Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Resusitasi cairan dan elektrolit membahas tentang resusitasi cairan pada pasien perdarahan akut dan dehidrasi, termasuk pilihan cairan, algoritme resusitasi, dan penilaian status volume darah."
Shock dan Resusitasi Cairan
Akan mendiskusikan tentang
1. Konsep cairan dan elektrolit
2. Terapi cairan
3. Macam-macam shock, penyebab, penanganan dan resusitasi cairan
4. Initial assessment pada kasus shock
5. Contoh kasus
Untuk diskusi tentang slide ini atau ingin komunikasi bisa ke eri_yanuar2004@yahoo.com
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
Makalah ini membahas tentang hernia, termasuk definisi, komponen, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hernia."
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
Makalah ini membahas tentang hernia, termasuk definisi, komponen, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hernia."
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Makalah ini membahas tentang transfusi darah, termasuk definisi transfusi darah, jenis-jenis komponen darah dan manfaatnya, indikasi transfusi, komplikasi transfusi, dan contoh kasus yang membutuhkan transfusi darah.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Modul ini membahas tentang pemberian cairan infus dan obat-obatan dalam praktik kebidanan, mencakup pengertian cairan tubuh, distribusi dan keseimbangan cairan tubuh, serta teknik pemasangan infus."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pasien dengan gangguan volume cairan ekstraseluler dan interstisial, mencakup konsep keseimbangan cairan tubuh, anatomi cairan tubuh, faktor yang mempengaruhinya, serta gangguan volume cairan seperti hipovolemia dan hipervolemia beserta penanganannya.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 328/MENKES/SK/VIII/2013 ...BPJS Kesehatan RI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan Formularium Nasional sebagai daftar obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Formularium Nasional terdiri dari berbagai kelas obat untuk berbagai kondisi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asam salisilat, termasuk rumus strukturnya, sifat kimia dan fisikanya, kegunaannya sebagai aditif makanan dan kosmetik, bahaya kesehatannya, ambang batas penggunaannya dalam makanan, dan alternatif penggantinya.
Kanker serviks merupakan kanker nomor satu pada wanita yang disebabkan oleh infeksi HPV. Pencegahan melalui vaksinasi dan deteksi dini dengan Pap smear serta inspeksi visual asam asetat dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Kanker serviks dapat dicegah dengan menghindari faktor resiko dan deteksi dini.
Konsep kebutuhan cairan dan elektrolit baruSulistia Rini
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang komposisi dan peranan cairan serta elektrolit tubuh, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta penatalaksanaannya.
Untuk mendukung terlaksananya SJSN yang mengacu pada penggunaan obat yang rasional, maka diperlukan suatu sistem formularium yang bersifat nasional. Apoteker sebagai tenaga penunjang kesehatan harus dapat menunjang informasi terkait obat yang akan masuk dalam formularium nasional. Salah satu pendekatan medik yang digunakan untuk penelusuran bukti ilmiah terkait obat-obatan maupun hal lain yang berhubungan dengan kepentingan pelayanan kesehatan adalah Evidance Based Medicine (EBM). Telaah kritis terhadap literatur yang berkaitan dengan suatu obat dilakukan untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam menyusun formularium nasional.
This document discusses cervical lesions and cervical cancer prevention. It describes cervical intraepithelial neoplasia (CIN) grades 1-3, which are precancerous lesions identified through Pap smear screening. CIN1 has a low risk of progression while CIN2-3 have a higher risk, with 5-40% potentially progressing to cancer if left untreated. The document recommends treatment over observation for most women with CIN2-3 to prevent cancer development.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMASANGAN NGT , STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN NGT, Cara Pemasangan NGT, Tugas Mata Kuliah Sistem Pencernaan , UNSRIT (Universitas Sariputra Indonesia Tomohon) Fakultas Keperawatan Semester 4
Dokumen tersebut membahas tentang komposisi cairan dan elektrolit normal pada tubuh manusia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit seperti hiponatremia, hiperkalemia, serta penanganannya melalui terapi cairan dan elektrolit.
Teks ini memberikan informasi tentang pemberian cairan infus intravena, termasuk tujuan, indikasi, kontraindikasi, jenis cairan, komposisi, dan prosedur pemasangan infus. Jenis cairan infus dibedakan menjadi kristaloid seperti NaCl dan RL, serta koloid seperti albumin, HES, dextran, dan gelatin. Prosedur pemasangan infus meliputi persiapan peralatan, desinfeksi, penanaman jarum, dan pengaturan kece
Profil tersebut mendeskripsikan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja seorang tenaga kesehatan yang memiliki berbagai sertifikasi dan pengalaman sebagai dosen, ketua organisasi, dan fasilitator pelatihan.
Dokumen tersebut membahas tentang acute kidney injury (AKI) yang ditandai dengan peningkatan kreatinin serum lebih dari 0.3 mg/dl per hari atau penurunan output urin kurang dari 0.5 ml/kg/jam selama lebih dari 6 jam. AKI diklasifikasikan menggunakan kriteria RIFLE dan AKIN berdasarkan kenaikan kadar kreatinin serum dan volume urin. Terdapat tiga penyebab AKI yaitu prerenal, renal, dan pascarenal yang m
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai elektrolit utama dalam tubuh seperti natrium, klorida, potasium, fosfat, kalsium, dan magnesium. Elektrolit-elektrolit tersebut memiliki fungsi penting dalam memelihara keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam kontraksi otot dan transmisi impuls saraf.
Pasien perempuan berusia 57 tahun dirawat dengan diagnosis Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagal Ginjal Kronik stadium IV. Selama perawatan, pasien diberikan terapi obat antidiabetik, antihipertensi, diuretik, antibiotik, dan suportif serta pemantauan parameter vital dan laboratorium untuk mengontrol gejala dan komplikasi penyakit.
2. • cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui
sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik)
untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh.
3. Cairan hipotonik:
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum),
sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas
serum.
4. Cairan Isotonik:
• Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati
serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus
berada di dalam pembuluh darah.
5. Cairan hipertonik:
• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum,
sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan
sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik
6. Pengelompokan cairan
• Kristaloid :
• Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu
yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan
segera.
8. • Koloid
• Merupakan larutan yang terdiri dari molekul-molekul besar yang
sulit menembus membran kapiler, digunakan untuk mengganti
cairan intravaskuler.
9. • Albumin
• Komposisi : Albumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein 69-
kDa yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh: albumin 5%). Albumin
merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena : volume yang
dibutuhkan lebih kecil, efek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di
dalam jaringan pada penggunaan jangka lama yang lebih kecil
dibandingkan starches dan resiko terjadinya anafilaksis lebih kecil.
• Indikasi : Pengganti volume plasma atau protein pada keadaan syok
hipovolemia, hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma,
cardiopulmonary bypass, hiperbilirubinemia, gagal ginjal akut, pancretitis,
mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar.
• Hipoalbuminemia yang merupakan manifestasi dari keadaan malnutrisi,
kebakaran, operasi besar, infeksi (sepsis syok), berbagai macam kondisi
inflamasi, dan ekskresi renal berlebih.
• Kontraindikasi : gagal jantung, anemia berat.
• Produk : Plasbumin 20, Plasbumin 25.
10. • HES (Hydroxyetyl Starches)
• Komposisi : Starches tersusun atas 2 tipe polimer glukosa, yaitu amilosa dan
amilopektin.
• Indikasi : Penggunaan HES pada resusitasi post trauma dapat menurunkan
permeabilitas pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan resiko kebocoran
kapiler.
• Kontraindikasi : Cardiopulmonary bypass, dapat meningkatkan resiko
perdarahan setelah operasi, hal ini terjadi karena HES berefek antikoagulan
pada dosis moderat (>20 ml/kg).
• Adverse reaction : HES dapat terakumulasi pada jaringan retikulo endotelial
jika digunakan dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menimbulkan
pruritus.
• Contoh : HAES steril, Expafusin.
11. • Dextran
• Komposisi : dextran tersusun dari polimer glukosa hasil sintesis dari bakteri
Leuconostoc mesenteroides, yang ditumbuhkan pada media sukrosa.
• Indikasi : Penambah volume plasma pada kondisi trauma, syok sepsis,
iskemia miokard, iskemia cerebral, dan penyakit vaskuler perifer.
• Kontraidikasi : pasien dengan tanda-tanda kerusakan hemostatik
(trombositopenia, hipofibrinogenemia), tanda-tanda gagal jantung, gangguan
ginjal dengan oliguria atau anuria yang parah.
• Adverse Reaction : Dextran dapat menyebabkan syok anafilaksis, dextran
juga sering dilaporkan dapat menyebabkan gagal ginjal akibat akumulasi
molekul-molekul dextran pada tubulus renal. Pada dosis tinggi, dextran
menimbulkan efek pendarahan yang signifikan.
• Contoh : hibiron, isotic tearin, tears naturale II, plasmafusin
12. • Gelatin
• Komposisi : Gelatin diambil dari hidrolisis kolagen bovine.
• Indikasi : Penambah volume plasma dan mempunyai efek
antikoagulan,
• Kontraindikasi : haemacel tersusun atas sejumlah besar kalsium,
sehingga harus dihindari pada keadaan hiperkalsemia.
• Adverse reaction : dapat menyebabkan reaksi anafilaksis. Pada
penelitian dengan 20.000 pasien, dilaporkan bahwa gelatin
mempunyai resiko anafilaksis yang tinggi bila dibandingkan
dengan starches.
• Contoh : haemacel, gelofusine
13. Cairan Khusus
• MANNITOL
• D-Manitol. C6H14O6
• Indikai : Menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema serebral, meningkatkan
diuresis pada pencegahan dan/atau pengobatan oliguria yang disebabkan gagal
ginjal, menurunkan tekanan intraokular, meningkatkan ekskresi uriner senyawa toksik,
sebagai larutan irigasi genitouriner pada operasi prostat atau operasi transuretral.
• ASERING
• Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis
akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,
trauma.
• Komposisi: Setiap liter asering mengandung :
• Na 130 mEq
• K 4 mEq
• Cl 109 mEq
• Ca 3 mEq
• Asetat (garam) 28 mEq
• Keunggulan: Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien
yang mengalami gangguan hati
• · ·
14. • KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
• Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
• Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
• Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
• Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
Kompisisi :
1.KA-EN 3A
• Tiap liter isi mengandung
• sodium klorida 2,34 g
• potassium klorida 0,75 g, sodium laktat 2,24 g
• anhydrous dekstros 27 g.
• Elektrolit (mEq/L)
• a.Na+ 60
• b.K+ 10
• c.Cl- 50
• D.laktat- 20
• e.glukosa : 27 g/L.
• f. kcal/L : 108
15. KA-EN MG3
Indikasi :
· Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
· Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
· Mensuplai kalium 20 mEq/L
· Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
Komposisi :
Tiap liter isi mengandung bahan :
- sodium klorida 1,75g,
- potassium klorida 1,5g,
- sodium laktat 2,24g,
- anhydrous dekstros 100g.
- Elektrolit (mEq/L) :
A. Na+ 50,
B. K+ 20,
C. Cl- 50,
D. laktat- 20,
E. glukosa 100 g/L;
F. kcal/L: 400
16. KA-EN 4A
Indikasi :
· Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
· Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium
serum normal
·Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
· Na 30 mEq/L
· K 0 mEq/L
· Cl 20 mEq/L
· Laktat 10 mEq/L
· Glukosa 40 gr/L
KA-EN 4B
Indikasi:
· Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
· Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
· Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
· Na 30 mEq/L
· K 8 mEq/L
· Cl 28 mEq/L
· Laktat 10 mEq/L
· Glukosa 37,5 gr/L
17. Otsu-NS
Indikasi:
· Untuk resusitasi
· Kehilangan Na > Cl, misal diare
· Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)
Mengandung elektrolit mEq/L
· Na+
= 154
· Cl-
= 154
Otsu-RL
Indikasi:
· Resusitasi
· Suplai ion bikarbonat
· Asidosis metabolik
Mengandung elektrolit mEq/L
· Na+
= 130
· Cl-
= 108.7
· K+
= 4
· Ca++
= 2.7
· Laktat = 28
18. MARTOS-10
Indikasi:
· Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
· Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat
dan defisiensi protein
· Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
· Mengandung 400 kcal/L
19.
20. AMINOVEL-600
Indikasi:
· Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
· Penderita GI yang dipuasakan
· Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
· Stres metabolik sedang
· Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
Komposisi :
Tiap liter Aminovel 600 berisi
- amino acid (L-form) 50g,
- D-sorbitol 100g,
- ascorbic acid 400mg,
- inositol 500mg,
- nicotinamide 60mg,
- pyridoxine HCl 40mg,
- riboflavin sodium phosphate 2,5mg,
- Elektrolit :
- Elektrolit :
a. Sodium 35 mEq,
b. potassium 25 mEq,
c. magnesium 5 mEq,
d. acetate 35 mEq,
e. maleate 22 mEq,
f. chloride 38 mEq.
- Setiap 50g asam amino berisi :
a. L-isoleucine 3,2gram,
b. L-leucine 2,4g,
c. L-lysine (calculated as base) 2g,
d. L-methionine 3g,
e. L-phenylalanine 4g,
f. L-threonine 2g,
g. L-tryptophan 1g,
h. L-valine 3,2g,
i. L-arginine (calculated as base) 6,2g,
j. L-histidine (calculated as base) 1g,
k. L-alanine 6g,
l. glycine 14g,
m. L-proline 2g
21. PAN-AMIN G
Indikasi:
· Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
· Nutrisi dini pasca operasi
· Tifoid
Komposisi
Tiap liter infuse mengandung
- L-arginine HCl 2,7g,
- L-histidine HCl H2O 1,3g,
- L-isoleucine 1,8g,
- L-leucine 4,1g,
- L-lysine HCl 6,2g,
- L-methionine 2,4g,
- L-phenyilalanine 2,9g,
- L-threonine 1,8g,
- L-tryptophane 0,6g,
- L-valine 2g,
- glycine 3,4g,
- D-sorbitol 50g
- air.
22. TUTOFUSIN OPS
Per liter :
- Natrium 100 mEq,
- Kalium 18 mEq,
- Kalsium 4 mEq,
- Magnesium 6 mEg,
- Klorida 90 mEq,
- Asetat 38 mEq,
- Sorbitol 50 gram.
Indikasi :
o Air & elektrolit yang dibutuhkan pada fase sebelum, selama, & sesudah operasi.
O Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit selama masa pra operasi, intra operasi dan pasca operasi
O Memenuhi kebutuhan air dan elektrolit pada keadaan dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intraselular
o Memenuhi kebutuhan karbohidrat secara parsial
Kontraindikasi :
O Insufisiensi ginjal
O intoleransi Fruktosa & Sorbitol
O kekurangan Fruktosa-1-6-difosfate
O keracunan Metil alkohol.
Hati-hati pada :
O Penyakit ginjal atau jantung
O retensi cairan
O hipernatremia.