SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Blok respirasi
Pembimbing:dr.AndiAkamandaIrwan
ANGGOTA:
1. Vinny Rahmayani 1102080111
2. Muhammad Rahmat Nur 1102110030
3. Yunika 1102110051
4. Nur Qalbi Ramadhani 1102110061
5. Arifah Usrah 1102110097
6. Hardyanti 1102110114
7. Siti Fajriah Abdullah 1102110123
8. Ananda Asmara 1102110126
9. Ainil Maksura 1102110132
10. Andi Najmiah Hafsah 1102110143
11. Suyudi K. P. La Udo 1102110151
Seorang laki-laki 56 tahun datang ke rumah sakit karena batuk
hebat dan sesak napas. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3
tahun lalu dan semakin memburuk terutama selama 3 bulan
terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 37oC, denyut nadi
adalah 104 X/ menit, dan pernapasan 34X/menit yang tampak
terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes
spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 50% dari nilai
prediksi. Tes oksimetri 84%. Dia adalah seorang perokok berat
yang mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun. Dia biasanya
merokok 2 bungkus rokok per hari, tapi sejak gejala penyakitnya
makin berat ia hanya merokok 1 bungkus per hari.
 Tes spirometry: pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru
(ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis.
 PEF: Peak Expiratory Flow, kecepatan pergerakan
udara keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi, diukur
dalam liter/detik.
 Tes oksimetri: sebuah tes yang cepat dan non invansif
untuk mengukur saturasi atau kadar oksigen dalam
darah.
1. Seorang laki-laki 56 tahun
2. Batuk hebat dan sesak napas
3. Riwayat sesak sejak 3 tahun lalu
4. Semakin memburuk terutama selama 3 bulan terakhir
5. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 37oC
6. Denyut nadi 104 X/ menit
7. Pernapasan 34X/menit
8. Tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada
9. Tes spirometry: PEF 50%
10. Tes oksimetri 84%
11. Seorang perokok berat
12. Mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun
13. Biasanya merokok 2 bungkus rokok per hari
14. Sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 1
bungkus per hari.
1. Bagaimana struktur anatomi, histologi dan fisiologi dari sistem respirasi!
2. Bagaimana patomekanisme dari gejala-gejala pada skenario dan bagaimana
hubungan antara gejala tersebut!
3. Jelaskan kandungan apa yang ada dalam rokok serta organ apa saja yang
terkena atau komplikasi yang dapat ditimbulkan!
4. Bagaimana upaya-upaya pencegahan merokok!
5. Mengapa gejala penyakit pada skenario baru muncul pada saat usia 56 tahun!
6. Apa perbedaan antara perokok pasif dan perokok aktif? Jelaskan!
7. Jelaskan tentang tes spirometry dan tes oksimetri!
8. Bagaimana mekanisme rokok sehingga menyebabkan penyakit pada paru dan
jelaskan diagnosis diferensial yang berhubungan dengan skenario
PERTANYAAN
ANATOMI
 Cavum nasi
 Nasopharynx
 Oropharynx
 Laryngopharynx
 Larynx
 Trachea
 Bronkus
 Bronkiolus
 Alveolus
 Pertukaran gas O2 dan CO2 (respirasi eksternal):
- ventilasi
- difusi
- transportasi
- perfusi
 Membersihkan udara.
 Melembabkan udara.
 Menghangatkan udara.
 Membentuk suara.
 Menggiatkan penciuman
BATUK
1.
iritasi
2.
inspirasi
3. kompresi
4.
ekspulsif
inhalasi
hiperventilasi
Kontrol refleks
pernapasan
bronkokonstriksi
Edem mukosa
Hipersekresi
mukustrakeobronkial
FAKYTOR
PENCETUS (benda
asing)
SESAK
NAPAS
BRONKOKONTRIKSI
MENGENAI
SARAF 
REFLEKS
BATUK
HIPERSEKRESI
MUKUS
Nikotin: aditif, kematian,bila
kadar >30 mg. Pembekuan darah
lebih cepat, serangan jantung
Karbon monoksida : rusak
lapisan vaskuler dan naikkan
kadar lemak pada dinding
vaskuler  penyumbatan.
Tar : penyebab tumbuhnya sel
kanker, merusak sel paru
dll
 Penyakit jantung: hipertensi dan PJK
 Gastrointestinal: mengganggu keseimbangan
pengeluaran asam lambung & mengganggu
pankreas menetralisir asam di lambung dan usus
 tukak atau perdarahan.
 Reproduksi: disfungsi ereksi (impoten)
 Kulit: kanker kulit dan tampak tua dan keriput
1. Pendekatan 5 A’S: ask, Advice, Assess, assist, arrange
2. Pendekatan 5R’s: relevance, risk, reward, roadbloc,
repetition.
3. Terapi farmakologi
NRT: pengganti nikotin
Bupropion SR : anti depresan
Varenecline: untuk berhenti merokok, struktur mirip
dengan senyawa cystine
 Imunokompromise, infeksi rekuren
 Usia lanjut
 Silia yang semakin rusak, timbunan mukus makin
banyak yang menyebabkan gejala baru dirasakan
Perokok aktif
 Yang dihisap hanya
15% saja, sisanya
dilepaskan ke udara.
 Addiction dan
dependence.
 Yang dihirup: Kandungan
racun jauh lebih tinggi 
dapat menurunkan
fungsi paru  peluang
30x lebih besar utk
meninggal krn kanker
paru.
Perokok pasif
 mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi
paru (ventilasi).
 Pada SCV (social vital capacity)  bernafas
normal 3x (mouthpiece sudah terpasang di
mulut) sblm mnarik nafas dalam dan
dihembuskan maksimal.
 Pada FVC (forced vital capacity)  menarik
nafas dalam sblm mouth piece dimasukkan
ke mulut dan dihembuskan secara
maksimal.
o untuk mengukur kadar
saturasi oksigen dalam
darah.
o bisa dimanfaatkan
untuk mengetahui
cacat jantung bawaan.
Interpretasi tes spirometri:
1. restriksi: VC < 80% NP; FVC <
80% NP.
2. obstruksi: FEV1 < 80% NP;
FEV1/FVC < 75% NP.
3. restriksi dan obstruksi: FVC <
80% NP; FEV1/FVC < 75% NP.
INHALASI
ASAP ROKOK
MENGHAMBAT
FAGOSITOSIS
MENGHAMBAT
AKTIVITAS
SILIA
MERUSAK
DINDING
SALURAN
PERNAPASAN
DISTAL
OBSTRUKTIF,
RETENSI
ALIRAN UDARA
HIPERSEKRESI
MUKUS
MENYERANG
PARENKIM PARU
PENYAKIT
PARU
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
2. Kanker paru
3. TB paru
4. Pneumonia
BRONKITIS KRONIK EMPHYSEMA
DEFINISI peradangan pada
bronkus yang bersifat
kronis dimana
produksi dahak yang
berlebihan pada
daerah Trakeobronkial
perubahan anatomis
parenkim paru
ditandai pembesaran
alveolus dan duktus
alveolaris serta
destruksi alveolar.
ETIOLOGI Influenza A dan B
(rokok, SO2) pekerjaan,
infeksi, genetik,
Adenovirus,
Rhinovirus, M.
pneumoniae, M.
Catarrhalis, Chlamydia,
S. Pneumoniae
Gen / herediter
Paparan ; asap rokok,
polusi udara
Strees oxidatif
Dll
BRONKITIS KRONIK EMPHYSEMA
GAMBARAN KLINIS Batuk dahak , bisa
hemoptisis, sesak napas
Sesak napas , batuk
sedikit dahak, diafragma
rendah ,Paru-paru besar
PATOGENESIS Stimulus  Mediator
inflamasi  imfosit CD8
 dilatasi
hyperplasia
sel goblet  radang
kronik bronkus
asap rokok infiltrasi sel
radang hasilkan
protease dan elastin
Alfa1 anti-tripsin
(antiprotease) dihambat
zat oksidan dalam asap
rokok terjadi kerusakan
terus menerus
PENATALAKSANAAN Edukasi
Terapi oksigen
N acetyl cistein
Antibiotik: penicillin,
ampicillin, amoxicillin.
Bronkodilator β agonis
oral: terbutalin 2,5 mg 3x1
Terapi oksigen
Terapi glukokortikoid
KANKER PARU TUBERCULOSIS PNEUMONIA
DEFINISI kanker yg berasal &
trjadi pd satu/kedua
paru. Umumnya
bermula di satu paru
kmudian menyebar
ke limpa serta
jaringan paru lain
misalnya pleura
bahkan paru satunya
Adalah infeksi yang
disebabkan oleh
kuman
Mycobacterium
tuberculosis
keradangan
parenkim aru oleh
mikroorganisme
(bakteri, virus,
jamur, parasit).
ETIOLOGI Rokok
Polusi udara
Genetik
Teori onkogenesis
Mycobacterium
tuberculosis,
kadang-kadang
Mycobacterium
bovis dan
Mycobacterium
africanum.
Strep. pneumoniae,
H. nfluenzae,
Staph. aureus,
Strep. group A – B,
K. pneumoniae,
Pseudomonas
aeruginosa ,
Chlamydia spp,
Mycoplasma
pneumoniae
KANKER PARU TUBERCULOSIS PNEUMONIA
GAMBARAN KLINIS Batuk,
hempotisis, sesak
Anorexia, BB
turun, rasa capek
brlebih, radang
paru berulang,
suara parau,
nyeri dada, bahu
dan punggung,
pembengkakan
leher dan wajah
Batuk >2 mgg
hemoptisis, sesak
napas, nyeri dada,
malaise, BB turun,
demam & keringat
malam.
Demam, menggigil,
Batuk, mialgia,
pusing, anoreksia,
malaise, diare, mual
& muntah.
PATOGENESIS Karsinogen 
saluran
pernapasan 
mutasi gen 
delesi/ insersi 
karsinoma
M. tb ke alveoli 
infiltrat makrofag 
terjadi nekrosis
kaseosa, delayed type
of hipersensitivity 
multiplikasi M. tb
ekstracel
1. Kongesti
2. Hepatisasi merah
terjadi pada stadium
II
3. Hepatisasi kelabu
stadium ke III
4. Resolusi
PENATALAKSANAAN 1. Terapi
pembedahan
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4 regimens
(rifampicin,
etambutol,
pirazinamid, INH)
-Edukasi
-Simptomatik:
Parasetamol,
ekspektoran/mukolit
1. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Sobotta Edisi 23. Jakarta: EGC.
2. Rewa Sabbele N. Penuntun Praktikum Histologi. Makassar: Lab.
Histologi FK-UMI. 2011. Halaman: 9-11.
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2001.
Halaman: 256.
4. Sabarguna A. Atlas Alur untuk Diagnosis dan Terapi. Jakarta: UI. 2006.
Halaman: 209-215.
5. Yuwono S. Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: UNAIR. 2010. Halaman: 9, 55, 111,
dan 149.
6. Wiyadi. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:
UNAIR. 2005. Halaman: 10, 15, 31, 56, 70, 84, dan 94.
7. Winariani K. Dasar-dasar Diagnostik Fisik Paru. Surabaya: UNAIR. 2012.
Halaman: 4, dan 9-13.
8. Prince, Sylvia & Wilson, Lorraine. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Halaman: 664, 688, dan 745
9. Ariyadin. Relakah Mati Demi Sebatang Rokok. Yogyakarta: Manyar
Media. Halaman: 19, 69, dan 85.
10. Stein, Jay H. 1998. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.
Halaman: 114-150.
Modul 2 merokok

More Related Content

What's hot

Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat DispepsiaKharima SD
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiZarah Dzulhijjah
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERRindang Abas
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahYohanita Tengku
 

What's hot (20)

Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Referat Dispepsia
Referat DispepsiaReferat Dispepsia
Referat Dispepsia
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
 
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULERMODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
MODUL NYERI DADA BLOK KARDIOVASKULER
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Prolaps hemoroid
Prolaps hemoroidProlaps hemoroid
Prolaps hemoroid
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Hematothorax
HematothoraxHematothorax
Hematothorax
 
Sesak napas trauma
Sesak napas traumaSesak napas trauma
Sesak napas trauma
 
Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 

Similar to Modul 2 merokok

Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1sharklasers22
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukAi Coryde
 
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.pptSuryatiHusin
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxMithaIsmaulidia2
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemoniaIma Kdr
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docxSilvhanyAkuba
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxIndriaPermata1
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliahANANDITA63
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 

Similar to Modul 2 merokok (20)

PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Anggraeni putri tut 2
Anggraeni putri tut 2Anggraeni putri tut 2
Anggraeni putri tut 2
 
asma
asmaasma
asma
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
356906218-PPT-Referat-Anestesi-Pada-Pasien-Asma.ppt
 
PPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptxPPT-PPOK.pptx
PPT-PPOK.pptx
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptxModul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
Modul PPOK dan Kakeksia Pulmoner - SD Mitha.pptx
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 

More from Ai Coryde

Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aAi Coryde
 
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunAi Coryde
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatAi Coryde
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bAi Coryde
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bAi Coryde
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukAi Coryde
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriAi Coryde
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningAi Coryde
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Ai Coryde
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Ai Coryde
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aAi Coryde
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeAi Coryde
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etikAi Coryde
 

More from Ai Coryde (15)

Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkat
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7b
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi Obstetri
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit Kuning
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urin Inkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 a
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalisme
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

Modul 2 merokok

  • 2. Pembimbing:dr.AndiAkamandaIrwan ANGGOTA: 1. Vinny Rahmayani 1102080111 2. Muhammad Rahmat Nur 1102110030 3. Yunika 1102110051 4. Nur Qalbi Ramadhani 1102110061 5. Arifah Usrah 1102110097 6. Hardyanti 1102110114 7. Siti Fajriah Abdullah 1102110123 8. Ananda Asmara 1102110126 9. Ainil Maksura 1102110132 10. Andi Najmiah Hafsah 1102110143 11. Suyudi K. P. La Udo 1102110151
  • 3. Seorang laki-laki 56 tahun datang ke rumah sakit karena batuk hebat dan sesak napas. Ia memiliki riwayat sesak berulang sejak 3 tahun lalu dan semakin memburuk terutama selama 3 bulan terakhir. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 37oC, denyut nadi adalah 104 X/ menit, dan pernapasan 34X/menit yang tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada. Dokter melakukan tes spirometry dan hasilnya menunjukkan PEF 50% dari nilai prediksi. Tes oksimetri 84%. Dia adalah seorang perokok berat yang mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun. Dia biasanya merokok 2 bungkus rokok per hari, tapi sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 1 bungkus per hari.
  • 4.  Tes spirometry: pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis.  PEF: Peak Expiratory Flow, kecepatan pergerakan udara keluar dari paru-paru pada awal ekspirasi, diukur dalam liter/detik.  Tes oksimetri: sebuah tes yang cepat dan non invansif untuk mengukur saturasi atau kadar oksigen dalam darah.
  • 5. 1. Seorang laki-laki 56 tahun 2. Batuk hebat dan sesak napas 3. Riwayat sesak sejak 3 tahun lalu 4. Semakin memburuk terutama selama 3 bulan terakhir 5. Hasil pemeriksaan tanda vital: suhu 37oC 6. Denyut nadi 104 X/ menit 7. Pernapasan 34X/menit 8. Tampak terengah-engah pada pemeriksaan dada 9. Tes spirometry: PEF 50% 10. Tes oksimetri 84% 11. Seorang perokok berat 12. Mulai merokok sejak ia berusia 15 tahun 13. Biasanya merokok 2 bungkus rokok per hari 14. Sejak gejala penyakitnya makin berat ia hanya merokok 1 bungkus per hari.
  • 6. 1. Bagaimana struktur anatomi, histologi dan fisiologi dari sistem respirasi! 2. Bagaimana patomekanisme dari gejala-gejala pada skenario dan bagaimana hubungan antara gejala tersebut! 3. Jelaskan kandungan apa yang ada dalam rokok serta organ apa saja yang terkena atau komplikasi yang dapat ditimbulkan! 4. Bagaimana upaya-upaya pencegahan merokok! 5. Mengapa gejala penyakit pada skenario baru muncul pada saat usia 56 tahun! 6. Apa perbedaan antara perokok pasif dan perokok aktif? Jelaskan! 7. Jelaskan tentang tes spirometry dan tes oksimetri! 8. Bagaimana mekanisme rokok sehingga menyebabkan penyakit pada paru dan jelaskan diagnosis diferensial yang berhubungan dengan skenario PERTANYAAN
  • 7. ANATOMI  Cavum nasi  Nasopharynx  Oropharynx  Laryngopharynx  Larynx  Trachea  Bronkus  Bronkiolus  Alveolus
  • 8.
  • 9.  Pertukaran gas O2 dan CO2 (respirasi eksternal): - ventilasi - difusi - transportasi - perfusi  Membersihkan udara.  Melembabkan udara.  Menghangatkan udara.  Membentuk suara.  Menggiatkan penciuman
  • 13. Nikotin: aditif, kematian,bila kadar >30 mg. Pembekuan darah lebih cepat, serangan jantung Karbon monoksida : rusak lapisan vaskuler dan naikkan kadar lemak pada dinding vaskuler  penyumbatan. Tar : penyebab tumbuhnya sel kanker, merusak sel paru dll
  • 14.  Penyakit jantung: hipertensi dan PJK  Gastrointestinal: mengganggu keseimbangan pengeluaran asam lambung & mengganggu pankreas menetralisir asam di lambung dan usus  tukak atau perdarahan.  Reproduksi: disfungsi ereksi (impoten)  Kulit: kanker kulit dan tampak tua dan keriput
  • 15. 1. Pendekatan 5 A’S: ask, Advice, Assess, assist, arrange 2. Pendekatan 5R’s: relevance, risk, reward, roadbloc, repetition. 3. Terapi farmakologi NRT: pengganti nikotin Bupropion SR : anti depresan Varenecline: untuk berhenti merokok, struktur mirip dengan senyawa cystine
  • 16.  Imunokompromise, infeksi rekuren  Usia lanjut  Silia yang semakin rusak, timbunan mukus makin banyak yang menyebabkan gejala baru dirasakan
  • 17. Perokok aktif  Yang dihisap hanya 15% saja, sisanya dilepaskan ke udara.  Addiction dan dependence.  Yang dihirup: Kandungan racun jauh lebih tinggi  dapat menurunkan fungsi paru  peluang 30x lebih besar utk meninggal krn kanker paru. Perokok pasif
  • 18.  mengukur secara obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi).  Pada SCV (social vital capacity)  bernafas normal 3x (mouthpiece sudah terpasang di mulut) sblm mnarik nafas dalam dan dihembuskan maksimal.  Pada FVC (forced vital capacity)  menarik nafas dalam sblm mouth piece dimasukkan ke mulut dan dihembuskan secara maksimal.
  • 19. o untuk mengukur kadar saturasi oksigen dalam darah. o bisa dimanfaatkan untuk mengetahui cacat jantung bawaan. Interpretasi tes spirometri: 1. restriksi: VC < 80% NP; FVC < 80% NP. 2. obstruksi: FEV1 < 80% NP; FEV1/FVC < 75% NP. 3. restriksi dan obstruksi: FVC < 80% NP; FEV1/FVC < 75% NP.
  • 21. 1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 2. Kanker paru 3. TB paru 4. Pneumonia
  • 22. BRONKITIS KRONIK EMPHYSEMA DEFINISI peradangan pada bronkus yang bersifat kronis dimana produksi dahak yang berlebihan pada daerah Trakeobronkial perubahan anatomis parenkim paru ditandai pembesaran alveolus dan duktus alveolaris serta destruksi alveolar. ETIOLOGI Influenza A dan B (rokok, SO2) pekerjaan, infeksi, genetik, Adenovirus, Rhinovirus, M. pneumoniae, M. Catarrhalis, Chlamydia, S. Pneumoniae Gen / herediter Paparan ; asap rokok, polusi udara Strees oxidatif Dll
  • 23. BRONKITIS KRONIK EMPHYSEMA GAMBARAN KLINIS Batuk dahak , bisa hemoptisis, sesak napas Sesak napas , batuk sedikit dahak, diafragma rendah ,Paru-paru besar PATOGENESIS Stimulus  Mediator inflamasi  imfosit CD8  dilatasi hyperplasia sel goblet  radang kronik bronkus asap rokok infiltrasi sel radang hasilkan protease dan elastin Alfa1 anti-tripsin (antiprotease) dihambat zat oksidan dalam asap rokok terjadi kerusakan terus menerus PENATALAKSANAAN Edukasi Terapi oksigen N acetyl cistein Antibiotik: penicillin, ampicillin, amoxicillin. Bronkodilator β agonis oral: terbutalin 2,5 mg 3x1 Terapi oksigen Terapi glukokortikoid
  • 24. KANKER PARU TUBERCULOSIS PNEUMONIA DEFINISI kanker yg berasal & trjadi pd satu/kedua paru. Umumnya bermula di satu paru kmudian menyebar ke limpa serta jaringan paru lain misalnya pleura bahkan paru satunya Adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis keradangan parenkim aru oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). ETIOLOGI Rokok Polusi udara Genetik Teori onkogenesis Mycobacterium tuberculosis, kadang-kadang Mycobacterium bovis dan Mycobacterium africanum. Strep. pneumoniae, H. nfluenzae, Staph. aureus, Strep. group A – B, K. pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa , Chlamydia spp, Mycoplasma pneumoniae
  • 25. KANKER PARU TUBERCULOSIS PNEUMONIA GAMBARAN KLINIS Batuk, hempotisis, sesak Anorexia, BB turun, rasa capek brlebih, radang paru berulang, suara parau, nyeri dada, bahu dan punggung, pembengkakan leher dan wajah Batuk >2 mgg hemoptisis, sesak napas, nyeri dada, malaise, BB turun, demam & keringat malam. Demam, menggigil, Batuk, mialgia, pusing, anoreksia, malaise, diare, mual & muntah. PATOGENESIS Karsinogen  saluran pernapasan  mutasi gen  delesi/ insersi  karsinoma M. tb ke alveoli  infiltrat makrofag  terjadi nekrosis kaseosa, delayed type of hipersensitivity  multiplikasi M. tb ekstracel 1. Kongesti 2. Hepatisasi merah terjadi pada stadium II 3. Hepatisasi kelabu stadium ke III 4. Resolusi PENATALAKSANAAN 1. Terapi pembedahan 2. Radioterapi 3. Kemoterapi 4 regimens (rifampicin, etambutol, pirazinamid, INH) -Edukasi -Simptomatik: Parasetamol, ekspektoran/mukolit
  • 26. 1. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Sobotta Edisi 23. Jakarta: EGC. 2. Rewa Sabbele N. Penuntun Praktikum Histologi. Makassar: Lab. Histologi FK-UMI. 2011. Halaman: 9-11. 3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2001. Halaman: 256. 4. Sabarguna A. Atlas Alur untuk Diagnosis dan Terapi. Jakarta: UI. 2006. Halaman: 209-215. 5. Yuwono S. Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: UNAIR. 2010. Halaman: 9, 55, 111, dan 149. 6. Wiyadi. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: UNAIR. 2005. Halaman: 10, 15, 31, 56, 70, 84, dan 94. 7. Winariani K. Dasar-dasar Diagnostik Fisik Paru. Surabaya: UNAIR. 2012. Halaman: 4, dan 9-13. 8. Prince, Sylvia & Wilson, Lorraine. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC. Halaman: 664, 688, dan 745 9. Ariyadin. Relakah Mati Demi Sebatang Rokok. Yogyakarta: Manyar Media. Halaman: 19, 69, dan 85. 10. Stein, Jay H. 1998. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC. Halaman: 114-150.