SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
GRAVIMETRI
Dasar
pengukuran berat dari analit/senyawa yg diketahui
mengandung analit.
Metode:
1. Pengendapan: analit (spesi yg mengandung analit) dijadikan
endapan. Prosesnya pelarutan
filtrat Endapan
cu
Pelarut
pencuci
Endapan
kering
Dibakar
suhu tinggi
saring
Produk
komposisi
pasti
Komposisi
diketahui
2. Penguapan:
Penentuan tidak langsung :
dihitung sebagai kehilangan berat ↔ berat produk.
analit
dipanaskan
uap Produk
dekomposisi
berupa uap
Dikumpulkan
ditimbang
produk
Sifat endapan
• Dalam Gravimetri, endapan yanng diinginkan :
Ukuran partikel besar (mudah disaring, dicuci, pengotor sedikit)
• Reagen pengendap reaksi spesifik untuk analit jadi endapan:
 Kelarutan endapan <<
 Mudah dicuci, disaring, bebas kontaminan
 Komposisi endapan diketahui
o Faktor yang menentukan ukuran endapan:
 Komposisi kimia endapan
 Komposisi pembentukan endapan, bisa dikontrol melalui :
 Kelarutan endapan dalam media pembentukan endapan
 Suhu
 Konsentrasi reaktan
• Konsep Von Weimarn:
Q = konsentrasi zat pada saat pencampuran
S = kelarutan pada saat setimbang
Jika : (Q-S)/S besar  endapan koloid
(Q-S)/S kecil  endapan kristal
Langkah –langkah pembentukan endapan:
1. Pembentukan inti
2. Pertumbuhan inti
Jika kecepatan pembentukan inti > pertumbuhan inti koloid
Jika kecepatan pembentukan inti < pertumbuhan inti kristal
Keadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /SKeadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /S
Hubungan kedua faktor tsb dengan (Q-S)/S adalah:
 Hubungan antara pembentukan inti akan bertambah besar
secara eksponensial dengan bertambahnya (Q-S)/S
 Hubungan antara pertumbuhan inti adalah linier dengan (Q-S)/S
artinya bila:
(Q-S)/S >> , pembentukan inti dominanendapan halus, koloid
(Q-S)/S << , pertumbuhan inti dominanendapan kasar, kristal
Dalam percobaan, maka kondisi yang diatur adalah:
 (Q-S)/S << , maka Q < : larutan encer & penambahan dilakukan
perlahan-lahan.
S> ;dipanaskan, diasamkan (S>, zat pengotor
larut)
• Pembentukan endapan AgCl dari reaksi AgNO3 dengan NaCl
•
 Ag+
+ Cl-
AgCl(s)
 Ag+
berlebih endapan muatan positif , karena endp AgCl(s)
menyerap Ag+
 bila ditambah Cl- sampai ekivalen (terjadi koagulasi)terjadi
penetralan muatanmuatan endapan paling kecil
terbentuk koagulasi
 Cl- ditambah berlebih  terbentuk lagi endapan koloid yang
bermuatan negatif
H+ H+
Na+ Na Na+
H+ H+
Na+ Na+
H+ H+
AgClAgCl
• Adsorpsi ion > dengan naiknya konsentrasi ion yg diadsorp
mencapai keadaan jenuh.
• Ion-ion Cl- yang diserap lapisan primer
• Ion-ion Na+  counter ion  lapisan sekunder
“Koagulasi”
 Bila terjadi, maka dilakukan :
-pemanasan ∑ ion yg diserap/ partikel <
- penambahan konsentrasi elektrolit (penetralan
muatan) lebih efektif
“Peptisasi”
Koloid yang mengkoagulasi  kembali ke keadaan terdispersi.
Terjadi akibat pencucian dg air murni elektrolit ikut hilang
Elektrical
doubel layer
• Pencegahannya: pencucian endapan dengan menambah
elektrolit yg mudah menguap
misalnya ditambah HNO3  diharapkan waktu pencucian,
pengotor hilang & dan waktu endapan dipanaskan,
elektrolitnya menguap.
Kondisi percobaan:
 Diendapkan dlm keadaan panas, aduk lalu ditambah elektrolit
 koagulasi
 Biarkan endapan kontak dg larutan induk (±1 jam) 
digestion/endapan dicerna  karena air yg terikat lemah
pada endapan keluar  endapan lebih mampat  endapan
mudah disaring.
 Sasaran digestion  memperbesar ukuran endapan
 Cuci endapan dg larutan elektrolit yg mudah menguap
• Endapan kristal
 Lebih mudah disaring & dimurnikan
 Dilakukan proses digestion  endapan lebih murni dan kasar
“kopresipitasi”
 Senyawa yg seharusnya larut tapi ikut mengendap
 Jenisnya:
 Adsorpsi permukaan
 Pembetukan kristal campur
 Oklusi
 Terperangkap secara mekanis
Kesetimbangan padat larutan
Kecepatan pertumbuhan kristal
terlalu cepat
 Adsorpsi permukaan
- Terutama terjadi pada endapan koloid
- Misal AgNO3 kopresipitasi dengan AgCl
 Represipitasi / pengendapan ulang
-endapan dilarutkan lagi setelah disaring  konsetrasi pengotor kecil,
diendapkan lagi.
Tujuan untuk memperoleh endapan yg kemurniannya tinggi
 Pembentukan kristal campur
-terjadi karena ion pada kristal diganti oleh ion lain yg ukuran &
muatannya hampir sama
Contoh : BaSO4 dikotori PbSO4 /SrSO4
CdS dikotori MnS
Makin besar [pengotor]/[analit], maka pembentukan kristal campuran makin
besar pengotor harus dipisahkan dulu, caranya?
 Oklusi & terperangkap secara mekanis
 Oklusi : counter ion yang terjebak dalam kristal yang tumbuh
 Terperangkap secara mekanis: pertumbuhan beberapa kristal
menjadi satu  tetesan larutan terjebak
o Sensitivitas & akurasi Gravimetri, ditentukan oleh
 Kelarutan dari endapan. Bila S>, saat dicuci akan hilang banyak.
 Kopresipitasi, makin banyak kopresipitasi yg terjasdi kesalahan
makin besar
 Jumlah endapan yg diperoleh --> bila meeaksikan endapan dalam
jumlah kecil, maka makin banyak kesalahan ( dari penimbangan)
 Bila konsentrasi analat kurang dari 1% maka jangan menggunkan
gravimetri
• Penggunaan reagen pengendap organik:
 α nitroso β naphtol ( untuk Co)
 Dimethil glioksim (untuk Ni)
 8-hidroksi quinolin ( untuk banyak logam)
keuntungan reagen tersebut:
reagen tsb lebih selektif dan dapat membentuk produk yg tak
larut melalui:
• Pembentukan senyawa koordinasi ( pembentukan kelat dgn
logam), sifatnya non polar ( kelarutan dalam air kecil) & sifat
pembasahannya dalam air mudah dikeringkan
• Pembentukan ikatan ionik antara logam dan reagen organik
Perhitungan dalam gravimetri
• Hubungan stoikiometri:
Persamaan reaksi yang setara  perbandingan koefisien
menggambarkan dalam mol antara zat-zat yang bereaksi
dengan produk == > perbandingan stoikiometri
Berat zat yg ditentukan dalam percobaan diubah menjadi
spesies lain secara kimia yg ekivalen dengan zat asal . Perlu
konversi 3 tahap.
X X X =
(mg/g),metrik metrikmassa kimia massa kimia metrik metrik
Kuanti
yg di
ukur
Kuanti
yg di
ukur
Faktor
konversi
Faktor
stoikio
metri
Faktor
konversi
Kuanti
yg
dicari
Kuanti
yg
dicari
Faktor gravimetri
(FG)
Faktor gravimetri
(FG)

More Related Content

What's hot

Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
Indriati Dewi
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
Tillapia
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
reza_kaligis
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
wd_amaliah
 

What's hot (20)

Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Aplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometriAplikasi titrasi argentometri
Aplikasi titrasi argentometri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Volumetri
VolumetriVolumetri
Volumetri
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Titrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuniTitrasi Balik bu yuni
Titrasi Balik bu yuni
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Tabulasi kation
Tabulasi kationTabulasi kation
Tabulasi kation
 
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2  Potensial kimia pptKimia fisik 2  Potensial kimia ppt
Kimia fisik 2 Potensial kimia ppt
 

Similar to Gravimetri ppt

10 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp0210 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
Indriati Dewi
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisi
gatotwah
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003
asterias
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
wd_amaliah
 

Similar to Gravimetri ppt (20)

GRAVIMETRI_ppt.ppt
GRAVIMETRI_ppt.pptGRAVIMETRI_ppt.ppt
GRAVIMETRI_ppt.ppt
 
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp0210 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Gravimetri revisi
Gravimetri revisiGravimetri revisi
Gravimetri revisi
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Cu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetriCu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetri
 
Analisis Gravimetri untuk jurusan kesehatan
Analisis Gravimetri untuk jurusan kesehatanAnalisis Gravimetri untuk jurusan kesehatan
Analisis Gravimetri untuk jurusan kesehatan
 
Gravimetri
GravimetriGravimetri
Gravimetri
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
 
Permukaan 2003
Permukaan 2003Permukaan 2003
Permukaan 2003
 
Gravimetri
GravimetriGravimetri
Gravimetri
 
Analisa Gravimetri.pptx
Analisa Gravimetri.pptxAnalisa Gravimetri.pptx
Analisa Gravimetri.pptx
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
 
Tugas gravimetri
Tugas gravimetriTugas gravimetri
Tugas gravimetri
 
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
Sifat Koligatif Larutan (Kimia Kelas XII)
 

More from Billqis yh (20)

Ppt aha 3
Ppt aha 3Ppt aha 3
Ppt aha 3
 
Aha 2
Aha 2Aha 2
Aha 2
 
Ppt aha
Ppt ahaPpt aha
Ppt aha
 
Perc 4
Perc 4Perc 4
Perc 4
 
Percobaan vi
Percobaan viPercobaan vi
Percobaan vi
 
Perc 6
Perc 6Perc 6
Perc 6
 
Percobaan i
Percobaan iPercobaan i
Percobaan i
 
Perc 1
Perc 1Perc 1
Perc 1
 
Percobaan ii
Percobaan iiPercobaan ii
Percobaan ii
 
Perc 2
Perc 2Perc 2
Perc 2
 
Percobaan iii
Percobaan iiiPercobaan iii
Percobaan iii
 
Perc 3
Perc 3Perc 3
Perc 3
 
Perc 5
Perc 5Perc 5
Perc 5
 
101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1101546 kinetika adsorpsi 1
101546 kinetika adsorpsi 1
 
Percobaan viii
Percobaan viiiPercobaan viii
Percobaan viii
 
3. kinetika reaksi
3. kinetika reaksi3. kinetika reaksi
3. kinetika reaksi
 
Percobaan iii (belerang)
Percobaan iii (belerang)Percobaan iii (belerang)
Percobaan iii (belerang)
 
Sifat asam sulfat
Sifat asam sulfatSifat asam sulfat
Sifat asam sulfat
 
Ppt kimia anorganik
Ppt kimia anorganikPpt kimia anorganik
Ppt kimia anorganik
 
Ppt anorganik
Ppt anorganikPpt anorganik
Ppt anorganik
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 

Gravimetri ppt

  • 2. Dasar pengukuran berat dari analit/senyawa yg diketahui mengandung analit. Metode: 1. Pengendapan: analit (spesi yg mengandung analit) dijadikan endapan. Prosesnya pelarutan filtrat Endapan cu Pelarut pencuci Endapan kering Dibakar suhu tinggi saring Produk komposisi pasti Komposisi diketahui
  • 3. 2. Penguapan: Penentuan tidak langsung : dihitung sebagai kehilangan berat ↔ berat produk. analit dipanaskan uap Produk dekomposisi berupa uap Dikumpulkan ditimbang produk
  • 4. Sifat endapan • Dalam Gravimetri, endapan yanng diinginkan : Ukuran partikel besar (mudah disaring, dicuci, pengotor sedikit) • Reagen pengendap reaksi spesifik untuk analit jadi endapan:  Kelarutan endapan <<  Mudah dicuci, disaring, bebas kontaminan  Komposisi endapan diketahui o Faktor yang menentukan ukuran endapan:  Komposisi kimia endapan  Komposisi pembentukan endapan, bisa dikontrol melalui :  Kelarutan endapan dalam media pembentukan endapan  Suhu  Konsentrasi reaktan
  • 5. • Konsep Von Weimarn: Q = konsentrasi zat pada saat pencampuran S = kelarutan pada saat setimbang Jika : (Q-S)/S besar  endapan koloid (Q-S)/S kecil  endapan kristal Langkah –langkah pembentukan endapan: 1. Pembentukan inti 2. Pertumbuhan inti Jika kecepatan pembentukan inti > pertumbuhan inti koloid Jika kecepatan pembentukan inti < pertumbuhan inti kristal Keadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /SKeadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /S
  • 6. Hubungan kedua faktor tsb dengan (Q-S)/S adalah:  Hubungan antara pembentukan inti akan bertambah besar secara eksponensial dengan bertambahnya (Q-S)/S  Hubungan antara pertumbuhan inti adalah linier dengan (Q-S)/S artinya bila: (Q-S)/S >> , pembentukan inti dominanendapan halus, koloid (Q-S)/S << , pertumbuhan inti dominanendapan kasar, kristal Dalam percobaan, maka kondisi yang diatur adalah:  (Q-S)/S << , maka Q < : larutan encer & penambahan dilakukan perlahan-lahan. S> ;dipanaskan, diasamkan (S>, zat pengotor larut)
  • 7.
  • 8. • Pembentukan endapan AgCl dari reaksi AgNO3 dengan NaCl •  Ag+ + Cl- AgCl(s)  Ag+ berlebih endapan muatan positif , karena endp AgCl(s) menyerap Ag+  bila ditambah Cl- sampai ekivalen (terjadi koagulasi)terjadi penetralan muatanmuatan endapan paling kecil terbentuk koagulasi  Cl- ditambah berlebih  terbentuk lagi endapan koloid yang bermuatan negatif H+ H+ Na+ Na Na+ H+ H+ Na+ Na+ H+ H+ AgClAgCl
  • 9. • Adsorpsi ion > dengan naiknya konsentrasi ion yg diadsorp mencapai keadaan jenuh. • Ion-ion Cl- yang diserap lapisan primer • Ion-ion Na+  counter ion  lapisan sekunder “Koagulasi”  Bila terjadi, maka dilakukan : -pemanasan ∑ ion yg diserap/ partikel < - penambahan konsentrasi elektrolit (penetralan muatan) lebih efektif “Peptisasi” Koloid yang mengkoagulasi  kembali ke keadaan terdispersi. Terjadi akibat pencucian dg air murni elektrolit ikut hilang Elektrical doubel layer
  • 10. • Pencegahannya: pencucian endapan dengan menambah elektrolit yg mudah menguap misalnya ditambah HNO3  diharapkan waktu pencucian, pengotor hilang & dan waktu endapan dipanaskan, elektrolitnya menguap. Kondisi percobaan:  Diendapkan dlm keadaan panas, aduk lalu ditambah elektrolit  koagulasi  Biarkan endapan kontak dg larutan induk (±1 jam)  digestion/endapan dicerna  karena air yg terikat lemah pada endapan keluar  endapan lebih mampat  endapan mudah disaring.  Sasaran digestion  memperbesar ukuran endapan  Cuci endapan dg larutan elektrolit yg mudah menguap
  • 11. • Endapan kristal  Lebih mudah disaring & dimurnikan  Dilakukan proses digestion  endapan lebih murni dan kasar “kopresipitasi”  Senyawa yg seharusnya larut tapi ikut mengendap  Jenisnya:  Adsorpsi permukaan  Pembetukan kristal campur  Oklusi  Terperangkap secara mekanis Kesetimbangan padat larutan Kecepatan pertumbuhan kristal terlalu cepat
  • 12.  Adsorpsi permukaan - Terutama terjadi pada endapan koloid - Misal AgNO3 kopresipitasi dengan AgCl  Represipitasi / pengendapan ulang -endapan dilarutkan lagi setelah disaring  konsetrasi pengotor kecil, diendapkan lagi. Tujuan untuk memperoleh endapan yg kemurniannya tinggi  Pembentukan kristal campur -terjadi karena ion pada kristal diganti oleh ion lain yg ukuran & muatannya hampir sama Contoh : BaSO4 dikotori PbSO4 /SrSO4 CdS dikotori MnS Makin besar [pengotor]/[analit], maka pembentukan kristal campuran makin besar pengotor harus dipisahkan dulu, caranya?
  • 13.  Oklusi & terperangkap secara mekanis  Oklusi : counter ion yang terjebak dalam kristal yang tumbuh  Terperangkap secara mekanis: pertumbuhan beberapa kristal menjadi satu  tetesan larutan terjebak o Sensitivitas & akurasi Gravimetri, ditentukan oleh  Kelarutan dari endapan. Bila S>, saat dicuci akan hilang banyak.  Kopresipitasi, makin banyak kopresipitasi yg terjasdi kesalahan makin besar  Jumlah endapan yg diperoleh --> bila meeaksikan endapan dalam jumlah kecil, maka makin banyak kesalahan ( dari penimbangan)  Bila konsentrasi analat kurang dari 1% maka jangan menggunkan gravimetri
  • 14. • Penggunaan reagen pengendap organik:  α nitroso β naphtol ( untuk Co)  Dimethil glioksim (untuk Ni)  8-hidroksi quinolin ( untuk banyak logam) keuntungan reagen tersebut: reagen tsb lebih selektif dan dapat membentuk produk yg tak larut melalui: • Pembentukan senyawa koordinasi ( pembentukan kelat dgn logam), sifatnya non polar ( kelarutan dalam air kecil) & sifat pembasahannya dalam air mudah dikeringkan • Pembentukan ikatan ionik antara logam dan reagen organik
  • 15. Perhitungan dalam gravimetri • Hubungan stoikiometri: Persamaan reaksi yang setara  perbandingan koefisien menggambarkan dalam mol antara zat-zat yang bereaksi dengan produk == > perbandingan stoikiometri Berat zat yg ditentukan dalam percobaan diubah menjadi spesies lain secara kimia yg ekivalen dengan zat asal . Perlu konversi 3 tahap. X X X = (mg/g),metrik metrikmassa kimia massa kimia metrik metrik Kuanti yg di ukur Kuanti yg di ukur Faktor konversi Faktor stoikio metri Faktor konversi Kuanti yg dicari Kuanti yg dicari