SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Oleh :
1. M. IqramPhonna
2. Nola Hastuti
3. Sulfia Ulfa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TUBERKULOSIS PARU DAN EFUSI
PLEURA
1. Pengertian
Tuberkulosis paru merupakan penyakit
infeksi yang menyerang parenkim paru-
paru,disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Penyakit ini juga dapat
menyebar ke bagian tubuh lain seperti
meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe.
Tuberkulosis pada manusia ditemukan dalam
dua bentuk yaitu:
a) Tuberkulosis
primer, jika terjadi
pada infeksi yang
pertama kali
b) Tuberkulosis sekunder, kuman yang
dorman pada tuberkulosis primer
akan aktif setelah bertahun-tahun
kemudian sebagai infeksi endogen
menjadi tuberkulosis dewasa.
Mayoritas terjadi karena adanya
penurunan imunitas, misalnya karena
malnutrisi, penggunaan alkohol,
penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan
gagal ginjal
ETIOLOGI
Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan,
Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA)
Patofisiologi
Gambaran Klinis
1. Gejala sistemik:
a) Demam
b) Malaise
2. Gejala Respiratorik:
a) Batuk
b) Batuk darah
c) Sesak napas
d) Nyeri dada
Test Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa TB Paru, maka tes
diagnostik yang sering dilakukan pada klien adalah:
a)Pemeriksaan Radiologis: foto rontgen thoraks
b)Pemeriksaan Laboratorium
c)Test Tuberculin (Mantoux Test)
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB Paru
dapat berupa:
 Malnutrisi
 Empiema
 Efusi pluera
 Hepatitis, ketulian dangangguan
gastrointestinal (sebagai efek samping obat-
obatan)
A. Pengkajian
1) Biodata
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Pengkajian psikososiospiritual
6) Pemeriksaan fisik
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada klien TB Paru
dapat berupa:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
sputum yang kental.
Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan nafsu makan.
Kurangnya pengetahuan tentang TB Paru berhubungan
dengan kurangnya informasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Untuk meengatasi diagnosa keperawatan yang ada, maka rencana
keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
Diagnosa 1:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental.
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria hasil:
Sekret (-)
Bunyi nafas vesikuler
Reflek batuk (+)
Tanda-tanda vital normal
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi
Kaji fungsi pernafasan: bunyi nafas,
kecepatan irama, kedalaman dan penggunaan
otot bantu.
Atur posisi kepala lebih tinggi.
Ajarkan klien latihan nafas dalam dan
batuk efektif.
Berikan cairan minimal 2500ml/hr.
Lakukan fisioterapi dada.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian OAT dan mukolitik.
Diagnosa2:
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu
makan.
Tujuan: Nutrisi adekuat.
Kriteria hasil:
 Nafsu makan meningkat
 Makan habis satu porsi setiap makan.
 Turgor kulit elastis dan kenyal.
 Berat badan klien dalam batas normal.
Intervensi:
 Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia.
 Anjurkan klien untuk makan sedikit tetapi sering.
 Sajikan makanan dalam keadaan hangat.
 Bantu klien untuk melakukan perawatan mulut.
 Timbang BB klien setiap minggu.
 Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
Diagnosa3:
Kurangnya pengetahuan tentang TB Paru
berhubungan dengan kuranggnya informasi.
Tujuan: Klien dapat memahami penyakitnya
dan program pengobatannya..
Kriteria hasil:
Klien dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Klien mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.
Klien tidak bertanya-tanya lagi akan
penyakitnya.
Intervensi:
Kaji tingkat pemahaman klien tentang
penyakitnya dan program pengobatannya.
Berikan penjelasan tentang penyakit
dan program pengobatan meliputi:
Pengertian TB Paru.
•Penyebab.
•Tanda dan gejala TB Paru.
•Proses penularan.
•Program pengobatan/perawatan.
Minta klien secara verbal untuk
menjelaskan kembali tentang penyakit dan
program pengobatan dengan bahasa yang
sederhana.
Berikan reinforcoment positif pada
setiap penjelasan klien.
Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada
rongga pleura (Price & Wilson 2005). Pleura
merupakan lapisan tipis yang mengandung
kolagen dan jaringan elastis yang melapisi rongga
dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru
(pleura visceralis). Diantara pleura parietalis dan
pleura visceralis terdapat suatu rongga yang berisi
cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan
kedua permukaan bergerak selama pernafasan
Etiologi
Berbagai penyebab timbulnya efusi pleura adalah :
 Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.
 Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus pulmonary
dan perikarditis.
 Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan
sindrom Meigs.
 Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan
parasit.
 Trauma
 Penyebab lain seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis,
sindroms nefrotik dan uremia.
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk
Tidak mempunyai
kaitan yang spesifik
dengan penyakit
penyebabnya.
Ditemukan pada
penyakit-penyakit
berikut: kegagalan
jantung kongestif,
sindroma nefrotik,
asites, infark paru,
lupus eritematosus
systemic, tumor dan
tuberkolosis.
Efusiunilateral
Efusi bilateral
Berdasarkan jenis cairannya dibedakan:
Hemotoraks (darah di dalamrongga pleura)
Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya
adalah: pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian
mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura. Kebocoran
aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang
kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
Empiema(nanahdi dalamrongga pleura)
Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam
rongga pleura.
GEJALA KLINIS
DISPNEA NYERI DADA BATUK
KOMPLIKASI
Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan
pleura viseralis.
Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang
disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
Fibrosisparu
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan
ikat paru dalam jumlah yang berlebihan
KolapsParu
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan
ekstrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara
keluar dan mengakibatkan kolaps paru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Rontgen Thoraks
• CT Scan Thoraks
• Ultrasound
• Torakosentesis
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab
dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan
untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispnea.
PENATALAKSANAAN
A. Pengkajian
a) Anamnesis
Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin
cepat dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai
demam sub febril pada kondisi tuberkulosis.
b) Kebutuhanistrahat dan aktifitas
Klien mengeluh lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya, kesulitan
tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak.
Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas
sekuat-kuatnya, perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot,
nyeri dan stiffness (kekakuan).
c) Kebutuhanintegritas pribadi
Klien mengungkapkan faktor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan akan
pertolongan dan harapan
Dapat ditemukan perilaku denial / menyangkal (terutama pada tahap awal)
dan ansietas/kecemasan
d) KebutuhanKenyamanan/ Nyeri
Klien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk
Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan
kurang istirahat/kelelahan
e) KebutuhanRespirasi
Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, napas
pendek, nyeri dada
Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan
fibrosis paru (parenkim) dan pleura, serta ekspansi dada yang asimetris,
fremitus vokal menurun, pekak pada perkusi, suara nafas menurun atau
tidak terdengar pada sisi yang mengalami efusi pleura. Bunyi nafas
tubular disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan pada bagian
paru yang terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada
ekspirasi pendek setelah batuk.
Karakteristik sputum : hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah
Dapat pula ditemukan deviasi trakea
f) KebutuhanKeamanan
Klien mengungkapkan keadaaan imunosupresi misalnya kanker, AIDS , demam sub
febris
Dapat ditemukan keadaan demam akut sub febris
h) KebutuhanInteraksi sosial
Klien mengungkapkan perasaan terisolasi karena penyakit yang diderita, perubahan
pola peran
i) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi
pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris
bahkan menghilang, bising napas juga
menurun atau hilang. Gerakan pernapasan
menurun atau asimetris, lebih rendah terjadi
pada sisi paru yang mengalami efusi pleura.
j) Pemeriksaan diagnostik
Kultursputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis
Apusan darahasamZehl-Neelsen: positif basil tahan asam
Skintest : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam
setelah injeksi.
Fotothorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru,deposit
kalsium pada lesi primer,dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang
menghilang,serta gambaran batas cairan yang melengkung.
Biakankultur : positif Mycobacterium tuberculosis
Biopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis)
Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia disebabkan oleh
retensi air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis
ABGs : Abnormal tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru
Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio
residual udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik
tahap lanjut
B. DiagnosaKeperawatan
1) Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi
paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura.
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh, pencernaan nafsu makan
akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen.
3) Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan
(ketidakmampuan untuk bernafas).
4) Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang menetap dan
sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan.
5) Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan keletihan
(keadaan fisik yang lemah).
6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan sehubungan dengan
kurang terpajang informasi.
C. Intervensi
DX1
Tujuan : Pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara
normal
Kriteria hasil :
– Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal
– Pada pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya
akumulasi cairan
– Bunyi nafas terdengar jelas.
INTERVENSI
• Identifikasi faktor penyebab
• Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman
pernafasan, laporkan setiap perubahan yang
terjadi.
• Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman,
dalam posisi duduk, dengan kepala tempat
tidur ditinggikan 60 – 90 derajat.
• Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi,
tekanan darah, RR dan respon pasien).
• Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam.
• Kolaborasi dengan tim medis lain untuk
pemberian O2 dan obat-obatan serta foto
thorax
RASIONAL
• Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita dapat
menentukan jenis efusi pleura sehingga dapat
mengambil tindakan yang tepat.
• Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan
kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui
sejauh mana perubahan kondisi pasien.
• Penurunan diafragma memperluas daerah dada
sehingga ekspansi paru bisa maksimal.
• Peningkatan RR dan tachicardi merupakan indikasi
adanya penurunan fungsi paru.
• Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas
pada bagian paru-paru.
• Pemberian oksigen dapat menurunkan beban
pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat
hiponia. Dengan foto thorax dapat dimonitor
kemajuan dari berkurangnya cairan dan
kembalinya daya kembang paru.
DX2
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
• Konsumsi lebih 40 % jumlah makanan,
• berat badan normal
• hasil laboratorium dalam batas normal.
INTERVENSI
• Beri motivasi tentang pentingnya
nutrisi.
• Auskultasi suara bising usus.
• Lakukan oral hygiene setiap hari.
• Sajikan makanan semenarik
mungkin
• Beri makanan dalam porsi kecil tapi
sering
RASIONAL
• Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi
oleh kesukaannya, kebiasaannya, agama,
ekonomi dan pengetahuannya tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh.
• Bising usus yang menurun atau meningkat
menunjukkan adanya gangguan pada
fungsi pencernaan
• Bau mulut yang kurang sedap dapat
mengurangi nafsu makan.
• Penyajian makanan yang menarik dapat
meningkatkan nafsu makan.
• Makanan dalam porsi kecil tidak
membutuhkan energi, banyak selingan
memudahkan reflek.
DX3
• Tujuan: Pasien mampu memahami dan menerima keadaannya
sehingga tidak terjadi kecemasan.
Kriteria hasil :
• Pasien mampu bernafas secara normal pasien mampu beradaptasi
dengan keadaannya.
• Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai
• Nafas teratur dengan frekuensi 16-24 kali permenit, nadi 80-90
kali permenit.
INTERVENSI
• Ajarkan teknik relaksasi
• Pertahankan hubungan saling
percaya antara perawat dan
pasien
• Kaji faktor yang menyebabkan
timbulnya rasa cemas
• Bantu pasien mengenali dan
mengakui rasa cemasnya
RASIONAL
• Mengurangi ketegangan otot dan kecemasan
• Hubungan saling percaya membantu proses
terapeutik
• Tindakan yang tepat diperlukan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi klien dan
membangun kepercayaan dalam
mengurangi kecemasan.
• Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga
apabila sudah teridentifikasi dengan baik,
perasaan yang mengganggu dapat
diketahui.
DX4
Tujuan: Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat
terpenuhi.
Kriteria hasil:
• Pasien tidak sesak nafas
• pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa mengalami gangguan
• pasien dapat tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit
• pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per hari.
INTERVENSI
• Beri posisi senyaman mungkin
bagi pasien.
• Tentukan kebiasaan motivasi
sebelum tidur malam sesuai
dengan kebiasaan pasien
sebelum dirawat.
• Anjurkan pasien untuk latihan
relaksasi sebelum tidur.
RASIONAL
• Posisi semi fowler atau posisi yang
menyenangkan akan memperlancar
peredaran O2 dan CO2.
• Mengubah pola yang sudah menjadi
kebiasaan sebelum tidur akan
mengganggu proses tidur.
• Relaksasi dapat membantu mengatasi
gangguan tidur
DX5
• Tujuan :Pasien mampu melaksanakan aktivitas seoptimal
mungkin.
Kriteria hasil :
• Terpenuhinya aktivitas secara optimal
• pasien kelihatan segar dan bersemangat
• personel hygiene pasien cukup.
INTERVENSI RASIONAL
• Evaluasi respon pasien saat
beraktivitas, catat keluhan
dan tingkat aktivitas serta
adanya perubahan tanda-
tanda vital.
• Libatkan keluarga dalam
perawatan pasien.
• Jelaskan pada pasien tentang
perlunya keseimbangan
antara aktivitas dan istirahat
• Mengetahui sejauh mana
kemampuan pasien dalam
melakukan aktivitas.
• Memberi pendidikan pada Pasien
dan keluarga dalam perawatan
selanjutnya.
• Istirahat perlu untuk
menurunkan kebutuhan
metabolisme.
DX6
Tujuan : Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan
pengobatan.
Kriteria hasil :
•Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman penyebab masalah.
•Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang
memerlukan evaluasi medik.
•Pasien dan keluarga mengikuti program pengobatan dan
menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah
terulangnya masalah.
INTERVENSI RASIONAL
• Identifikasi kemungkinan
kambuh atau komplikasi jangka
panjang.
• Kaji ulang tanda atau gejala
yang memerlukan evaluasi
medik cepat (contoh, nyeri dada
tiba-tiba, dispena, distress
pernafasan).
• Kaji ulang praktik kesehatan
yang baik (contoh, nutrisi baik,
istirahat, latihan).
• Penyakit paru yang ada seperti
PPOM berat, penyakit paru infeksi
dan keganasan dapat
meningkatkan insiden kambuh
• Berulangnya effusi pleura
memerlukan intervensi medik
untuk mencegah, menurunkan
potensial komplikasi
• Mempertahankan kesehatan
umum meningkatkan
penyembuhan dan dapat
mencegah kekambuhan
D. EVALUASI
• Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
• Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak
dan untuk melakukan pengkajian
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

More Related Content

What's hot

147702554 case-report-kardio-docx
147702554 case-report-kardio-docx147702554 case-report-kardio-docx
147702554 case-report-kardio-docxhomeworkping3
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusSelvia Agueda
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutImron Rosyadi
 
PENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCPENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCNINING14
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epidbjahboi
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarSeptian Muna Barakati
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 

What's hot (20)

Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Ppt pneumonia
Ppt pneumoniaPpt pneumonia
Ppt pneumonia
 
147702554 case-report-kardio-docx
147702554 case-report-kardio-docx147702554 case-report-kardio-docx
147702554 case-report-kardio-docx
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Patofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard AkutPatofisiologi Infark Miokard Akut
Patofisiologi Infark Miokard Akut
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Ppt infark miokad
Ppt infark miokadPpt infark miokad
Ppt infark miokad
 
Tahap perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Tahap perumusan diagnosa keperawatan keluargaTahap perumusan diagnosa keperawatan keluarga
Tahap perumusan diagnosa keperawatan keluarga
 
PENYAKIT TBC
PENYAKIT TBCPENYAKIT TBC
PENYAKIT TBC
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epid
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
TYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALISTYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALIS
 
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tetralogi of fallot (2) AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 

Similar to Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

Similar to Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura (20)

copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Askep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipinAskep pneumonia pipin
Askep pneumonia pipin
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptxPPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
PPT Sistem Ekskresi Pertemuan 3 dan ke 4.pptx
 
Effusi pleura
Effusi pleuraEffusi pleura
Effusi pleura
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
Askep indry AKPER PEMKAB MUNA
Askep indry AKPER PEMKAB MUNAAskep indry AKPER PEMKAB MUNA
Askep indry AKPER PEMKAB MUNA
 
Respons tubuh terhadap gangguan sistem pernapasan
Respons tubuh terhadap gangguan sistem pernapasanRespons tubuh terhadap gangguan sistem pernapasan
Respons tubuh terhadap gangguan sistem pernapasan
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 

Recently uploaded

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxNadhifahRahmawati
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxsandiharyanto
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 

Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura

  • 1. Oleh : 1. M. IqramPhonna 2. Nola Hastuti 3. Sulfia Ulfa ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DAN EFUSI PLEURA
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. 1. Pengertian Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru- paru,disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe.
  • 6. Tuberkulosis pada manusia ditemukan dalam dua bentuk yaitu: a) Tuberkulosis primer, jika terjadi pada infeksi yang pertama kali b) Tuberkulosis sekunder, kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa. Mayoritas terjadi karena adanya penurunan imunitas, misalnya karena malnutrisi, penggunaan alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal
  • 7. ETIOLOGI Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
  • 9. Gambaran Klinis 1. Gejala sistemik: a) Demam b) Malaise 2. Gejala Respiratorik: a) Batuk b) Batuk darah c) Sesak napas d) Nyeri dada
  • 10.
  • 11. Test Diagnostik Untuk menegakkan diagnosa TB Paru, maka tes diagnostik yang sering dilakukan pada klien adalah: a)Pemeriksaan Radiologis: foto rontgen thoraks b)Pemeriksaan Laboratorium c)Test Tuberculin (Mantoux Test)
  • 12. Komplikasi Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB Paru dapat berupa:  Malnutrisi  Empiema  Efusi pluera  Hepatitis, ketulian dangangguan gastrointestinal (sebagai efek samping obat- obatan)
  • 13.
  • 14. A. Pengkajian 1) Biodata 2) Riwayat penyakit sekarang 3) Riwayat penyakit dahulu 4) Riwayat penyakit keluarga 5) Pengkajian psikososiospiritual 6) Pemeriksaan fisik
  • 15. Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada klien TB Paru dapat berupa: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental. Gangguan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan. Kurangnya pengetahuan tentang TB Paru berhubungan dengan kurangnya informasi. B. Diagnosa Keperawatan
  • 16. Untuk meengatasi diagnosa keperawatan yang ada, maka rencana keperawatan yang dapat diberikan meliputi: Diagnosa 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental. Tujuan: bersihan jalan nafas efektif. Kriteria hasil: Sekret (-) Bunyi nafas vesikuler Reflek batuk (+) Tanda-tanda vital normal C. Intervensi Keperawatan
  • 17. Intervensi Kaji fungsi pernafasan: bunyi nafas, kecepatan irama, kedalaman dan penggunaan otot bantu. Atur posisi kepala lebih tinggi. Ajarkan klien latihan nafas dalam dan batuk efektif. Berikan cairan minimal 2500ml/hr. Lakukan fisioterapi dada. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian OAT dan mukolitik.
  • 18. Diagnosa2: Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan nafsu makan. Tujuan: Nutrisi adekuat. Kriteria hasil:  Nafsu makan meningkat  Makan habis satu porsi setiap makan.  Turgor kulit elastis dan kenyal.  Berat badan klien dalam batas normal. Intervensi:  Kaji keluhan klien terhadap mual, muntah dan anoreksia.  Anjurkan klien untuk makan sedikit tetapi sering.  Sajikan makanan dalam keadaan hangat.  Bantu klien untuk melakukan perawatan mulut.  Timbang BB klien setiap minggu.  Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
  • 19. Diagnosa3: Kurangnya pengetahuan tentang TB Paru berhubungan dengan kuranggnya informasi. Tujuan: Klien dapat memahami penyakitnya dan program pengobatannya.. Kriteria hasil: Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan. Klien tidak bertanya-tanya lagi akan penyakitnya. Intervensi: Kaji tingkat pemahaman klien tentang penyakitnya dan program pengobatannya. Berikan penjelasan tentang penyakit dan program pengobatan meliputi: Pengertian TB Paru. •Penyebab. •Tanda dan gejala TB Paru. •Proses penularan. •Program pengobatan/perawatan. Minta klien secara verbal untuk menjelaskan kembali tentang penyakit dan program pengobatan dengan bahasa yang sederhana. Berikan reinforcoment positif pada setiap penjelasan klien.
  • 20.
  • 21.
  • 22.
  • 23. Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura (Price & Wilson 2005). Pleura merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis yang melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru (pleura visceralis). Diantara pleura parietalis dan pleura visceralis terdapat suatu rongga yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan bergerak selama pernafasan
  • 24.
  • 25. Etiologi Berbagai penyebab timbulnya efusi pleura adalah :  Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.  Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus pulmonary dan perikarditis.  Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan sindrom Meigs.  Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan parasit.  Trauma  Penyebab lain seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis, sindroms nefrotik dan uremia.
  • 26.
  • 27. Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk Tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit penyebabnya. Ditemukan pada penyakit-penyakit berikut: kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis. Efusiunilateral Efusi bilateral
  • 28. Berdasarkan jenis cairannya dibedakan: Hemotoraks (darah di dalamrongga pleura) Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah: pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura. Kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura Empiema(nanahdi dalamrongga pleura) Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura.
  • 30. KOMPLIKASI Fibrotoraks Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Atalektasis Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura. Fibrosisparu Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam jumlah yang berlebihan KolapsParu Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ekstrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps paru.
  • 31. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Rontgen Thoraks • CT Scan Thoraks • Ultrasound • Torakosentesis
  • 32. Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispnea. PENATALAKSANAAN
  • 33.
  • 34. A. Pengkajian a) Anamnesis Pada umumnya tidak bergejala . Makin banyak cairan yang tertimbun makin cepat dan jelas timbulnya keluhan karena menyebabkan sesak, disertai demam sub febril pada kondisi tuberkulosis. b) Kebutuhanistrahat dan aktifitas Klien mengeluh lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya, kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak. Ditemukan adanya tachicardia, tachypnea/dyspnea dengan usaha bernapas sekuat-kuatnya, perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot, nyeri dan stiffness (kekakuan).
  • 35. c) Kebutuhanintegritas pribadi Klien mengungkapkan faktor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan akan pertolongan dan harapan Dapat ditemukan perilaku denial / menyangkal (terutama pada tahap awal) dan ansietas/kecemasan d) KebutuhanKenyamanan/ Nyeri Klien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan kurang istirahat/kelelahan
  • 36. e) KebutuhanRespirasi Klien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, napas pendek, nyeri dada Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan fibrosis paru (parenkim) dan pleura, serta ekspansi dada yang asimetris, fremitus vokal menurun, pekak pada perkusi, suara nafas menurun atau tidak terdengar pada sisi yang mengalami efusi pleura. Bunyi nafas tubular disertai pectoriloguy yang lembut dapat ditemukan pada bagian paru yang terjadi lesi. Crackles dapat ditemukan di apex paru pada ekspirasi pendek setelah batuk. Karakteristik sputum : hijau/purulen, mucoid kuning atau bercak darah Dapat pula ditemukan deviasi trakea
  • 37. f) KebutuhanKeamanan Klien mengungkapkan keadaaan imunosupresi misalnya kanker, AIDS , demam sub febris Dapat ditemukan keadaan demam akut sub febris h) KebutuhanInteraksi sosial Klien mengungkapkan perasaan terisolasi karena penyakit yang diderita, perubahan pola peran
  • 38. i) Pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik didapatkan perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris bahkan menghilang, bising napas juga menurun atau hilang. Gerakan pernapasan menurun atau asimetris, lebih rendah terjadi pada sisi paru yang mengalami efusi pleura.
  • 39. j) Pemeriksaan diagnostik Kultursputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis Apusan darahasamZehl-Neelsen: positif basil tahan asam Skintest : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi selama 48 – 72 jam setelah injeksi. Fotothorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas paru,deposit kalsium pada lesi primer,dan adanya batas sinus frenikus kostalis yang menghilang,serta gambaran batas cairan yang melengkung. Biakankultur : positif Mycobacterium tuberculosis Biopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis) Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia disebabkan oleh retensi air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang kronis ABGs : Abnormal tergantung lokasi dan kerusakan residu paru-paru Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space, peningkatan rasio residual udara ke total lung capacity, dan penyakit pleural pada tuberkulosis kronik tahap lanjut
  • 40. B. DiagnosaKeperawatan 1) Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura. 2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh, pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur abdomen. 3) Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas). 4) Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan. 5) Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah). 6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan sehubungan dengan kurang terpajang informasi.
  • 41. C. Intervensi DX1 Tujuan : Pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal Kriteria hasil : – Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal – Pada pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan – Bunyi nafas terdengar jelas.
  • 42. INTERVENSI • Identifikasi faktor penyebab • Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi. • Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat. • Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien). • Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam. • Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta foto thorax RASIONAL • Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita dapat menentukan jenis efusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. • Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien. • Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. • Peningkatan RR dan tachicardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru. • Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-paru. • Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia. Dengan foto thorax dapat dimonitor kemajuan dari berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang paru.
  • 43. DX2 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : • Konsumsi lebih 40 % jumlah makanan, • berat badan normal • hasil laboratorium dalam batas normal.
  • 44. INTERVENSI • Beri motivasi tentang pentingnya nutrisi. • Auskultasi suara bising usus. • Lakukan oral hygiene setiap hari. • Sajikan makanan semenarik mungkin • Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering RASIONAL • Kebiasaan makan seseorang dipengaruhi oleh kesukaannya, kebiasaannya, agama, ekonomi dan pengetahuannya tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. • Bising usus yang menurun atau meningkat menunjukkan adanya gangguan pada fungsi pencernaan • Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan. • Penyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan nafsu makan. • Makanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi, banyak selingan memudahkan reflek.
  • 45. DX3 • Tujuan: Pasien mampu memahami dan menerima keadaannya sehingga tidak terjadi kecemasan. Kriteria hasil : • Pasien mampu bernafas secara normal pasien mampu beradaptasi dengan keadaannya. • Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai • Nafas teratur dengan frekuensi 16-24 kali permenit, nadi 80-90 kali permenit.
  • 46. INTERVENSI • Ajarkan teknik relaksasi • Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien • Kaji faktor yang menyebabkan timbulnya rasa cemas • Bantu pasien mengenali dan mengakui rasa cemasnya RASIONAL • Mengurangi ketegangan otot dan kecemasan • Hubungan saling percaya membantu proses terapeutik • Tindakan yang tepat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien dan membangun kepercayaan dalam mengurangi kecemasan. • Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi dengan baik, perasaan yang mengganggu dapat diketahui.
  • 47. DX4 Tujuan: Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi. Kriteria hasil: • Pasien tidak sesak nafas • pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa mengalami gangguan • pasien dapat tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit • pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per hari.
  • 48. INTERVENSI • Beri posisi senyaman mungkin bagi pasien. • Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien sebelum dirawat. • Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur. RASIONAL • Posisi semi fowler atau posisi yang menyenangkan akan memperlancar peredaran O2 dan CO2. • Mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur akan mengganggu proses tidur. • Relaksasi dapat membantu mengatasi gangguan tidur
  • 49. DX5 • Tujuan :Pasien mampu melaksanakan aktivitas seoptimal mungkin. Kriteria hasil : • Terpenuhinya aktivitas secara optimal • pasien kelihatan segar dan bersemangat • personel hygiene pasien cukup.
  • 50. INTERVENSI RASIONAL • Evaluasi respon pasien saat beraktivitas, catat keluhan dan tingkat aktivitas serta adanya perubahan tanda- tanda vital. • Libatkan keluarga dalam perawatan pasien. • Jelaskan pada pasien tentang perlunya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat • Mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas. • Memberi pendidikan pada Pasien dan keluarga dalam perawatan selanjutnya. • Istirahat perlu untuk menurunkan kebutuhan metabolisme.
  • 51. DX6 Tujuan : Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan. Kriteria hasil : •Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman penyebab masalah. •Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik. •Pasien dan keluarga mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah.
  • 52. INTERVENSI RASIONAL • Identifikasi kemungkinan kambuh atau komplikasi jangka panjang. • Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat (contoh, nyeri dada tiba-tiba, dispena, distress pernafasan). • Kaji ulang praktik kesehatan yang baik (contoh, nutrisi baik, istirahat, latihan). • Penyakit paru yang ada seperti PPOM berat, penyakit paru infeksi dan keganasan dapat meningkatkan insiden kambuh • Berulangnya effusi pleura memerlukan intervensi medik untuk mencegah, menurunkan potensial komplikasi • Mempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan
  • 53. D. EVALUASI • Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. • Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian