
Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana 
pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan 
untuk mengikuti petunjuk pemimpin. 
Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi 
didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas 
tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.
Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena 
posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari 
tugas-tugas mereka masing-masing. 
Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam 
memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions). 
Model kontingensi yang lain, Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh 
interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971).
TINGKAH LAKU PEMIMPIN DAPAT DIKELOMPOK DALAM 4 
KELOMPOK 
Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan 
menciptakan iklim kerja yang bersahabat), 
Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, 
prosedur dan petunjuk yang ada), 
Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) dan 
Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan 
menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).
MenurutPath-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin 
adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi 
seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. 
Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan modelmodel 
sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model 
ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif 
antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.
5. Teori Model of Transformational Leadership 
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Burns 
(1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. 
Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini 
perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. 
Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. 
Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu 
dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian 
tugas-tugas organisasi. 
Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin 
transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman 
kepada bawahannya. 
Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada 
hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk 
melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan.
Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi 
organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. 
Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involve strong personal 
identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or goingbeyond the self-interest 
exchange of rewards for compliance". 
Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran 
sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya.
Pemimpin transformasional juga harusmempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan 
dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi 
dari pada apa yang mereka butuhkan. 
Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para 
bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi 
kepentingan organisasi yang lebih besar.
Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional 
mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan 
cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh 
bawahannya. 
Seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), keberadaan para pemimpin 
transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada 
tingkat individu.
Dalam buku mereka yang berjudul "Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership" , Bass dan Avolio 
(1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai "the Four 
I's". 
Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai 
perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. 
Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional 
digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, 
mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi 
melalui penumbuhan entusiasme dan optimisme.
Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu 
menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, 
dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas 
organisasi. 
Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin 
transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan 
bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir. 
Walaupun penelitian mengenai model transformasional ini termasuk relatif baru, beberapa hasil penelitian mendukung validitas 
keempat dimensi yang dipaparkan oleh Bass dan Avilio di atas.
Banyak peneliti dan praktisi manajemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan 
konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996). 
Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan 
watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional 
menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosiologi 
(seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik (seperti misalnya Burns 1978).
Beberapa ahli manajemen menjelaskan konsep kepimimpinan yang mirip dengan kepemimpinan 
transformasional sebagai kepemimpinan yang karismatik, inspirasional dan yang mempunyai 
visi (visionary). 
Meskipun terminologi yang digunakan berbeda, namun fenomena kepemimpinan yang digambarkan 
dalam konsep-konsep tersebut lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Bryman 
(1992) menyebut kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan baru (the new 
leadership), sedangkan Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya sebagai pemimpin 
penerobos (break through leadership).
Disebut sebagai penerobos karena pemimpin semacam ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan 
yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali 
(reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses 
penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, 
dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan mencoba untuk 
merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. 
Pemimpin penerobos memahami pentingnya perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan 
pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya.
Pemimpin penerobos mempunyai pemikiran yang metanoiac, dan dengan bekal pemikiran 
ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan 
praktek organisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih relevan. 
Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu 
untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna 
meningkatkan daya saing dalam dunia yang lebih bersaing.
PEMIMPIN SUKSES 
Menjadi pemimpin yang sukses merupakan dambaan setiap orang, karena hal ini 
menunjukkan keberhasilan jiwa kepemimpinan yang dimiliki. 
Setidaknya ada sekitar 60an lebih tips cara menjadi pemimpin sukses yang akan 
coba kami hadirkan namun demikian beberapa tips dibawah menjadi awal 
pembuka menarik yang patut anda pelajari.
MEMAHAMI BAHWA SETIAP ORANG INGIN 
BERPRESTASI 
Setiap karyawan yang sehat akalnya pasti mendambakan prestasi dalam hidupnya. 
Walaupun sekali dalam seumur hidupnya, minimal sebagai bukti bahwa dirinya cukup 
berarti sebagai seorang karyawan. 
Prestasi tersebut dapat memacu dirinya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. 
Setiap manusia dibawah sadarnya ingin menjalani hidupnya sebagai seorang penting, 
setidak – tidaknya ingin dianggap sebagai orang penting, sehingga ia merasa 
bangga jika orang lain menganggapnya demikian.
Sebagai bentuk kongkret keinginan tersebut, manusia kemudian melakukan berbagai cara. Diantaranya 
adalah menorehkan prestasi sebanyak mungkin, dengan harapan dirinya cukup layak diakui sebagai 
orang penting. 
Menjadi orang penting merupakan suatu kebanggaan tersendiri sehingga dapat memperkuat rasa percaya 
dirinya. 
Prestasi akan membuat dirinya lebih menonjol dibanding lain. 
Pemahaman akan kondisi psikologis demikian seharusnya ditindaklanjuti oleh seorang pemimpin dengan 
cara memberikan keleluasaan kepada seluruh karyawannya untuk berlomba – lomba mengukir 
prestasinya. 
Sebagai atasan yang bijak, wajib baginya untuk menciptakan suasana yang kondusif.
Disamping itu diberikan fasilitas yang dibutuhkan, termasuk sarana dan prasarana penunjang yang 
memadai, jika mereka merasa dirinya menjadi orang penting, maka dengan sendirinya mereka akan 
menjadi lebih tunduk dan loyal kepada atasannya. 
Hal itu sebagai wujud rasa terimakasihnya karena merasa pimpinan bertindak bijak dengan memanusiakan 
dirinya. 
Atau mengangkat derajatnya sebagai bawahan yang bukan sekedar bawahan, namun mitra kerja yang 
diberi keleluasaan untuk berprestasi. 
Mereka akan menilai atasan sebagai figur yang mampu mengelola perasaan bawahannya dengan sebaik-baiknya.
SETIAP ORANG INGIN DIHARGAI 
Setiap orang ingin dirinya dihargai dan diakui, apapun profesinya. 
Seorang karyawan bagian kebersihan pun tentu menginginkan pekerjaannya dihargai setara 
dengan pekerjaan karyawan lainnya. 
Tidak ada karyawan yang profesinya mau direndahkan, apalagi oleh atasannya sendiri. 
Menghargai seluruh karyawan apapun jabatannya menjadi salah satu syarat menjadi atasan yang 
bijaksana. 
Seyogyanya sebagai seorang pimpinan tidak memandang pada jenis jabatan, melainkan pada 
kesungguhhannya dalam bekerja.
Biarpun cuma tukang sapu, namun jika kinerjanya tinggi jauh lebih terhormat dibanding 
kepala seksi yang ogah – ogahan dalam bekerja. 
Bertindaklah sebagai pimpinan yang mengesankan sebagai figur yang punya penghargaan 
kepada setiap bawahan. 
Perlakukan bawahan secara sama dan merata, tak peduli siapa dirinya. Atasan yang baik 
pasti mampu membedakan dalam menilai karyawan sebagai pekerja atau sebagai 
manusia.
Dalam menjalin komunikasi informal yang sehat,tentunya memilih menilai bawahan sebagai 
manusia. 
Memandang mereka sebagai manusia, bukan sekedar bawahan atau orang upahan. 
Jangan pernah membiarkan mereka berkurang rasa percaya dirinya hanya lantaran jabatannya 
yang rendah. 
Sebaliknya, kita harus mampu mengangkat harkat dan derajat mereka sebagai manusia yang punya 
peran penting di dalam perusahaan.
Jujur saja, tanpa adanya tukang sapu bagaimana mungkin seorang direksi bisa nyaman dalam 
melaksanakan tugas – tugasnya. Jadi wajar dan seharusnya demikian sikap atasan terhadap 
seluruh bawahannya. 
Tanpa disadari penghargaan ini akan memberikan dampak positif bagi bawahan sehingga mereka 
berusaha membalas kebaikan hati pimpinannya dengan cara meningkatkan kepatuhan dan 
loyalitasnya. 
Loyalitas tersebut pada gilirannya menjadi modal dasar dalam membangun kinerja yang tinggi.
SETIAP ORANG INGIN MENUNJUKKAN 
KEMAMPUANNYA 
Peringatan bagi pimpinan ! Jangan sekali – sekali menghalang – halangi bawahannya untuk 
menumpahkan kreativitasnya. 
Sebab, kreativitasnya yang mandeg menjadi pemicu lahirnya sikap dan perilaku yang 
negatif. Tanpa kreativitas, bawahan hanya akan menjadi seonggok para pekerja apatis. 
Alih – alih membelenggu kreativitas mereka, jauh lebih menguntungkan jika 
membiarkan mereka menunjukkan kemampuannya.
Ciptakan iklim sehingga memungkinkan kemampuan bawahan berkembang maksimal. 
Biarkan mereka berbuat apa saja asal masih dalam batas – batas yang dapat 
dibenarkan manajemen. 
Tanamkan kesan yang mendalam bahwa mereka cukup mampu berbuat sesuai 
keinginannya tersebut. Tawarkan apa yang dibutuhkan, dan jangan segan – segan 
memberikan bimbingan jika diminta. Katakan kepadanya bahwa kemampuannya 
tersebut sangat dibutuhkan oleh manajemen.
Apa yang dilakukannya itu menjadi contoh yang baik bagi karyawan yang lain. Alangkah baiknya jika seluruh karyawan 
meniru apa yang dilakukannya, sehingga perusahaan menjadi untung karenanya. 
Jika setiap karyawan mau dan mampu menunjukkan bakatnya, tugas perusahaan menjadi semakin ringan. Setiap 
bawahan ingin dianggap kapabel dalam tugasnya, karena itu mereka lekas tersinggung jika ada orang yang 
melecehkan dirinya. 
Kemampuan yang dimilikinya menjadi tolok ukur dalam mengukur harga dirinya. Setiap orang merasa harga dirinya 
akan terangkat naik jika mampu menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya memiliki kemampuan. 
Mungkin saja kemampuannya tersebut hanya berupa menata bunga di halaman, namun tidak pada tempatnya sebagai 
pimpinan melecehkannya.
Mungkin saja kemampuan semacam itu dimiliki oleh hampir seluruh karyawan yang lain,tetapi alangkah bijaknya jika 
kita sebagai pimpinan tetap menaruh kekaguman kepadanya. 
Sebagai atasan kita bisa memberinya buku atau petunjuk agar kemampuannya tersebut dapat terasah lebih baik lagi. 
Sekali – kali ajaklah dia dolan ke rumah untuk melihat secara langsung penataan bunga yang tumbuh disana. 
Karyawan yang peka pasti akan langsung mengerti maksud dibalik ajakan itu. 
Sikap atasan yang penuh penghargaan itu akan mendorongnya untuk bekerja lebih baik lagi.Ia merasa atasannya telah 
memberinya kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, sehingga merasa berhutang budi kepadanya. 
Dengan demikian timbul didalam hatinya keinginan untuk mengabdikan diri seoptimal mungkin kepada atasannya.
YAKINKAN BAHWA KEBERADAANNYA SANGAT 
DIBUTUHKAN 
Bawahan akan merasa penting manakala atasan mampu meyakinkan bahwa keberadaannya sangat 
dibutuhkan. Bawahan adalah komponen penting di dalam perusahaan, karena mereka berperan 
sebagai ujung tombak perusahaan. Tanpa kehadiran mereka, perusahaan akan kehilangan elan 
vitalnya. 
Atasan yang baik harus berperan sebagai motivator untuk membangkitkan harga diri bawahannya 
sehingga mereka memiliki keyakinan bahwa perusahaan membutuhkan kehadirannya. 
Mereka komponen penting dan mutlak diperlukan oleh perusahaan.Mereka bukan β€œorang luar β€œ yang 
tidak memiliki andil apapun terhadap perusahaan.
Justru sebaliknya atasan sangat membutuhkan kehadiran bawahan. Sepandai apapun 
seorang pimpinan namun tak didukung oleh bawahannya, ibarat laki – laki yang 
mandul.Program sebagus apapun tak ada artinya, tak ubahnya manusia tanpa 
sepasang tangan. 
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bawahan merupakan kepanjangan tangan 
pimpinan. Jangan biarkan tumbuh di dalam hatinya perasaan bahwa dirinya tak ada 
artinya sama sekali bagi perusahaan.
Jangan membuat kesan bahwa perusahaan tidak membutuhkan kehadiran mereka,karena hal itu 
akan mengakibatkan merosotnya motivasinya dalam bekerja. Misalnya motivasi berujung pada 
rendahnya posisi tawar perusahaan di mata publik. 
Para bawahan merupakan pelaksana program – program yang dirumuskan atasan sebagai 
implementasi tugas dan tanggungjawabnya terhadap manajemen. Atasan membutuhkan 
bawahan untuk merealisasikan program – programnya. 
Keberhasilan suatu program bukan saja ditentukan oleh bagusnya program tersebut, namun tak 
kalah pentingnya adalah kesungguhan para bawahan dalam melaksanakan program tersebut.
Jika hal ini dipahami secara benar oleh atasan, maka menempatkan bawahan 
sebagai orang penting nampaknya menjadi keharusan. 
Inilah cara yang paling efektif untuk membangkitkan semangat bawahan dengan 
biaya yang relatif murah. Ujung – ujungnya bawahan akan patuh dan loyal 
dengan kesadaran sendiri.
Thank You 
Kingsoft Office 
Make Presentation much more fun

More Related Content

What's hot

Konsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanKonsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanEmyza Hamzah
Β 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinan
Frans Dione
Β 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
Β 
Tajuk 6 done
Tajuk 6 doneTajuk 6 done
Tajuk 6 doneNoor Dollah
Β 
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahKepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahTri Widodo W. UTOMO
Β 
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusanKepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusanQaseh Rindu
Β 
6.0 kepemimpinan guru
6.0 kepemimpinan guru6.0 kepemimpinan guru
6.0 kepemimpinan guruEp Loh
Β 
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Muhammad Rozi
Β 
Leading / Kepemimpinan
Leading / KepemimpinanLeading / Kepemimpinan
Leading / KepemimpinanChristian Lokas
Β 
Bahagian b
Bahagian bBahagian b
Bahagian bCik BaCo
Β 
Apakah kepemimpinan itu?
Apakah kepemimpinan itu?Apakah kepemimpinan itu?
Apakah kepemimpinan itu?
Frans Dione
Β 
Kepimpinan
KepimpinanKepimpinan
Kepimpinan
prema selvi
Β 
Teori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan SyafTeori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan Syaf
Syafril Djaelani,SE, MM
Β 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
SintaYuliyana
Β 
Teori organisasi dan kepemimpinan
Teori organisasi dan kepemimpinanTeori organisasi dan kepemimpinan
Teori organisasi dan kepemimpinanJerry Makawimbang
Β 
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41bHalpen Siagian
Β 
Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri MediaKepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Satrio Arismunandar
Β 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasimirakomalsari
Β 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Grez Viona
Β 

What's hot (20)

Konsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinanKonsep asas kepemimpinan
Konsep asas kepemimpinan
Β 
Teori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinanTeori dan model kepemimpinan
Teori dan model kepemimpinan
Β 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Β 
Tajuk 6 done
Tajuk 6 doneTajuk 6 done
Tajuk 6 done
Β 
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah DaerahKepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Kepemimpinan Birokrasi Pemerintah Daerah
Β 
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusanKepimpinan   fungsi kepimpinan pengurusan
Kepimpinan fungsi kepimpinan pengurusan
Β 
6.0 kepemimpinan guru
6.0 kepemimpinan guru6.0 kepemimpinan guru
6.0 kepemimpinan guru
Β 
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Ohio Leadership style (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Β 
Leading / Kepemimpinan
Leading / KepemimpinanLeading / Kepemimpinan
Leading / Kepemimpinan
Β 
Tajuk 6 done
Tajuk 6 doneTajuk 6 done
Tajuk 6 done
Β 
Bahagian b
Bahagian bBahagian b
Bahagian b
Β 
Apakah kepemimpinan itu?
Apakah kepemimpinan itu?Apakah kepemimpinan itu?
Apakah kepemimpinan itu?
Β 
Kepimpinan
KepimpinanKepimpinan
Kepimpinan
Β 
Teori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan SyafTeori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan Syaf
Β 
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasiKepemimpinan dalam perilaku organisasi
Kepemimpinan dalam perilaku organisasi
Β 
Teori organisasi dan kepemimpinan
Teori organisasi dan kepemimpinanTeori organisasi dan kepemimpinan
Teori organisasi dan kepemimpinan
Β 
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b
9f1fb964becf2e0e8469db437ba4fc7346f6b41b
Β 
Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri MediaKepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Kepemimpinan (Leadership) di Industri Media
Β 
Makalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasiMakalah perilaku organisasi
Makalah perilaku organisasi
Β 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
Β 

Viewers also liked

Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam PendidikanKepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam PendidikanKPM
Β 
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)Shaharudin Mohd Shah
Β 
Skmk, sastera kepahlawanan.
Skmk, sastera kepahlawanan.Skmk, sastera kepahlawanan.
Skmk, sastera kepahlawanan.
jimoh370
Β 
Cerita kancil dan buaya
Cerita kancil dan buayaCerita kancil dan buaya
Cerita kancil dan buaya
Operator Warnet Vast Raha
Β 
Teknik imbas kembali
Teknik imbas kembaliTeknik imbas kembali
Teknik imbas kembali
idahisyam
Β 
Sang kancil dan monyet
Sang kancil dan monyetSang kancil dan monyet
Sang kancil dan monyet
lah
Β 
27493475 sang-kancil-dengan-buaya
27493475 sang-kancil-dengan-buaya27493475 sang-kancil-dengan-buaya
27493475 sang-kancil-dengan-buayaRosmalizam Awang
Β 
Sastera panji
Sastera panjiSastera panji
Sastera panjilauchen32
Β 
Skrip (kisah dan teladan)
Skrip (kisah dan teladan)Skrip (kisah dan teladan)
Skrip (kisah dan teladan)lizapandi
Β 
Jean piaget
Jean piagetJean piaget
Jean piagetIzny Atikah
Β 
Copy paste cerita kanak kanak
Copy paste cerita kanak kanakCopy paste cerita kanak kanak
Copy paste cerita kanak kanak
Mohammad Yaqin
Β 

Viewers also liked (13)

Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam PendidikanKepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Kepemimpinan Berkualiti Dalam Pendidikan
Β 
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)
Ciri ciri kesusasteraan rakyat(5)
Β 
Skmk, sastera kepahlawanan.
Skmk, sastera kepahlawanan.Skmk, sastera kepahlawanan.
Skmk, sastera kepahlawanan.
Β 
Cerita kancil dan buaya
Cerita kancil dan buayaCerita kancil dan buaya
Cerita kancil dan buaya
Β 
Teknik imbas kembali
Teknik imbas kembaliTeknik imbas kembali
Teknik imbas kembali
Β 
Kepimpinan
KepimpinanKepimpinan
Kepimpinan
Β 
Sang kancil dan monyet
Sang kancil dan monyetSang kancil dan monyet
Sang kancil dan monyet
Β 
27493475 sang-kancil-dengan-buaya
27493475 sang-kancil-dengan-buaya27493475 sang-kancil-dengan-buaya
27493475 sang-kancil-dengan-buaya
Β 
Sastera panji
Sastera panjiSastera panji
Sastera panji
Β 
Kesusasteraan melayu
Kesusasteraan melayuKesusasteraan melayu
Kesusasteraan melayu
Β 
Skrip (kisah dan teladan)
Skrip (kisah dan teladan)Skrip (kisah dan teladan)
Skrip (kisah dan teladan)
Β 
Jean piaget
Jean piagetJean piaget
Jean piaget
Β 
Copy paste cerita kanak kanak
Copy paste cerita kanak kanakCopy paste cerita kanak kanak
Copy paste cerita kanak kanak
Β 

Similar to Kepemimpinan kepala sekolah unggulan (2)

Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.pptPertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
AjengGrandis1
Β 
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.pptPertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
BotimCctv1
Β 
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdfSiti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
SitiShoimah2
Β 
Kepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan PresentasiKepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan Presentasiyoulhee82
Β 
kuliah kepemimpinan.pptx
kuliah kepemimpinan.pptxkuliah kepemimpinan.pptx
kuliah kepemimpinan.pptx
ABDULAZIZ1003
Β 
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaBab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Universitas Islam Balitar
Β 
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga PendidikanTKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
dadanglukmanulhakim1
Β 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
sitimasyriqoh
Β 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan
asepnur4
Β 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
YUSRA FERNANDO
Β 
3. BAB II.pdf
3. BAB II.pdf3. BAB II.pdf
3. BAB II.pdf
masrisyukur
Β 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
Hadik27
Β 
[Ob] fiedler's leadership model
[Ob] fiedler's leadership model[Ob] fiedler's leadership model
[Ob] fiedler's leadership model
Abdan Syakura
Β 
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Retno Aprilia Dwi Ningsih
Β 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
Naya Ti
Β 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
Emelia Ginting
Β 
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Netta Samosir
Β 
Leadership versus management
Leadership versus managementLeadership versus management
Leadership versus managementDarwin Kadarisman
Β 
Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)Universitas PGRI
Β 

Similar to Kepemimpinan kepala sekolah unggulan (2) (20)

Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.pptPertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Β 
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.pptPertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Pertemuan 7 dan 8 Kepemimpinan.ppt
Β 
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdfSiti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
Siti Shoimah - Kepemimpinan Kelompok dan Organisasi.pdf
Β 
Kepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan PresentasiKepemimpinan Presentasi
Kepemimpinan Presentasi
Β 
kuliah kepemimpinan.pptx
kuliah kepemimpinan.pptxkuliah kepemimpinan.pptx
kuliah kepemimpinan.pptx
Β 
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur MuspitaBab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Bab 6 kepemimpinan dan kekuasaan, Novi Catur Muspita
Β 
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga PendidikanTKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
TKebijakan Dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan
Β 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
Β 
3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan3. kepemimpinan pendidikan
3. kepemimpinan pendidikan
Β 
3 kepemimpinan
3 kepemimpinan3 kepemimpinan
3 kepemimpinan
Β 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
Β 
3. BAB II.pdf
3. BAB II.pdf3. BAB II.pdf
3. BAB II.pdf
Β 
teori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinanteori dan gaya kepemimpinan
teori dan gaya kepemimpinan
Β 
[Ob] fiedler's leadership model
[Ob] fiedler's leadership model[Ob] fiedler's leadership model
[Ob] fiedler's leadership model
Β 
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Usaha, retno aprilia dwi ningsih, hapzi ali, enterpreneurship, universitas me...
Β 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
Β 
Power point kepemimpinan
Power point kepemimpinanPower point kepemimpinan
Power point kepemimpinan
Β 
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Leadership Summary : TRAITS, BEHAVIORS, AND RELATIONSHIPS & CONTINGENCY APPRO...
Β 
Leadership versus management
Leadership versus managementLeadership versus management
Leadership versus management
Β 
Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)Materi Kepemimpinan2 (D)
Materi Kepemimpinan2 (D)
Β 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Β 
Ptk
PtkPtk
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
Β 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
Β 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
Β 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
Β 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
Β 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
Β 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
Β 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
Β 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
Β 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
Β 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
Β 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
Β 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Β 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
Β 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
Β 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
Β 
Ptk
PtkPtk
Ptk
Β 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
Β 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
Β 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
Β 

Recently uploaded

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Β 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Β 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
Β 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
Β 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
Β 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
Β 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
Β 

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Β 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Β 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Β 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
Β 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Β 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
Β 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
Β 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Β 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Β 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Β 

Kepemimpinan kepala sekolah unggulan (2)

  • 1. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNGGULAN MULYONO
  • 2. TEORI KEPEMIMPINAN Educationesia – Peters dan Austin dalam Sallis (1993), memberikan pertimbangan spesifik mengenai kepemimpinan kepala sekolah yang diberi nama excellent in school leadership , mereka berpendapat kepemimpinan kepala sekolah unggul membutuhkan perspektif sebagai berikut: Visi dan symbol., kepala sekolah harus mengomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staffnya, siswa, dan masyarakat luas Management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi
  • 3. For the kids, istilah ini dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat pada pelanggan Autonomi,, pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong inovasi diantara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan inovasi tersebut Menciptakan rasa kekeluargaan. Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas diantara siswa, murid, orang tua, guru dan staff pendukung Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme
  • 4. MUTU PERSONAL ESENSIAL Pada umunya, para manager do organization TQM menghabiskan 30% waktunya untuk menangani kegagalan system seperti lebih banyak menggunakan waktunya untuk memimpin dalam membuat perencanaan kedepan, mengembangkan ide-ide baru, dan dapat bekerja secara lebih dekat dengan pelanggan.
  • 5. KOMPONEN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN (1) Proses rangkaian tindakan dalam system pendidikan, (2) Mempengaruhi dan memberi teladan, (3) Memberi perintah dengan cara persuasi dan manusiawi tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin dan aturan yang dipedomani,
  • 6. (4) Pengikut mematuhi perintah sesuai kewenangan dan tanggung jawab masing-masing, (5) Menggunakan authority dan power dalam batasan yang dibenarkan, dan (6) Menggerakkan semua personel dalam institusi guna menyelesaikan tugas sekolah sehingga tercapai tujuan, meningkatkan hubungan kerja diantara personel, membina kerja sama, mengerahkan sumber daya organisasi, dan member motivasi kerja.
  • 7. KRITERIA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNGGUL (1) Kepemimpinan yang visioner agar penyelengaraan pendidikan mampu merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif, (2) Memimpin secara efektif dalam penentuan kebijakan agar proses pembelajaran yang diselenggarakan pada satuan pendidikan dapat member jaminan proses pelayanan belajar yang berkualitas dan juga mutu lulusan yang kompetitif, (3) Ketepatan pemimpin dalam mengambil keputusan agar semua keputusan yang diambil adalah keputusan yang dibutuhkan, bukan atas keinginan pihak pengambil keputusan,
  • 8. (4) Pendelegasian agar pembagian tugas dalam mensiasati pencapaian target dapat dipenuhi sesuai tujuan yang telah ditetapkan, (5) Sikap demokratik yang dikembangkan pemimpin agar terjaga kebersamaan dan semangat yang sama untuk memperoleh keberhasilan dan kesuksesan yang maksimal.
  • 9. TEORI KEPEMIMPINAN DIKELOMPOKKAN MENJADI LIMA KATEGORI Teori Traits Model of Leadership, Teori Model of Situasional Leadership, Teori Model of Effective Leaders, Teori Contingency Model, dan Teori Model of Transformational Leadership.
  • 10. 1. Teori Traits Model of Leadership Studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain. Enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain.
  • 11. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal yang dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat rendah.
  • 12. Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa "leadership is a relation that exists between persons in a social situation, and that persons who are leaders in one situation may not necessarily be leaders in other situation" (Stogdill 1970). Apabila kepemimpinan didasarkan pada faktor situasi, maka pengaruh watak yang dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signifikan.
  • 13. Kegagalan studi-studi tentang kepimpinan pada periode awal ini, yang tidak berhasil meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi pemimpin dan kepemimpinan, membuat para peneliti untuk mencari faktor-faktor lain (selain faktor watak), seperti misalnya faktor situasi, yang diharapkan dapat secara jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut.
  • 14. 2. Teori Model of Situasional Leadership Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studi tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian pemimpin.
  • 15. Hencley (1973) menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi. Banyak studi yang mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang mempengaruhi kinerja para pemimpin. Kajian model kepemimpinan situasional lebih menjelaskan fenomena kepemimpinan dibandingkan dengan model terdahulu. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai karena model ini tidak dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang mana yang lebih efektif dalam situasi tertentu.
  • 16. EMPAT FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEMIMPIN Sifat struktural organisasi (structural properties of the organisation), Iklim atau lingkungan organisasi (organisational climate), Karakteristik tugas atau peran (role characteristics) Karakteristik bawahan (subordinate characteristics).
  • 17. 3. Teori Model of Effective Leaders Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi (consideration).
  • 18. Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. Dimensi konsiderasi ini juga dikaitkan dengan adanya pendekatan kepemimpinan yang mengutamakan komunikasi dua arah, partisipasi dan hubungan manusiawi (human relations).
  • 19. Halpin (1966), Blake and Mouton (1985) menyatakan bahwa tingkah laku pemimpin yang efektif cenderung menunjukkan kinerja yang tinggi terhadap dua aspek di atas. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menata kelembagaan organisasinya secara sangat terstruktur, dan mempunyai hubungan yang persahabatan yang sangat baik, saling percaya, saling menghargai dan senantiasa hangat dengan bawahannya. Secara ringkas, model kepemimpinan efektif ini mendukung anggapan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat menangani kedua aspek organisasi dan manusia sekaligus dalam organisasinya.
  • 20. 4. Teori Contingency Model Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987).
  • 21. Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).
  • 22. Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.
  • 23. Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions). Model kontingensi yang lain, Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971).
  • 24. TINGKAH LAKU PEMIMPIN DAPAT DIKELOMPOK DALAM 4 KELOMPOK Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat), Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada), Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) dan Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).
  • 25. MenurutPath-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan modelmodel sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.
  • 26. 5. Teori Model of Transformational Leadership Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
  • 27. Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan.
  • 28. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involve strong personal identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or goingbeyond the self-interest exchange of rewards for compliance". Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya.
  • 29. Pemimpin transformasional juga harusmempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar.
  • 30. Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu.
  • 31. Dalam buku mereka yang berjudul "Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership" , Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai "the Four I's". Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan entusiasme dan optimisme.
  • 32. Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir. Walaupun penelitian mengenai model transformasional ini termasuk relatif baru, beberapa hasil penelitian mendukung validitas keempat dimensi yang dipaparkan oleh Bass dan Avilio di atas.
  • 33. Banyak peneliti dan praktisi manajemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996). Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosiologi (seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik (seperti misalnya Burns 1978).
  • 34. Beberapa ahli manajemen menjelaskan konsep kepimimpinan yang mirip dengan kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan yang karismatik, inspirasional dan yang mempunyai visi (visionary). Meskipun terminologi yang digunakan berbeda, namun fenomena kepemimpinan yang digambarkan dalam konsep-konsep tersebut lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Bryman (1992) menyebut kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan baru (the new leadership), sedangkan Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya sebagai pemimpin penerobos (break through leadership).
  • 35. Disebut sebagai penerobos karena pemimpin semacam ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin penerobos memahami pentingnya perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya.
  • 36. Pemimpin penerobos mempunyai pemikiran yang metanoiac, dan dengan bekal pemikiran ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan praktek organisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih relevan. Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna meningkatkan daya saing dalam dunia yang lebih bersaing.
  • 37. PEMIMPIN SUKSES Menjadi pemimpin yang sukses merupakan dambaan setiap orang, karena hal ini menunjukkan keberhasilan jiwa kepemimpinan yang dimiliki. Setidaknya ada sekitar 60an lebih tips cara menjadi pemimpin sukses yang akan coba kami hadirkan namun demikian beberapa tips dibawah menjadi awal pembuka menarik yang patut anda pelajari.
  • 38. MEMAHAMI BAHWA SETIAP ORANG INGIN BERPRESTASI Setiap karyawan yang sehat akalnya pasti mendambakan prestasi dalam hidupnya. Walaupun sekali dalam seumur hidupnya, minimal sebagai bukti bahwa dirinya cukup berarti sebagai seorang karyawan. Prestasi tersebut dapat memacu dirinya untuk lebih baik lagi dalam bekerja. Setiap manusia dibawah sadarnya ingin menjalani hidupnya sebagai seorang penting, setidak – tidaknya ingin dianggap sebagai orang penting, sehingga ia merasa bangga jika orang lain menganggapnya demikian.
  • 39. Sebagai bentuk kongkret keinginan tersebut, manusia kemudian melakukan berbagai cara. Diantaranya adalah menorehkan prestasi sebanyak mungkin, dengan harapan dirinya cukup layak diakui sebagai orang penting. Menjadi orang penting merupakan suatu kebanggaan tersendiri sehingga dapat memperkuat rasa percaya dirinya. Prestasi akan membuat dirinya lebih menonjol dibanding lain. Pemahaman akan kondisi psikologis demikian seharusnya ditindaklanjuti oleh seorang pemimpin dengan cara memberikan keleluasaan kepada seluruh karyawannya untuk berlomba – lomba mengukir prestasinya. Sebagai atasan yang bijak, wajib baginya untuk menciptakan suasana yang kondusif.
  • 40. Disamping itu diberikan fasilitas yang dibutuhkan, termasuk sarana dan prasarana penunjang yang memadai, jika mereka merasa dirinya menjadi orang penting, maka dengan sendirinya mereka akan menjadi lebih tunduk dan loyal kepada atasannya. Hal itu sebagai wujud rasa terimakasihnya karena merasa pimpinan bertindak bijak dengan memanusiakan dirinya. Atau mengangkat derajatnya sebagai bawahan yang bukan sekedar bawahan, namun mitra kerja yang diberi keleluasaan untuk berprestasi. Mereka akan menilai atasan sebagai figur yang mampu mengelola perasaan bawahannya dengan sebaik-baiknya.
  • 41. SETIAP ORANG INGIN DIHARGAI Setiap orang ingin dirinya dihargai dan diakui, apapun profesinya. Seorang karyawan bagian kebersihan pun tentu menginginkan pekerjaannya dihargai setara dengan pekerjaan karyawan lainnya. Tidak ada karyawan yang profesinya mau direndahkan, apalagi oleh atasannya sendiri. Menghargai seluruh karyawan apapun jabatannya menjadi salah satu syarat menjadi atasan yang bijaksana. Seyogyanya sebagai seorang pimpinan tidak memandang pada jenis jabatan, melainkan pada kesungguhhannya dalam bekerja.
  • 42. Biarpun cuma tukang sapu, namun jika kinerjanya tinggi jauh lebih terhormat dibanding kepala seksi yang ogah – ogahan dalam bekerja. Bertindaklah sebagai pimpinan yang mengesankan sebagai figur yang punya penghargaan kepada setiap bawahan. Perlakukan bawahan secara sama dan merata, tak peduli siapa dirinya. Atasan yang baik pasti mampu membedakan dalam menilai karyawan sebagai pekerja atau sebagai manusia.
  • 43. Dalam menjalin komunikasi informal yang sehat,tentunya memilih menilai bawahan sebagai manusia. Memandang mereka sebagai manusia, bukan sekedar bawahan atau orang upahan. Jangan pernah membiarkan mereka berkurang rasa percaya dirinya hanya lantaran jabatannya yang rendah. Sebaliknya, kita harus mampu mengangkat harkat dan derajat mereka sebagai manusia yang punya peran penting di dalam perusahaan.
  • 44. Jujur saja, tanpa adanya tukang sapu bagaimana mungkin seorang direksi bisa nyaman dalam melaksanakan tugas – tugasnya. Jadi wajar dan seharusnya demikian sikap atasan terhadap seluruh bawahannya. Tanpa disadari penghargaan ini akan memberikan dampak positif bagi bawahan sehingga mereka berusaha membalas kebaikan hati pimpinannya dengan cara meningkatkan kepatuhan dan loyalitasnya. Loyalitas tersebut pada gilirannya menjadi modal dasar dalam membangun kinerja yang tinggi.
  • 45. SETIAP ORANG INGIN MENUNJUKKAN KEMAMPUANNYA Peringatan bagi pimpinan ! Jangan sekali – sekali menghalang – halangi bawahannya untuk menumpahkan kreativitasnya. Sebab, kreativitasnya yang mandeg menjadi pemicu lahirnya sikap dan perilaku yang negatif. Tanpa kreativitas, bawahan hanya akan menjadi seonggok para pekerja apatis. Alih – alih membelenggu kreativitas mereka, jauh lebih menguntungkan jika membiarkan mereka menunjukkan kemampuannya.
  • 46. Ciptakan iklim sehingga memungkinkan kemampuan bawahan berkembang maksimal. Biarkan mereka berbuat apa saja asal masih dalam batas – batas yang dapat dibenarkan manajemen. Tanamkan kesan yang mendalam bahwa mereka cukup mampu berbuat sesuai keinginannya tersebut. Tawarkan apa yang dibutuhkan, dan jangan segan – segan memberikan bimbingan jika diminta. Katakan kepadanya bahwa kemampuannya tersebut sangat dibutuhkan oleh manajemen.
  • 47. Apa yang dilakukannya itu menjadi contoh yang baik bagi karyawan yang lain. Alangkah baiknya jika seluruh karyawan meniru apa yang dilakukannya, sehingga perusahaan menjadi untung karenanya. Jika setiap karyawan mau dan mampu menunjukkan bakatnya, tugas perusahaan menjadi semakin ringan. Setiap bawahan ingin dianggap kapabel dalam tugasnya, karena itu mereka lekas tersinggung jika ada orang yang melecehkan dirinya. Kemampuan yang dimilikinya menjadi tolok ukur dalam mengukur harga dirinya. Setiap orang merasa harga dirinya akan terangkat naik jika mampu menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya memiliki kemampuan. Mungkin saja kemampuannya tersebut hanya berupa menata bunga di halaman, namun tidak pada tempatnya sebagai pimpinan melecehkannya.
  • 48. Mungkin saja kemampuan semacam itu dimiliki oleh hampir seluruh karyawan yang lain,tetapi alangkah bijaknya jika kita sebagai pimpinan tetap menaruh kekaguman kepadanya. Sebagai atasan kita bisa memberinya buku atau petunjuk agar kemampuannya tersebut dapat terasah lebih baik lagi. Sekali – kali ajaklah dia dolan ke rumah untuk melihat secara langsung penataan bunga yang tumbuh disana. Karyawan yang peka pasti akan langsung mengerti maksud dibalik ajakan itu. Sikap atasan yang penuh penghargaan itu akan mendorongnya untuk bekerja lebih baik lagi.Ia merasa atasannya telah memberinya kesempatan untuk mengembangkan bakatnya, sehingga merasa berhutang budi kepadanya. Dengan demikian timbul didalam hatinya keinginan untuk mengabdikan diri seoptimal mungkin kepada atasannya.
  • 49. YAKINKAN BAHWA KEBERADAANNYA SANGAT DIBUTUHKAN Bawahan akan merasa penting manakala atasan mampu meyakinkan bahwa keberadaannya sangat dibutuhkan. Bawahan adalah komponen penting di dalam perusahaan, karena mereka berperan sebagai ujung tombak perusahaan. Tanpa kehadiran mereka, perusahaan akan kehilangan elan vitalnya. Atasan yang baik harus berperan sebagai motivator untuk membangkitkan harga diri bawahannya sehingga mereka memiliki keyakinan bahwa perusahaan membutuhkan kehadirannya. Mereka komponen penting dan mutlak diperlukan oleh perusahaan.Mereka bukan β€œorang luar β€œ yang tidak memiliki andil apapun terhadap perusahaan.
  • 50. Justru sebaliknya atasan sangat membutuhkan kehadiran bawahan. Sepandai apapun seorang pimpinan namun tak didukung oleh bawahannya, ibarat laki – laki yang mandul.Program sebagus apapun tak ada artinya, tak ubahnya manusia tanpa sepasang tangan. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bawahan merupakan kepanjangan tangan pimpinan. Jangan biarkan tumbuh di dalam hatinya perasaan bahwa dirinya tak ada artinya sama sekali bagi perusahaan.
  • 51. Jangan membuat kesan bahwa perusahaan tidak membutuhkan kehadiran mereka,karena hal itu akan mengakibatkan merosotnya motivasinya dalam bekerja. Misalnya motivasi berujung pada rendahnya posisi tawar perusahaan di mata publik. Para bawahan merupakan pelaksana program – program yang dirumuskan atasan sebagai implementasi tugas dan tanggungjawabnya terhadap manajemen. Atasan membutuhkan bawahan untuk merealisasikan program – programnya. Keberhasilan suatu program bukan saja ditentukan oleh bagusnya program tersebut, namun tak kalah pentingnya adalah kesungguhan para bawahan dalam melaksanakan program tersebut.
  • 52. Jika hal ini dipahami secara benar oleh atasan, maka menempatkan bawahan sebagai orang penting nampaknya menjadi keharusan. Inilah cara yang paling efektif untuk membangkitkan semangat bawahan dengan biaya yang relatif murah. Ujung – ujungnya bawahan akan patuh dan loyal dengan kesadaran sendiri.
  • 53.
  • 54. Thank You Kingsoft Office Make Presentation much more fun