3. • Diabetes Melitus adalah kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik adanya hiperglikemia dari hasil
defek sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
• Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
atau kegagalan beberapa organ tubuh terutama
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
4. PENDAHULUAN
• Komplikasi yang dapat terjadi oleh akibat
hiperglikemik dapat menimbulkan ketoasidosis atau
non-ketotik hiperosmolar yang dapat menyebabkan
pingsan, koma bahkan kematian.
• Krisis hiperglikemia merupakan
komplikasi akut yang terjadi pada DM
tipe 1 ataupun DM tipe 2
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
5. KAD
Merupakan suatu keadaan
yang ditandai dengan asidosis
metabolik akibat pembentukan
keton yang berlebihan
SHH
Merupakan suatu keadaan
yang ditandai dengan ditandai
dengan hiperosmolaritas berat
dengan kadar glukosa serum
yang biasanya lebih tinggi dari
KAD murni dan tanpa adanya
ketoasidosis
PENDAHULUAN
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
6. KAD
Angka kejadian KAD
berdasarkan penelitian
didapatkan antara 4
sampai 8 kejadian per
1,000 pasien diabetes
SHH
Angka kejadian SHH <
1% dimana angka
kematian yang
disebabkan SHH lebih
tinggi dibandingkan
KAD
PENDAHULUAN
Sumber : American Diabetes Assosiation. Standards of Medical Care in Diabetesd 2020.
America: American Diabetes Assosiation. 2020.
7. FAKTOR
PENCETUS
˗ Infeksi, penyakit
vaskular akut,
˗ trauma,
˗ luka bakar,
˗ kelainan
gastrointestinal
(pankreatitis akut,
kholesistitis akut),
˗ obat-obatan
GEJALA
Krisis hiperglikemia
umumnya ditandai
dengan gejala
hiperglikemia (poliuria,
polidipsia, polifagia),
mual muntah,
perubahan status
mental, dehidrasi,
pernafasan kusmaul,
dan sebagainya
PRINSIP
TATALAKSANA
Pemberian cairan
untuk rehidrasi,
koreksi
hiperglikemia dan
ketidakseimbangan
elektrolit, serta
mengatasi penyakit
dasarnya
PENDAHULUAN
8. BATASAN
MASALAH
Membahas mengenai
defenisi, epidemiologi,
etiologi, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana,
komplikasi dan prognosis
krisis hiperglikemia.
TUJUAN
PENULISAN
Meningkatkan
pengetahuan/wawasan
dan meningkatkan
pemahaman mengenai
krisis hiperglikemia.
METODE
PENULISAN
Berdasarkan dari
tinjauan kepustakaan
yang merujuk kepada
berbagai literatur
PENDAHULUAN
10. • Komplikasi akut yang terjadi pada DM tipe 1
ataupun DM tipe 2
Krisis
Hiperglikemiia
• Keadaan dekompensasi metabolik yang
ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan
ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut atau relatif
Ketoasidosis
Diabetik
• Status hiperosmolar hiperglikemik didefinisikan
sebagai hiperglikemia ekstrim, osmolalitas serum
yang tinggi dan dihidrasi berat tanpa ketosis dan
asidosis yang signifikan.
Status
Hiperosmolar
Hiperglikemik
DEFINISI
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna
Publishing; 2014.
Gosmanov AR, Gosmanova EO, Kitabchi AE. Hyperglycemic Crises: Diabetic Ketoacidosis (DKA), and Hypergycemic Hyperosmolar State
(HHS). National Center for Biotechnology Information. 2015.
11. KAD SHH
Insiden KAD di
Indonesia tidak
sebanyak di Negara
barat
Di Indonesia
Estimasi IDF tahun 2012, lebih dari 371 juta
orang di seluruh dunia mengalami DM, 4,8
juta orang meninggal akibat penyakit
metabolik ini
Estimasi
Insiden KAD sebesar 8/1000
pasien DM per tahun untuk
semua kelompok umur,
sedangkan untuk kelompok
umur kurang dari 30 tahun
sebesar 13,4/1000 pasien
DM per tahun.
Masalah kesehatan
masyarakat global dan
menurut International
Diabetes Federation (IDF)
pemutakhiran ke-5 tahun
2012, jumlah penderitanya
semakin bertambah.
EPIDEMIOLOGI
Sumber : Savage MW, Dhatariya KK, Kilvert A, Rayman G, Rees JAE, Coentrey CH, Hilton L, Dyer PH and Hamersley
MS.2011. Joint British Diabetes Societies Guideline for the Management of Diabetic Medecine. P 1464 – 5491.
12. Kondisi Pencetus Kasus (%)
Infeksi 19-56
Penyakit kardiovaskular 3-6
Insulin inadekuat/stop 15-41
Diabetes awitan baru 10-22
Penyakit medis lainnya 10-12
FAKTOR PENCETUS
KAD
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
13. SHH
Penyakit Penyerta
1) Infark Miokard Akut
2) Sindrom Cushing
3) Hipertermia
4) Hipotermia
5) Trombosis Mesenterika
6) Pankreatitis
7) Emboli paru
8) Gagal Ginjal
9) Luka bakar berat
10) Tirotoksikosis
Pengobatan
1) Antagonis kalsium
2) Obat kemoterapi
3) Klorpromazin, simetidin
4) Diazoxid
5) Glukokortikoid
6) Diuretic Loop
7) Olanzapin
8) Fenitoin
9) Propanolol
10) Diuretik tiazid
11) Nutrisi parenteral total
FAKTOR PENCETUS
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
14. SHH
Infeksi
1) Selulitis
2) Infeksi gigi
3) Pneumonia
4) Infeksi gigi
5) Sepsis
6) ISK
Noncompliance
Penyalahgunaan obat
1) Alkohol
2) Kokain
DM tidak terdiagnosa
FAKTOR PENCETUS
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
15. PATOFISIOLOGI
Sumber : Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN. Hyperglycemic crises in adult patients with diabetes. Diabetes
care. 2009;32(7):1335–1343. [PMC free article] [PubMed]
16. KAD SHH
- Poliuria, polidipsi, rasa lelah,
kram otot, rnual muntah, dan
nyeri perut.
- Pada keadaan yang berat
dapat ditemukan keadaan
penurunan kesadaran sampai
koma.
- Rasa lemah, gangguan
penglihatan, atau kaki kejang.
- Mual dan muntah (lebih
jarang jika dibandingkan
dengan KAD).
- Kadang, pasien datang
dengan disertai keluhan saraf
seperti letargi, disorientasi,
hemiparesis, kejang atau
koma.
MANIFESTASI KLINIS
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018.
17. KAD SHH
- Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan tanda-tanda
dehidrasi, nafas Kussmaul jika
asidosis berat, takikardi,
hipotensi atau syok, flushing,
penurunan berat badan, dan
tentunya adalah tanda dari
masing-masing penyakit
penyerta.
- Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tanda-tanda
dehidrasi berat seperti turgor
yang buruk, mukosa pipi yang
kering, mata cekung, perabaan
ekstremitas yang dingin dan
denyut nadi yang cepat dan
lemah. Dapat pula ditemukan
peningkatan suhu tubuh yang
tak terlalu tinggi.
MANIFESTASI KLINIS
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018.
18. KAD SHH
- Trias biokimiawi pada KAD
adalah hiperglikemia,
ketonemia dan atau ketonuria,
serta asidosis metabolik.
- pH arterial < 7,3, kadar
bikarbonat < 15 mEq/L, dan
kadar glukosa darah >250
mg/dL.
- Keton pada urin atau serum
positif.
- Perubahan pada status
mental dapat berkisar dari
disorientasi sampai koma
- Kadar glukosa darah >600
mg/dL, pH arteri >7,30, kadar
bikarbonat > 15, osmolaritas
serum >320 mOsm/kg
- Keton pada urin atau serum
sedikit/negatif.
MANIFESTASI KLINIS
Sumber : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
Harrison. Principles of internal medicine. Volume 1. 20th edition. Mcgraw-hill education; 2018.
19. Anamnesis dan Pemeriksan Fisik
Diagnosis Krisis Hiperglikemi
KAD SHH
Onset Waktunya singkat (,24
jam)
Beberapa hari-minggu
Gambaran klinis Poliuri, polidipsi, penurunan berat badan, muntah, nyeri
abdomen, dehidrasi, lemah, penurunan berat badan
Pemeriksaan fisik Pada KAD dan SHH : Turgor kulit yang menurun,
pernafasan kussmaul, takikardi, hipotensi, perubahan
status mental, syok, dan bahkan koma.
Pernafasan kussmaul, bau
keton, nyeri perut, muntah
berwarna kopi
Perubahan sensoris >>
perubahan status mental
>> koma
Gejala neurologis fokal
23. • Jika tidak ada kelainan jantung : pemberian NaCl 0.9% sebanyak 15-
20 ml/Kgbb/Jam atau lebih besar (pada jam pertama)
• Penggantian cairan tergantung :
a. Derajat dehidrasi,
b. Kadar elektrolit darah. Jika Na serum rendah >> NaCl 0,9%, jika
Na serum N/meningkat >> NaCl 0,45% (4-14 ml/KgBB/Jam)
c. Banyaknya urin
• Selama fungsi ginjal baik > ditambahkan 20-30 mEq/l Kalium (2/3 Kcl
dan 1/3 KPO4) sampai pasien stabil dan dapat diberikan secara oral
• Pemantauan keberhasilan terapi cairan : pemantauan hemodinamik,
urin output dan pemeriksaan fisik
• Target : dapat mengkoreksi defisit dalam 24 jam, dan osmolaritas < 3
mOsm/kg/H2O/jam
Terapi cairan (cont)
24. Terapi Insulin
Bolus insulin
0.15 unit/Kgbb
Infus insulin 0,1
unit/kgBB/jam
Glukosa 50-75mg/dl
Tidak Ya
0,5cc/jam
Target : GD 250 (KAD) dan 300mg/dl (SHH)
Insulin 0,05-0,1 unit/kg/jam + dextrose (5-
10%)
KAD teratasi, stop insulin intravena, dan
lanjutkan dengan fixed dosed basal dan
prandial
25. • Diindikasikan pada saat kadar dalam darah < 5,3 mEq/l, dan urin
output cukup (50ml/jam)
• 20–30 mEq kalium ( 2/3 KCl dan 1/3 KPO4) pada setiap liter cairan
infus cukup untuk mempertahankan konsentrasi kalium serum antara
4–5 mEq/l
• Pemberian insulinn ditunda jika kadar kalium <3,3 mEq/L
Kalium
Bicarbonat
• Masih kontroversial
• Diberikan jika ph <6,9, sodium bicarbonat 100mmol dalam 400cc
cairan steril + 20mEq KCL dengan kecepatan 200ml/jam selama 2
jam hingga pH vena > 7,0
• Tidak perlu tambahan bicarbonat pada kondisi pH >7,0
26. Fosfat
• Belum ada bukti yang kuat menunjukkan keuntungan penggantian
fosfat pada KAD akibat kadar yang berkurang dengan pemberian
insulin
• Kadang-kadang hanya diindikasikan untuk pasien dengan kelainan
jantung, anemia, dan depresi pernafasan + kadar fosfat serum <1,0
mg/dl
• Terapinya : 20-30 mEq/L kalium fosfat yang ditambahkan ke larutan
pengganti
• Studi terkait untuk SHH belum ada
27. Komplikasi
● Komplikasi akibat pengobatan
1. Hipoglikemi
2. Hipokalemia
3. Hiperglikemi sekunder
4. Hiperkhloremi
5. Hipoksemia dan Edem paru
Komplkasi akibat KAD/SHH
1. Edem serebri
2. Pankreatitis akut
3. Dilatasi gaster akut akibat
gastroparesis >> perdarahan GI
28. Pencegahan
Sick day management
Informasi yg harus diketahui pasien dan keluarganya :
1. Kapan menghubungi sarana pelayanan kesehatan
2. Target glukosa darah dan penggunaan short-acting
insulin selamat penyakit
3. Mengobati demam dan infeksi
4. Inisiasi dari suatu diet cairan yg mudah dicerna
yang mengandung karbohidrat dan garam
30. • Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada Diabetes
Mellitus (DM), baik tipe 1 maupun tipe 2
• Krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabetik (KAD), status
hiperosmolar hiperglikemik (SHH) atau kondisi yang mempunyai elemen kedua
keadaan diatas
• KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis metabolik akibat pembentukan
keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperosmolalitas berat
dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni
• Untuk membedakan hiperglikemi krisis termasuk jenis KAD atau HHS dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang seperti DL, SE, dan BGA
• Terapi krisis hiperglikemi pada KAD dan SHH tidak jauh berbeda, yaitu terapi cairan,
pemberian insulin, koreksi kalium dan koreksi elektrolit lainnya atas indikasi.
• Upaya pencegahan terjadinya krisis hiperglikemi pada pasien yang telah dikenal DM
sebelumnya diantaranya dengan sick days management, aga dapat segera
mengenali lebih awal tanda-tanda krisis hiperglikemi dan pelayanan kesehatan
segera untuk mencegah komplikasi yang ada
KESIMPULAN
31. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by
Freepik
Thank you!
Editor's Notes
Insulin di stop jika KAD teratasi, dan dilanjutkan dengan pemberian fixed dose basal dan prandial yg disesuaikan dengan kebutuhan sebelumnya. Pasien baru :