2. Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import)
yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta
maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi
dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna
mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
1. . Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International
1. pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada
kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
1. Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar
Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan
Negara yang lain
1. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu
dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi,
perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll
3. Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan
perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini :
1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang,
peraturan bea, dsb
2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat,
kesukaaan, musim dan kondisi pasar
3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural
1. Ruang Lingkup
1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
4. Perusahaan International dan Bisnis International
II. PERDAGANGAN ANTAR NEGERA
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud
dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah
suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
1. Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-
faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.
4. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang
tidak diproduksi sendiri.
1. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang
sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila
negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
1. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar
negeri.
1. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
1. Faktor pendorong (Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi
Indonesia)
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
5. 3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.
Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara
lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional
dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan
manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga
dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain.
Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka
pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki
fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan,
ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa
berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era
globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya
dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh
beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat
mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara
saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional
juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan
politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang.
6. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara
nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai
sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan
negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan
demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan
suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya.
Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata.
Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan
terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan
inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu
negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu
negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar.
Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang
terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat
dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing
pelacak.
Konsep Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa, yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Perdagangan luar negeri
timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara didunia ini yang dapat menghasilkan
semua barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduknya (Deliarnov,1995).
Teori Keunggulan Absolut (Keunggulan Mutlak) dari Adam Smith mengemukakan
bahwa setiap negara akan melakukan spesialisasi terhadap dan ekspor suatu jenis barang
tertentu, dimana negara tersebut memiliki keunggulan absolute (absolute advantage), dimana
tidak memproduksinya lebih efisien dibandingkan negara lain. Teori ini menekankan efisiensi
dalam penggunaan inputnya, misalnya tenaga kerja, didalam proses produksi sangat
menentukan keunggulan atau tingkat daya saingnya. Tingkat daya saing ini diukur
berdasarkan nilai tenaga kerja yang sifatnya homogen (Boediono,1994).
7. Menurut Teori Keunggulan Komparatif dari Mill (dalam Boediono, 1994)
beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu bila
negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) terbesar, dan akan
mengkhususkan diri pada impor barang bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif
(comparative disadvantage). Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang
tersebut. Makin banyak yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal
barang tersebut (Nopirin, 1991).
Sedangkan teori modern tentang perdagangan internasional menurut Hecksher dan
Ohlin adalah faktor proporsi menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu
negara dengan negara lain karena adanya perbedaan faktor produksi yang dimilikinya
(Boediono.1994). Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor barang-barang
yang lebih intensif dalam faktor-faktor yang berlebih. Oleh karena itu, teori ini menekankan
peranan yang saling berkaitan antara bagian-bagian dimana faktor-faktor yang berbeda dalam
produksi dapat diperoleh diberbagai negara dan proporsi-proporsi dimana mereka
dipergunakan dalam memproduksi berbagai macam-macam barang (Hadis,1996).
Kemudian teori Hecksher-Ohlin ini disempurnakan oleh Samuelson yang banyak
mempopulerkan dan mengembangkan teori ini. Sehingga lebih dikenal dengan teori
perdagangan modern Hecksher-Ohlin-Samuelson (H-O-S). Teori ini menyatakan bahwa
suatu negara akan mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif
berlimpah secara intensif, dan mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi secara
intensif dimana barang tersebut relatif langka. Berdasarkan teori ini suatu negara akan
mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional yaitu meningkatnya kesejahteraan
(welfare) penduduknya (Bachtiar,1990).
Sedangkan Porter (dalam Simamora, 2000) mengemukakan tesis bakunya yang
dikenal dengan “Berlian Porter” bahwa terdapat empat atribut dari sebuah negara yang
membentuk lingkungan dimana didalamnya perusahan-perusahaan lokal bersaing. Dia
menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan besar kemungkinan untuk berjaya dalam industri
atau segmen dimana berliannya paling menguntungkan. Keempat atribut tersebut saling
mengukuhkan satu sama lain. Disamping itu, Porter dalam Simamora (2000), juga menunjuk
ada dua variabel tambahan yang mempengaruhi berlian nasional yaitu perubahan dan
8. pemerintah. Keempat atribut tersebut dapat mempromosikan atau menyumbat penciptaan
keunggulan kompetitif (competitive advantage).
A. Kebijaksanaan Pemerintah
Perkembangan ekspor dipengaruhi strategi yang dipilih oleh negara berkembang
dalam melaksanakan industrialisasi. Industri tidak dapat dikatakan menghambat
perkembangan ekspor, tetapi strategi yang dipilih mempengaruhi pertumbuhan ekspor yang
berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi (Karimi, 1987). Bagi negara yang
berorientasikan ekspor, ia akan mengekspor berdasarkan prinsip “comparative advantage”
(keunggulan komperatif), yaitu mengatakan suatu negara akan cenderung untuk
memproduksi lebih banyak barang-barang yang proses produksinya relatif lebih efisien dan
mengekspornya pada gilirannya menukarkannya dengan barang-barang lain yang memiliki
keunggulan relatif lebih sedikit (Lindert,1993).
Rintuh (1995) menjelaskan intervensi pemerintah dalam perekonomian dilakukan
untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah. Peranan pemerintah dalam meningkatkan
ekspornya hendaknya mendapat respon dari pihak perusahaan. Keadaan ini dapat
menggairahkan mereka untuk melakukan peningkatan usahanya untuk memasuki pasar
internasional. Hal ini terlihat semenjak Indonesia merubah kebijakan perdagangan luar
negerinya dari substitusi impor ke tahap promosi ekspor dengan menerbitkan sejumlah paket
deregulasi.
Peran pemerintah dalam promosi ekspor merupakan modal awal untuk perusahaan
memperkenalkan produknya untuk memasuki pasar internasional, sehingga kebijaksanaan ini
bisa mendorong perusahaaan untuk meningkatkan kinerja ekspornya menjadi lebih baik.
Disamping itu, kebijakan melalui proteksi terhadap industri baru lebih dominan, dimana
pemerintah memaksa industri baru untuk menggunakan target ekspor untuk melakukan
produksi dengan cepat pada tingkat harga dunia.
B. Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya perlu mendapat perhatian yang baik dari perusahaan.
Karena setiap negara memiliki kultur sosial budaya yang berbeda satu sama lainnya.
9. Perbedaan ini hendaknya bisa dijadikan suatu peluang yang baik bagi perusahaan dalam
menjual produknya. Dengan memahami kultur, nilai dan sikap, bahasa, kebiasaan dan tata
krama negara tujuan dengan baik setidaknya memberikan nilai tambah bagi perusahaan
dalam memperlancar produknya memasuki pasar negara tersebut (Simamora,2000).
Dengan memahami sosial budaya negara yang menjadi tujuan ekspornya, pihak
manajemen dapat mempermudah terjalinnya kerjasama dalam perdagangan kedua belah
pihak. Hal yang paling mendasar yang perlu diperhatikan dalam memasuki pasar
internasional ini adalah kemampuan bahasa yang dimiliki oleh manajer ( Schlegelmich, 1988)
dimana memiliki kontribusi terhadap kinerja ekspor perusahaan, sehingga memudahkan
terjalinnya komunikasi yang lancar. Sebab dengan menguasai bahasa dengan baik berarti
mempelajari kultur dari mana bahasa itu berasal (Simamora, 2000).
C. Politik
Ditinjau dari segi perspektif ekonomi industri, faktor politik dapat menjadi
penghalang dalam melakukan ekspor kesuatu negara. Begitu juga dengan undang-undang
yang berlaku pada suatu negara dapat menjadi penghalang perdagangan internasional.
Misalnya kebijakan tariff yang diterapkan oleh suatu negara akan meningkatkan harga jual
suatu produk, sehingga sulit bersaing dengan produk lainnya (Baldauf etal,.2000). Untuk itu,
perusahaan perlu hati-hati dalam memasuki pasar dalam suatu negara. Sebab, setiap negara
memiliki kontrol terhadap perdagangan asing yang masuk kenegaranya.
D. Faktor Internal
Karakteristik perusahaan lebih mudah dikontrol oleh pihak manajemen perusahaan
dibandingkan dengan faktor lingkungan. Karakteristik perusahaan akan menentukan
keunggulan komparatif perusahaan. Karakteristik perusahaan terdiri dari ukuran perusahaan,
pengalaman ekspor, kemampuan dalam perdagangan internasional, hal ini akan
mempengaruhi kinerja ekspor perusahaan tersebut. Hasil studi menunjukan bahwa kinerja
ekspor yang tinggi sangat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan (Baldauf et al. 2000).
E. Ukuran Perusahaan
10. Ukuran perusahaan mempengaruhi alokasi sumber, kapasitas produksi dan skala
ekonomi, kesemuanya ini mempunyai hubungan positif dengan kinerja ekspor. Hal ini juga
dapat dikatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi kinerja
ekspornya. Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah tenaga kerjanya, siklus produk
maupun total penjualan ekspornya. Menurut Schlegelmilch (1988) mengemukakan bahwa
perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 300 orang kurang berminat dalam
melakukan kebijakan ekspor.
F. Pengalaman Ekspor
Disamping ukuran perusahaan, kinerja ekspor juga ditentukan oleh pengalaman
perusahaan dalam kegiatan ekspor, dimana semakin berpengalaman suatu perusahaan dalam
kegiatan ekspor maka kinerjanya juga semakin tinggi. Kotabe dan Cankota (Ross and
Michael, 1999) menyatakan bahwa untuk meningkatkan pengalaman eksportir, tingkat
keahlian mereka saja tidak mencukupi, makanya perlu dipertimbangkan lagi secara jernih
keahlian khusus yang memerlukan survey bagi eksportir. Keahlian yang lebih penting adalah
keahlian logistik dan manajemen umum pemasaran dan keuangan. Hal ini memungkinkan
suatu perusahaan yang telah melakukan ekspor dalam jangka waktu yang lama dapat terus
bertahan dalam pasar ekspor.
G. Motif Proaktif
Motif dari pihak manajemen sangat mempengaruhi kinerja ekspor suatu perusahaan.
Motif manajemen ini terdiri dari dua bagian, yaitu motif proaktif dan motif reaktif. Motif
proaktif adalah rangsangan keterlibatan dalam aktivitas perdagangan internasional, hal ini
disebabkan oleh besarnya permintaan terhadap produk ekspor di negara - negara industri.
Biasanya produk yang diekspor merupakan komoditi primer.
H. Motif Proaktif
Sedangkan motif reaktif adalah usaha perusahaan dalam merespon perubahan
lingkungan, misalnya laba, kekhasan produk, pajak dan biaya produksi (Baldauf, et al, 2000).
Motif ini lebih dilandasi oleh kelebihan produksi perusahaan dimana melakukan perdagangan
11. ekspor disebabkan oleh telah terpenuhinya pasar domestik. Menurut Pavord dan Bogard
(Schlegelmilch,et al, 1988) menyimpulkan bahwa motif dasar untuk mengekspor adalah telah
dipenuhinya pasar domestik dan menghasilkan perhatian manajer senior mengenai penurunan
penjualan domestik. Sedangkan Simpson (Schlegelmilch,et al, 1988) menemukan bahwa
tindakan melakukan ekspor merupakan sebagai alat untuk meningkatkan keuntungan ketika
terjadinya permintaan domestik mengalami penurunan.
I. Strategi Efisiensi Biaya
Menurut Porter (1994) mengemukakan ada tiga pilihan strategi generik yang sering
digunakan oleh suatu bisnis, yakni : differensial, cost leadership dan fokus. Strategi menekan
biaya produksi (cost leadership) mengharuskan perusahaan untuk menekan biaya serendah
mungkin dengan cara meningkatkan efisiensi operasi atau kualitas produk. Keunggulan biaya
merupakan satu dari dua jenis keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan yang berorientasi ekspor dapat mencapai dan mempertahankan keseluruhan
keunggulan biaya maka perusahaan akan memiliki kinerja diatas rata-rata dalam industrinya
dengan asumsi dapat menguasai harga rata-rata industri (Porter,1994).
Menurut Porter (1994) agar suatu perusahaan lebih unggul dari para pesaingnya, maka
perusahaan terus harus mampu memproduksi barang atau jasa sejenis dengan yang
diproduksi oleh pesaingnya dengan harga lebih murah. Agar perusahaaan mampu
menghasilkan barang atau jasa dengan biaya yang seminimum mungkin, maka haruslah
perusahaan tersebut bekerja dengan optimal.
Konsep Perdagangan Internasional
A. Teori Perdagangan Internasional
Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang mampu
memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Suatu
negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya, namun dilain pihak ada kebutuhan lain
yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan
dalam sumber daya alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain.
12. Kebutuhan demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan perdagangan.
Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia ini.
Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya perekonomian dunia,
maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian penting peranannya.
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu bagian dari analisa
ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam usaha peningkatan pendapatan
perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua negara telah melaksanakan perdagangan
internasional.
Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan
internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya dengan produksi
nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai contoh orang dapat mengukur
keterbukaan suatu perekonomian melalui peranan impor perekonomian berbeda dengan
perekonomian yang lain.
Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam proses
perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995) dalam Purwiyanta
(1996) :
“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’ that propelled
the development of today’s economically advanced nation during nineteenth and early
twentieth century. Rapidly expanding export market provided and additional stimulus to
growing local demands that led to establishment of large-scale manufacturing industries.
Together with a relatively stable political structure and flexible social institutions, these
increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth century to borrow
fund in the international capital market at very low interest rate. This capital accumulation in
turn stimulated further production, made possible increased imports, and led to more
diversified industrial structure.”
Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas dalam literatur-
literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh negara yang melakukan
perdagangan internasional berpeluang untuk meningkatkan aktivitas perekonomiannya.
Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-negara
berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan internasional memperluas pasar,
merangsang inovasi dan meningkatkan produktivitas; (2) perdagangan internasional
13. meningkatkan tabungan dan akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek
mendidik dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera baru
dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship.
Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme untuk mewujudkan
ketidak seragaman internasional (mechanism of international inequality). Melalui interaksi
berbagai kekuatan di pasar menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara
lainnya baik dalam hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita.
Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor, sering disebut
juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-development) artinya ekspor
memegang peranan utama dan signifikan terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah
satu alasannya barangkali adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai
pertumbuhan ekspor yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara
dengan kekuatan ekonomi yang besar.
TEORI EKONOMI KLASIK
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu di masa revolusi
industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi.
Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut aliran klasik, ekonomi liberal itu
disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah
penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk,
tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan.
Kemajuan teknologi mula-mula disebabkan oleh adanya akumulasi kapital atau dengan kata
lain kemajuan teknologi tergantung pada pertumbuhan kapital. Kecepatan pertumbuhan
kapital tergantung pada tinggi rendahnya tingkat keuntungan, sedangkan tingkat keuntungan
ini akan menurun setelah berlakunya hukum tambahan hasil yang semakin berkurang (low of
diminishing returus) karena sumber daya alam itu terbatas.
Teori-teori perkembangan dari beberapa pengamat aliran klasik, diantaranya adalah :
1. Francois Quesnay
2. John Locke
3. Adam Smith
4. David Ricardo
14. 5. Thomas Robert Malthus
6. John Stuart Mill
7. Lord Keynes
8. David Hume
1. Francois Quesnay
Francois Quesnay (diucapkan Kennay) terkenal sebagai pencipta model ekonomi pertama,
Tableau Economique, dan sebagai pemimpin physiocrats. Para pengikutnya menamakan diri
mereka sebagai physiocrat dari bahasa Perancis, physiocrate, yang berarti hukum alam (Rule
of Nature). Physiocrat ialah kelompok ekonom yang percaya kalau kemakmuran suatu negara
hanya bisa dicapai melalui agrikultur.
Quesnay memulai pendapatnya dengan asumsi bahwa ekonomi dapat digambarkan menurut
tiga kelas atau sektor yang berbeda. Pertama, sektor pertanian yang menghasilkan makanan,
bahan mentah dan hasil pertanian lainnya. Kedua, sektor manufaktur yang memproduksi
15. barang-barang pabrik seperti pakaian dan bangunan serta alat-alat yang diperlukan oleh
pertanian dan pekerja pabrik, beserta jasa. Ketiga, kelas pemilik tanah yang tidak
menghasilkan nilai ekonomi apa-apa, tetapi mereka memiliki klaim atas surplus output yang
dihasilkan dalam pertanian. Biaya sewa ini merepresantasikan pembayaran surplus kepada
pemilik tanah dan perdagangan ini kemudian dikenal sebagai Teori Sewa Physiocratic.
2. John Locke
Sumbangan John Locke untuk ekonomi adalah memberikan justifikasi pertama untuk
kepemilikan pribadi dan untuk pembatasan keterlibatan pemerintah dalam kegiatan
perekonomian. Locke juga memberi sumbangan pada teori uang dan tingkat suku bunga.
Sumbangan mengenai filosofinya yaitu, mengemukakan proporsi yang agak kontroversial
bahwa manusia mempunyai hak atas pekerjaan mereka dan atas hasil dari pekerjaannya itu,
mereka menerima tanah sebagai milik mereka secara sah dengan memadukan pekerjaan
mereka dengan tanah tersebut.
Uang atau modal diakui oleh Locke benar-benar merupakan hasil dari kerja sebelumnya. Jadi,
kepemilikan uang dapat dibenarkan karena orang-orang harus bekerja untuk
mendapatkannya. Uang juga membuat manusia dapat mengumpulkan kekayaan lebih banyak
lagi karena uang tidak rusak sebelum dikonsumsi. Selain itu, Locke berpendapat bahwa
16. properti pribadi memiliki nilai praktis karena ketika manusia diizinkan mengumpulkan
kekayaan maka mereka akan lebih produktif.
Locke menolak pedapat dari Josiah Child (Pertengahan abad ke-17) yang berpendapat bahwa
seharusnya negara membatasi tingkat suku bunga sampai 4%. Ia juga berpendapat bahwa
hukum riba (Usury Law) hanyalah redistribusi dari keuntungan antara pedagang dan pemberi
pinjaman, mereka tidak menguntungkan negara secara keseluruhan karena bunga tersebut
tidak meningkatkan peminjaman dan investasi. Locke menyimpulkan bahwa lebih baik bunga
dibiarkan sampai ke tingkat yang wajar (yang ditentukan oleh hukum permintaan dan
penawaran) ketimbang diterapkan oleh pemerintah.
Sumbangan yang kedua adalah bahwa Locke menolak usulan dari pemerintah Inggris untuk
pemecahan masalah uang logam yang terpotong atau terdepresiasi dengan mengurangi berat
dari logam mulia dalam semua uang logam, atau mendevaluasi mata uang nasional. Menurut
Locke, dengan mengurangi berat kandungan logam mulia, tidak akan membantu karena nilai
atau kekuatan pembayar dari uang ini ditentukan oleh kandungan peraknya. Menurunkan
nilai uang hanya akan membuat pedagang menginginkan lebih banyak mata uang untuk
ditukar dengan barang
3. Adam Smith
Menurut Adam Smith, untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya
17. spesialisasi atau pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian kerja
harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana
tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar.
Pasar harus seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi, sehingga perdagangan
internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah
luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.
Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat kumulatif artinya bila ada pasar yang dan
ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan menaikkan tingkat
produktivitas tenaga kerja.
4. David Ricardo
18. Menurut David Ricardo di dalam masyarakat ekonomi ada tiga golongan masyarakat, yaitu:
a) Golongan Kapital
b) Golongan Buruh
c) Golongan Tuan Tanah
a) Golongan Kapital
Adalah golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena
mereka selalu mencari keuntungan dan menginvestasikan kembali pendapatannya dalam
bentuk akumulasi kapital yang mengakibatkan naiknya pendapatan nasional.
19. b) Golongan Buruh
Golongan buruh ini tergantung pada golongan kapital dan merupakan golongan yang terbesar
dalam masyarakat.
c) Golongan tuan tanah
Mereka hanya memikirkan sewa saja dari golongan kapital atas areal tanah yang di
sewakan.
David Ricardo mengatakan bahwa bila jumlah penduduk bertambah terus dan akumulasi
kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang jumlahnya atau semakin
langka adanya.
5. Thomas Robert Malthus
Menurut Thomas Robert Malthus kenaikan jumlah penduduk yang terus menerus merupakan
unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan jumlah penduduk saja
tampa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain
20. sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan menaikan permintaan. Turunnya
biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong
mereka untuk terus berproduksi.
Menurut Thomas Robert Malthus untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya
kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus, sedangkan menurut J.B.Say
berkembang dengan hukum pasar, dimana dikatakan bahwa Supply Creates its own demand
yang artinya asal jumlah produksi bertambah maka secara otomatis permintaan akan ikut
bertambah pula karena pada hakekatnya kebutuhan manusia tidak terbatas.
6. John Stuart Mill
John Stuart Mill merupakan salah satu tokoh Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan
konsep kebebasan, yang dituangkan secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty.
Bukunya yang berkaitan dengan ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848
berupaya untuk memahami masalah ekonomi sebagai suatu masalah sosial. Masalah tentang
bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam
proses produksi, perlindungan terhadap produk dalam negeri dan perpesaing antar produk,
21. maupun masalah distribusi melalui instrument uang dan kredit (mikhael dua,2008).
Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus,
dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan
sumber yang tetap.
Universalime etis merupakan konsep utilitariannya yang lebih mengedepankan kepada
kebahagiaan orang lain, dimana disanalah moralitas utilitarian dibangun oleh Mill. Prinsip
tersebut memang cukup relevan dalam hal aktifitas ekonomi, disamping Mill menerima pasar
bebas Adam Smith, namun usaha untuk memperhatikan kebahagiaan orang lain dalam hal
persaingan ekonomi pasar, menjadi agenda Mill. Kondisi pasar bebas yang cenderung
bersikap egoisme sentris, berusaha ditekan Mill dengan pemberlakuan nilai moralitas
bersama, dimana prinsip kebahagiaan harus dirasakan oleh setiap pemain pasar, pelaku usaha,
produsen, distribusi, hingga tataran konsumen. Pasar bebas memang cenderung melahirkan
kondisi menang-kalah, namun diantara dua belah pihak diharapkan harus tetap mampu
menjalin hubungan yang kelak melahirkan kebahagiaan bersama, yang merupakan
konsekuensi atas universalisme etis ala John Stuart Mill.
7. DAVID HUME
22. Sebagai seorang ahli ekonomi Hume menyumbang teori uang dan teori perdagangan
nasional. Ia menganalisis dampak uang terhadap tingkat suku bunga, kegiatan ekonomi, dan
harga. Ia juga menjelaskan bagaimana dan mengapa negara-negara tidak mungkin mengalami
ketidakseimbangan perdagangan dalam jangka waktu yang lama.
TEORI KARL MARX (Pertumbuhan dan kehancuran)
Sejarah Perkembangan Masyarakat
Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan masyarakat
dimana perkembangan itu melalui lima tahap.
1. Masyarakat Primitif
2. Masyarakat Perbudakan
3. Masyarakat Feodal
4. Masyarakat Kapitalis
23. 5. Masyarakat Sosial
1. Masyarakat komunal primitive (Primitive Conmund)
Dalam tahap ini masyarakat menggunakan alat-alat untuk bekerja yang sifatnya masih sangat
sederhana. Alat-alat ini bukan milik perseorangan tetapi milik komunal (milik bersama).
Dalam masyarakat ini tidak ada surplus produksi di atas konsumsi karena orang yang
membuat sendiri barang-barang atas kebutuhan sendiri, tetapi makin lama orang sedikit demi
sedikit mengetahui alat-alat produksi yang lebih baik. Perbaikan dalam alat-alat produksi
menyebabkan adanya perubahan-perubahan sosial dan kemudian terjadi pembagian kerja
dalam produksi.
2. Masyarakat Perbudakan
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan orang-orang
yang hanya bekerja untuk mereka merupakan dasar terbentuknya masyarakat perbudakan.
Dengan cara seperti ini keuntungan para pemilik alat produksi semakin besar karena budak-
budak hanya diberi sekedar nafka supaya dapat bekerja.
3. Masyarakat Feodal
Masyarakat feodal ini merupakan masyarakat baru yaitu dimana kaum bangsawan memiliki
alat-alat produksi yang paling utama yaitu tanah dan para petani kebanyakan terdiri dari
bekas budak yang dibebaskan. Mereka mengerjakan tanah itu untuk kaum feodal dan setelah
itu baru tanah miliknya sendiri dapat dikerjakan
Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul
“Wealth ofNations” yang terbit tahun 1776. Pada intinya, teori ini mengemukakan bahwa
suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi suatu barang, jika
negara itu mampu memproduksi barang tersebut dengan biaya lebih rendah dibanding negara
lain. Jika negara tersebut sepakat melakukan perdagangan internasional dengan negara lain,
maka sebaiknya negara tersebut hanya memproduksi dan mengekspor barang-barang yang
memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) dan mengimpor barang-barang yang tidak
memiliki keunggulan mutlak (absolute disadvantage).
24. Keunggulan mutlak bisa diartikan sebagai keunggulan yang dimiliki suatu negara karena
memiliki keistimewaan. Contohnya suatu negara memiliki kekayaan alam dan keahlian
penduduk sehingga dapat memproduksi barang tertentu dengan biaya lebih murah dibanding
negara lain terhadap produk yang sama.
2. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif dikemukakan oleh David Ricardo. Teori ini merupakan
pelengkap dari teori keunggulan mutlak. Teori keunggulan mutlak memiliki kelemahan,
karena tidak dapat menjelaskan mengapa suatu negara yang sama sekali tidak memiliki
keunggulan mutlak atas suatu produk, tetap bisa menjual (mengekspor) produknya ke negara
lain. Teori keunggulan komparatif bisa menjawab pertanyaan tersebut.
TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-
negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
25. Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study
empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur
perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan
dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
26. Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka
ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah
faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada
asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth
yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan
harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi
tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya
semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan
(trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor
yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan
yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau tindakan
yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi
internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
27. Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan transaksinya dari
neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti
kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih banyak lainnya. (baca
juga : faktor penawaran uang , Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah
terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada pengawasan
terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas
modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran internasional)
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu
berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan
meiliter kepada negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank
Indonesia)
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara
lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer.
(Baca juga : tindakan ekonomi rasional )
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan
kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh
keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat
konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya
28. kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. (Baca juga
: manfaat kerjasama ekonomi antar negara –kebutuhan dasar manusia)
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi
internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami
perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari
perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan
keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-
barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan dumping. (Baca juga : prinsip-prinsip
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari)
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi
internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan
mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan
kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing atau
devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika
pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya
kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun
lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa
namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. (baca juga :manfaat ekonomi
kreatif)
5. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara
mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan
masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau
diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :
29. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri yang
masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga : manfaat ekonomi manajerial)
Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan
hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.
Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga :manfaat ekspor impor)
Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang
telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana
bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam
negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif
biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk
menambah jumlah pemasukanfungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak
adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika
sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan
aturan yang ada. (baca juga: Hubungan Pasar Uang dan Pasar Modal dalam
Perekonomian , fungsi asli uang)
Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang telah
melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut
memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni
transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum
menuju negara tujuannya.
Bea impor
30. Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai
dengan aturan yang berlaku. (baca juga : manfaat ekonomi internasioal , Ruang Lingkup
Ekonomi Moneter)
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang-
barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-
batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :
Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang
impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan
oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian
dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu
sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri
dalam negeri agar tetap bisa bersaing. (Baca Juga: Perbedaan Bank Konvensional dan Bank
Syariah , Prinsip Kegiatan Usaha Perbankan)
Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam
komoditas perdagangan penting.
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil dari
alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual
dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih
murah. Contoh subsidi BBM. (baca juga : fungsi pasar uang , Resiko Investasi di Pasar Uang)
4. Dumping
31. Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang-
barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual dalam negeri.
Artikel terkait :
fungsi pajak dalam pembangunan
jenis-jenis pajak penghasilan
jenis pajak daerah