Dokumen tersebut membahas tentang hipoglikemia yang merupakan penurunan kadar glukosa darah di bawah normal. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian insulin atau obat diabetes yang berlebihan, kelainan pankreas atau kelenjar lain, serta faktor lain seperti olahraga berlebihan. Gejala hipoglikemia dapat bervariasi dari ringan hingga parah seperti koma, yang membutuhkan penanganan se
2. PENGERTIAN
WHIPPLE’S TRIAD
Terdapat gejala-gejala hipoglikemia, kadar glukosa darah yang rendah,
gejala berkurang dengan pengobatan
HIPOGLIKEMIA adalah penurunan konsentrasi glukosa
serum < 70 mg/dl dengan atau tanpa adanya gejala-gejala
sistem otonom (PERKENI, 2015).
HIPOGLIKEMIA kadar glukosa di bawah 50 hingga 60 mg/dl
(2,7 hingga 3,3mmol/L) (Brunner & Suddarth, 2015).
3. EPIDEMIOLOGI
www.themegallery.com
Company Logo
HIPOGLIKEMIA lebih sering terjadi pada pasien DM Tipe 1
dibandingkan pasien DM Tipe 2
Studi Diabetes Control and Complication
Trial (DCCT) mengungkap bahwa proporsi
hipoglikemia berat pada pasien yang
mendapatkan terapi insulin konvensional
dibandingkan terapi insulin intensif, masing-
masing adalah 35% vs 65% (Bussel, J.B. et al.,
2015)
4. Hipoglikemia pada populasi diabetik masih terbatas
Penelitian tentang prevalensi komplikasi akut dan kronik T2DM di Bali
melaporkan bahwa prevalensi hipoglikemia pada 106 partisipan penelitian
mencapai 17%. Kejadian hipoglikemia juga lebih banyak dialami pada
pasien T2DM yang mendapat terapi insulin dibandingkan yang mendapat
obat diabetes oral maupun modifikasi diet saja (44% vs 33% vs 22%)
(Satriawibawa, I.W.E & Saraswati, M.R., 2012)
5. Angka mortalitas meningkat pada pasien yang
mengalami hipoglikemia selama terapi glikemik
intensif pada suatu uji klinis terkontrol pada populasi
T2DM maupun pasien dengan sakit kritis
(The Action to Control Cardiovascular Risk in Diabetes Study Group, 2008)
Pasien dengan T2DM yang mendapat terapi glikemik
intensif memiliki jumlah episode hipoglikemik yang
lebih tinggi dalam kurun waktu 7 hari sebelum
pemantauan selama 4 bulan dibandingkan pasien yang
mendapat terapi dengan target glikemik standar (1,06
vs 0,24 episode)
(NICE-SUGAR Study Investigators, 2009)
6. ETIOLOGI
HIPOGLIKEMIA bisa disebabkan oleh:
Pelepasan insulin yang berlebihan oleh
pankreas
Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu
tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula
darahnya
Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar
adrenal
Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau
pembentukan glukosa di hati.
7. Faktor predisposisi
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
Pengurangan / keterlambatan makan
Kesalahan dosis obat
Latihan jasmani yang berlebihan
Perubahan tempat suntikan insulin
Penurunan kebutuhan insulin
Penyembuhan dari penyakit
Nefropati diabetik
Penyakit Addison
Hipotirodisme
Hipopituitarisme
Hari-hari pertama persalinan
Penyakit hati berat
Gastroparesis diabetik
8. Faktor predisposisi
Faktor-faktor yang berkaitan dengan tindakan
medis
Pengendalian glukosa darah yang ketat
Pemberian obat-obat yang mempunyai potensi
hipogliklemik
Penggantian jenis insulin
13. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula
darah mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia
ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil
pemeriksaan kadar gula darah
Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat
kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium sederhana
Jika dicurigai suatu hipoglikemia autoimun, maka
dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui
adanya antibodi terhadap insulin
Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin,
dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah
selama berpuasa (kadang sampai 72 jam)
Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum
pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi
tumor.
www.themegallery.com
Company Logo
14. PENATALAKSANAAN
(Rekomendasi pengobatan Hipoglikemia menurut Perkeni, 2015)
HIPOGLIKEMIA RINGAN
Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat
sederhana)
Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk
karbohidrat lain yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan
glukosa darah
Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon
kenaikkan glukosa darah
Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air
adalah terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang
masih sadar
Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan
setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring
glukosa darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia masih
tetap ada, pengobatan dapat diulang kembali
Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai
normal, pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi snack
untuk mencegah berulangnya hipoglikemia
15. HIPOGLIKEMIA BERAT
Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral
diperlukan berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak
50 cc (bila terpaksa bisa diberikan dextore 40%
sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau D10%
Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian IV
tersebut. Bila kadar glukosa darah belum mencapai
target, dapat diberikan ulang pemberian dextrose 20%
Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1-
2 jam kalau masih terjadi hipoglikemia berulang
pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia
16. KONDISI EMERGENCY
Penatalaksanaan ABC meliputi:
Airway
Biasanya pada pasien hipoglikemia tidak ada gangguan jalan
napas, namun jalan napas dan pernapasan tetap prioritas
utama. Jika pasien dengan kesadaran / koma (GCS <8)
pertahankan keadekuatan jalan napas.
Breathing
Kekurangan oksigen, napas tersengal- sengal, sehingga
pertahankan oksigenasi yang adekuat.
Circulation
Kebas, kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin,
hipotermia hingga penurunan kesadaran.
18. PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA
IDENTIFIKASI
PGDM
EDUKASI
Tanda dan gejala,
penanganan sementara,
dan hal lain harus
dilakukan
Obat-obatan atau insulin
(dosis, waktu mengkonsumsi,
efek samping)
Pemantauan Glukosa
Darah Mandiri (PGDM),
khususnya pengguna
insulin atau obat oral
golongan insulin
sekretagog
Status kesehatan,
riwayat pengobatan
(jadwal, dosis), revisi
obat-obatan yang
memicu hipoglikemia
Beberapa peran perawat dan tenaga medis lain dalam melakukan
pencegahan HIPOGLIKEMIA adalah
19. KOMPLIKASI
• Pengendapan penyakit
serebrovaskular akut
• Infark miokard
• Disfungsi neurokognitif
• Kematian sel retina dan
hilangnya penglihatan
• Masalah tidur
• Mengemudi
• Pekerjaan
• Aktivitas yang
melibatkan olahraga
dan perjalanan
DM
NON
DM
Kalra, et al. (2013)
21. PENGKAJIAN
Keluhan utama
Tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan
lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose
sekunder yang menyertai keluhan lain
sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis
Data Subyektif
Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas,
keluar banyak keringat dingin, rasa lapar, nyeri
kepala, sering menguap, irritabel
www.themegallery.com
Company Logo
22. Data obyektif
Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup,
tremor, kejang, kaku, lemas, apatis, bingung,
cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat
dingin, mata berputar-putar, menolak makan
dan koma, plasma glukosa < 50 gr/%
Riwayat Kesehatan
DM, kejang, sepsis
Riwayat Pengobatan
DM: terapi insulin ketat atau dosis tinggi
www.themegallery.com
Company Logo
23. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan Volume Cairan b/d Intake yang kurang
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d penurunan masukan oral, mual (+)
Keletihan b/d perubahan energi darah defisiensi
insulin
Resiko komplikasi b/d kadar glukosa plasma yang
rendah seperti, gangguan mental, gangguan
perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom,
koma hipoglikemi
Resiko terjadi infeksi b/d penurunan daya tahan
tubuh
Keterbatasan gerak dan aktivitas b/d hipoglikemi
pada otot
www.themegallery.com
Company Logo
25. DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2018). Diabetes Care: Standards of Medical Care in Diabetes-
2018. The Journal of Clinical and Applied Research and Education.
41(1).www.diabetes.org/diabetescare
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta:
EGC
Kalra, S., Mukherjee, J.J., Venkataraman, S., Bantwal, G., Shaikh, S., Saboo, B., Das, A.K., …
(2013). Hypoglycemia: The neglected complication. Indian J Endocrinol Metab. 17(5):
819–834. doi: 10.4103/2230-8210.117219
PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Jakarta: PB PERKENI
Bussel, J.B,, Berkowitz, R.L., McFarland, J.G., Lynch, L., Chitkara, U. (2010). The New England
Journal of Medicine. N Engl J Med. 319(21):1374–8. Retrieved from: nejm.org
Satriawibawa, I.W.E., and Saraswati, M.R. (2012). Prevalensi Komplikasi Akut Dan Kronis
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsup Sanglah. 1–15.
Retrieved from:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=295810&val=970&title=PREVALENSI
KOMPLIKASI AKUT DAN KRONIS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK
PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2011- MEI 2012
The Action to Control Cardiovascular Risk in Diabetes Study Group. (2008). Effects of Intensive
Glucose Lowering in Type 2 Diabetes. N Engl J Med. 12;358(24):2545–59. Retrived from:
http://www.nejm.org/doi/abs/10.1056/NEJMoa0802743
NICE-SUGAR Study Investigators, Finfer S, Chittock DR, Su SY-S, Blair D, Foster D, et
al. (2009). Intensive versus conventional glucose control in critically ill patients. N Engl J
Med. 26;360(13):1283–97. Retrieved from:
http://www.nejm.org/doi/abs/10.1056/NEJMoa0810625