Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Dasar
pengukuran berat dari analit/senyawa yg diketahui
mengandung analit.
Metode:
1. Pengendapan: analit (spesi yg mengandung analit) dijadikan
endapan. Prosesnya pelarutan
filtrat Endapan
cu
Pelarut
pencuci
Endapan
kering
Dibakar
suhu tinggi
saring
Produk
komposisi
pasti
Komposisi
diketahui
3. 2. Penguapan:
Penentuan tidak langsung :
dihitung sebagai kehilangan berat â berat produk.
analit
dipanaskan
uap Produk
dekomposisi
berupa uap
Dikumpulkan
ditimbang
produk
4. Sifat endapan
âĸ Dalam Gravimetri, endapan yanng diinginkan :
Ukuran partikel besar (mudah disaring, dicuci, pengotor sedikit)
âĸ Reagen pengendapī reaksi spesifik untuk analit jadi endapan:
īŧ Kelarutan endapan <<
īŧ Mudah dicuci, disaring, bebas kontaminan
īŧ Komposisi endapan diketahui
o Faktor yang menentukan ukuran endapan:
ī Komposisi kimia endapan
ī Komposisi pembentukan endapan, bisa dikontrol melalui :
īŧ Kelarutan endapan dalam media pembentukan endapan
īŧ Suhu
īŧ Konsentrasi reaktan
5. âĸ Konsep Von Weimarn:
Q = konsentrasi zat pada saat pencampuran
S = kelarutan pada saat setimbang
Jika : (Q-S)/S besar ī endapan koloid
(Q-S)/S kecil ī endapan kristal
Langkah âlangkah pembentukan endapan:
1. Pembentukan inti
2. Pertumbuhan inti
Jika kecepatan pembentukan inti > pertumbuhan inti ī koloid
Jika kecepatan pembentukan inti < pertumbuhan inti ī kristal
Keadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /SKeadaan lewat jenuh relatif = (Q-S) /S
6. Hubungan kedua faktor tsb dengan (Q-S)/S adalah:
ī§ Hubungan antara pembentukan inti akan bertambah besar
secara eksponensial dengan bertambahnya (Q-S)/S
ī§ Hubungan antara pertumbuhan inti adalah linier dengan (Q-S)/S
artinya bila:
(Q-S)/S >> , pembentukan inti dominanī endapan halus, koloid
(Q-S)/S << , pertumbuhan inti dominanī endapan kasar, kristal
Dalam percobaan, maka kondisi yang diatur adalah:
īŧ (Q-S)/S << , maka Q < : larutan encer & penambahan dilakukan
perlahan-lahan.
S> ;dipanaskan, diasamkan (S>, zat pengotor
larut)
7.
8. âĸ Pembentukan endapan AgCl dari reaksi AgNO3 dengan NaCl
âĸ
ī Ag+
+ Cl-
AgCl(s)
ī Ag+
berlebih ī endapan muatan positif , karena endp AgCl(s)
menyerap Ag+
ī bila ditambah Cl- sampai ekivalen (terjadi koagulasi)ī terjadi
penetralan muatanī muatan endapan paling kecilī
terbentuk koagulasi
ī Cl- ditambah berlebih ī terbentuk lagi endapan koloid yang
bermuatan negatif
H+ H+
Na+ Na Na+
H+ H+
Na+ Na+
H+ H+
AgClAgCl
9. âĸ Adsorpsi ion > dengan naiknya konsentrasi ion yg diadsorp
ī mencapai keadaan jenuh.
âĸ Ion-ion Cl- yang diserap ī lapisan primer
âĸ Ion-ion Na+ ī counter ion ī lapisan sekunder
âKoagulasiâ
ī§ Bila terjadi, maka dilakukan :
-pemanasan ī â ion yg diserap/ partikel <
- penambahan konsentrasi elektrolit (penetralan
muatan)ī lebih efektif
âPeptisasiâ
Koloid yang mengkoagulasi ī kembali ke keadaan terdispersi.
Terjadi akibat pencucian dg air murniī elektrolit ikut hilang
Elektrical
doubel layer
10. âĸ Pencegahannya: pencucian endapan dengan menambah
elektrolit yg mudah menguap
misalnya ditambah HNO3 ī diharapkan waktu pencucian,
pengotor hilang & dan waktu endapan dipanaskan,
elektrolitnya menguap.
Kondisi percobaan:
īŧ Diendapkan dlm keadaan panas, aduk lalu ditambah elektrolit
ī koagulasi
īŧ Biarkan endapan kontak dg larutan induk (Âą1 jam) ī
digestion/endapan dicerna ī karena air yg terikat lemah
pada endapan keluar ī endapan lebih mampat ī endapan
mudah disaring.
īŧ Sasaran digestion ī memperbesar ukuran endapan
īŧ Cuci endapan dg larutan elektrolit yg mudah menguap
11. âĸ Endapan kristal
īŧ Lebih mudah disaring & dimurnikan
īŧ Dilakukan proses digestion ī endapan lebih murni dan kasar
âkopresipitasiâ
īŧ Senyawa yg seharusnya larut tapi ikut mengendap
īŧ Jenisnya:
ī Adsorpsi permukaan
ī Pembetukan kristal campur
ī Oklusi
ī Terperangkap secara mekanis
Kesetimbangan padat larutan
Kecepatan pertumbuhan kristal
terlalu cepat
12. ī Adsorpsi permukaan
- Terutama terjadi pada endapan koloid
- Misal AgNO3 kopresipitasi dengan AgCl
ī Represipitasi / pengendapan ulang
-endapan dilarutkan lagi setelah disaring ī konsetrasi pengotor kecil,
diendapkan lagi.
Tujuan untuk memperoleh endapan yg kemurniannya tinggi
ī Pembentukan kristal campur
-terjadi karena ion pada kristal diganti oleh ion lain yg ukuran &
muatannya hampir sama
Contoh : BaSO4 dikotori PbSO4 /SrSO4
CdS dikotori MnS
Makin besar [pengotor]/[analit], maka pembentukan kristal campuran makin
besarī pengotor harus dipisahkan dulu, caranya?
13. ī Oklusi & terperangkap secara mekanis
ī§ Oklusi : counter ion yang terjebak dalam kristal yang tumbuh
ī§ Terperangkap secara mekanis: pertumbuhan beberapa kristal
menjadi satu ī tetesan larutan terjebak
o Sensitivitas & akurasi Gravimetri, ditentukan oleh
īŧ Kelarutan dari endapan. Bila S>, saat dicuci akan hilang banyak.
īŧ Kopresipitasi, makin banyak kopresipitasi yg terjasdiī kesalahan
makin besar
īŧ Jumlah endapan yg diperoleh --> bila meeaksikan endapan dalam
jumlah kecil, maka makin banyak kesalahan ( dari penimbangan)
īŧ Bila konsentrasi analat kurang dari 1% maka jangan menggunkan
gravimetri
14. âĸ Penggunaan reagen pengendap organik:
īŧ Îą nitroso β naphtol ( untuk Co)
īŧ Dimethil glioksim (untuk Ni)
īŧ 8-hidroksi quinolin ( untuk banyak logam)
keuntungan reagen tersebut:
reagen tsb lebih selektif dan dapat membentuk produk yg tak
larut melalui:
âĸ Pembentukan senyawa koordinasi ( pembentukan kelat dgn
logam), sifatnya non polar ( kelarutan dalam air kecil) & sifat
pembasahannya dalam air mudah dikeringkan
âĸ Pembentukan ikatan ionik antara logam dan reagen organik
15. Perhitungan dalam gravimetri
âĸ Hubungan stoikiometri:
Persamaan reaksi yang setara ī perbandingan koefisien
menggambarkan dalam mol antara zat-zat yang bereaksi
dengan produk == > perbandingan stoikiometri
Berat zat yg ditentukan dalam percobaan diubah menjadi
spesies lain secara kimia yg ekivalen dengan zat asal . Perlu
konversi 3 tahap.
X X X =
(mg/g),metrik metrikī massa kimia massa kimiaī metrik metrik
Kuanti
yg di
ukur
Kuanti
yg di
ukur
Faktor
konversi
Faktor
stoikio
metri
Faktor
konversi
Kuanti
yg
dicari
Kuanti
yg
dicari