Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hiperglikemia atau kadar gula darah yang tinggi, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Hiperglikemia dapat terjadi akibat ketidakcukupan produksi atau respon insulin tubuh terhadap glukosa.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, insidensi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, faktor risiko, komplikasi, dan penatalaksanaannya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan dapat menyebabkan komplikasi kronis. Terdapat dua tipe utama yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan ototokrin pankreas dan tipe 2 yang lebih kompleks melibat
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, termasuk definisi, anatomi fisiologi kelenjar pankreas, jenis-jenisnya (tipe 1 dan 2), gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kondisi dimana kadar gula darah meningkat akibat gangguan produksi atau fungsi insulin oleh tubuh.
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan hipertensi. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi, jenis, gejala, diagnosis, dan komplikasi dari diabetes melitus serta pengobatannya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang diabetes melitus dan hipertensi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang:
1) Definisi diabetes melitus dan penyebabnya;
2) Jenis-jenis diabetes melitus beserta gejala dan pemeriksaannya;
3) Komplikasi akut dan kronik diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, yang didefinisikan sebagai gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas, dan tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin. Gejala diabetes meliputi dahaga berlebih, nafsu makan berlebih, buang air kecil berlebih, serta penurunan berat badan. Diagnosa diabetes didasarkan p
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hiperglikemia atau kadar gula darah yang tinggi, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Hiperglikemia dapat terjadi akibat ketidakcukupan produksi atau respon insulin tubuh terhadap glukosa.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, insidensi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, faktor risiko, komplikasi, dan penatalaksanaannya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan dapat menyebabkan komplikasi kronis. Terdapat dua tipe utama yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan ototokrin pankreas dan tipe 2 yang lebih kompleks melibat
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, termasuk definisi, anatomi fisiologi kelenjar pankreas, jenis-jenisnya (tipe 1 dan 2), gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kondisi dimana kadar gula darah meningkat akibat gangguan produksi atau fungsi insulin oleh tubuh.
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan hipertensi. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi, jenis, gejala, diagnosis, dan komplikasi dari diabetes melitus serta pengobatannya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang diabetes melitus dan hipertensi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang:
1) Definisi diabetes melitus dan penyebabnya;
2) Jenis-jenis diabetes melitus beserta gejala dan pemeriksaannya;
3) Komplikasi akut dan kronik diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, yang didefinisikan sebagai gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas, dan tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin. Gejala diabetes meliputi dahaga berlebih, nafsu makan berlebih, buang air kecil berlebih, serta penurunan berat badan. Diagnosa diabetes didasarkan p
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. DIABETES MELITUS
Diabetes merupakan penyakit degeneratif yang ditandai
dengan kadar gula darah tinggi yang disebabkan oleh
gangguan pada sekresi insulin didalam tubuh
(Krisnatuti et al.,2014).
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit
metabolic pada individu yang dapat dicegah melalui
memodifikasi gaya hidup, kontrol diet, dan kontrol kelebihan
berat badan dan kegemukan (Abdulfatai et al, 2012).
Diabetes Melitus Tipe 2 terjadi karena hilangnya sekresi
insulin sel beta pada pankreas secara progresif dan terjadinya
resistensi insulin (American Diabetes Association, 2017).
4. Etiologi DM Tipe 2
• Kelainan Genetika
DM dapat terjadi secara turun-temurun dari keluarga individu yang
berpenyakit DM. Hal ini dapat terjadi karena DNA pada penderita
DM akan diturunkan kepada gen selanjutnya yang berkaitan dengan
menurunna produksi insulin pankreas.
• Usia
Pada usia dewasa diatas 40 tahun memiliki risiko terdiagnosis DM,
dikarenakan individu pada usia tersebut sedikit melakukan aktivitas,
berambahnya jumlah berat badan, dan kekuatan otot berkurang.
(Tandra, 2017).
• Stres
Beban kerja metabolisme dan kebutuhan sumber energi pada
individu yang sedang mengalami stres akan meningkat dan dapat
meningkatkan kerja pankreas berlebih dalam tubuh.
5. Etiologi DM Tipe 2
• Pola Makan
Pola makan yang tidak baik dan kurangnya gizi akan
meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes mellitus.
Malnutrisi dapat berakibat pada rusaknya pankreas yang
dapat menyebabkan peningkatan resisensi insulin.
• Obesitas
Sel beta yang ada pada pankreas akan mengalami hipertrofi
jika individu mengalami obesitas. Hipertrofi yang terjadi akan
mengakibatkan adanya gangguan pada kondisi insulin.
• Infeksi
Kerusakan sel pankreas akan berdampak pada penurunan
fungsi dari pankreas yang salah satunya disebabkan oleh
masuknya bakteri maupun virus ke dalam pankreas.
6. Manifestasi Klinis DM Tipe 2
Manifestasi klinis pada DM tipe 2 dapat dibedakan
menjadi dua yaitu gejala akut dan gejala kronik (Restyana,
2015). Poliphagia (banyak makan), Polidipsia (banyak
minum), Poliuria (sering BAK pada saat malam hari), nafsu
makan bertambah tetapi berat badan mengalami penurunan
dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah,
merupakan gejala akut yang muncul dan terjadi pada
penderita DM tipe 2.
Sedangkan Gejala kronik yang biasanya terjadi pada
penderita DM tipe 2 seperti sering terjadi kesemutan, kulit
terasa kebas, sering terjadi kram, mudah mengalami lelah
dan ngantuk, pandangan mulai kabur
7. Penatalaksanaan DM Tipe 2
• Terapi non farmakologis
memonitor kadar glukosa darah dan Terapi yang dapat
dilakukan pada penderita seperti berjalan kaki, bersepeda,
jogging, dan berenang.
• Diet Diabetes
• Komposisi Makanan
45-65% jumlah karbohidrat. makanan yang banyak
mengandung lemak trans maupun lemak jenuh seperi susu
dan daging berlemak harus di batasi jumlah konsumsinya.
Sumber protein yang baik berasal dari seafood, daging tanpa
lemak, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, dan tempe buah dan sayuran sangat
dianjurkan dikarenakan baik untuk kesehatan.
8. Penatalaksanaan DM Tipe 2
• Obat Hipo/hiperglikemik Oral (OHO)
Terapi farmakologis dapat dilakukan pada penderita apabila
kadar glukosa dalam darah masih belum mencapai nilai yang
diinginkan. Terapi farmakologis ini dilakukan dengan
pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) dan terapi insulin.
• Penggunaan Insulin
Defisiensi insulin dibagi menjadi 2 bagian yakni defisiensi
insulin basal dan insulin prandial. Defisiensi insulin basal
dapat mengakibakan munculnya hiperglikemia pada keadaan
puasa. Defisiensi insulin prandial dapat menimbulkan
hiperglikemia setelah penderita makan. Penggunaan terapi
insulin juga memiliki efek samping berupa terjadinya
hipoglikemi, kenaikan berat badan secara signifikan
10. HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemi adalah keadaan peningkatan kadar
glukosa darah diatas 200 mg/dl dan merupakan gejala
awal terjadinya penyakit diabetes melitus (DM).
Hiperglikemia disebabkan tubuh kekurangan insulin.
Kadar glukosa darah tergantung pada kemampuan
produksi dan sekresi insulin oleh sel β pankreas (Kumar
et al. 2010). Insulin dikenal sebagai hormon yang
berperan penting untuk mengatur keseimbangan
glukosa darah dalam sirkulasi darah. Dengan demikian
ketidakseimbangan antara transportasi glukosa ke
dalam sel dengan produksi insulin oleh pankreas
menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.
11. HIPERGLIKEMIA
Glukosa darah merupakan gula yang berada dalam
darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan
dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka.
Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah
insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas. Nilai
rujukan kadar glukosa darah dalam serum/ plasma 70-
110 mg/dl, glukosa dua jam post prandial (setelah
pemberian glukosa) ≤140 mg/dl/2 jam, dan glukosa
darah sewaktu ≤110 mg/dl.
(Sunita R. Variasi Waktu Pemeriksaan Glukosa Darah
Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus. J Nurs Public
Heal. 2021;9(1):78–81.)
12. FAKTOR HIPERGLIKEMIA
Faktor yang bisa mempengaruhi kadar glukosa pada tubuh
seseorang ada dua,
1. faktor endogen (humoral factor)
seperti insulin, glukagon, dan kortisol berguna untuk sistem
reseptor pada sel hati dan otot.
2. faktor eksogen
seperti jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. kadar
glukosa darah dipegaruhi oleh karakteristik seseorang (jenis
kelamin, usia, riwayat keluarga dengan diabetes), faktor diet
(tinggi energi, tinggi karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan
rendah serat), aktivitas fisik yang kurang, hipertensi, status gizi
(IMT dan lingkar perut), serta pengetahuan mengenai gizi
karbohidrat, tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat),
aktivitas fisik yang kurang, hipertensi.
13. Tatalaksana HIPERGLIKEMIA
Tatalaksana utama hiperglikemia dengan pemberian terapi
cairan atau rehidrasi. Terapi cairan pasien hiperglikemia akut
akan memberikan efek adanya penurunan kadar glukosa darah
pada pasien hiperglikemia (80% pasien pada empat jam
pertama. Terapi cairan pada awalnya ditujukan untuk
memperbaiki volume intravaskular dan extravaskular dan
mempertahankan perfusi ginjal. Terapi cairan juga akan
menurunkan kadar glukosa darah tanpa bergantung pada insulin,
dan menurunkan kadar hormon kontra insulin sehingga
memperbaiki sensitivitas terhadap insulin.
(Lutfi EI. Perubahan Osmolaritas Pasien Hiperglikemia dengan
Terapi Rehidrasi. Holist Nurs Heal Sci. 2019;2(1):39–44.)
15. SLKI HIPERGLIKEMIA
✘ Nyeri akut
- Keluhan nyeri berkurang
- Kemampuan mengontrol nyeri
✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah
- Integritas kulit/jaringan membaik
- Tidak ada tambahan luka / lesi dan pendarahan
✘ Gangguan integritas kulit/jaringan
- Kadar glukosa darah membaik
- Koordinasi meningkat
- Tingkat kesadaran meningkat
16. SIKI HIPERGLIKEMIA
✘ Nyeri akut
- Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
- Ajarkan teknik untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
✘ Ketidakstabilan kadar gukosa darah
- Monitor kadar glukosa darah
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
- Ajarkan pengelolaan diabetes
- Kolaborasi pemberian insulin
17. SIKI HIPERGLIKEMIA
✘ Gangguan Integritas kulit/jaringan
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Pertahankan teknik steril dan ganti balutan
- Kolab pemberian antibiotik
✘ Risiko Infeksi
- Berikan perawatan luka
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa luka
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
19. HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia pada pasien DM merupakan komplikasi akut DM
yang dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat
penyakit DM bahkan menyebabkan kematian. (Sutawardana
et al., 2016).
Hiploglikemia adalah kondisi ketika kadar gula atau glukosa
dalam darah terlalu rendah. Jika kadar gula darah turun terlalu
rendah, diperlukan perawatan segera untuk menghindari risiko
seperti kejang, pingsan, hingga kerusakan otak.
Hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah ≤ 70 mg/dl (3,9
mmol/L), nilai tersebut ditetapkan oleh American Diabetes
Association sebagai glukosa darah kategori waspada.
20. MANIFESTASI KLINIS
HIPOGLIKEMIA
Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori
yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik.
Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala
seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan
lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan,
ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu
melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales &
Schneider, 2014).
21. PENYEBAB HIPOGLIKEMIA
Tanda dan gejala hipoglikemia di bedakan menjadi dua kategori
yaitu bersifat otonom dan neuroglikopenik.
Tanda dan gejala otonom meliputi munculnya tanda gejala
seperti berkeringat, jantung berdebar, gemetar, pusing, dan
lapar, sedangkan gejala neuroglikopenik yaitu kebingungan,
ngantuk, kesulitan berbicara, berperilaku aneh, dan tidak mampu
melakukan koordinasi, hilang kesadaran. (ADA; (Morales &
Schneider, 2014).
23. SLKI HIPOGLIKEMIA
Ketidakstabilan kadar gukosa darah
Lemah menurun
Nilai GDS normal 120mg/dl
Tingkat kesadaran compos mentis
Pola nafas tidak efektif
Frekuensi nafas normal 20x/menit
Pola nafas normal
Tidak menggunakan otot bantu nafas
25. SIKI HIPOGLIKEMIA
Ketidakstabilan kadar gukosa darah
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hipoglikemia
Monitor tingkat kesadaran
Kolaborasi pemberian dextrose
Pola nafas tidak efektif
Monitor SPO2
Monitor pola nafas
Berikan Oksigen sesuai kebutuhan
26. SIKI HIPOGLIKEMIA
Perfusi perifer tidak efektif
Periksa sirkulasi perifer (CRT,nadi,suhu,warna)
Monitor panas, kemerahan,nyerri atau bengkak pada area
ekstremitas
Informasikan tanda dan gejala darurat.
27. this is a slide title
✘ Here you have a list of items
✘ And some text
✘ But remember not to overload
your slides with content
Your audience will listen to you or
read the content, but won’t do both.
28. a picture is worth a thousand words
A complex idea
can be conveyed
with just a single
still image, namely
making it possible
to absorb large
amounts of data
quickly.
33. Place your screenshot here
tablet project
Show and explain your web,
app or software projects
using these gadget
templates.
34. Place your screenshot here
desktop project
Show and explain your web, app
or software projects using these
gadget templates.
35. credits
Special thanks to all the people who made and released these
awesome resources for free:
✘ Presentation template by SlidesCarnival
✘ Photographs by Unsplash