Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Caraalamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Teori kepemimpinan situasional atauthe situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (skarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9).
Teori ini pada awalnya diintrodusir sebagai “Life Cycle Theory of Leadership”. Sampai kemudian pada pertengahan 1970an “Life Cycle Theory of Leadership” berganti dengan sebutan “Situational Leadership Theory“. Di akhir 1970an dan awal 1980an, masing-masing penulis mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri. Hersey – mengembangkanSituational Leadership Model dan Blancard – mengembangkan Situational Leadership ModelII.
Definisi kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”. Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Kepemimpinan
1. Teori dan arti penting kepemimpinan
2. Tipologi Kepemimpinan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
4. Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
LINK DOWNLOAD
http://www.tipspublicspeaking.net/2014/09/download-makalah-kepemimpinan-pdf-gratis.html
Download malakah kepemimpinan gratis ini sekarang. Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Pada dasarnya Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Download Makalah Kepemimpinan Pdf Gratis
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Pada bagian ini dibahas tentang
pengertian kepemimpinan, teori-
teori kepemimpinan, kepemimpinan
transparansi, Rekonstruksi
Kepemimpinan transparansi .
Pengertian kekuasaan, Sumber-suber
kekuasaan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Caraalamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Teori kepemimpinan situasional atauthe situational leadership theory adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis bukuSituational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The Minute Manager, yang kemudian menulis pula buku Management of Organizational Behavior (skarang sudah terbit dalam edisi yang ke-9).
Teori ini pada awalnya diintrodusir sebagai “Life Cycle Theory of Leadership”. Sampai kemudian pada pertengahan 1970an “Life Cycle Theory of Leadership” berganti dengan sebutan “Situational Leadership Theory“. Di akhir 1970an dan awal 1980an, masing-masing penulis mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri. Hersey – mengembangkanSituational Leadership Model dan Blancard – mengembangkan Situational Leadership ModelII.
Definisi kepemimpinan situasional adalah “a leadership contingency theory that focuses on followers readiness/maturity”. Inti dari teori kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.
Kepemimpinan
1. Teori dan arti penting kepemimpinan
2. Tipologi Kepemimpinan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
4. Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
LINK DOWNLOAD
http://www.tipspublicspeaking.net/2014/09/download-makalah-kepemimpinan-pdf-gratis.html
Download malakah kepemimpinan gratis ini sekarang. Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Pada dasarnya Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Download Makalah Kepemimpinan Pdf Gratis
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Pada bagian ini dibahas tentang
pengertian kepemimpinan, teori-
teori kepemimpinan, kepemimpinan
transparansi, Rekonstruksi
Kepemimpinan transparansi .
Pengertian kekuasaan, Sumber-suber
kekuasaan
1. KEPEMIMPINAN DALAM PERILAKU ORGANISASI
Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Imas Sutiasih
2. Sinta Yuliyana
3. Dwi Rahayu
Apa itu kepemimpinan ?
Kepemimpinan adalah sifat yang diterapkan individu yang bertindak sebagai pemimpin untuk
mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah disepakati
bersama.
Apakah sama dengan pemimpimpin ?
Pemimpin sendiri merupakan individu yang melakukan proses mempengaruhi sebuah
kelompok atau organisasi untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah disepakati bersama.
Sampai disini kita bisa memahami perbedaan antara kedua yang memiliki pengertian hampir
sama namun ada pemahaman yang berbeda. Kebayakan negara menginginkan para
pemimpinnya untuk maju kedepan serta mengatasi krisis ekonomi, sosial, guna memberi
motivasi pada para prja dan memberi garis arahan yang paling baik bagi masa mendatang.
Mereka memiliki peranan nyata dalam membentuk pola pikir.
Kenyataan dalam manajemen menunjukkan bahwa kelompok pekerja yang dibiarkan sendiri
tanpa pemimpin, melepaskan mereka berjalan sendiri, kurang pengarahan, dan disiplin mereka
hanya mencapai beberapa tujuan.
Setiap kelompok atau organisasi membutuhkan pemimpin, baik pemimpin yang timbul sendiri
dari kelompok tau yang ditugaskan. Bahkan kelompok/organisasi yang menggunakan
2. pendekatan partisipasif terhadap pemecahan masalah juga membutuhkan adanya konseling,
bimbingan, dan masukan yang hanya dapat diberikan oleh pemimpin yang dihargai.
Hubungan Perilaku Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Keefektifan Organisasi
Ditinjau dari favorabilitas situasi, Fieder menemukan hasil penelitian bahwa pemimpin
yangmenghadapi situasi yang rata-rata favorabel ada kecenderungan perilaku
kepemimpinanyang berorientasi pada hubungan antara manusia berhubungan dengan
keefektifan organisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa di perguruan tinggi swasta lebih besar digunakan orientasi
kepemimpinan pada hubungan antar manusia daripada orientasi kepemimpinan pada tugas
sebagaimana banyak diterapkan di perguruan tinggi negeri. Penelitian lain menunjukkan
bahwa peranan kepemimpinan bertransformasi dengan realitas organisasi dan membentuk
kultur organisasi. Berdasarkan beberapa pandangan ahli dan hasil-hasil penelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan mempengaruhi budaya organisasi dan keefektifan
organisasi.
Pandangan ini telah menimbulkn pendekatan “contingency” pada kepemimpinan, yang
bermaksud untuk menetapkan faktor-faktor situasional yang menentukan seberapa besar
efektivitas situasi gaya kepemimpinan tertentu. Ketiga pendekatan tersebut akan dibahas secara
kronologis, sebagai berikut:
1) Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach)
Sifat-sifat perilaku situasional – contingency Para teoritisi kesifatan adalah kelompok
pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Daftar sifat-sifat
ini dapat menjadi sangat panjang tetapi cenderung mencakup energi, pandangan,
pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian
berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk fisik,
pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani, dan sebagainya.
Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat
kepribadiannya. saha sistemik pertama yang dilakukan oleh para psikolog dan para
peneliti untuk memahami kepemimpinan adalah mengidentifikasikan sifat sifat
pemimpin. Sebagian besar penelitian-penelitian awal tentang kepemimpinan ini
bermaksud untuk:
a. membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat sifat
yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin), dan
3. b. mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin
efektif. Berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin dan bukan
pemimpin, sering menemukan bahwa pemimpin cenderung mempunyai tingkat
kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diri daripada yang lain
dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan lebih besar. Tetapi kombinasi sifat-
sifat tertentu yang akan membedakan antara pemimpin atau calon pemimpin
dari pengikut, belum pernah ditemukan.
2) Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)
Tujuan dari kebanyakan penelitian kepemimpinan yang diilhami oleh Tim Likert di
University of Michigan (UM) adalah untuk menemukan prinsip dan metode
kepemimpinan yang efektif Kriteria keefektifan yang digunakan dalam banyak studi
tersebut adalah:
a. Produktivitas per jam kerja, atau pengukuran lainnya yang mirip dari
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan produksinya.
b. Kepuasan kerja dari anggota organisasi.
c. Tingkat turnover, absensi, dan sakit hati.
d. Biaya
e. Bahan terbuang
f. Motivasi karyawan dan manajerial.
Ciri-ciri umum yang terdapat pada pemimpin yang orientasi-karyawannya tinggi
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Mereka mengerti kebutuhan, tujuan-tujuan, nilai-nilai, batas-batas dan kemampuan
mereka sendiri. Pengertian dan pengetahuan tentang diri sendiri ini merupakan
suatu prasyarat yang diperlukan untuk hubungan yang baik dengan orang lain.
b. Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain; mereka membantu orang untuk
memenuhi kebutuhan ini. Melalui berkomunikasi dengan para karyawan mereka,
para pemimpin dapat mengarahkan usaha-usahanya secara lebih efektif sehingga
tujuan perusahaan dan kebutuhan karyawan, kedua-duanya berjalan seiring.
c. Mereka dapat menerima dan menghargai nilai-nilai dan gaya hidup yang
berlainan. Mereka menunjukkan kemampuan dan kesediaan untuk berhubungan
dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan mereka.
4. d. Mereka melibatkan para karyawan mereka dalam tujuan perusahaan dengan
memahami kebutuhan-kebutuhan mereka dan mendelegasikan kekuasaan serta
membagi tanggungjawab.
e. Mereka memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik, mereka mendengarkan,
mengajukan pertanyaan, berdiskusi dan berdebat, dan menggunakan informasi yang
mereka terima untuk mengarahkan dan melibatkan karyawan mereka dalam
tindakan yang efektif.
3) Pendekatan Situasional – Contingency
Pendekatan kesifatan dan perilaku belum sepenuhnya dapat menjelaskan
kepemimpinan. Di samping itu, sebagian besar penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada
satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer di bawah seluruh kondisi. Maka
teori kepemimpinan situasional mengusulkan bahwa keefektifan kepemimpinan tergantung
pada kesesuaian antara kepribadian, tugas, kekuatan, sikap, persepsi dan situasi. Teori
situasional yang terkenal adalah:
1) rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt,
2) toeri “contingency” dari Fiedler, dan
3) teori siklus-kehidupan dari Harsey dan Blanchard.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Kepemimpinan
Mary Parker Follet, yang mengembangkan Hukum Situasi, mengatakan bahwa ada tiga
variabel kritis yang memengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu
1. pemimpin,
2. pengikut atau bawahan, dan
3. situasi.
Follett juga menyatakan bahwa para pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan
bukan berorientasi pada kekuasaan.
Teori “Contingency” dari Fiedler Suatu teori kepemimpinan yang komplek dan menarik adalah
contingency model of leadership effectiveness dari Fred Fiedler. Pada dasarnya, teori ini
menyatakan bahwa efekivitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara
kepribadian pemimpin dan sitasi. Situasi dirumuskan dengan karakteristik:
5. 1) Derajat situasi di mana pemimpin menguasai, mengendalikan dan memengaruhi situasi,
dan
2) derajat situasi yang mengahadapkan manajer dengan ketidak pastian.
Fiedler mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan
gaya kepemimpinan mana yang akan efektif yaitu hubungan pimpinan anggota, struktur tugas,
dan posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal. Studi Fiedler ini tidak
melibatkan variabel-variabel situasional lainnya, seperti motivasi dan nilai-nilai bawahan,
pengalaman pemimpin dan anggota kelompok. Sitasi dinilai dalam istilah situasi yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Teori Kepemimpinan
Setidaknya ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk seorang pemimpin, diantaranya sebagai
berikut:
1. Teori Genetik – menyatakan bahwa pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah
terpendam di dalam diri seseorang.
2. Teori Sosial – menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin melalui latihan,
kesempatan dan pendidikan.
3. Teori Ekologis – teori ini merupakan gabungan dari 2 teori di atas.
Sifat-sifat Pemimpin
Beberapa sifat yang biasanya melekat pada diri seorang pemimpin, diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Intelejensi – Kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat daripada para
anggota yang dipimpin.
b. Kepercayaan Diri – Keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki
c. Determinasi – Hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif,
kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir
6. d. Integritas – Kualitas kejujuran dan dapat dipercaya oleh para anggota
e. Sosiabilitas – Kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan,
bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Menunjukkan rasa sensitif terhadap
kebutuhan orang lain dan perhatian atas kehidupan mereka.
Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi
Pasti Anda pernah melihat seorang yang mampu mengakomodasi sebagian besar orang
dengan berbagai latar belakang, budaya, kompetensi, ide, pendidikan untuk dapat bekerja sama
demi menuju sebuah tujuan tertentu. Setidaknya ada 9 gaya kepemimpinan yang berbeda satu
dengan yang lain yang diterapkan oleh seorang pemimpin agar setiap anggotanya mau bekerja
sesuai arahannya. Berikut ini 9 gaya kepemimpinan tersebut.
1 Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap
kebijakan, peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan jenis ini
memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif dan daya pikir
dari para anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan
dari bawahannya dan cenderung berkomunikasi satu arah yaitu dari atas
(pemimpin) ke bawah (anggota). Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita
temukan di akademi kemiliteran dan kepolisian.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan akan efektif
apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung
jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang
bagi para anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam
sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah (anggota)
karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan
dipegang secara bergantian. Pemimpin memberikan ruang gerak bagi para bawahan
untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana
persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.
4. Kepemimpinan Delegatif
7. Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin memberikan
kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan dan cara
mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh
siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat semangat kerja tim pada
umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila
para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung jawabnya dan
memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi
boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan yang bertolak belakang dari
pernyataan sebelumnya.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan
bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil
melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan
bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan positif pada
mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan
terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota
kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin cenderung
memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga semangatnya
tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin
akan sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
7. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota
berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para
anggota daripada kepentingan pribadinya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut oleh
karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para pengikut cenderung
mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional percaya dan
ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik. Karisma tersebut timbul
dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia miliki terutama dalam
meyakinkan setiap anggotanya untuk mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.
8. 9. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering
menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan
para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap
tugas. Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengkombinasikan proses
kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Setidaknya ada 4 gaya yang diterapkan oleh pemimpin jenis ini, diantaranya:
1. Telling-Directing (memberitahu, menunjukkan, memimpin, menetapkan),
2. Selling-Coaching (menjual, menjelaskan, memperjelas, membujuk),
3. Participating-Supporting (mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama),
4. Delegating (mendelegasi, pengamatan, mengawasi, penyelesaian).
KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual
(pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau
dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila ketujuh
isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang pemimpin maka
pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
SARAN
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penulis,
maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar lagi, disarankan kepada
pembaca untuk membaca literatur-literatur yang telah dilampirkan pada daftar rujukan.
9. DAFTAR PUSTAKA
_ 2010. "Pengertian kepemimpinan menurut para ahli". (Online).
(Http://Izmanyzz.wordpress.com/2010/09/04/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-
ahli, diakses 11 November 2011).
_ 2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat -
dan-teori- kepemimpinan .html, diakses 11 November 2011).
Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-
kepemimpinan.blogspot.com /2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11 November
2011).
Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
Teguh, Mochammad, dkk. 2001. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar
[LKID]. Yogyakarta: UII Press.