Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolar hiperglikemik non-ketotik serta komplikasi kronis seperti retinopati, nefropati, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan neuropati diabetik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat hiperglikemia berkepanjangan.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
4. Definisi
• Adalah dekompensasi kekacauan metabolik yang
ditandai oleh trias hiperglikemia, acidosis dan
ketosis.
• Sebab
defisiensi insulin absolut atau relatif
• Umumnya pada diabetes tipe 1
8. Diagnosis
Ax
• Dikenali sebagai penderita DM terutama tipe 1
• Riwayat stop insulin, demam (jika ada infeksi).
• Polidipsi dan poliuri mendahului KAD
• Mual, muntah dan nyeri abdomen
• Bau aceton dari hawa nafas
Px
• Kesadaran dari CM, delirium, hingga koma.
• Pernafasan cepat dan dalam (kussmaul)
• Dehidrasi turgor berkurang, lidah dan bibir kering
• Hipovolemia
• Syok
9. Px penunjang
• Kenaikan angka leukosit dengan pergeseran kekiri
• Kenaikan non spesifik serum amylase
• Kriteria Diagnosis
Kadar glukosa > 250 mg%
Ph < 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif
10. Prinsip Terapi KAD
Rehidrasi cairan yang hilang
Insulin untuk menekan lipolisis dan
glukoneogenesis
Mengatasi stress
Pemantauan hingga tercapai fisiologi normal
11. IV
• Akses
intravena ( iv )
2 jalur ,salah
satunya
dicabang
dengan 3 way
cairan
•Jumlah cairan yang
diberikan dalam 15 jam
sekitar 5 L.
•NaCl 0,9% diberikan:
•1jam pertama + 1-2 L
•Jam kedua + 1L
•Jam ketiga & keempat +
0,5L
•Jam kelima, keenam, dan
selanjutnya sesuai
kebutuhan
•Jika Na+ > 155 mEg/L
ganti cairan dengan NaCl
0,45%
•Jika GD < 200 mgdL ganti
cairan dengan Dextrose 5%
Insulin regular
• Diberikan setelah
2 jam rehidrasi
cairan
• RI bolus 180
mU/kgBB IV
,dilanjutkan :
• RI drip 90
mU/kgBB/jam
dalam NaCl 0,9 %
• Jika GD < 200
mg/dL : kecepatan
dikurangi RI
drip 45
mU/kgBB/jam
dalam NaCl 0,9%
Lanjutan KAD , , ,
13. Definisi
Suatu sindrom yang ditandai dengan
hiperglikemia berat, hiperosmolar,
dehidrasi berat tanpa ketoasidosis, disertai
penurunan kesadaran.
Biasanya pada penderita DM tipe 2
14. Faktor Pencetus
Infeksi
Pengobatan
DM tidak terdagnosis
Penyalah gunaan obat
Dan penyakit penyerta (AMI, serebrovaskular, chusing
sindrom, gagal ginjal. dll)
15. Diuresis
glukosuria
Volume intravaskular
Laju filtrasi glomerulus
Kadar glukosa
HIPERGLIKEMIA
Timbul diuresis
osmotik
Menurunnya
cairan tubuh total
Cairan intravaskular
hilang
Hiperosmolar
Memicu sekresi hormon antidiuretik
Memicu timbul rasa haus
Jika tidak dikompensasi
dehidrasi
Hipovolemia
Hipotensi
Gangguan perfusi
jaringan
Lanjutan HHNK , , ,
16. Gejala
• Pada orang tua dan DM tipe 2
• Lemah, gangguan penglihatan, kaki kejang
• Mual, muntah tetapi lebih jarang dari KAD
• Keluhansyaraf : letargi, hemiparesis,
disorientasi, kejang, koma.
• Tanda dehidrasi berat : turgor buruk, mukosa
bibir kering, mata cekung, ekstrimitas dingin
dan nadi cepat lemah
18. Cairan Rehidrasi
Cairan intravena 100-200ml/Kg atau rata-rata 9 liter
Awalnya diberikan normal saline 1liter/ jam ( jika
isotonik overload cairan, jika hipotonik dapat
mengkoreksi defisit cairan terlalu cepat)
Jika shok hipovolemik ditambahkan plasma expander
Pada awalnya kadar glukosa akan menurun walau
tanpa insulin, normal penurunnyanya 75-100 mg/dL/jam
jika tidak tercapai dapat dikarenakan cairan yang kurang
atau kelaian ginjal
19. Elektrolit
Perlu dipantau terus karena peru bahan
terutama kadar kalium dapat rendah, normal
atau naik.
Kalium <3.3 maka pemberian insulin ditunda
dan diberikan kalium (2/3 kalium klorida atau 1/3
kalium fosfat)
Kalium> 5 maka perlu dikurangi
20. INSULIN
Yang terpenting cairan yang adekuat terlebih dahulu =
menyebabkan cairan masuk intra sel hingga hipotensi,
kolaps vaskular dan kematian
Pertama bolus 0,15 U/KgBB IV dan diikuti drip 0,1
U/kgBB hingga glukosa turun 250-300 mg/Dl
Jika kadar glukosa<300 diberikan dextrosa iv dan dosis
dititrasi secara sliding scale.
22. Definisi
• Hipoglikemia adalah kadar glukosa darah dibawah
normal.
Respon regulasi non-pankreas terhadap hipoglikemia
dimulai pada kadar glukosa darah 63-65mg% (3,5-
3,6mmol/L). Oleh sebab itu pada konteks diabetes,
diagnosis hipoglikemia ditegakkan jika kadar glukosa
plasma <63 mg%.
23. Trias hipoglikemia (Triad Whipple)
Keluhan yang menunjukan kadar glukosa plasma
yang rendah.
Kadar glukosa darah yang rendah (<3mmol/L pd
diabetes)
Hilangnya keluhan setelah kelainan biokimiawi
dikoreksi.
24. Penyebab
Peningkatan kadar insulin yang kurang tepat,
setelah pemberian insulin atau sulfonilurea.
Pemberian insulin masih belum bisa menirukan
insulin fisiologis.
Makan glukosa 1 jam. Insulin mencapai
puncak konsentrasi 1-2 jam = rentan
hipoglikemia 2 jam setelah makan hingga
makan selanjutnya.
26. Asupan karbohidrat kurang
Makan tertunda atau kurang
Diet sliming, anoreksia nervosa
Muntah
menyusui
Lain-lain
Absorbsi yang cepat
Alkohol, obat ( salisilat, sulfonamid, penyekat beta,
pentamidin)
27. Hormon Kontra Regulator
Glukagon : glikogenolisis, glukoneogenesis
Epinefrin : glikogenolisis, glukoneogenesis dihati dan
ginjal. Lipolisis dijaringan lemak.
Kortisol dan growth hormone : melawan kerja insulin
dijaringan perifer serta meningkatkan glukoneogenesis.
Sel beta pankreas bereaksi terhadap hipoglikemi.
Neuron hipotalamus ventromedial (VMH): percobaan
pada hewan. Neuron tersebut berkaitan dengan pituitari-
adrenal
29. • Klasifikasi Klinis hipoglikemia akut
Lanjutan Hipoglikemia , , ,
Derajat Klinis
Ringan Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada
gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata
Sedang Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan
gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata
Berat Sering (tidak selalu) tidak simtomatik, karena
gangguan kognitif pasien tidak mampu mengatasi
sendiri
Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak
memerlukan terapi parenteral
Membutuhkan terapi parenterqal (glukagon
intramuskular atau glukosa intravena
Disertai dengan koma atau kejang
30. Terapi Hipoglikemia
Glukosa oral : 10-20 g. dalam bentuk tablet,
jelly, minuman, madu, dll.
Glukagon intramuskular : 1 mg. bila pasien
sadar diikuti 20 g oral, dan 40 g karbohidrat
dalam bentuk tepung.
Glukosa intravena : 75-100ml glukosa 20% atau
150-200ml glukosa 10%. Glukosa 50%
dianggap toksik untuk jaringan.
33. Retinopati DM
• Kerusakan retina pada penderita diabetes karena
obstruksi vaskuler , aliran darah yang tak adekuat,
maupun perdarahan.
• Onset > 5 th menderita DM.
35. 5 proses dasar patofisiologi retinopati :
• Pembentukan mikroaneurisma
• Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
• Penyumbatan pembuluh darah
• Proliferasi pembuluh darah baru dan jaringan fibrosa di retina
• Kontraksi dari jaringan fibrosis kapiler dan humor vitreous
36. Stadium Retinopati Diabetik :
– Stadium nonproliferatif, apabila hanya ditemukan
perubahan mikrovaskular dalam retina.
– Stadium preproliferatif, ditandai dengan
penyumbatan kapiler retina yang akan
menimbulkan perdarahan, kelainan vena dan
kelainan intraretina.
– Stadium proliferatif, ditandai dengan proliferasi
pembuluh darah baru (neovaskular).
37. TERAPI & PENCEGAHAN
Kontrol gula darah
Kontrol tekanan darah
Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi
Fotokoagulasi dengan sinar laser
Vitrektomi untuk pendarahan vitreus atau ablasio retina.
38. Nefropati DM
Sindrom klinis pada pasien DM yang ditandai
albuminuria menetap (>300mg/24 jam atau>ig/menit)
dalam kurun waktu 3-6 bln.
Dinegara maju penyebab GGK no 1.
Insidens lebih sering pada DM tipe 2
39. Etiologi
Gula darah yang tidak terkendali
Faktorgenetis
Peningkatan aliran darah ginjal
Hipertensi
Sindrom resistensi insulin
Peradangan
Perubahan permeabiltas pembuluh darah
Asupan protein berlebih
40. • Perubahan fungsi filtrasi
> gangguan eksresi-
reabsorbsi molekul >
proteinuria, albuminuria,
hematuria, dll.
• Ditandai dengan :
– Proteinuria persisten
(> 5 gr/hari)
– Retinopati
– Hipertensi
41. Terapi
Pengendalian gula darah
Pengendalian tekanan darah
Perbaikan fungsi ginjal ( diet rendah protein, ACE I,
ARB)
Pengendalian faktor komorbid ( lemak, obes)
Non farmakologis
Olahraga
Diet
Stop rokok
42. Penyakit Jantung Koroner
Belum diketahui secara pasti
Angka atherosklerosis lebih
tinggi pada DM
Pasien DM resiko tinggi
trombosis, penurunan
fibrinolisis, peningkatan respon
inflamasi
Terjadi glikosilasi protein yg
mempengaruhi integritas
dinding pembuluh darah
43.
44. Terapi
Pengobatan hyperglikemia dengan diet dan obat-obatan
Pengobatan dislipidemia
MONACO ( Morphin, Oksigen, Nitrat, Aspirin, CPG )
Pengobatan hipertensi dengan ACE I, ARB, beta bloker
dan diuretik
Stop rokok
49. Cont’d
• Klasifikasi Wagner :
– Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti “claw, callus”
– Derajat I : ulkus superficial terbatas pada kulit
– Derajat II : ulkus dalam menembus tendon dan tulang
– Derajat III : abses dalam dengan atau tanpa osteomyelitis
– Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis
– Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah
• Tindakan pengobatan :
– Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada
– Derajat I-IV : pengelolaan medik dan tindakan bedah minor
– Derajat V : tindakan bedah minor, bila gagal dilanjutkan bedah mayor
seperti amputasi di atas lutut atau dibawah lutut
50. Cont’d
• Pada penderita DM sebaiknya pemasangan
IVFD tidak di kaki karena end artery.
• Terapi DM dengan komplikasi ulcus adalah
insulin > karena insulin adalah agen anabolik
sehingga baik untuk pembentukan jaringan,
apalagi bila disertai underweight.
51. Mengapa luka tak mudah sembuh?
• Imunitas ↓
• Penurunan fungsi leukosit :
– Fagositosis
– Kemotaksis
– Antibodi intrasel
• Kerentanan
– Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah
– Keton bodies
• mikro/makroangiopati : RBC, WBC, dan O2 sulit mencapai jaringan.