SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
INKONTINENSIA URIN
KELOMPOK 1
TUTOR: dr. WASIS UDAYA, Sp.PD
SKENARIO 1
Seorang Laki-laki umur 79 tahun dibawa ke
Puskesmas dengan keluhan selalu buang air kecil sedikit-
sedikit. Namun walaupun buang air kecilnya berlansung
lama, tetapi selesai buang air kecil ia merasa tidak puas.
Keadaan ini dialaminya 5 hari yang lalu. Selama ini
penderita berjalan tidak stabil , karena keluhan pada
lututnya yang sering sakit dan bengkak.
Menurut keluarganya, setahun teraakhir ini,
pembawaan bapak ini selalu marah dan sering lupa setelah
mengerjakan sesuatu yang baru saja dilakukannya. Sejak
7 tahun terakhir ini penderita mengkomsumsi obat-obatan
kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik.
Tiga tahun yang lalu penderita mendapat serangan stroke.
KATA / KALIMAT SULIT
Laki-laki, 79 tahun
Buang air kecil sedikit-sedikit, berlangsung lama,
rasa tidak puas setelah BAK, sejak 5 hari yang lalu.
Berjalan tidak stabil, lututnya sakit dan bengkak
Sering lupa dan marah
Riwayat komsumsi obat-obatan kencing manis,
tekanan darah tinggi, jantung dan rematik sejak 7
tahun terakhir
Riwayat stroke 3 tahun lalu
PERTANYAAN
1. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur pasien dengan
keluhan utama yang dialami penderita pada skenario?
2. Mengapa pemderita pada skenario tidak pernah merasa puas
saat BAK?
3. Apakah ada hubungan antara jalan pasien yang tidak stabil dan
lutut yang bengkak dengan keluhan utama penderita pada
skenario?
4. Apakah ada hubungan antara psikologis pasien dengan keluhan
utama pada skenario?
5. Apakah ada hubungan antara obat-obat yang sering dikonsumsi
pasien dengan keluhan utama yang dialami pada skenario?
6. Apakah ada hubungan antara riwayat penyakit dahulu dengan
keluhan utama yang dialami penderita pada skenario?
DAFTAR MASALAH
INKONTINENSIA
URIN
DM
HIPERTE
NSI
OA TIPE
GENU
DEMEN
SIA
SERING
MARAH
STROK
E
JANTU
NG
TIPE
INKONTINENSIA
URIN???
ANALISIS MASALAH
Laki-laki, 79 tahun  Buang air kecil sedikit-sedikit, berlangsung
lama, rasa tidak puas setelah BAK, sejak 5 hari yang lalu 
inkontinensia urin akut
ETIOLOGI:
D: Delirium
R: Retriksi, mobilitas, retensi  BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA  IU TIPE OVERFLOW
I : Infeksi, inflamasi, impaksi feses
P : Pharmacy (obat-obatan), poliuri
•Pauls J, PT. Urinary Incontinence and Impairment of The Pelvic Floor In The Older Adult. In :
Guccione A.A. Geriatric Physical Therapy.2nd. St. Louis : Mosby. 2000. p. 340-50.
•Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2
Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
OSTEOARTHRITIS GENU DAN
INKONTINENSIA URIN
OA
Berjalan tidak stabil, lutut sakit dan bengkak  lansia 
osteoarthritis tipe genu  kesulitan pasien ke toilet 
kesulitan mobilisasi  inkontinensia urin fungsional
OBAT REMATIK
Terapi farmakologik OA:
NSAID  prostaglandin drug inhibitor  mengganggu
reseptor prostaglandin di otot detrusor  menghambat
kontraksi otot-otot detrusor  relaksasi detrusor 
kapasitas urin bertambah  memperparah IU tipe
overflow
•Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2
Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
DEMENSIA DAN SERING MARAH DENGAN
INKONTINENSIA URIN
Post-stroke  perubahan anatomi dan biokimiawi pada
SSP  Penurunan atau hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori  penderita tidak sadar
terhadap sensasi maupun keperluan untuk buang air
kecil ATAU lupa ke toilet  inkontinensia urin
fungsional.
Lansia  kemunduran badaniah, problema sosio-
ekonomi, kurang perhatian  cemas dan agresif 
terisolasi krn instabilitas dan penyakit lain  sering
marah.
•Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
•www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.
HIPERTENSI DENGAN INKONTINENSIA URIN
Riwayat konsumsi obat-obatan tekanan darah tinggi:
OBAT ANTI
HIPERTENSI
Menghambat
kontraksi
pada spincter
interna 
relaksasi
sfingter
Beta blocker
Kontraksi
detrusor
terhambat 
relaksasi
detrusor
Menghambat
relaksasi
detrusor 
Kontraksi
terus
menerus
diuretikCCBAlpha blocker
Produksi
urin
meningkat
(poliuri,
frekuensi
dan urgensi)
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
DIABETES MELLITUS DENGAN
INKONTINENSIA URIN
DM
Hiperglikemia  poliuri  kapasitas urin bertambah 
memperparah inkontinensia urin
DM neuropati diabetik  penururnan sinyal saraf dan
kontraksi detrusor  retensi urin  inkontinensia urin
Obat DM:
Salah satu obat yang sering diberikan pada penderita
DM yaitu golongan sulfonylurea  hipoglikemia  tidak
mudah dikenali akibat tidak adanya reflex simpatis
cenderung menyebabkan relaksasi otot-otot termasuk
otot detrusor  inkontinensia urin.
Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal:
174-180.
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
PENYAKIT JANTUNG DENGAN
INKONTINENSIA URIN
Lansia  kecenderungan mengalami hipertrofi ventrikel kiri
 edema paru  CHF  peningkatan venous return.
Obat peny. jantung
Anti kolinergik
Kontraksi
detrusor
terhambat 
relaksasi
detrusor
Menghambat
kontraksi
detrusor 
penurunan
Kontraksi
detrusor
diuretikCCB
Produksi urin
meningkat
(poliuri,
frekuensi
dan
urgensi)
Beta blocker
Menghambat
relaksasi
detrusor 
Kontraksi
terus
menerus
Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal:
174-180.
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
STROKE DENGAN INKONTINENSIA URIN
Pasca stroke:
1. Tidak dapat menyampaikan keinginannya atau akibat
gangguan pergerakan  terlambat menuju kamar
mandi
2. Kerusakan control motorik atau karena topis kelainan di
otak  ketidakmampuan untuk mengendalikan
kandung kemih
3. Pasien stroke reflex miksi spinal sudah sangat minimal
•Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
• Kondisi medik
• LUTS, Inkontinensia
• Riw. Minum obat
• Nutrisi, Intake cairan
• Obstipasi
• Kelh.psikologik
• Lingk.
• Status fungsional
(Index Activity Daily
Living’s Barthel)
• Status depresi
(Geriatric Depresion
Scale)
• Status kognitif
(Abbreviated Mental
Test)
• Status asupan nutrisi
(Index Massa Tubuh)
Pemeriksaan
Fisis
• Mobilitas
• Status Mental
• Neurologis :
Reflekls
Sakralis buli-buli
• Abdomen :
Distensi buli2,
massa
(urogenital)
• RT : Sensasi
perianal, Tonus
sfingter, Uk.
Kontur prostat
Pemeriksaan
penunjang
• Laboratorium :
tes fungsi
ginjal, Gula
darah, Kultur
urine
• USG ginjal
Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal:
174-180.
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
SKALA PRIORITAS
PENANGANAN INKONTINENSIA OVERFLOW
• Kateterisasi
• Farmakologi:
• Alfa adregenik antagonis
• Kolinergik
• Bladder retaining
• Operatif BPH: reseksi
prostat
IU
Overflow
•Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed.
2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
PENANGANAN REMATIK
1. Terapi konservatif seperti latihan
ringan (aktif atau pasif)
2. Penggunaan NSAID dapat
diteruskan dengan memperhatikan
dosis agar tidak menimbulkan
gejala-gejala saluran cerna
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
PENANGANAN HIPERTENSI DAN PENYAKIT
JANTUNG
OBAT ANTI
HIPERTENSI
Menghambat
kontraksi
pada spincter
interna 
relaksasi
sfingter
Beta blocker
Kontraksi
detrusor
terhambat 
relaksasi
detrusor
Menghambat
relaksasi
detrusor 
Kontraksi
terus
menerus
diuretikCCBAlpha blocker
Produksi
urin
meningkat
(poliuri,
frekuensi
dan urgensi)
Memperparah Overflow
Inkontinensia
Dianjurkan untuk
hipertrofi prostat
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
Aman
Glipizid
Karena masa kerja
singkat
Tidak
aman
metformin
merupakan kontra indikasi
penyakit jantung
klorpropamid dan obat DM
golongan lain karena masa kerja
yg panjang dan efek hipoglikemia
yg berkepanjangan
PENANGANAN DM
Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
PENANGANAN STROKE
Rehabilitasi dan faktor-faktor
resiko untuk stroke berulang harus
dieliminasi yakni dengan
penanganan hipertensi dan DM.
•Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
PENANGANAN DEMENSIA
Memperlambat proses pemburukan
penyakit dan mempertahankan
kualitas hidup penderitanya
Terapi non farmakologi (Asuhan)
•Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
•www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.
KESIMPULAN
Dari analisis masalah kelompok kami menyimpulkan bahwa
pasien pada skenario di atas mengalami inkontinensia urin
tipe overflow akibat adanya BPH yang sering terjadi pada pria
lansia. Adapun berbagai faktor resiko yang dialami pada
pasien di atas dapat memperparah keadaan inkontinensia uin
pasien tersebut. Oleh karena itu perlu terapi yang tepat
dengan tetap menghindari polifarmasi. Skala prioritas pertama
kelompok kami adalah menangani inkontinensia urinnya
sambil menangani BPH-nya. Kemudian membatasi obat-obat
yang biasa dikonsumsinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pauls J, PT. Urinary Incontinence and Impairment of The Pelvic
Floor In The Older Adult. In : Guccione A.A. Geriatric Physical
Therapy.2nd. St. Louis : Mosby. 2000. p. 340-50.
2. Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam :
Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
3. Brocklehurst JC, Allen SC. Urinary incontinence. Geriatri Medicine
for students 3rd ed. Churchill Livingstone 1987. p. 73-91
4. Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed
V. Jakarta: interna publishing.
5. Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Aspek Fisiologik dan Patologik
akibat Proses Menua. Dalam: Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2011. Hal. 24, 71-72,
146, 153, 206, 226, 229.
6. Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
7. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta:
Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27.
8. www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.

More Related Content

What's hot (20)

Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem PerkemihanPemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan
 
Retensi urine
Retensi  urineRetensi  urine
Retensi urine
 
Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)Range Of Motion (ROM)
Range Of Motion (ROM)
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Inkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin GeriatriInkontinensia urin Geriatri
Inkontinensia urin Geriatri
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Intervensi dan implementasi
Intervensi dan implementasiIntervensi dan implementasi
Intervensi dan implementasi
 
PPT Cerebral palsy
PPT Cerebral palsy PPT Cerebral palsy
PPT Cerebral palsy
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Askpe hipertensi
Askpe hipertensiAskpe hipertensi
Askpe hipertensi
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
St elevasi miokard infark
St elevasi miokard infarkSt elevasi miokard infark
St elevasi miokard infark
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Pengkajian anemia
Pengkajian anemiaPengkajian anemia
Pengkajian anemia
 

Viewers also liked

Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urinePaul_Gl
 
Presentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinePresentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinesucipurnamaui
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urinepjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAlvian P Windiramadhan
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowelpjj_kemenkes
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineSulistia Rini
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasipjj_kemenkes
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...Operator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (19)

Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
Askep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urineAskep inkontinensia urine
Askep inkontinensia urine
 
Presentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urinePresentasi inkontinesia urine
Presentasi inkontinesia urine
 
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urineasuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gatngguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Urine
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomyAsuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy
 
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSEKESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)Eliminasi alvi (bab)
Eliminasi alvi (bab)
 
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafanPengkajian keperawatan sistem persarafan
Pengkajian keperawatan sistem persarafan
 
Eliminasi
EliminasiEliminasi
Eliminasi
 
Eliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal pptEliminasi fekal ppt
Eliminasi fekal ppt
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan EliminasiPemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan  modera...
Asuhan keperawatan pada klien tn. b dengan gangguan sistem persarafan modera...
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 

Similar to Inkontinensia urin

Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)
Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)
Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)MettaFerdy FerdianFamily
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptx
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptxPPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptx
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptxPakDarmaji
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanAulia Amani
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensiaryana_imam
 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxNovitaApramadha1
 
Diagnosa penyakit
Diagnosa penyakitDiagnosa penyakit
Diagnosa penyakitarieww
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxtsabitamumtaza
 
Proses menua dan implikasinya
Proses menua dan implikasinyaProses menua dan implikasinya
Proses menua dan implikasinyaMulkan Fadhli
 
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...Universitas Katolik Musi Charitas
 
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).pptAgusMahendra13
 
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATPELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATikemaharaniw
 

Similar to Inkontinensia urin (20)

Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)
Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)
Sindrom Hepatorenal (Hepatorenal Syndrome)
 
Rentensi urine
Rentensi urineRentensi urine
Rentensi urine
 
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askep husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
Kasus Sistem Saraf
Kasus Sistem SarafKasus Sistem Saraf
Kasus Sistem Saraf
 
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptx
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptxPPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptx
PPT_Kelompok_1[1] [Read-Only].pptx
 
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
Retensi urine AKPER PEMKAB MUNA
 
PBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul KegemukanPBL Endokrin Modul Kegemukan
PBL Endokrin Modul Kegemukan
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptxMENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
MENGENAL SINDROM GERIATRI.pptx
 
Diagnosa penyakit
Diagnosa penyakitDiagnosa penyakit
Diagnosa penyakit
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptx
 
Proses menua dan implikasinya
Proses menua dan implikasinyaProses menua dan implikasinya
Proses menua dan implikasinya
 
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...
Resita tobing asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabete...
 
slide
slideslide
slide
 
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt
132225133-Geriatric-Syndrome-Workshop-TIG2010 (1).ppt
 
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATPELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
 
Modul jatuh
Modul jatuhModul jatuh
Modul jatuh
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 

More from Ai Coryde

Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aAi Coryde
 
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunAi Coryde
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanAi Coryde
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatAi Coryde
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bAi Coryde
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bAi Coryde
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukAi Coryde
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriAi Coryde
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokokAi Coryde
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukAi Coryde
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningAi Coryde
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatiAi Coryde
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Ai Coryde
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aAi Coryde
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeAi Coryde
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etikAi Coryde
 

More from Ai Coryde (16)

Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7aModul 1 sesak napas skenario 2 7a
Modul 1 sesak napas skenario 2 7a
 
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turunPbl klp 2b skenario 2 BB turun
Pbl klp 2b skenario 2 BB turun
 
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung BawaanKelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
Kelompok 7a Penyakit Jantung Bawaan
 
Pbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkatPbl Berat badan meningkat
Pbl Berat badan meningkat
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
Skenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7bSkenario 3 pucat 7b
Skenario 3 pucat 7b
 
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 MengamukPbl 2b skenario 3 Mengamuk
Pbl 2b skenario 3 Mengamuk
 
Laporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi ObstetriLaporan Observasi Obstetri
Laporan Observasi Obstetri
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Pbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batukPbl 7 a modul sesak batuk
Pbl 7 a modul sesak batuk
 
PBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit KuningPBL 3b Kulit Kuning
PBL 3b Kulit Kuning
 
pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhatipbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 aPbl 2 klpok 7 a
Pbl 2 klpok 7 a
 
Modul ii profesionalisme
Modul ii profesionalismeModul ii profesionalisme
Modul ii profesionalisme
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 

Recently uploaded (20)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 

Inkontinensia urin

  • 1. INKONTINENSIA URIN KELOMPOK 1 TUTOR: dr. WASIS UDAYA, Sp.PD
  • 2. SKENARIO 1 Seorang Laki-laki umur 79 tahun dibawa ke Puskesmas dengan keluhan selalu buang air kecil sedikit- sedikit. Namun walaupun buang air kecilnya berlansung lama, tetapi selesai buang air kecil ia merasa tidak puas. Keadaan ini dialaminya 5 hari yang lalu. Selama ini penderita berjalan tidak stabil , karena keluhan pada lututnya yang sering sakit dan bengkak. Menurut keluarganya, setahun teraakhir ini, pembawaan bapak ini selalu marah dan sering lupa setelah mengerjakan sesuatu yang baru saja dilakukannya. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita mengkomsumsi obat-obatan kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik. Tiga tahun yang lalu penderita mendapat serangan stroke.
  • 3. KATA / KALIMAT SULIT Laki-laki, 79 tahun Buang air kecil sedikit-sedikit, berlangsung lama, rasa tidak puas setelah BAK, sejak 5 hari yang lalu. Berjalan tidak stabil, lututnya sakit dan bengkak Sering lupa dan marah Riwayat komsumsi obat-obatan kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik sejak 7 tahun terakhir Riwayat stroke 3 tahun lalu
  • 4. PERTANYAAN 1. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur pasien dengan keluhan utama yang dialami penderita pada skenario? 2. Mengapa pemderita pada skenario tidak pernah merasa puas saat BAK? 3. Apakah ada hubungan antara jalan pasien yang tidak stabil dan lutut yang bengkak dengan keluhan utama penderita pada skenario? 4. Apakah ada hubungan antara psikologis pasien dengan keluhan utama pada skenario? 5. Apakah ada hubungan antara obat-obat yang sering dikonsumsi pasien dengan keluhan utama yang dialami pada skenario? 6. Apakah ada hubungan antara riwayat penyakit dahulu dengan keluhan utama yang dialami penderita pada skenario?
  • 6. ANALISIS MASALAH Laki-laki, 79 tahun  Buang air kecil sedikit-sedikit, berlangsung lama, rasa tidak puas setelah BAK, sejak 5 hari yang lalu  inkontinensia urin akut ETIOLOGI: D: Delirium R: Retriksi, mobilitas, retensi  BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA  IU TIPE OVERFLOW I : Infeksi, inflamasi, impaksi feses P : Pharmacy (obat-obatan), poliuri •Pauls J, PT. Urinary Incontinence and Impairment of The Pelvic Floor In The Older Adult. In : Guccione A.A. Geriatric Physical Therapy.2nd. St. Louis : Mosby. 2000. p. 340-50. •Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
  • 7. OSTEOARTHRITIS GENU DAN INKONTINENSIA URIN OA Berjalan tidak stabil, lutut sakit dan bengkak  lansia  osteoarthritis tipe genu  kesulitan pasien ke toilet  kesulitan mobilisasi  inkontinensia urin fungsional OBAT REMATIK Terapi farmakologik OA: NSAID  prostaglandin drug inhibitor  mengganggu reseptor prostaglandin di otot detrusor  menghambat kontraksi otot-otot detrusor  relaksasi detrusor  kapasitas urin bertambah  memperparah IU tipe overflow •Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
  • 8. DEMENSIA DAN SERING MARAH DENGAN INKONTINENSIA URIN Post-stroke  perubahan anatomi dan biokimiawi pada SSP  Penurunan atau hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori  penderita tidak sadar terhadap sensasi maupun keperluan untuk buang air kecil ATAU lupa ke toilet  inkontinensia urin fungsional. Lansia  kemunduran badaniah, problema sosio- ekonomi, kurang perhatian  cemas dan agresif  terisolasi krn instabilitas dan penyakit lain  sering marah. •Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27 •www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.
  • 9. HIPERTENSI DENGAN INKONTINENSIA URIN Riwayat konsumsi obat-obatan tekanan darah tinggi: OBAT ANTI HIPERTENSI Menghambat kontraksi pada spincter interna  relaksasi sfingter Beta blocker Kontraksi detrusor terhambat  relaksasi detrusor Menghambat relaksasi detrusor  Kontraksi terus menerus diuretikCCBAlpha blocker Produksi urin meningkat (poliuri, frekuensi dan urgensi) Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
  • 10. DIABETES MELLITUS DENGAN INKONTINENSIA URIN DM Hiperglikemia  poliuri  kapasitas urin bertambah  memperparah inkontinensia urin DM neuropati diabetik  penururnan sinyal saraf dan kontraksi detrusor  retensi urin  inkontinensia urin Obat DM: Salah satu obat yang sering diberikan pada penderita DM yaitu golongan sulfonylurea  hipoglikemia  tidak mudah dikenali akibat tidak adanya reflex simpatis cenderung menyebabkan relaksasi otot-otot termasuk otot detrusor  inkontinensia urin. Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180. Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
  • 11. PENYAKIT JANTUNG DENGAN INKONTINENSIA URIN Lansia  kecenderungan mengalami hipertrofi ventrikel kiri  edema paru  CHF  peningkatan venous return. Obat peny. jantung Anti kolinergik Kontraksi detrusor terhambat  relaksasi detrusor Menghambat kontraksi detrusor  penurunan Kontraksi detrusor diuretikCCB Produksi urin meningkat (poliuri, frekuensi dan urgensi) Beta blocker Menghambat relaksasi detrusor  Kontraksi terus menerus Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180. Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
  • 12. STROKE DENGAN INKONTINENSIA URIN Pasca stroke: 1. Tidak dapat menyampaikan keinginannya atau akibat gangguan pergerakan  terlambat menuju kamar mandi 2. Kerusakan control motorik atau karena topis kelainan di otak  ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih 3. Pasien stroke reflex miksi spinal sudah sangat minimal •Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
  • 13. PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis • Kondisi medik • LUTS, Inkontinensia • Riw. Minum obat • Nutrisi, Intake cairan • Obstipasi • Kelh.psikologik • Lingk. • Status fungsional (Index Activity Daily Living’s Barthel) • Status depresi (Geriatric Depresion Scale) • Status kognitif (Abbreviated Mental Test) • Status asupan nutrisi (Index Massa Tubuh) Pemeriksaan Fisis • Mobilitas • Status Mental • Neurologis : Reflekls Sakralis buli-buli • Abdomen : Distensi buli2, massa (urogenital) • RT : Sensasi perianal, Tonus sfingter, Uk. Kontur prostat Pemeriksaan penunjang • Laboratorium : tes fungsi ginjal, Gula darah, Kultur urine • USG ginjal Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180. Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing
  • 14. SKALA PRIORITAS PENANGANAN INKONTINENSIA OVERFLOW • Kateterisasi • Farmakologi: • Alfa adregenik antagonis • Kolinergik • Bladder retaining • Operatif BPH: reseksi prostat IU Overflow •Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180.
  • 15. PENANGANAN REMATIK 1. Terapi konservatif seperti latihan ringan (aktif atau pasif) 2. Penggunaan NSAID dapat diteruskan dengan memperhatikan dosis agar tidak menimbulkan gejala-gejala saluran cerna Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
  • 16. PENANGANAN HIPERTENSI DAN PENYAKIT JANTUNG OBAT ANTI HIPERTENSI Menghambat kontraksi pada spincter interna  relaksasi sfingter Beta blocker Kontraksi detrusor terhambat  relaksasi detrusor Menghambat relaksasi detrusor  Kontraksi terus menerus diuretikCCBAlpha blocker Produksi urin meningkat (poliuri, frekuensi dan urgensi) Memperparah Overflow Inkontinensia Dianjurkan untuk hipertrofi prostat Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
  • 17. Aman Glipizid Karena masa kerja singkat Tidak aman metformin merupakan kontra indikasi penyakit jantung klorpropamid dan obat DM golongan lain karena masa kerja yg panjang dan efek hipoglikemia yg berkepanjangan PENANGANAN DM Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007.
  • 18. PENANGANAN STROKE Rehabilitasi dan faktor-faktor resiko untuk stroke berulang harus dieliminasi yakni dengan penanganan hipertensi dan DM. •Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27
  • 19. PENANGANAN DEMENSIA Memperlambat proses pemburukan penyakit dan mempertahankan kualitas hidup penderitanya Terapi non farmakologi (Asuhan) •Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27 •www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.
  • 20. KESIMPULAN Dari analisis masalah kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien pada skenario di atas mengalami inkontinensia urin tipe overflow akibat adanya BPH yang sering terjadi pada pria lansia. Adapun berbagai faktor resiko yang dialami pada pasien di atas dapat memperparah keadaan inkontinensia uin pasien tersebut. Oleh karena itu perlu terapi yang tepat dengan tetap menghindari polifarmasi. Skala prioritas pertama kelompok kami adalah menangani inkontinensia urinnya sambil menangani BPH-nya. Kemudian membatasi obat-obat yang biasa dikonsumsinya.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA 1. Pauls J, PT. Urinary Incontinence and Impairment of The Pelvic Floor In The Older Adult. In : Guccione A.A. Geriatric Physical Therapy.2nd. St. Louis : Mosby. 2000. p. 340-50. 2. Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Inkontinensia urin. Dalam : Buku ajar Geriatri kesehatan usia lanjut Ed. 2 Edit R. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2011. Hal: 174-180. 3. Brocklehurst JC, Allen SC. Urinary incontinence. Geriatri Medicine for students 3rd ed. Churchill Livingstone 1987. p. 73-91 4. Setiadi S, Pramantara IDP. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed V. Jakarta: interna publishing. 5. Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono. Aspek Fisiologik dan Patologik akibat Proses Menua. Dalam: Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2011. Hal. 24, 71-72, 146, 153, 206, 226, 229. 6. Setiabudi R. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI. 2007. 7. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta: Dian Rakyat; 2010. Hal. 26-27. 8. www. Refernsimakalah.com. Pengertian Marah Menurut Psikologi.