2. KREATIVITAS HANYALAH MENGHUBUNGKAN BERBAGAI HAL.
KETIKA ANDA BERTANYA KEPADA ORANG-ORANG KREATIF
BAGAIMANA MEREKA MELAKUKAN SESUATU, MEREKA
MERASA SEDIKIT BERSALAH KARENA MEREKA TIDAK BENAR-
BENAR MELAKUKANNYA, MEREKA HANYA MELIHAT SESUATU.
SESUATU ITU TAMPAKNYA JELAS BAGI MEREKA SETELAH
BEBERAPA SAAT. ITU KARENA MEREKA DAPAT
MENGKONEKSIKAN PENGALAMAN YANG MEREKA MILIKI DAN
MENSINTESIS HAL-HAL BARU.”
-STEVE JOBS-
3. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
CGP dapat melakukan koneksi antar materi
yang telah dipelajari dari modul-modul
sebelumnya untuk membuat sintesa
peemahaman tentang program sekolah
yang berdampak pada murid.
4. PERTANYAAN 1:
BAGAIMANA PERASAAN ANDA SETELAH MEMPELAJARI MODUL INI?
Pengalaman: Melalui modul 3.3 ini, saya belajar mengenai pentingnya seorang pemimpin
pembelajaran untuk melibatkan murid dalam penyusunan program sekolah, baik intra-kurikuler,
ko-kurikuler, maupun ekstra-kurikuler. Seorang murid mampu menjadi pemimpin pembelajaran
bagi diri sendiri, teman sebaya, dan juga orang disekitarnya sedangkan guru hanya menuntun
murid mempertebal laku baiknya.
1.
Perasaan: Perasaan saya adalah bahagia yang tak terukur, karena saya dapat berada pada
kegiatan program guru penggerak ini dan mempelajari hal-hal yang sangat hebat bersama
teman-teman yang hebat. Saya ingin membuat program yang berdampak positif pada murid
dengan memanfaatkan aset yang ada, kemudian mengelolanya dengan prinsip “Dari Murid, Oleh
Murid, Untuk Murid”
2.
Capaian: Tahapan penyusunan program sekolah adalah perencanaan, pelaksanaan, mentoring,
dan evaluasi. Setelah mempelajari modul 3.3 ini, sebagai pemimpin pembelajaran dalam
menyusun program diharapkan mengedepankan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
3.
Keterkaitan dengan Kompetensi Diri: Nilai dan peran guru penggerak sangat dibutuhkan dalam
mengelola program yang berdampak positif pada murid. Adanya keeinginan diri untuk
meningkatkan kompetensi diri agar menjadi pemimpin pembelajaran yang menciptakan Well
Being.
4.
5. PERTANYAAN 2:
“Student Agency” atau kepemimpinan murid adalah ketika murid mampu
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan,
menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,
berpartisipasi dan kontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan
pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai
proses hasil belajar.
APA INTISARI YANG ANDA DAPATKAN DARI MODUL INI?
Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, tugas guru dalam
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid yaitu sebagai mitra dan
menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki
suara/ voice, pilihan/ choice, dan kepemilikan/ ouwnership.
6. APA ITU KEPEMIMPINAN MURID (STUDENT AGENCY) DAN BAGAIMANA DENGAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA?
Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran
mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan
mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjaadi bersifat kemitraan.
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan
bagi murid untuk mengembangkan dan mewujudkan profil pelajar pancasila dari
dalam dirinya.
7. APA KETERKAITAN YANG DAPAT ANDA
LIHAT ANTARA MODUL INI DENGAN
MODUL-MODUL SEBELUMNYA?
SD NEGERI JIPURAPAH 2
8. MODUL 1.1 DENGAN MODUL 3.3
Filosofi Ki Hadjar Dewantara menuntun segala kodrat yang ada pada anak-
anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Seorang pendidik dalam menuntun murid harus mampu memfasilitasi tumbuh
kembang kodrat anak melalui berbagai program yang memerdekakan dan
mampu memberikan dampak positif bagi murid dan menumbuhkan profil
pelajar pancasila.
9. MODUL 1.2 DENGAN MODUL 3.3
Seorang guru penggerak memiliki nilai (berpihak pada murid, inovatif, reflektif,
mandiri, dan kolaboratif) dan perannya sebagai pemimpin pembelajaran harus
mampu menjadi pemimpin perubahan untuk menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid melalui pengelolaan program yang berdampak positif
bagi murid.
10. MODUL 1.3 DENGAN MODUL 3.3
Guru merancang dan mengimplementasikan visi yang berpihak pada murid
melalui berbagai prakarsa perubahan. Sebagai seorang pemimpin
pembelajaran, guru harus mampu mewujudkan berbagai prakarsa perubahan
tersebut secara kolaboratif melalui program dengan tahapan BAGJA untuk
menumbuhkan kepemimpinan murid sehingga bisa berdampak positif pada
murid.
11. MODUL 1.4 DENGAN MODUL 3.3
Budaya positif disekolah adalah nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah
yang berpihak pada murid agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi
yang kritis, penuh hormat dan tanggung jawab guru harus berupaya
mengoptimalkan potensi budaya positif yang ada dalam pengelolaan program
sehingga bisa berdampak positif pada murid.
12. MODUL 2.1 DENGAN MODUL 3.3
Pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan
belajar murid (minat, kesiapan, dan profil belajar murid), kebutuhan belajar
murid ini harus menjadi dasar dalam upaya menumbuhkan kepemimpinan
murid melalui program yang berdampak positif pada murid.
13. MODUL 2.2 DENGAN MODUL 3.3
Pembelajaran sosial emosional memberikan pondasi yang kuat bagi guru dan
murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan termasuk
kesejahteraan psikologis (well being) secara optimal. Dalam mengelola
program, guru harus berupaya mengintegrasikan pembelajaran sosial
emosional dalam prosesnya agar dapat terwujud kesadaran penuh sehingga
bisa berdampak positif bagi murid.
14. MODUL 2.3 DENGAN MODUL 3.3
Coaching adalah proses yang memberdayakan. Coaching merupakan kunci
pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih
kepada membantu seseorang untuk belajar dari pada mengajarinya. Coaching
menjadi strategi yang tepat untuk memberdayakan murid dalam
melaksanakan program yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid
sehingga bisa berdampak positif.
15. MODUL 3.1 DENGAN MODUL 3.3
Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan dengan
memahami empat paradigma, menerapkan tiga prinsip, dan melakukan
sembilan tahapan pengambilan dan pengujian keputusan yang berdasarkan
nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertangunggung
jawabkan. Ketika melakukan pengelolaan program, guru dihadapkan pada
situasi bujukan moral dan delima etika, guru akan mampu mengambil
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sehingga program terlaksana.
16. MODUL 3.2 DENGAN MODUL 3.3
Dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekitar lingkungan sekolah kita
dapat menggunakan pendekatan berbasis aset/ kekuatan. Ada tujuh modal utama
yang dimiliki sekolah yang dapat diidentifikasi, dipetakan, dan dimanfaatkan
kekuatannya yaitu; modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan
budaya, modal fisik, modal lingkungan, dan modal finansial. Dengan
memanfaatkan tujuh modal utama sekolah, kita dapat merencanakan dan
melaksanakan program yang berdampak positif pada murid secara optimal.
17. Program yang berdampak positif bagi murid merupakan program
sekolah yang dibuat berdasarkan hasil analisis raport pendidikan,
aset sekolah, dan kebutuhan murid. Program yang lahir dari
murid, oleh murid, dengan sasarannya adalah murid dengan
harapan mengembangkan potensi murid. Program yang dibuat
berdasarkan minat dan harapan dari murid dan untuk
memfasilitasi perkembangan potensi yang ada dalam diri murid.
SETELAH MELIHAT KETERKAITAN ANTAR MODUL INI DENGAN MODUL LAINNYA,
JELASKAN PERSPEKTIF ANDA TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA
MURID?
18. Bagaiamana seharusnya program-program dan kegiatan sekolah harus
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program
terssebut berdampak positif bagi murid?
Perencanaan program harus direncanakan bersama murid berdasarkan
aset yang ada disekolah, kebutuhan murid, dan
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Dengan konsep Inkuiri
Apresiatif BAGJA yang melibatkan suara, pilihan, dan kepemilikan
murid.
Pelaksanaan program sekolah tersebut dengan memberdayakan murid
untuk menjadi pemimpin dalam proses belajarnya. Murid mewujudkan
suara, pilihan, dan kepemilikannya melalui proses yang
memerdekakan murid dan guru sebagai mitra belajar bagi murid.
Evaluasi program dilakukan dengan kolaborasi guru dan murid secara
sistematis dan berkala untuk menentukan efektivitas program secara
keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan mampu menjawab pertanyaan
antara lain; apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan?, Apakah program telah menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid (suara, pilihan, dan kepemilikan)?, dan
pertanyaan-pertanyaan lain yang sesuai dengan prakarsa perubahan.