SlideShare a Scribd company logo
HIPERGLIKEMIA
DIABETES
MELITUS
HIPOGLIKEMIA
DIABETES MELITUS
Diabetes merupakan penyakit degeneratif yang ditandai
dengan kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh
gangguan pada sekresi insulin didalam tubuh
(Krisnatuti et al.,2014).
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit
metabolic pada individu yang dapat dicegah melalui
memodifikasi gaya hidup, kontrol diet, dan kontrol kelebihan
berat badan dan kegemukan (Abdulfatai et al, 2012).
Diabetes Melitus Tipe 2 terjadi karena hilangnya sekresi
insulin sel beta pada pankreas secara progresif dan terjadinya
resistensi insulin (American Diabetes Association, 2017).
Etiologi DM Tipe 2
• Kelainan Genetika
DM dapat terjadi secara turun-temurun dari keluarga individu yang
berpenyakit DM. Hal ini dapat terjadi karena DNA pada penderita
DM akan diturunkan kepada gen selanjutnya yang berkaitan dengan
menurunna produksi insulin pankreas.
• Usia
Pada usia dewasa diatas 40 tahun memiliki risiko terdiagnosis DM,
dikarenakan individu pada usia tersebut sedikit melakukan aktivitas,
berambahnya jumlah berat badan, dan kekuatan otot berkurang.
(Tandra, 2017).
• Stres
Beban kerja metabolisme dan kebutuhan sumber energi pada
individu yang sedang mengalami stres akan meningkat dan dapat
meningkatkan kerja pankreas berlebih dalam tubuh.
Etiologi DM Tipe 2
• Pola Makan
Pola makan yang tidak baik dan kurangnya gizi akan
meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes mellitus.
Malnutrisi dapat berakibat pada rusaknya pankreas yang
dapat menyebabkan peningkatan resisensi insulin.
• Obesitas
Sel beta yang ada pada pankreas akan mengalami hipertrofi
jika individu mengalami obesitas. Hipertrofi yang terjadi akan
mengakibatkan adanya gangguan pada kondisi insulin.
• Infeksi
Kerusakan sel pankreas akan berdampak pada penurunan
fungsi dari pankreas yang salah satunya disebabkan oleh
masuknya bakteri maupun virus ke dalam pankreas.
Manifestasi Klinis DM Tipe 2
Manifestasi klinis pada DM tipe 2 dapat dibedakan
menjadi dua yaitu gejala akut dan gejala kronik (Restyana,
2015). Poliphagia (banyak makan), Polidipsia (banyak
minum), Poliuria (sering BAK pada saat malam hari), nafsu
makan bertambah tetapi berat badan mengalami penurunan
dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah,
merupakan gejala akut yang muncul dan terjadi pada
penderita DM tipe 2.
Sedangkan Gejala kronik yang biasanya terjadi pada
penderita DM tipe 2 seperti sering terjadi kesemutan, kulit
terasa kebas, sering terjadi kram, mudah mengalami lelah
dan ngantuk, pandangan mulai kabur
Penatalaksanaan DM Tipe 2
• Terapi non farmakologis
memonitor kadar glukosa darah dan Terapi yang dapat
dilakukan pada penderita seperti berjalan kaki, bersepeda,
jogging, dan berenang.
• Diet Diabetes
• Komposisi Makanan
45-65% jumlah karbohidrat. makanan yang banyak
mengandung lemak trans maupun lemak jenuh seperi susu
dan daging berlemak harus di batasi jumlah konsumsinya.
Sumber protein yang baik berasal dari seafood, daging tanpa
lemak, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, dan tempe buah dan sayuran sangat
dianjurkan dikarenakan baik untuk kesehatan.
Penatalaksanaan DM Tipe 2
• Obat Hipo/hiperglikemik Oral (OHO)
Terapi farmakologis dapat dilakukan pada penderita apabila
kadar glukosa dalam darah masih belum mencapai nilai yang
diinginkan. Terapi farmakologis ini dilakukan dengan
pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) dan terapi insulin.
• Penggunaan Insulin
Defisiensi insulin dibagi menjadi 2 bagian yakni defisiensi
insulin basal dan insulin prandial. Defisiensi insulin basal
dapat mengakibakan munculnya hiperglikemia pada keadaan
puasa. Defisiensi insulin prandial dapat menimbulkan
hiperglikemia setelah penderita makan. Penggunaan terapi
insulin juga memiliki efek samping berupa terjadinya
hipoglikemi, kenaikan berat badan secara signifikan
HIPERGLIKEMIA
HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemi adalah keadaan peningkatan kadar
glukosa darah diatas 200 mg/dl dan merupakan gejala
awal terjadinya penyakit diabetes melitus (DM).
Hiperglikemia disebabkan tubuh kekurangan insulin.
Kadar glukosa darah tergantung pada kemampuan
produksi dan sekresi insulin oleh sel β pankreas (Kumar
et al. 2010). Insulin dikenal sebagai hormon yang
berperan penting untuk mengatur keseimbangan
glukosa darah dalam sirkulasi darah. Dengan demikian
ketidakseimbangan antara transportasi glukosa ke
dalam sel dengan produksi insulin oleh pankreas
menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.
HIPERGLIKEMIA
Glukosa darah merupakan gula yang berada dalam
darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan
dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka.
Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah
insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas. Nilai
rujukan kadar glukosa darah dalam serum/ plasma 70-
110 mg/dl, glukosa dua jam post prandial (setelah
pemberian glukosa) ≤140 mg/dl/2 jam, dan glukosa
darah sewaktu ≤110 mg/dl.
(Sunita R. Variasi Waktu Pemeriksaan Glukosa Darah
Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus. J Nurs Public
Heal. 2021;9(1):78–81.)
FAKTOR HIPERGLIKEMIA
Faktor yang bisa mempengaruhi kadar glukosa pada tubuh
seseorang ada dua,
1. faktor endogen (humoral factor)
seperti insulin, glukagon, dan kortisol berguna untuk sistem
reseptor pada sel hati dan otot.
2. faktor eksogen
seperti jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. kadar
glukosa darah dipegaruhi oleh karakteristik seseorang (jenis
kelamin, usia, riwayat keluarga dengan diabetes), faktor diet
(tinggi energi, tinggi karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan
rendah serat), aktivitas fisik yang kurang, hipertensi, status gizi
(IMT dan lingkar perut), serta pengetahuan mengenai gizi
karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat),
aktivitas fisik yang kurang, hipertensi.
Tatalaksana HIPERGLIKEMIA
Tatalaksana utama hiperglikemia dengan pemberian terapi
cairan atau rehidrasi. Terapi cairan pasien hiperglikemia akut
akan memberikan efek adanya penurunan kadar glukosa darah
pada pasien hiperglikemia (80% pasien pada empat jam
pertama. Terapi cairan pada awalnya ditujukan untuk
memperbaiki volume intravaskular dan extravaskular dan
mempertahankan perfusi ginjal. Terapi cairan juga akan
menurunkan kadar glukosa darah tanpa bergantung pada insulin,
dan menurunkan kadar hormon kontra insulin sehingga
memperbaiki sensitivitas terhadap insulin.
(Lutfi EI. Perubahan Osmolaritas Pasien Hiperglikemia dengan
Terapi Rehidrasi. Holist Nurs Heal Sci. 2019;2(1):39–44.)
SDKI HIPERGLIKEMIA
✘ Nyeri akut
✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah
✘ Gangguan integritas kulit/jaringan
✘ Risiko infeksi
✘ Gangguan mobilitas fisik
SLKI HIPERGLIKEMIA
✘ Nyeri akut
- Keluhan nyeri berkurang
- Kemampuan mengontrol nyeri
✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah
- Integritas kulit/jaringan membaik
- Tidak ada tambahan luka / lesi dan pendarahan
✘ Gangguan integritas kulit/jaringan
- Kadar glukosa darah membaik
- Koordinasi meningkat
- Tingkat kesadaran meningkat
SIKI HIPERGLIKEMIA
✘ Nyeri akut
- Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
- Ajarkan teknik untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Ajarkan pengelolaan diabetes
- Kolaborasi pemberian insulin
SIKI HIPERGLIKEMIA
✘ Gangguan Integritas kulit/jaringan
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Pertahankan teknik steril dan ganti balutan
- Kolab pemberian antibiotik
✘ Risiko Infeksi
- Berikan perawatan luka
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa luka
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia pada pasien DM merupakan komplikasi akut DM
yang dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat
penyakit DM bahkan menyebabkan kematian. (Sutawardana
et al., 2016).
Hiploglikemia adalah kondisi ketika kadar gula atau glukosa
dalam darah terlalu rendah. Jika kadar gula darah turun terlalu
rendah, diperlukan perawatan segera untuk menghindari risiko
seperti kejang, pingsan, hingga kerusakan otak.
Hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah ≤ 70 mg/dl (3,9
mmol/L), nilai tersebut ditetapkan oleh American Diabetes
Association sebagai glukosa darah kategori waspada.
MANIFESTASI KLINIS
HIPOGLIKEMIA
Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori
yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik.
Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala
seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan
lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan,
ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu
melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales &
Schneider, 2014).
PENYEBAB HIPOGLIKEMIA
Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori
yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik.
Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala
seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan
lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan,
ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu
melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales &
Schneider, 2014).
SDKI HIPOGLIKEMIA
 Ketidakstabilan kadar gukosa darah
 Pola nafas tidak efektif
 Perfusi perifer tidak efektif
 Defisit pengetahuan
SLKI HIPOGLIKEMIA
 Ketidakstabilan kadar gukosa darah
 Lemah menurun
 Nilai GDS normal 120mg/dl
 Tingkat kesadaran compos mentis
 Pola nafas tidak efektif
 Frekuensi nafas normal 20x/menit
 Pola nafas normal
 Tidak menggunakan otot bantu nafas
SLKI HIPOGLIKEMIA
 Perfusi perifer tidak efektif
 Nadi teraba kuat
 Akral hangat
 CRT < 3 detik
SIKI HIPOGLIKEMIA
 Ketidakstabilan kadar gukosa darah
 Monitor kadar glukosa darah
 Monitor tanda dan gejala hipoglikemia
 Monitor tingkat kesadaran
 Kolaborasi pemberian dextrose
 Pola nafas tidak efektif
 Monitor SPO2
 Monitor pola nafas
 Berikan Oksigen sesuai kebutuhan
SIKI HIPOGLIKEMIA
 Perfusi perifer tidak efektif
 Periksa sirkulasi perifer (CRT,nadi,suhu,warna)
 Monitor panas, kemerahan,nyerri atau bengkak pada area
ekstremitas
 Informasikan tanda dan gejala darurat.
this is a slide title
✘ Here you have a list of items
✘ And some text
✘ But remember not to overload
your slides with content
Your audience will listen to you or
read the content, but won’t do both.
a picture is worth a thousand words
A complex idea
can be conveyed
with just a single
still image, namely
making it possible
to absorb large
amounts of data
quickly.
want big impact?
USE BIG IMAGE
and tables to compare data
A B C
YELLOW 10 20 7
BLUE 30 15 10
ORANGE 5 24 16
maps
OUR
OFFICE
89,526,124
whoa! that’s a big number,
aren’t you proud?
Place your screenshot here
tablet project
Show and explain your web,
app or software projects
using these gadget
templates.
Place your screenshot here
desktop project
Show and explain your web, app
or software projects using these
gadget templates.
credits
Special thanks to all the people who made and released these
awesome resources for free:
✘ Presentation template by SlidesCarnival
✘ Photographs by Unsplash

More Related Content

Similar to DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx

Askep dm
Askep dmAskep dm
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
Warnet Raha
 
Hiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine ypHiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine yp
Army Of God
 
Diabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.pptDiabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.ppt
VincentiusKevin5
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
elizarman
 
REFERAT DM
REFERAT DMREFERAT DM
REFERAT DM
Natasha Nasution
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
Siska Hermawati
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
LisaAL1
 
DIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.pptDIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.ppt
DifaRamadhani2
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
IrnaMegawaty3
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
Desy Rahayu
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
Ratna Wulandari
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx (20)

Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Hiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine ypHiperglikemia irine yp
Hiperglikemia irine yp
 
Diabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.pptDiabetes Mellitus.ppt
Diabetes Mellitus.ppt
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
REFERAT DM
REFERAT DMREFERAT DM
REFERAT DM
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Dm
DmDm
Dm
 
DIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.pptDIABETES MELLITUS.ppt
DIABETES MELLITUS.ppt
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUSFARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
FARMAKOLOGI GIZI DIABETES MILETUS
 
Eklamsia 1
Eklamsia 1Eklamsia 1
Eklamsia 1
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
 
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada n1 AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 

Recently uploaded (20)

Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 

DM diabetes mellitus pptpptpptpptpp.pptx

  • 1.
  • 3. DIABETES MELITUS Diabetes merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin didalam tubuh (Krisnatuti et al.,2014). Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit metabolic pada individu yang dapat dicegah melalui memodifikasi gaya hidup, kontrol diet, dan kontrol kelebihan berat badan dan kegemukan (Abdulfatai et al, 2012). Diabetes Melitus Tipe 2 terjadi karena hilangnya sekresi insulin sel beta pada pankreas secara progresif dan terjadinya resistensi insulin (American Diabetes Association, 2017).
  • 4. Etiologi DM Tipe 2 • Kelainan Genetika DM dapat terjadi secara turun-temurun dari keluarga individu yang berpenyakit DM. Hal ini dapat terjadi karena DNA pada penderita DM akan diturunkan kepada gen selanjutnya yang berkaitan dengan menurunna produksi insulin pankreas. • Usia Pada usia dewasa diatas 40 tahun memiliki risiko terdiagnosis DM, dikarenakan individu pada usia tersebut sedikit melakukan aktivitas, berambahnya jumlah berat badan, dan kekuatan otot berkurang. (Tandra, 2017). • Stres Beban kerja metabolisme dan kebutuhan sumber energi pada individu yang sedang mengalami stres akan meningkat dan dapat meningkatkan kerja pankreas berlebih dalam tubuh.
  • 5. Etiologi DM Tipe 2 • Pola Makan Pola makan yang tidak baik dan kurangnya gizi akan meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes mellitus. Malnutrisi dapat berakibat pada rusaknya pankreas yang dapat menyebabkan peningkatan resisensi insulin. • Obesitas Sel beta yang ada pada pankreas akan mengalami hipertrofi jika individu mengalami obesitas. Hipertrofi yang terjadi akan mengakibatkan adanya gangguan pada kondisi insulin. • Infeksi Kerusakan sel pankreas akan berdampak pada penurunan fungsi dari pankreas yang salah satunya disebabkan oleh masuknya bakteri maupun virus ke dalam pankreas.
  • 6. Manifestasi Klinis DM Tipe 2 Manifestasi klinis pada DM tipe 2 dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala akut dan gejala kronik (Restyana, 2015). Poliphagia (banyak makan), Polidipsia (banyak minum), Poliuria (sering BAK pada saat malam hari), nafsu makan bertambah tetapi berat badan mengalami penurunan dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah, merupakan gejala akut yang muncul dan terjadi pada penderita DM tipe 2. Sedangkan Gejala kronik yang biasanya terjadi pada penderita DM tipe 2 seperti sering terjadi kesemutan, kulit terasa kebas, sering terjadi kram, mudah mengalami lelah dan ngantuk, pandangan mulai kabur
  • 7. Penatalaksanaan DM Tipe 2 • Terapi non farmakologis memonitor kadar glukosa darah dan Terapi yang dapat dilakukan pada penderita seperti berjalan kaki, bersepeda, jogging, dan berenang. • Diet Diabetes • Komposisi Makanan 45-65% jumlah karbohidrat. makanan yang banyak mengandung lemak trans maupun lemak jenuh seperi susu dan daging berlemak harus di batasi jumlah konsumsinya. Sumber protein yang baik berasal dari seafood, daging tanpa lemak, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang- kacangan, tahu, dan tempe buah dan sayuran sangat dianjurkan dikarenakan baik untuk kesehatan.
  • 8. Penatalaksanaan DM Tipe 2 • Obat Hipo/hiperglikemik Oral (OHO) Terapi farmakologis dapat dilakukan pada penderita apabila kadar glukosa dalam darah masih belum mencapai nilai yang diinginkan. Terapi farmakologis ini dilakukan dengan pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) dan terapi insulin. • Penggunaan Insulin Defisiensi insulin dibagi menjadi 2 bagian yakni defisiensi insulin basal dan insulin prandial. Defisiensi insulin basal dapat mengakibakan munculnya hiperglikemia pada keadaan puasa. Defisiensi insulin prandial dapat menimbulkan hiperglikemia setelah penderita makan. Penggunaan terapi insulin juga memiliki efek samping berupa terjadinya hipoglikemi, kenaikan berat badan secara signifikan
  • 10. HIPERGLIKEMIA Hiperglikemi adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah diatas 200 mg/dl dan merupakan gejala awal terjadinya penyakit diabetes melitus (DM). Hiperglikemia disebabkan tubuh kekurangan insulin. Kadar glukosa darah tergantung pada kemampuan produksi dan sekresi insulin oleh sel β pankreas (Kumar et al. 2010). Insulin dikenal sebagai hormon yang berperan penting untuk mengatur keseimbangan glukosa darah dalam sirkulasi darah. Dengan demikian ketidakseimbangan antara transportasi glukosa ke dalam sel dengan produksi insulin oleh pankreas menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.
  • 11. HIPERGLIKEMIA Glukosa darah merupakan gula yang berada dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas. Nilai rujukan kadar glukosa darah dalam serum/ plasma 70- 110 mg/dl, glukosa dua jam post prandial (setelah pemberian glukosa) ≤140 mg/dl/2 jam, dan glukosa darah sewaktu ≤110 mg/dl. (Sunita R. Variasi Waktu Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus. J Nurs Public Heal. 2021;9(1):78–81.)
  • 12. FAKTOR HIPERGLIKEMIA Faktor yang bisa mempengaruhi kadar glukosa pada tubuh seseorang ada dua, 1. faktor endogen (humoral factor) seperti insulin, glukagon, dan kortisol berguna untuk sistem reseptor pada sel hati dan otot. 2. faktor eksogen seperti jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. kadar glukosa darah dipegaruhi oleh karakteristik seseorang (jenis kelamin, usia, riwayat keluarga dengan diabetes), faktor diet (tinggi energi, tinggi karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat), aktivitas fisik yang kurang, hipertensi, status gizi (IMT dan lingkar perut), serta pengetahuan mengenai gizi karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat), aktivitas fisik yang kurang, hipertensi.
  • 13. Tatalaksana HIPERGLIKEMIA Tatalaksana utama hiperglikemia dengan pemberian terapi cairan atau rehidrasi. Terapi cairan pasien hiperglikemia akut akan memberikan efek adanya penurunan kadar glukosa darah pada pasien hiperglikemia (80% pasien pada empat jam pertama. Terapi cairan pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki volume intravaskular dan extravaskular dan mempertahankan perfusi ginjal. Terapi cairan juga akan menurunkan kadar glukosa darah tanpa bergantung pada insulin, dan menurunkan kadar hormon kontra insulin sehingga memperbaiki sensitivitas terhadap insulin. (Lutfi EI. Perubahan Osmolaritas Pasien Hiperglikemia dengan Terapi Rehidrasi. Holist Nurs Heal Sci. 2019;2(1):39–44.)
  • 14. SDKI HIPERGLIKEMIA ✘ Nyeri akut ✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah ✘ Gangguan integritas kulit/jaringan ✘ Risiko infeksi ✘ Gangguan mobilitas fisik
  • 15. SLKI HIPERGLIKEMIA ✘ Nyeri akut - Keluhan nyeri berkurang - Kemampuan mengontrol nyeri ✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah - Integritas kulit/jaringan membaik - Tidak ada tambahan luka / lesi dan pendarahan ✘ Gangguan integritas kulit/jaringan - Kadar glukosa darah membaik - Koordinasi meningkat - Tingkat kesadaran meningkat
  • 16. SIKI HIPERGLIKEMIA ✘ Nyeri akut - Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri - Ajarkan teknik untuk mengurangi nyeri - Kolaborasi pemberian analgetik ✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah - Monitor kadar glukosa darah - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia - Ajarkan pengelolaan diabetes - Kolaborasi pemberian insulin
  • 17. SIKI HIPERGLIKEMIA ✘ Gangguan Integritas kulit/jaringan - Monitor karakteristik luka - Monitor tanda-tanda infeksi - Pertahankan teknik steril dan ganti balutan - Kolab pemberian antibiotik ✘ Risiko Infeksi - Berikan perawatan luka - Jelaskan tanda dan gejala infeksi - Ajarkan cara memeriksa luka - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
  • 19. HIPOGLIKEMIA Hipoglikemia pada pasien DM merupakan komplikasi akut DM yang dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat penyakit DM bahkan menyebabkan kematian. (Sutawardana et al., 2016). Hiploglikemia adalah kondisi ketika kadar gula atau glukosa dalam darah terlalu rendah. Jika kadar gula darah turun terlalu rendah, diperlukan perawatan segera untuk menghindari risiko seperti kejang, pingsan, hingga kerusakan otak. Hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah ≤ 70 mg/dl (3,9 mmol/L), nilai tersebut ditetapkan oleh American Diabetes Association sebagai glukosa darah kategori waspada.
  • 20. MANIFESTASI KLINIS HIPOGLIKEMIA Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik. Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan, ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales & Schneider, 2014).
  • 21. PENYEBAB HIPOGLIKEMIA Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik. Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan, ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales & Schneider, 2014).
  • 22. SDKI HIPOGLIKEMIA  Ketidakstabilan kadar gukosa darah  Pola nafas tidak efektif  Perfusi perifer tidak efektif  Defisit pengetahuan
  • 23. SLKI HIPOGLIKEMIA  Ketidakstabilan kadar gukosa darah  Lemah menurun  Nilai GDS normal 120mg/dl  Tingkat kesadaran compos mentis  Pola nafas tidak efektif  Frekuensi nafas normal 20x/menit  Pola nafas normal  Tidak menggunakan otot bantu nafas
  • 24. SLKI HIPOGLIKEMIA  Perfusi perifer tidak efektif  Nadi teraba kuat  Akral hangat  CRT < 3 detik
  • 25. SIKI HIPOGLIKEMIA  Ketidakstabilan kadar gukosa darah  Monitor kadar glukosa darah  Monitor tanda dan gejala hipoglikemia  Monitor tingkat kesadaran  Kolaborasi pemberian dextrose  Pola nafas tidak efektif  Monitor SPO2  Monitor pola nafas  Berikan Oksigen sesuai kebutuhan
  • 26. SIKI HIPOGLIKEMIA  Perfusi perifer tidak efektif  Periksa sirkulasi perifer (CRT,nadi,suhu,warna)  Monitor panas, kemerahan,nyerri atau bengkak pada area ekstremitas  Informasikan tanda dan gejala darurat.
  • 27. this is a slide title ✘ Here you have a list of items ✘ And some text ✘ But remember not to overload your slides with content Your audience will listen to you or read the content, but won’t do both.
  • 28. a picture is worth a thousand words A complex idea can be conveyed with just a single still image, namely making it possible to absorb large amounts of data quickly.
  • 29. want big impact? USE BIG IMAGE
  • 30. and tables to compare data A B C YELLOW 10 20 7 BLUE 30 15 10 ORANGE 5 24 16
  • 32. 89,526,124 whoa! that’s a big number, aren’t you proud?
  • 33. Place your screenshot here tablet project Show and explain your web, app or software projects using these gadget templates.
  • 34. Place your screenshot here desktop project Show and explain your web, app or software projects using these gadget templates.
  • 35. credits Special thanks to all the people who made and released these awesome resources for free: ✘ Presentation template by SlidesCarnival ✘ Photographs by Unsplash